Kebangkitan Nasional

Kebangkitan Nasional

Tanggal 20 Mei Hari Kebangkitan Nasional


إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ -١- الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ -٢- أما بعد

Jamaah jumat yang dirahmati Allah SWT,

Marilah sebagai insan yang bertaqwa kepada Allah tidak henti hentinya kita memanjatkan puji dan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita yang tak terhingga jumlahnya. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad Saw , Juga kepada keluarganya, Dan para pengikutnya yang selalu istiqomah sampai yaumul qiyamah.

Lewat Khutbah jumat pada siang haari ini saya berwasiat kepada diri sendiri dan kepada seluruh jamaah jumatrohimakumullah , Marilah kita pandai pandai menghargai waktu yang diberikan Allah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita , Marilah kita tingkatkan niai kemanfaatan kita terhadap sesama manusia, Marilah kita tingkatkan peranan kita dalam membangun negara Indonesia tercinta ini sesuai dengan apa yang menjadi tanggung jawab kita Marilah kita tingkatkan peranan kita sebagai kholifah untuk melestarikan alam semesta ini .

Jamaah jumat yang berbahagia

Tanggal 20 Mei diperingati Bangsa Indonesia sebagai hari kebangkitan nasional. Bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang besar , dengan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 250 juta yang mayoritas adalah muslim, dalam sejarahnya bangsa kita ini telah mengalami banyak perubahan . 3,5 abad bangsa kita dijajah oleh belanda , Ingriss , jepang. Dalam sejarah muncul pahlawan pahlawan , tokoh tokoh pergerakan, yang berusaha membebaskan bangsa ini agar menjadi bangsa yang merdeka dan bermartabat, Muncul putra putra bangsa , mulai awal tahun kemerdekaan sampai era sekarang yang telah mencurahkan segala kemampuan untuk menjunjung tinggi martabat bangsa ini.

Hingga Saat ini kita adalah bagian dari sejarah bangsa Indonesia yang Inya Allah masih panjang. “Perjuangan bangsa Indonesia belum selesai” begituah kalimat yang sering kita dengar, kita adalah pewaris sejarah dan akan mewariskan sejarah pula kepada generasi berikutnya. Tiap generasi telah diuji Allah dengan problem yang berbeda beda. Semua itu adalah karunia Allah dan sebagai ujian untuk mengetahui siapa diantara kita ( anak bangsa ini ) yang paling baik amalnya. Sebagaimana firman Allah dalam surat al Mulk ayat 1 - 2

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ -١- الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ -٢-

Maha Suci Allah yang Menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang Menciptakan mati dan hidup, untuk Menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun,

Jamaah yang dimuliakan Allah

Allah telah menguji generasi bangsa kita saat ini dengan masalah besar yaitu krisis moral, krisis akhlaq yang berimplikasi kepada berbagai lini dalam kehidupan bernegara. Kita dan anak anak bangsa banyak yang merasa terjebak /berada dalam sistem yang korup , tidak bermoral. Kendatipun dalam pandangan hidup bangsa , Pancasila sila ke 2 mengamanatkan Keanusiaan yang adil dan beradab. Dan Sila ke 5 mengamanatkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tetapi kerusakan moral yang terjadi di negri ini seakan tak berhenti dan silih berganti.

Inilah ujian yang diberika Allah kepada generasi bangsa saat ini. Yang mau tidak mau harus kita hadapi, kita selesaikan agar kita dapat tampil sebagai sebaik baik umat.

لاَ يُكَلِّفُ اللّهُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya

Apa yang salah dengan kita, sehingga bangsa ini mengalami krisis moral yang panjang ini semakin banyak orang yang pandai di negri ini dengan ide ide cemerlang , semakin banyak ahli hukum tata negara , tata pemerintahan, ahli militer, pakar kependidikan , pakar kebudayaan , pakar teknologi,teknokrat , Semua ikut nimbrung menyampaikan gagasan gagasannya agar negara ini segera bangkit, negara kita bukan semakin baik tapi kelihatannya semakin bertambah ruwet saja.

