Hadis Tentang Suci

Hadis Tentang Suci

Assalamu’alaikum ...

Bismillah ...

Hadits ini memuat salah satu pokok Islam dan memuat salah satu dari kaidah penting Islam dan agama dan memiliki beberapa point-point penting untuk kita pahami. Adapun yang dimaksud dengan kata “suci” ialah perbuatan bersuci. Terdapat perbedaan pendapat tentang maksud kalimat “suci itu sebagian dari iman” yaitu: pahala suci merupakan sebagian dari pahala iman, sedangkan yang lain mengatakan bahwa yang dimaksud dengan iman di sini adalah shalat, sebagaimana firman Allah :وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُم “Allah tidak menyia-nyiakan iman (shalat) kamu”.(QS. Al-Baqoroh: 143)Dan adapun yang mengatakan bahwa suci itu bagian dari keimanan, bahwa rasulullah menjelaskan tentang pahala bersuci itu seperti wudhu dan yang lainnya, pahalanya berlipat ganda disisi Allah hingga mencapai setengah pahala keimanan. Hal itu karena keimanan akan menghapus dosa-dosa kecil dan juga dosa-dosa besar yang telah lalu. Sedangkan bersuci seperti wudhu, dapat menghapus dosa kecil yang telah lalu, maka kedudukannya setengah keimanan. Syaik Utsaimin mengatakan bahwa keimanan itu terlepas dari kesyirikan, karena kesyirikan adalah najis, maka dari itu kesucian diwaktu sholat bagian dari keimanan, dan dia tidak sempurna tanpa adanya kesucian.Nah kalau kita perhatikan dari hadits diatas, bahwa tidak ada nilainya kesucian yang tampak tanpa diiringi oleh kesucian batin. Oleh karena itu kesucian badan hendaklah diiringi dengan kesucian hati, niat yang baik, tujuan yang benar dan amalan yang lurus.Sebagaimana para ulama' salaf dulunya juga mereka lebih meningkatkan kesucian batin mereka ketimbang kesucian lahiriyahnya. Dan bagi kita penuntut ilmu misalnya harus betul-betul mempunyai sebuah niat yang baik dalam rangka tolabul ilmi, karena diantara orang –orang yang menuntut ilmu mereka dapat disebut suu', apabila mereka menuntut ilmu karena mengharap kenikmatan dunia, dan kemashuran di mata ummat. Bahkan Imam Ghazali menafsirkan suci yang disebutkan dalam hadits tersebut sebagai kesucian hati dari sifat iri, hasad, dengki dan penyakit hati yang lain karena iman tidak akan sempurna kecuali dengan sempurnanya hal itu. Dia menafsirkan juga dengan meninggalkan maksiat dan dosa. Allah swt berfirman lewat lisan kaum Nabi luth ketika menyifati Nabi Luth dan para pengikutnya yang jauh dari perbuatan keji,إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَSesungguhnya mereka adalah orang-orang yang mensucikan diri ( Al-'araf : 82 dan An-naml :56).Dan dari hadits diatas juga menjelaskan bahwa nilai kesucian itu tidak juga sempurna tanpa adanya kesucian secara dzahir, maka keduanya saling mengimbangi. Karena sebuah kesucian adalah syarat diterimanya sebuah ibadah, dan bagian dari tanda kecintaan seorang hamba kepada Rabbnya. Sebagaimana rasulullah saw pernah menjelaskan bahwa seorang mukmin itu bisa mendapatkan kekhusukan, apabila dia ketika beribadah kepada Allah dalam keadaan badan serta pakaiannya suci bersih. Karena itu mencerminkan akan nilai keimanan seseorang juga ketundukan kepada sang khaliq. Sebagaimana firman Allah swt,يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْWahai manusia sembahlah Allah yang telah menciptakan kalian ( Al-baqoroh : 21)يَا أَيُّهَا الَّذِين امنوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْإِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُواApabila kalian hendak melaksanakan sholat, maka sucikanlah wajah kalian,tangan kalian hingga siku, dan usaplah kepala dan kaki kalian hingga dua mata kaki, jika kalian dalm keadaan junub maka mandilah ( Al-maidah : 6 )Sesungguhnya ungkapan syukur kepada Allah adalah dengan memperbanyak dzikir kepada Allah. Terutama dengan lafadz-lafadz dan kalimat dzikir yang diajarkan rasulullah yang pahalanya memenuhi timbangan amalan kebaikan pada hari kiamat sehingga ia melebihi beratnya timbangan keburukan. Pelakunya pun menjadi orang-orang yang selamat dan didekatkan kepada Allah swt. Terutama jika pujian kepadaNya disandingkan dengan pensucian, pengagungan, pemulian