Sayangi Wanita

Sayangi Wanita

Tanggal 21 April Hari Kartini


الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْداً كَثِيراً طَيِّباً مُبَارَكاً فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَوَاتُ رَبِّي وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ

Jamaah Sholat Jum’at yang berbahagia

Bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan bersyukurlah kepada-Nya yang telah menunjukkan Anda kepada agama Islam dan menganugerahkan nikmat dan karunia-Nya kepada Anda semua.

Salah satu kelebihan agama Islam dan keistimewaan syariat kita ialah lengkap dan menyeluruh. Tidak ada satupun aspek kehidupan yang tidak ditentukan peraturan dan hukumnya. Allah Maha Bijaksana dalam menciptakan dan memilih segala sesuatu.

أَلاَيَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِير

“Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Mulk: 14)

Salah satu aspek utama yang mendapat perhatian besar dari Islam, bahkan dikelilingi dengan pagar yang kokoh dan dibuatkan tata cara yang jelas karena kedudukannya yang sangat peting ialah aspek yang berhubungan dengan wanita, tanggung jawabnya di dalam umat, kedudukannya di masyarakat, serta hak dan kewajibannya. Hal itu tidak lain karena wanita merupakan batu bata dan bibit pertama yang menjadi pondasi bangunan keluarga. Kemudian menjadi pondasi kebangkitan umat dan pembangunan peradabannya. Di samping itu, wanita adalah ibu yang penuh kasih dan sayang, pendidik yang terhormat, pasangan hidup yang setia dan meneteramkan jiwa, adik yang pemurah dan menyenangkan, putri yang lembut dan berbakti, bahkan merupakan lembaga pendidikan yang sesungguhnya untuk menyiapkan generasi dan mencetak pemimpin-pemimpin masa depan.video islam muslimah

Jamaah Sholat Jum’at yang berbahagia

Islam datang tatkala wanita terampas hak-haknya, patah sayap-sayapnya, tercabut kehormatan-kehormatannya, dilecehkan dan diremehkan, dianggap sebagai biang keladi kesialan, diperlakukan secara buruk, disejajarkan dengan barang murahan, dihargai serendah-rendahnya, bisa dijual belikan, bisa dihibahkan dan disewakan semaunya, tidak punya hak milik dan hak waris, bahkan boleh dibunuh atau dikubur hidup-hidup tanpa kesalahan dan dosa apapun. Ketika Islam datang dengan kebijaksanaan dan keadilannya, langsung mengangkat martabat wanita, menaikkan kedudukannya, mengembalikan kehormatannya, memperlakukannya secara proporsional, melenyapkan prilaku jahiliyah terhadapnya dan menganggapnya sebagai pasangan hidup laki-laki dan saudara kandungnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut wanita di dalam kitab suci-Nya bersama-sama dengan laki-laki dalam banyak tempat. Allah berfirman,

فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّى لآَأُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِّنكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى

“Maka Rabb mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), ‘Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan.” (QS. Ali Imron: 195)

Allah juga berfirman ,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)

Dan Allah berfirman,

يَآأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وأُنثَى

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan agar umatnya memperlakukan wanita dengan baik. Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Perlakukanlah kaum wanita dengan baik.” (Shahih Al-Bukhari, 5186 dan Shahih Muslim, 1468)

Sementara Ahmad, Abu daud dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah bersabda,

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah orang yang paling baik akhlaknya. Dan orang yang paling baik di antara kamu ialah orang yang paling baik kepada istri-istrinya.” (Al-Musnad, 2/472, Sunan Abi Daud, 4682, Jami’ At-Tirmidzi, 1162 dan Shahih Ibnu Hibban, 4176)

Islam juga menjamin hak-hak wanita untuk memperoleh kehormatan, kemanusiaan, kebebasan (yang syar’i), dan amal-amal Islam yang sesuai dengan karakter kewanitaannya, sepanjang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Juga tidak berlawanan dengan kaidah-kaidah atau tujuan-tujuan pokok syariat Islam, serta dilaksanakan di dalam lingkungan wanita yang terlindung. Islam bahkan memberikan hak yang sama antara laki-laki dan wanita dalam sejumlah bidang. Hanya, kesamaan hak ini bertumpu pada ukuran syariah dan berpijak pada dasar nash yang shahih dan akal yang sehat.

Sesungguhnya Allah telah membekali laki-laki dan wanita dengan kekuasaan, keistimewaan dan piranti tertentu yang berbeda satu sama lain. Dan Islam menyiapkan laki-laki dan wanita untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu yang sesuai denga kodrat masing-masing di dalam hidup ini. Allah memberikan fisik yang kuat kepada laki-laki agar dapat berusaha dan bekerja keras. Sedangkan wanita di karuniai kelembutan dan kasih sayang agar dapat mendidik anak-anak, membesarkan generasi dan membangun keluarga muslim dengan baik.