Jamaah yang berbahagia ,

Pertanyaan yang patut kita renungkan adalah Sebenarnya apa yang dibutuhkan oleh negara ini dan apa yang bisa kita berikan untuk negara ini Marilah kita introspeksi pada diri kita, Mungkin saja kita memberikan kepada bangsa ini sesuatu yang kita anggaap terbaik tetapi sebenarnya tidak dibutuhkan oleh negara ini. Atau sebaliknya Mungkin juga negara ini meminta sesuatu yang sederhana yang ada pada diri kita tapi kita enggan untuk memberikannya.

Sebagai pakar hukum mungkin telah berupaya memberikan banyak gagasan untuk negri ini , tetapi sebenarnya yang dibutuhkan negri ini sesuatu yang sederhana yaitu orang orang yang taat terhadap hukum yang telah disepakati. Mungkin saja telah banyak pakar pendidikan yang juga memberikan gagasan untuk negri ini , tetapi sebenarnya yang dibutuhkan negri ini sesuatu yang sederhana yaitu orang orang yang berakhlaq mulia yang menjadi suri tauladan dan bermanfaat bagi sesama. Mungkin juga telah banyak pakar tata negara yang berupaya menggagas negri ini agar mempunyai struk tur pemerintahan yang ideal , tetapi sebenarnya yang dibutuhkan negri ini sesuatu yang sederhana yaitu orang orang yang disiplin dalam bekerja

Sebagai bangsa Indonesia saya yakin bahwa kita akan memberikan yang terbaik untuk bangsa ini. Namun Marilah kita introspeksi diri apakah yang kita berikan untuk negara ini benar benar untuk kita lakukan dengan ikhlas demi negara atau hanya untuk memperjuangkan ego kita masing masing.

Jamaah rokhimakumullah

Sebagai ibrah patut kita simak beberapa kisah sahabat sahabat nabi dalam membangun kehidupan bernegara saat itu. Umar Bin Khatab khalifah yang terkenal berani dan tegas memegang prinsip dan amanat yang dipikulkan suatu malam saat ia mengerjakan tugas negara di ruang pribadinya dengan diterangi lampu minyak ia menyelesaikan berkas-berkas negara datanglah saudaranya bermaksud menyampaikan sesuatu “Masalah keluarga atau masalah negara yang ingin kau sampaikan ?” tanya khalifah Umar “Masalah keluarga” jawab saudaranya seketika itu juga, lampu minyak di depannya ia matikan saudaranya heran : “Wahai khalifah , mengapa engkau matikan lampu itu ?” Umar menjawab dengan suara rendahnya : “Lampu minyak ini dibiayai oleh negara, tidak sepantasnya pembicaraan keluarga ini menggunakan fasilitas negara.” mendengar jawaban Umar, saudaranya terkejut dan hanya bisa diam merenungi perkataan Umar. kisah ini adalah kisah nyata dan mungkin sering kita dengar . Kalau kita tanggapi dengan setting bangsa kita saat ini, mungkin kita akantersenyum sinis, Apa mungkin sikap seperti itu akan muncul di negri ini.

Jamaah jumat yang dimuliakan Allah ,

kita tidak pantas putus asa terhadap rahmat Allah. Karena tidak ada yang putus asa terhadap rahmat Allah itu kecuali orang orang kafir. Allah juga tidak pernah memvonis sorang hamba atau kaum dalam kedholiman , tetapi Allah selalu memberi kesempatan untuk merubah nasibnya menjadi sebai baik umat.

Masih banyak anak anak bangsa di negri ini yang bersikap lurus , semoga kita termasuk didalamnya. Dan tentu cerita itu dicatat dalam sejarah agar bisa kita jadikan inspirasi agar kita semua, lebih berhati-hati dalam menggunakan wewenang negara yang diamanatkan kepada kita. Karena wewenang yang diberikan kepada kita akan dimintai pertanggungjawaban tidak hanya dalam laporan pertanggungjawaban tetapi juga pertanggungjawaban di akherat.