dan pengesaannya. hadits di atas juga menunjukkan bahwa kalimat Alhamdulillah, berkaitan dengan kalimat syukur kita pada Allah swt. Sebagaimana disebutkan bahwa syukur memiliki beberapa bagian.Bersyukur dengan hati yaitu ketika hati terdetik akan melaksanakan kebenaran.Bersyukur dengan lisan yaitu setiap perkataan yang mengucapkan alhamdulillah.Bersyukur dengan anggota badan yaitu menggunakan setiap nikmat yang Allah berikan dalam rangka mentaati perintah dan menjauhi larangan Nya.Kalimat syukur alhamdulillah memenuhi timbangan, Subhanallah, dan Alhamdulillah memenuhi yang ada antara langit dan bumi dalam riwayat Muslim dan yang lainnya, “Tasbih dan takbir memenuhi langit dan bumi”. Dan menurut riwayat At-Tarmidzi, Lailahaillallah tidak ada penghalang antara dia dan Allah hingga sampai kepadanya.Terdapat banyak hadits tentang keutamaan empat kalimat tersebut, dalam musnad Imam Ahmad dari Abu Said dan Abu Hurairah bahwa rasulullah saw bersabda :Sesungguhnya Allah memilih empat ucapan kalimat : Subhanallah, Alhamdulillah, lailha illallah, dan Allahu akbar. Barangsiapa yang mengucapkan Subhanallah maka dituliskan baginya dua puluh kebaikan dan dihapuskan dua puluh kesalahan. Barangsiapa yang mengucapkan, Allahu akbar ia juga seperti itu. Barang siapa yang mengatakan Alhamdulillah ia juga seperti itu, dan barangsiapa yang mengatakan Alhamdulillahi rabbil alamin dari dalam dirinya dituliskan baginya tiga puluh kebaikan dan dihapuskan tiga puluh kesalahan.Barang siapa yang mengungkapakan semua itu dengan lisannya, meyakini atas semua yang diucapkannya dengan sepenuh hati dan dirinya, mengahayati dengan akal pikirannya, maka ia akan mendapatkan balasan yang besar. Kalaulah diukur dengan tempat dan diumpamakan dengan volume maka ia kan memenuhi langit dan bumi. Kalaulah ia mempunyai tangga, maka ia akan naik kederajat yang paling tinggi. Dalam riwayat At- Tirmidzi dari Abu Hurairah Nabi saw berabda :Tidaklah seorang hamba mengucapkan lailaha illallah ikhas dari hatinya, kecuali akan dibukakan baginya pintu-pintu langit, sehingga ia dapat sampai ke Arsy selama dia tidak melakukan dos-dosa besar.Arsy adalah langit-langitnya surga firdaus. Barang siapa yang sampai kepadanya, maka dia telah sampai kederajat yang paling tinggi.Para ulama' telah berkata : empat kalimat ini adalah merupakan peninggalan yang kekal dan baik (al-baqiyatus shalihah ) Allah ta'ala berfirman :َ الْمَالُ وَالْبَنُون زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلاHarta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.(Al-kahfi : 46)Yaitu yang tetap pahalanya disisi Allah, berkembang dan terus membesar. Dia lebih baik dari pada harta, keluarga, dan anak.Orang yang berdzikir itu wajib menghadirkan hati dan memahami maknanya semaksimal mungkin sehingga dzikirnya itu memiliki pengaruh terhadap jiwanya, yang membuat hatinya menjadi tenang dan akhlaknya menjadi lurus. Allah swt berfirman :الَّذِينَ آمَنُواوَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.( Ar-Rad : 28)Orang mukmin, sangatlah membutuhkan ketenangan hati dan kemantapan jiwanya. Oleh karena itu hendaklah ia banyak berdzikir kepada Allah hingga dia selalu berhubungan dengan Allah, bersandar kepadaNya, memohon pertolongan dan perlindungan Nya, meminta ampun dan maghfiroh Nya, sehingga ia diingat Allah dikerajaan Nya dengan karunia dan rahmat Nya, dia menempuh jalan dan petunjuk dan kebenaran. Sebagaimana firman Allah swt :Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. ( Al-Ahzab : 41-43 )Syaikh Utsaimin pernah mengatakan bahwa kalimat ”Alhamdulillah" itu adalah pensifatan Allah kepada dirinya bahwa Allah sang yang patut dipuji, dan yang maha sempurna dan mengucapkannya dapat memenuhi timbangan amal kita nantinya, karena kalimat tersebut sangatlah agung disisi Allah swt. Sebagaimana hadits rasulullah saw :كلمتان حبيبتان الى الرحمن خفيفتان على اللسان ثقيلتان في الميزان : سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيمAda dua kalimat yang sangat dicintai oleh Allah, dan terasa ringan oleh lidah, dan sangat berat timbangannya