Urgensi Ilmu Menurut Islam
Urgensi Ilmu Menurut Islam
Tanggal 5 Oktober Hari Guru Sedunia
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٍ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
Jamaah rakhimakumullah
Saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan jama’ah sekalian untuk selalu bertaqwa kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dengan selalu melaksanakan perintah serta menjauhi larangNya.
Jamaah rakhimakumullah
Pada khutbah kali ini, izinkan kami menyampaikan tentang kedudukan ilmu menurut agama kita yakni agama islam.
Ilmu merupakan bagian penting bagi kaum muslimin dan muslimat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Ilmu harus mendarah daging dan senantiasa bermuara di hati kita semua. Ilmu wajib tumbuh dan berkembang menjadi karakter pada diri pribadi manusia, sebagai pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Intinya manusia berbeda dari makhluk hewan, jin, setan dan lain sebagainya.
Ilmu tanpa iman maka lalim. Orang berilmu tapi tidak memiliki iman di hatinya, maka dia akan melakukan hal-hal sebagai berikut : dia akan lupa diri, tidak memikirkan apakah ini menguntungkan atau merugikan bagi orang lain, hanya mengedepankan kemampuan otaknya atau akalnya saja, terlalu bangga dengan keilmuannya, tidak memikirkan halal haram. Yang penting adalah pemuasan harapan, cita-cita, atau impian pribadinya. Sampai kepada yang terparah adalah berlaku atheis karena menTuhankan akalnya.
Di samping itu juga, Iman tanpa ilmu maka dholim. Manusia berkarakter seperti ini, biasanya sibuk beribadah tapi tidak tahu, tidak sadar ataupun bisa saja bodoh bahwa dia sedang melakukan berbuatan bid’ah. Tidak sadar sedang melakukan kebodohan-kebodohan dalam beragama. Tidak tahu apakah dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad SAW atau tidak.
Ilmu tanpa amal maka gombal. Orang yang berilmu namun dia tidak melaksanakan ilmunya, bagaikan tong kosong berbunyi nyaring. Keilmuan kita harus kita wujudkan dalam bentuk berbuatan sehingga orang-orang dapat mengakuinya, tidak menganggap bahwa apa yang kita sampaikan adalah omongan bin ocehan saja alias gombal bin kebohongan. Kita harus mewujudkan ilmu kita dalam bentuk perbuatan atau karya nyata yang dapat menyakinkan orang lain.
Selanjutnya, amal tanpa ilmu maka gembel. Gembel adalah kata lain dari gelandangan. Orang yang terus-menerus menjadi gelandangan berarti tidak suka berpikir. Tidak keras dalam mencari solusi, Hidupnya monoton dan tak terarah, mau hidup atau mati tidaklah penting baginya. Amal perbuatannya sesat atau tidak sesat tidak terlintas diotaknya, yang penting berbuat saja, dan tidak perlu pusing. Sholatnya sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW atau tidak, tidak menjadi pemikirannya, yang penting sholat saja.
Jamaah rakhimakumullah
Berilmu harus dilandasi dengan iman dan diwujudkan dalam amal perbuatan. Dan berilmu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita sehari-hari. baik dalam urusan dunia ataupun urusan akherat. Ungkapan imam syafii:
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَ الأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
Barangsiapa yang menghendaki dunia, makahendaknya dia berilmu. Dan barangsiapa yang menghendaki akherat, maka hendaknya dia berilmu. Dan barangsiapa yang menghendaki dunia akherat, maka hendaknya dia berilmu.
Jamaah rakhimakumullah
Jadi ilmu adalah sangat penting bagi kita kaum muslimin dan muslimat. Ada sebuah ungkapan syair.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim
Kecacatan hadits ini terletak pada Abu A’tikah. Dia telah disepakati kelemahannya.
Bukhori berkata: “Munkarul hadits”.
Nasa’i berkata: “Tidak terpercaya”.
Abu Hatim berkata: “Haditsnya hancur”.
Al-Marwazi bercerita: “Hadits ini pernah disebut di sisi Imam Ahmad, maka beliau mengingkarinya dengan keras”.
Ibnul Jauzi mencantumkan hadits ini dalam al-Maudhu’at (1/215) dan berkata, “Ibnu Hibban berkata: “Hadits bathil, tidak ada asalnya.” Dan disetujui as-Sakhawi[1].
اطْلُبُوْا الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ
Carilah ilmu sejak bayi hingga ke liang kubur.