Bukankah nabi telah bersabda Nabi bersabda

Kullukum ro’in wa kullukum mas ‘uulun an roiyyatih

Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang kamau pmpin.

Kisah serupa juga terjadi ketika pemerintahan umar bin abdul aziz cucu umar bin khotob. Ada satu momen yang sangat penting pada masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz. Pada suatu hari, seorang miskin pergi untuk meminta santunan ke baitul maal, karena sedang kekurangan. Sesampai di baitul maal, orang itu berhenti dan memperhatikan sosok lelaki yang tengah duduk bersandar di beranda baitul maal. Setelah diperhatikan dengan seksama, orang yang sedang duduk bersandar itu adalah Khalifah Umar bin Abdul Aziz, yang mengenakan pakaian sederhana bahkan penuh dengan tambalan. Melihat keadaan demikian, orang yang hendak meminta santunan itu membalikkan badan dan pulang dengan segera. Niat meminta santunan itu hilang seketika, tergantikan oleh rasa malu yang luar biasa. Malu, karena telah memandang diri sebagai orang yang kekurangan sementara pemimpinnya berperilaku hidup tidak jauh dari keadaan dirinya.

Kisah ini kiranya mengilhami kita untuk mengupas secara lebih dalam tentang kemakmuran dan kesejahteraan yang dikabarkan sejarah pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Dalam catatan sejarah disebutkan, bahwa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah masa pemerintahan yang paling singkat, yakni 2 tahun 5 bulan 4 hari. Tetapi, sejarah juga telah mencatat bahwa pada masa kepemimpinan beliaulah rakyat mencicipi kesejahteraan dan kemakmuran. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa pada masa itu tidak ada satu pun rakyat yang mau menerima zakat dan santunan. Tidak ada pula jalan yang berlubang yang bisa membuat keledai sekalipun terperosok ke dalamnya. Benar-benar sebuah prototipe kesejahteraan yang paripurna.

Saya berpendapat, bahwa sampai kapan pun, bagaimanapun sejahteranya sebuah bangsa, orang miskin pasti tetap ada—tentu dengan prosentase yang sedikit. Pun pada masa Umar bin Abdul Aziz, meski sejarah menyebutkan seluruh rakyat hidup sejahtera bahkan tidak ada yang mau menerima santunan, orang miskin pasti ada. Namun, yang tidak ada pada masa Umar bin Abdul Aziz adalah mental miskinnya. Rakyat Umar bin Abdul Aziz memiliki mental malu untuk disebut sebagai orang miskin. Mereka malu untuk meminta santunan. Mereka memilih bekerja lebih keras dan giat, ketimbang disebut miskin dan menerima santunan. Sikap hidup rakyat ini juga ditopang oleh kesederhanaan dari pemimpinnya. Sikap kesederhanaan yang sesungguhnya , bukan kepura puraan .

Jamaah rokhimakumullah

Kita Sebagai rakyat Indonesia tentu kita tidak hanya mampu menuntut hak , menyalahkan pemimpin , menyalahkan sistem, atau sejenisnya. tetapi mari kita sebagai rakyat bangsa indonesia dapat memiliki sikap yang adil atau kalau bisa bersikap Ihsan dalam setiap lini kerja yang menjadi tanggug jawab kita. Tentang kriteria sikap kerja ini, Bapak Marpuji Ali pernah membagi 3 kriteria orang yang bekerja

1.Bekerja dengan kriteria adil.

apabila pekerjaan yang dibebankan kepada kita telah dilakukan dengan baik dan kita mendapat imbalan sesuai dengan apa yang telah disepakati ,maka kita telah bersikap adil

2.Bekerja dengan kriteria ihsan

apabila tanggung jawab pekerjaan yang dibebankan kepada kita telah dilakukan dengan baik dan kita mendapat imbalan sesuai dengan apa yang telah disepakati, kemudian dengan suka rela kita melakukan pekerjaan tambahan tanpa mengharap tambahan imbalan , maka kita telah bersikap ihsan

3.Bekerja dengan kriteria dholim

apabila tanggung jawab pekerjaan yang dibebankan kepada kita tidak dilakukan dengan semestinya dan kita mendapat imbalan sesuai dengan apa yang telah disepakati atau meminta tambahan imbalan terhadap apa yang tidak kita lakukan, maka kita telah bersikap dholim dimanapun kita bekerja apabila tanggungjawab tidak kita lakukan dengan semestinya pasti akan ada yang didholimi dengan sikap kitabaik secara langsung maupun tidak.