Jamaah Sholat Jum’at yang berbahagia

Apa lagi yang diinginkan wanita setelah mendapatkan kemuliaan ini? Apa lagi yang diidam-idamkan oleh kaum hawa setelah memperoleh perlindungan dan perhatian semulia ini? Apakah mereka ingin mengganti sesuatu yang baik dengan sesuatu yang buruk? Apakah mereka lebih suka berpenampilan seronok, membuka aurat, merendahkan martabat sendiri, dan bergaul bebas daripada menjalani hidup yang suci, terpelihara dan terhormat? Apakah mereka hendak membuang nash-nash Al-Qur’an dan hadits yang berisi perintah menutup aurat dan menjaga kehormatan diri ke tempat sampah. Kemudian memilih terpedaya dengan bunga-bunga yang menjebak, suara-suara yang keras, propagAnda-propagAnda yang menyesatkan, dan kata-kata bernada menipu yang menghampiri kita dari waktu ke waktu? Akankah mereka meninggalkan kewajiban meneladani para Ummul Mukminin yang suci dan tokoh-tokoh muslimah terkemuka yang shalihah seperti ibu Aisyah, Khadijah, Fatimah, Sumayyah, Nusaibah dan lain-lain. Kemudian memilih mengikuti jejak wanita-wanita jalang dan meniru gaya hidup wanita-wanita pendosa? Wal iyadzu billah!

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلاَتَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ اْلأُوْلَى

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al-Ahzab: 33)

يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلاَبِيبِهِنَّ

“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.'” (QS. Al-Ahzab: 59)

Sesungguhnya musuh-musuh Islam itu merasa gusar dan sakit hati melihat kehormatan dan kemuliaan yang disandang wanita muslimah. Maka mereka pun berusaha memasang perangkap dan menjebaknya, lalu menembaknya dengan tombak dan anak panah. Anehnya, ada orang-orang tertentu yang sebangsa dan sebahasa dengan kita rela memperjuangkan cita-cita mereka, bergabung dengan mereka, dan berusaha menyebarkan ide-ide mereka. Mereka melancarkan perang pemikiran yang sangat dahsyat terhadap saudara-saudara kita, kaum muslimah melalui judul-judul yang menipu dan kata-kata yang menyihir di sana dan sini. Mereka mengaku sebagai pembebas wanita. Mereka menuntut agar wanita bekerja di luar rumah. Mereka menyebarkan isu-isu yang provokatif dan syubhat-syubhat yang batil. Terhadap masyarakat muslim yang memegang teguh ajaran agamanya. Mereka mengatakan, “Masyarakat itu mati separuh. Ia bernafas hanya dengan satu paru. Bagaimana mungkin wanita dibiarkan terkurung dan terpenjara di dalam rumah? Dan banyak lagi bualan dan ungkapan menyesatkan yang mereka lontarkan. Apa yang mereka inginkan? Apa target mereka? Ya, target mereka adalah melepaskan wanita dari akhlak-akhlaknya, adab-adabnya, aturan-aturannya, nilai-nilainya dan dasar-dasarnya, serta menjerumuskannya dalam keburukan dan kerusakan. Mereka menginginkan agar wanita menjadi model (peragawati) dan komodoti yang diperjual-belikan. Lalu, siapa yang akan mengurus rumah tangga, membahagiakan keluarga dan mendidik anak-anak?”

Kepada saudara-saudara kami kaum muslimah di dunia Islam, seruan ini kita tujukan kepada setengah dari tanah suci ini. Teruslah berpegang teguh kepada Kitab Allah, menggigit Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan gigi geraham, serta mengikuti ajaran-ajaran dan etika-etika Islam.

Kepada organisasi-organisasi wanita di mana saja kami serukan agar Anda waspada terhadap dampak dari pelanggaran kaum wanita terhadap petunjuk Islam dan hanyut di dalam simbol-simbol yang mengkilat serta propaganda-propaganda beracun yang menyesatkan dan menghantam akhlak-akhlak, nilai-nilai dan adab-adab wanita.

