Amalan Dzikir dan Doa Setelah Sholat
Amalan Dzikir dan Doa Setelah Sholat
Dan siapa yang menyia-nyiakan akan hal tadi, kemudian menjumpai beberapa hal yang tidak menyenangkan hati, atau terhalang antara dia dengan apa yang ia cintai, maka janganlah menyalahkan kepada siapapun kecuali kepada diri sendiri.
Dan barang siapa yang ingin mnegamalkan apa yang telah disebutkan tadi, maka hendaklah mempelajari kitab Al-Adzkaar karya Imam Nawawi RA. Dan yang utama diamalkan ketika selesai melaksanakan shalat maka hendaklah dibaca setelah shalat maktubah “Allahumma a’innyy ‘alaa dzikriKa wa syukriKa wa husni ‘ibaadatiKa” dan “dan tasbih 33 X, demikian pula takbir dan tahmid 33 X, dan terakhir ditutup dengan Laa Ilaaha IllaLlah wahdaHu Laa SyariikaLah laHul mulku walaHul Hamdu wahua ‘ala kulli Syai’in Qadiir” dan kalimat yang di atas dapat juga ditambah dengan kata “Yuhyi wa yumiit” dibaca10 kali sebelum mengucapkan kata-kata apapun setelah shalat subuh dan ashar dan maghrib, dan diantaranya juga dibaca kalimat pada waktu pagi dan sore “SubhanaLlah wabihamdiHi 100X” dan “SubhanaLlah wal hamdu luLlah wa Laa Ilaaha IllaLlah HuweaLlaahu Akbar” 100 X, dan “Laa Ilaaha illaLlaah wahdaHu laa syariikalaH laHul mulku walaHul hamdu waHuwa ‘ala kulli syai’in qadiir setiap hari 100 X”
Dan jadikan bagimu wirid berupa bacaan shalawat kepada Nabi SAW karena yang demikian ini merupakan washilah/ media/ perantara yang akan menghubungkan kamu dengan kekasih Allah dan merupakan pintu yang banyak faidahnya bagi kamu dengan perantaraan shalawat ke hadirat RasuluLlah SAW.
Sungguh telah bersabda RasuluLlah SAW, yang artinya, “Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kalimaka Allah akan berselawat-memberi rahmat- kepadanya 10 kali. Dan juga bersabda RasuluLlah SAW, “Yang paling cinta diantara kamu sekalian kepadaku, dan paling dekat tempat duduk dari kamu sekalian kepadaku adalah yang paling banyak dari kamu yang membaca salawat kepadaku”.
Dan sungguh Allah Ta’ala telah memerintahkan kepada kita semua dalam kitab-Nya yang mulia dengan firman-Nya, “Yaa ayyuhalladziina aamanuu shalluu alaiHi wasallimuu tasliimaa” yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu semua kepada-Nya (kepadaRasuluLlah SAW) dan ucapkan salam kepadanya dengan sesungguh-sungguh salam”. Maka lakukanlah perintah tersebut dan perbanyaklah dan jangan engkau sedikitkan, dan gabungkanlah antara selawat dan salam serta selawat kepada keluarga Nabi SAW. Dan perbanyaklah dari shalawat pada malam jum’at dan siang harinya.
Dan seharusnya bagi kamu untuk memiliki wirid berupa tafakur baik pada malam hari maupun siang hari yang engkau tetapkan waktunya untuk sesaat atau beberapa saat. Dan saat yang tepat untuk bertafakur adalah saat yang paling luang dan saat yang paling jernih dalam pikiran seperti pada waktu tengah malam.
Dan ketahuilah bahwa kebaikan dunia dan agama adalah terletak pada bagusnya tafakur. dan barang siapa yang dianugerahi tafakur, niscaya ia telah diberikan semua kebaikan. dan sungguh telah terdapat pernyataan yang menyebutkan bahwa tafakur sesaat itu lebih baik daripada ibadah satu tahun. Dan telah berkata Sayyidina Ali KarramaLlaahu WajHah, “tidak ada ‘ibadah seperti tafakur/ yang melebihi tafakur dalam hal kebaikannya. Dan ba’dhul ‘aarifiin berkata, “sesungguhnya tafakur adalah pelita hati orang mukmin. Maka apabila hilang pelita itu niscaya tidak akan terang hati itu “. Dan tempat berlalunya tafakur itu banyak sekali, diantaranya (dan yang paling utama) adalah tafakur tentang keajaiban-keajaiban ciptaan Allah pada alam semesta, dan jejak atau bekas dari taqdir Allah baik yanh dhahir maupun bathin, dan apa yang terjadi pada langit dan bumi, dan yang demikian ini akn menambah ma’rifat akan dzat Allah dan sifat-Nya dan Asma-Nya. Dan Allah telah berfirman yang artinya, Dan lihatlah apa saja yang ada di langit dan di bumi. Dan dirimu adalah termasuk pada ciptaan-Nya yang ‘ajaib maka bertafakurlah tentang dirimu. Dan Allah Ta’ala telah berfirman, Dan di bumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang yakin demikian juga pada dirimu, maka apakah kamu tidak melihatnya ?.