yaitu kalimat Subhanalla wabihamdih subhanallahil a'dzim ( Mutafaqun Alaihi)Dan beliau juga mengatakan bahwa subhanallah alhamdulillah itu sangatlah agung disisi Allah karena kalimat tersebut menunujukkan akan kesucian Allah dari berupa kekurangan, dan juga menetapkan akan kesempurnaan Nya. Maka karena itu pantas lah rasulullah mengatakan bahwa kedua kalimat tersebut memenuhi antara langit dan bumi.Dan kalau kita cermati juga dari makna hadits diatas, bahwa sholat fardhu adalah kewajiban yang terus berlaku rukun yang pokok dari rukun islam. Sebagaimana dijelaskan rasulullah saw bahwa ia adalah cahaya yang menunjuki pelakunya kepada jalan kebaikan, mengahalanginya dari perbuatan maksiat, dan menunjukinya kepada jalan istiqomah. Allah ta'ala berfirman :Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar (Al-ankabut : 45)Dia adalah cahaya maknawi yang menerangi jalan hidayah dan kebenaran sebagaimana cahaya menerangi jalan yang lurus dan akhlak yang benar. Dengannya seorang muslim akan menjadi orang yang berwibawa dan terhormat di dunia dan wajahnya akan bersinar pada hari kiamat. Allah swt berfirman :Sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka ( At-Tahrim : 8 )Kenapa demikana ? karena orang yang istiqomah bersama Allah, berdiri dihadapan Nya dengan khusyuk, menghadapkan diri setiap hari lima kali, lurus akhlaknya bersama manusia, unggul diantara mereka dengan akhlak dan perilakunya, dengan kewara'an dan ketakwaannya, Allah menjadikan cahaya pada wajahnya sebagaimana menjadikan cahaya pada hatinya. Allah swt berfirman :Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud ( Al- Fath : 29)At-Tabrani meriwayatkan dari Ubadah bin Samit sebagai hadits marfu' : jika seorang hamba menjaga sholatnya, menyempurnakan wudhunya, rukunya, sujudnya dan bacaannya, maka sholat akan berkata kepadanya, semoga Allah menjagamu sebagaimana kamu menjagaku. Dia naik dengannya kelangit dan memiliki cahaya, hingga sampai kepada Allah swt dan memberi syaf'at kepadanya.Sholat juga adalah penghubung antara seorang hamba dengan rabbnya, bermunajat kepada sang pencipta. Oleh karena itu maka sholat menjadi penyejuk mata bagi orang-orang yang bertakwa. Didalamnya mereka mendapatkan kenyamanan, ketentraman, dan keamanan. Mereka segera menujunya ketika ditimpa kesempitan, penderitaan, dan kesulitan. Maka, tidaklah mengherankan jika mereka mereguk dari sumber penghulu para rasul. "Dijadikan kesejukan mataku dalam sholat" ( Ahmad dan Abu Daud) jika sebuah urusan membuatnya bingung, beliau memanggil Bilal, wahai Bilal dirikanlah sholat dan hiburlah kami dengannya.Dan dari hadits ini juga menjelaskan "shodaqotu burhan" yaitu shadaqah adalah bukti atas benarnya iman seseorang dan bahwa ia telah merasakan nikmatnya keimanan. Sebagaimana rasulullah saw bersabda :Tiga perkara barang sipa yang mengerjakannya, maka ia akan merasakan manisnya keimanan: Barang siapa yang hanya beribadah kepada Allah, bahwa tiada tuhan selain Allah, menunaikankan zakat hartanya dengan penuh senang hati dan memberikan bantuan kepadanya setiap tahun.Syaikh Utsamin mengatakan, kenapa demikian ? karena harta itu disenangi oleh jiwa dan ia kikir dengannya. Maka jika ia berlapang dada untuk mengeluarkannya dijalan Allah, hal itu menunjukkan akan benarnya keimanan kepada Allah dan keyakinannya atas janji dan ancaman Nya.Adapun tentang kalimat "sobru dhiya'" bahwa seorang muslim itu bisa senantiasa berada dijalan kebenaran selama dia bertahan dalam kesabaran. Demikan itu karena manusia hidup didunia terancam oleh berbagai kesulitan dan diliputi berbagai musibah yang semua itu membutuhkan ketabahan dan kekuatan. Jika tidak demikian maka ia akan hancur dan binasa. Dan kita sudah mengetahui bahwa segala hal yang dihadapai seorang hamba di dunia, tidak terlepas dari dua keadaan :a. Keadaan yang sejalan dengan apa yang dinginkannya, seperti kesehatan, keselamatan, harta, kedudukan, kedudukan dll.b. Keadaan yang berbeda dan tidak sejalan dengan apa yang dinginkannya, maka itu perlu kesabaran. Dan kesabaran ini bisa dibagi menjadi tiga macam :1. Kesabaran yang berhubungan dengan ketaatan. Hamba harus mampu memupuk kesabaran dalam hal ini, sebab jiwa manusia mempunyai tabi’at untuk selalu menghindari ubudiyah. Dan seorang hamba juga perlu bersabar dalam masalah ketaatannya, yang bisa dibedakan dalam tiga keadaan : pertama, keadaan sebelum ibadah, yaitu meluruskan niat, ikhlas dan sabar dalam membersihkan dirinya dari noda riya’. Kedua, keadaan tatkala melaksanakan ibadah, yaitu sabar untuk tidak melalaikan Allah saat beribadah, sabar untuk tidak bermalas-malas dalam melaksanakan adab dan sunnah-sunnahnya. Ketiga, kedaan seusai ibadah, yaitu sabar untuk tidak memamerkannya dan tidak menceritakannya karena riya’ dan mencari nama serta hal-hal yang bisa menggugurkan amalannya.2. Kesabaran yang berhubungan dengan kemaksiatan. Seorang hamba sangatlah memerlukan kesabaran dalam bentuk ini. Jika kedurhakaan ini sangat mudah untuk dilakukan , seperti ghibah, dusta dan lain-lainnya, maka kesabaran dalam hal ini sangat berat.3. Kesabaran yang berkaitan dengan sesuatu yang diluar kehendak dan pilihannya. Seperti datangnya musibah yang tidak terduga, seperti kematian orang yang dicintai, harta benda yang musnah dan lain-lainnya.Betapa besar kebutuhan seorang muslim kepada kesabaran untuk taat membutuhkankesabaran, untuk meninggalkan maksiat membutuhkan kesabaran, dan untuk menanggung penderitaan dan musibah membutuhkan kesabaran. Oleh karena itu berakhlak dengan sifat sabar adalah kekuatan yang tidak ada tandingannya.Dan hadits ini juga menerangkan bahwa pedoman hidup seorang muslim itu adalah alqur’an dan mengambil petunjuk dari petunjuknya, mengamalkan perintahnya, meninggalkan larangannya dan berakhlak dengan akhlak-akhlaknya. Barang siapa yang berbuat seperti itu, maka dia akan mendapatkan manfaat dari alqur’an ketika membacanya. Dia menjadi dalil yang menunjukkan jalan keselamatan didunia dan menjadi keterangan yang akan membelanya dihari kiamat. Barang siapa yang menyimpang dan berpaling dari ajaran-ajaran alqur’an, maka dia akan menjadi musuhnya pada hari kiamat.Dan yang terakhir bahwa hadits ini juga menjelaskan, bahwa setiap manusia berjuang untuk dirinya dan ada yang menjual dirinya kepada Allah dengan mengamalkanperintahnya dan dia selamat dari adzab Nya. Sebagaimana firman Allah swt.Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga bagi mereka (At-Taubah : 111)Dan adapun bagi orang-orang yang menjual dirinya kepada selain Allah, yaitu kepada setan dan hawa nafsunya maka dia akan celaka karenanya. Sebagaimana firman Allah,Diantara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka diantara mereka ada yang gugur. Dan diantara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan sedikit pun tidak mengubah janji. ( Al-Ahzab : 23 )Dan adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari hadits ini adalah :1. Setiap mukmin harus memperhatikan mengenai kesucian batin sebagaimana perhatiannya kepada hal-hal yang dzahir.2. Iman adalah ucapan dan perbuatan, bertambah dan berkurang. Bertambah dengan amal sholeh dan berkurang disebabkan oleh maksiat.3. Amal perbuatan manusia itu pada hari kiamat akan ditimbang dengan timbangan (mizan)4. Kecintaan kepada amal-amal sholeh sekalipun kecil bentuknya.5. Memperbanyak infak dijalan kebaikan, bersegera membantu kebutuhan orang fakir dan miskin dan kekurangannya yang itu semua merupakan sedekah yang ikhlas untuk mendapatkan ridho Allah swt.6. Alqur’an adalah undang-undang kaum muslimin, dan alqur’an itu akan memberikan syafaat kepada hamba jika ia mau mengamalkannya7. Manusia hanya ada dua macam (bahagia dan celaka) tidak ada yang ketiga.8. Seorang muslim harus berusaha keras untuk menggunakan waktu dan umurnya untuk taat kepada Allah, dan tidak menyibukkan dirinya kecuali dengan cinta kepadanya dan apa yang memberi manfaat bagi kehidupannya didunia dan diakhirat.9. Menjaga sholat pada waktunya. Mengerjakannya dengan sempurna dengan rukun, kewajiban, sunnah dan adabnya setelah memenuhi semua syaratnya dengan sempurna.

Demikian semoga bermanfaat.

Wasalam...

Tidak ada komentar