Kepada orang-orang yang bertanggung jawab atas pendidikan, pembinaan dan pengawasan terhadap remaja-remaja putri. Di samping tertuju kepada sisi-sisi keimanan, pendidikan dan akhlak, kita juga harus membuat garis batas yang tegas dan tembok yang kokoh untuk membendung mengatasi hantaman air bah kejadian-kejadian yang memalukan, pemandangan-pemandangan mesum, film-film porno, foto-foto atau gambar-gambar telanjang atau semi telanjang yang bisa membunuh rasa cemburu dan akhlak, serta menimbulkan kedunguan dan ketololan. Dan kami juga mengingatkan kepada para suami dan para orang tua agar senantiasa melaksanakan tugasnya dengan baik dalam memimpin wanita. Hal ini dalam rangka melaksanakan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَآءِ

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita.” (QS. An-Nisa’: 34)

Mereka harus bertakwa kepada Allah dan menjaga dirinya, istrinya dan anak-anaknya dari adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yaitu dengan cara mendidik dan membiasakan mereka dengan ajaran-ajaran Islam. Jangan pernah membiarkan mereka tanpa kontrol dan pengawasan yang memadai. Kita bener-bener berharap agar mereka tetap mempertahankan rasa cemburu mereka terhadap wanita dalam rangka menjaga kehormatan mereka, lebih-lebih agama dan akhlak mereka.

Jamaah Sholat Jum’at yang berbahagia

Karena orang yang berbahagia adalah orang yang mau mengambil pelajaran dari orang lain. Ketahuilah bahwa keterpurukan masyarakat umat sekarang ini dan kemorosotan akhlaknya tidak terjadi kecuali setelah mengalami keterpurukan system keluarganya dan rusaknya pola pendidikan kaum wanitanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidaklah aku meninggalkan fitnah sesudah kematianku yang lebih berbahaya bagi laki-laki selain (fitnah yang dipicu oleh) wanita.” (HR. Al-Bukhari,5096 dan Muslim, 2740 )

Dan beliau juga bersabda,

“Maka takutlah akan dunia dan takutlah akan wanita, karena fitnah (malapetaka) pertama bagi bani Israil dahulu adalah masalah wanita.” (HR. Muslim, 2742 )

بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ

Jamaah Sholat Jum’at yang berbahagia

Isu wanita merupakan isu yang sangat penting dan pelik, serta perlu diangkat secara terus-menerus dan fokus. Karena isu ini telah dijadikan sebagai kendaraan dan target oleh musuh-musuh Islam. Melalui isu inilah mereka menyebarkan syubhat (keragu-raguan), kebatilan dan racun manakala banyak umat Islam yang lengah. Oleh karena itu supaya orang-orang awam tidak terpedaya oleh tipu daya mereka, maka setiap muslim sesuai dengan bidangnya masing-masing harus peduli pada isu ini dan harus bisa menjelaskan bagaimana jalan Islam dalam masalah ini. Hal itu untuk membuktikan kepada seluruh dunia bahwa alhamdulillah kita masih memahami urusan agama kita dengan baik. Dan juga untuk menunjukkan kepada mereka bahwa gadis-gadis kita yang terpelihara masih bangga dengan keislamannya, masih memegang teguh agamanya, dan tidak dipusingkan dengan bualan orang-orang yang memusuhi akhlak-akhlak, nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang luhur. Lebih-lebih bagi kita yang hidup di tanah suci, di mana kaum wanita masih memegang teguh jalan Islam yang benar. Bahkan kaum wanita di sini menjadi prihal yang sitimewa, lain daripada yang lain, dan memiliki peradaban yang sangat mencolok di saat wanita pada umumnya tengah menghadapi gelombang fitnah yang datang bertubi-tubi. Hal itu tidak lain karena para pemimpinnya masih memegang teguh ajaran-ajaran Islam dan mendukung pelarangan terhadap hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam, seperti berpakaian seronok, membuka aurat, bergaul bebas dengan lawan jenis dan lain-lain, alhamdulillah.

Di sini ada satu hal penting yang perlu diingatkan, bahwa wanita muslimah yang datang ke rumah Allah terutama Masjidil Haram dan Masjid Nabawi harus bisa menjadi contoh dan teladan dalam menjaga kehormatan diri, sopan santun, menutup aurat dan memakai hijab syar’i yang menutupi wajah dan seluruh badannya. Ini dalam rangka mengamalkan nahs-nash yang shahih dan sharih dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ia juga harus menghindari berdesak-desakan dengan laki-laki dan tidak mengganggu mereka dengan aroma parfum yang harum, pakaian yang indah dan perhiasan yang mewah, agar ia mendapatkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Apakah kata-kata ini akan sampai kepada telinga yang mau mendengarkan dan hati yang mau menampung? Itulah yang kita harapkan dan kita inginkan.

إِنْ أُرِيدُ إِلاَّ اْلإِصْلاَحَ مَااسْتَطَعْتُ وَمَاتَوْفِيقِي إِلاَّ بِاللهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ

“Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” (QS. Huud: 88)

بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَجَعَلَنَا اللهُ مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِـرُ الله لِيْ وَلَكُمْ

Khutbah Ke 2

اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَفِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَاصَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. فىَ الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَالْفِتَنِ مَاظَهَرَمِنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِالْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ

 هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْf لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Tidak ada komentar