Jamaah yang dimuliakan Allah

Apapun jenis pekerjaan yang kita lakukan , Bangsa ini rindu hadirnya orang orang yang bersikap adil dan ihsan dalam bekerja

In ahsantaum ahsantum li anfusikum , in asaktum falahaa

Sesungguhnya jika kamu berbuat baik , perbuatan baikmu intu untuk dirimu sendiri , Demikian pula jika kamu berbuat jelek sesungguhnya akan menimpa dirimu sendiri

Bukankah Allah SWT telah berfirman dalam surat Al maidah ayat 5

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُونُواْ قَوَّامِينَ لِلّهِ شُهَدَاء بِالْقِسْطِ وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُواْ اعْدِلُواْ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ -٨-

Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum [golongan], mendorongmu untuk berbuat tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan

هَلْ جَزَاء الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ -٦٠-

Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).

Jamaah yang berbahagia

Seorang pahlawan yang dapat menginspirasi kita dalam membangun bangsa ini salah satunya adalah pangeran diponegoro Kita telah mengenal Pangeran diponegoro adalah pejuang yangberusaha membebaskan tanah jawa ini dari kompeni belanda tercatat dalam sejaraah perang diponegoro tahun 1825 sampai 1830. Meskipun akhirnya dia tertangkap dan diasingkan ke menado.

Pangeran diponegoro bukanlah prajurit yang bodoh yang tidak dapat memperkirakan menang dan kalah. Dia tahu betul bahwa suatu saat dia akan kalah melawan kompeni belanda. Tetapi pilihan melawan kompeni adalah pilihan yang benar, maka itulah memang pantas dilakukan.

Meskipun dia kalah tetapi perjuangannya telah menginspirasi , bagi proses perjuangan bangsa selanjutnya. Tanpa beliau mungkin generasi selanjutnya tidak akan terinspirasi bagaimana melakukan perlawanan dengan strategi yang lebih baik.

Jamaah rohimakumullah

Apa yang bisa kita ambil dari kisah tersebut, bahwa dalam dalam kehidupan berbangsa ini kita tidak perlu putus asa , sekecil apapun yang kita lakukan pasti akan ada manfaatnya bagi bangsa ini dan Allah pasti membalasnya. Tidak perlu berlebihan bahwa upaya kita harus diterima dan diapresiasi semua orang , tapi cukuplah upaya yang kita lakukan merupakan bagian dari proses perbaikan bangsa ini yang tahapannya mungkin sangat sangat panjang. Tetapi semua itu memang harus kita mulai sekarang , dengan langkah pertama dari dri kita , dari yang sederhana. Orang bijak bilang kalau kita ingin melangkah 1000 pasti harus dimulai dengan langkah yang pertama.

Jamaah jumat rohimakumullah

Seberapa jauhkah nilai nilai keshalihan kita yang kita aplikasikan dalam membangun negara ini. Tetntunya kita harus selalu berusaha dari hari ke hari menjadikan diri kita sebagai rahmat bagi alam di sekitar kita. Kita tidak perlu ptus asa terhadap rahmat Allah , sekecil apapun yang kita sumbangkan untuk negaraa ini asalkan dilakukan dengan keikhlasan pasti Aallah akan membalasnya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَ نَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَ ذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbah Ke 2

اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَفِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَاصَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. فىَ الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَالْفِتَنِ مَاظَهَرَمِنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِالْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Tidak ada komentar