Dan hendaknya engkau bertafakur akan ni’mat-Nya dan pertolongan-Nya yang sampai kepadamu dan juga akan ni’mat-Nya yang sempurna atasmu. Allah Ta’ala berfirman, “Dan ingatlah kamu semua akan ni’mat-ni’mat Allah kepadamu agar kamu menjadi orang yang beruntung“. Dan Allah juga berfirman, Jika engkau menghitung ni’mat Allah niscaya kamu tidak akan dapat menghitungnya. Dan Allah telah berfirman, Dan ni’mat apa saja yang datang kepadamu, maka sesungguhnya itu dari Allah. Dan hasil dari tafakur yang demikian adalah penuhnya hati dengan mahabbah/ cinta dan sibuknya hati dengan bersyukur lahir maupun bathin sebagaimana Allah telah mencintainya dan ridha kepadanya.
Dan seyogyanya engkau bertafakur akan Ilmu Allah yang seluruh meliputi dirimu dan akan penglihatan-Nya kepadamu. Dan sungguh telah berfirman Allah Ta’ala, Dan sesungguhnya telah kami ciptakan manusia dan Kami mengetahui apa yang terlintas dalam hatinya dan Kami lebih dekat padanya daripada urat lehernya.Dan Allah Ta’ala berfirman, Dan Dia selalu bersama kamu di mana saja kamu berada dan sesungguhnya Allah melihat apa saja yang kamu perbuat. Dan Allah Ta’ala berfirman, Apakah kamu tiada mengetahui bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada di alangit dan di bumi. Dan apa yang ada diantara tiga orang maka Dialah yang ke empatnya. Dan yang diantara lima orang maka Dialah yang ke enamnya. Dan tafakur yang demikian ni akan membuahkan rasa malu pada dirimu jika Allah melihatmu pada apa yang dilarang-Nya, dan kehilangan kamu pada apa yang diperintahkan-Nya.
Dan seharusnya engkau bertafakur tentang kekuranganmu dalam beribadah kepada tuhanmu dan berpalingnya kamu pada apa yang dibencinya dengan mendatangi apa yang dilarangnya. Dan Allah Ta’ala berfirman “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepadaKu”. Dan Allah Ta’ala berfirman “Apakah kamu mengira bahwa Aku ciptakan kamu dengan sia-sia, dan kepada Kami kamu semua tidak akan kembali?” dan Allah Ta’ala berfirman “Wahai manusia, apa yang telah memalingkan kamu dari Tuhanmu Yang Maha Mulia?” Dan tafakur yang demikian ini akan menambah ketakutanmu kepada Allah dan akan membawamu kepada menghinakan hawa nafsumu dan memandang buruk kepadanya (nafsu), dan menjauhi keteledoran, serta melanggengkan keta’atan kepada-Nya.
Dan seharusnya engkau bertafakur akan kehidupan dunia ini dengan segala kerepotannya dan tafakur akan cepat hilangnya dunia, dan bertafakur akan akhirat dan ni’matnya dan keabadiannya. Allah Ta’ala berfirman, Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat agar kamu berfikir tentang dunia dan akhirat. Dan Allah Ta’ala berfirman, bahkan mereka memilih kehidupan dunia, sedangkan akhirat lebih baik dan lebih kekal. Dan Allah Ta’ala berfirman, dan tidaklah kehidupan dunia ini tiada lain seperti sendau gurau belaka, dan sesungguhnya kampung akhirat adalah kehidupan yang sesungguhnya jika mereka mengetahui. Dan tafakur yang demikian akan membuahkan untukmu sifatzuhud kepada dunia dan cinta akan akhirat.
Dan sebaiknya engkau berfikir tentang datangnya maut dan memperoleh kesesahan dan penyesalan sesudahnya. Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah (Muhammad) bahwa sesungguhnya kematian yang kamu sekalian lari daripadanya, maka sesungguhnya ia tetap akan menjumpaimu. Kemudian kemu semua akan dikembalikan kepada Allah dzat Yang Maha mengetahui yang ghaib dan yang nyata maka akan diberitakan kepadamu tentang apa-apa yang telah kamu perbuat”. Dan Allah Ta’ala berfirman, “Sehingga apabila telah datang kematian kepada salah satu dari kamu semua maka dia akan mengatakan, Tuhan kembalikanlah aku-ke dunia- agar aku dapat berbuat kebaikan setelah apa yang telah aku tinggalkan –dari melakukannya-. Demikianlah perkataan yang mereka katakana”.
Dan Allah Ta’ala juga telah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, jangan sampai hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari dzikir kepada Allah”. Sampai firman-Nya “Dan Allah tidak akan menunda ajal seseorang apabila telah datang”. Manfaat yang dapat diambil dari tafakur yang demikian ini adalah memendekkan angan-angan dan membeguskan amal dan memperbanyak bekal untuk kelak di hari akhir (hari kembali kepada Allah.