TIDAK ADA ASALNYA. Demikian ditegaskan Samahatus Syaikh Abdul Aziz bin Baz
Jamaah rakhimakumullah
Bagaimanakah cara kita untuk mendapatkan ilmu. Yang pertama adalah dengan cara Membaca Tulisan. Lihatlah bagaimana Rasulullah SAW mendapatkan wahyu yang pertama :
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)
1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
Yang kedua adalah dengan mendengarkan, kita mengaji kepada orang yang lebih paham tentang ilmu agama. Ketika sholat jum’at kita mendengarkan apa yang disampaikan oleh Khotib. Lalu Mendownload ceramah-ceramah keagamaan dan menanyakan apabila kita menjumpai perbedaan-perbedaan atau permasalahan khilafiyah.
Dan apabila sudah yakin bahwa ilmu ini benar menurut Rasulullah dan diridloi oleh Allah SWT, maka langkah yang ketiga mempraktekkannya sedikit demi sedikit atau secara bertahap. Tujuannya adalah agar ilmu tersebut semakin dikuasai dan menjadi karakter bagi kita.
Jamaah rakhimakumullah
Apakah manfaat ilmu bagi kita? Yang pertama, kita akan dinaikan derajatnya oleh Allah SWT seperti dalam firman-Nya QS Al Mujaadilah ayat 11 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (11)
11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Pengusaha yang beriman dan berilmu, pasti akan mendapatkan kemulian, baik di dunia ataupun di akherat. Dia akan ditinggikan derajatnya karena dia paham hak dan kewajiban-kewajibannya. Dia mengerti hak Allah atas harta yang dimilikinya. Tidak lupa berzakat, tidak lupa bersedekah. Masalah, kendala ataupun berbagai halangan dalam usahanya, dianggapnya sebagai bagian dari cinta Allah kepadanya, untuk terus meningkatkan ilmunya dalam mengembangkan usahanya. Dia mengerti hikmah di semua permasalahan yang dihadapinya.
Di mata masyarakat, mendapat kedudukan mulia. Para fakir miskin tak berhenti mendoakannya. Begitu juga para malaikat, mendoakan dia, senantiasa melaporkan kebaikan-kebaikannya kepada Allah SWT.
Jamaah rakhimakumullah
Yang kedua, orang berilmu akan semakin takut kepada Allah SWT. Dia akan semakin tunduk pada kekuasaanNya. Semakin kagum padaNya. QS Al Fathiir : 28
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَلِكَ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ (28)
28. dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama[1258]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
[1258] Yang dimaksud dengan ulama dalam ayat ini ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah.
Dalam dunia islam, kita mengenal para ilmuan muslim yang taat dan tunduk kepada Allah SWT seperti :
– Al Khawarijmi Yang Menemukan Al Jabar,
– Ibnu Sina, Ibnu Nafis Al Thabib Ahli Kedokteran,
– Al Farabi Ahli Musik Dan Pemikir Negera Utama,
– Kamaludin Al Duamairi Ahli Biologi,
– Ismail Fasya Al Falaki, Hasan Bin Haitsam, Najmudin Al Mishri , Al Batani Ahli Astronomi,
– Jabir Bin Hayyam Ahli Kimia,
– Ali Musthafa Musyarrafah, Al Khazin Ahli Fisika,
– Nashirudin Al Thusi, Abu Al Qasim Al Majreti Ahli Matematika,
– Hasan An Nahwi Ilmuan Serba Bisa
– Abbas Bin Farnas Penggagas Kapal Terbang
– Ibnu Baithar Ahli Botani
– Syihabuddin Ahmad Bin Majid Sang Pelaut
– Samuel Al Maghribi Ahli Matematika Yang Masuk Islam
Ada seorang ahli masalah gunung dari bangsa eropa masuk islam setelah ia memberikan seminar dengan kesimpulan bahwa gunung adalah paku-paku bumi. Kemudian seorang alim memperdengarkan QS An Naba : 7
وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا (7)
7. dan gunung-gunung sebagai pasak?,
Kemudian seorang ahli laut setelah mendengar ayat QS Annuur : 40
أَوْ كَظُلُمَاتٍ فِي بَحْرٍ لُجِّيٍّ يَغْشَاهُ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ سَحَابٌ ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَا أَخْرَجَ يَدَهُ لَمْ يَكَدْ يَرَاهَا وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللَّهُ لَهُ نُورًا فَمَا لَهُ مِنْ نُورٍ (40)
40. atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila Dia mengeluarkan tangannya, Tiadalah Dia dapat melihatnya, (dan) Barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah Tiadalah Dia mempunyai cahaya sedikitpun.
Jamaah rakhimakumullah
Yang ketiga, orang berilmu akan dimudahkan jalannya oleh Allah SWT. Orang berilmu sadar atau tidak sadar mendapatkan keajaiban-keajaiban yang dianugerahkan oleh Yang Maha Kuasa.
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim no. 2699)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Ke 2
اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَفِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَاصَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. فىَ الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَالْفِتَنِ مَاظَهَرَمِنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِالْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Post a Comment