Dan wajib bagi kamu untuk bertafakur tentang akhlak-akhlak dan amal yang baik yang disifatkan Allah kepada para kekasih-Nya dan para musuh-Nya dan bertafakur tentang apa yang disediakan Allah untuk keduanya dari kebaikan yang baik yang segera (di dunia) maupun yang ditangguhkan (di akhirat).
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang yang baik akan hidup dalam keni’matan, dan orang-orang yang jahat maka akan mendapatkan siksaan (jahim)”. Dan Allah Ta’ala berfirman, “Maka apakah orang yang beriman itu seperti orang yang fasiq? Tidaklah sama mereka itu”.
Dan Allah Ta’ala berfirman, “Adapun orang-orang yang bertaqwa, niscaya mereka akan kami mudahkan kehidupan mereka”.
Dan Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman apabila disebut asma Allah maka bergetarlah hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya maka akan semakin tambahlah imannya. Bagi mereka akan mendapat ampunan dari Tuhannya dan rizki yang baik”.
Dan Allah Ta’ala berfirman, “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bahwa mereka akan kami jadikan penguasa di bumi sebagai mana orang-orang yang telah terdahulu”.
Dan Allah Ta’ala telah berfirman “Maka apabila telah Kami tetapkan keputusan Kami maka diantara mereka ada yang kami kirimkan angin yang membinasakan, dan diantara mereka ada yang kami siksa dengan seruan yang sangat keras (Shaihah), dan diantra mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan ada pula diantara mereka yang Kami tenggelamkan ke dalam laut. Dan tidaklah Allah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri sendiri”.
Dan Allah berfirman “Dan orang-orang munafik baik laki maupun perempuan, diantara diri mereka saling mengajak kepada perbuatan yang buruk dan meghalangi perbuatan baik. Dan Allah mela’nat mereka dan bagi mereka adzab yang menghinakan.
Dan Allah Ta’ala berfirman “dan orang yang beriman baik yang laki maupun yang perempuan saling tolong menolong diantara mereka, saling tolong-menolong dalam kebaikan, dan Ridho Allah lebih besar yang demikian itu adalah keberuntungan yang sangat besar”.
Allah Ta’ala berfirman “Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan perjumpaan dengan Ku adn mereka hanya rela dengan kehidupan di dunia dan mereka tenang dengannya”.
Dan hasil dari tafakur yang demikian ini adalah menimbulkan cinta kepada orang-orang yang baik/ shaleh /su’adaa’ dan menggerakkan dirinya untuk beramal sebagai mana amal mereka, dan berakhlak dengan akhlak mereka.
Dan sebaiknya engkau dapat menghadirkan pada setiap tafakur akan pemahamannya dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits, dan atsar dan janganlah engkau bertafakur akan dzat Allah dan sifatnya dengan tujuan menganalisa keadaan-Nya (kaifiyahnya), dan sungguhntelah diriwayatkan dari RasuluLlah SAW bahwa Beliau bersabda, bertafakurlah kamu sekalian tentang ayat-ayat/tanda-tanda Allah dan janganlah kamu semua bertafakur tentang dzat Allah. Maka sengkau sesungguhnya tidak akan mampu dari yang demikian ini.
Maka yang demikianlah apa yang kami sampaikan dari beberapa adab, dan beberapa tujuanaurad/ wirid yang pada intinya adalah Hadirnya hati kepada Tuhan. dan engkau tidak akan dapat sampai kepada yang demikian jika tidak melali jalan ini yaitu melaksanakan amal yang lahiriah yang disertai hadirnya hati kehadirat Allah. Maka apabila engkau telah dapat membiasakan hal ini, maka akan teranglah nuur/cahayakedekatan kepada Tuhan dan akan mengalirlah ilmu – ilmu ma’rifat.
Dan apabila telah sampai yang demikian, maka hatimu akan selalu menghadap kepada Allah secara keseluruhan. Dan jadila Ia/ hati selalu hadir kehadirat Allah SubhanaHu Wata’ala. Dan terkadang, keadaan yang demikian ini akan berkembang terus sehingga hati mengalami ghaibah dan istighraq (tenggelam) kehadirat Allah dan fana (lenyapnya hati karena yang dilihat hanyalah kebesaran Allah, sehingga yang lainnya lenyap/hilang termasuk dirinya, dan yang ada hanyalah allah) dan lain-lain perolehan yang ditemui oleh para AhliLlah.
Dan dasar dari pencapaian tersebut adalah tekun dan bersungguh-sungguh melaksanakan amal dzahir dan menjaganya disamping hatinya selalu merasa hadir bersama Allah.
Dan takutlah kamu akan meninggalkan amal meskipun amalan yang ringan dan takutlah tidak melanggengkan amal tersebut karena yang demikian termasuk dalam kebodohan.
Dan janganlah melakukan amal karena merasa longgar waktunya dan karena badan sedang merasa enak dalam melakukannya akan tetapi sebaiknya disamakan baik dalam keadaan sibuk maupun longgar, yaitu tetap melaksanakan ketika hati merasa malas, dan menambahnya apabila mendapati waktu longgar.
Post a Comment