Doa Istiqomah

Doa Istiqomah 

Ada doa yang rugi kalau kita tidak hafalkan dan amalkan, karena doa ini adalah doa untuk diberi istiqamah oleh Allah.

Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, Kitab Ad-Da’awaaat (16. Kitab Kumpulan Doa), Bab 250. Keutamaan Doa

Hadits #1470

وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ القُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوْبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ )) . َروَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ALLOHUMMA MUSHORRIFAL QULUUB SHORRIF QULUUBANAA ‘ALA THOO’ATIK (artinya: Ya Allah, Sang Pembolak-balik hati, balikkanlah hati kami untuk taat kepada-Mu).” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2654]

Dalam riwayat selengkapnya disebutkan,

إِنَّ قُلُوبَ بَنِى آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ

Sesungguhnya hati manusia seluruhnya di antara jari jemari Ar-Rahman seperti satu hati, Allah membolak-balikkannya sekehendak-Nya.” (HR. Muslim, no. 2654)

Faedah Hadits

  1. Hati manusia di antara jari jemari Ar-Rahman, Allah membolak-balikkan sekehendak-Nya.
  2. Sudah sepatutnya bagi setiap hamba untuk meminta pertolongan dari Allah untuk mendapatkan hidayah, agar terus istiqamah, dan tidak menyimpang.
  3. Manusia tidak boleh menggantungkan urusannya pada dirinya sendiri karena tidak akan bisa selamat. Namun bergantunglah kepada Allah.
  4. Jangan bergantung pada diri sendiri untuk urusan hidayah walau sekejap mata, gantungkanlah hal itu pada Allah semata.
  5. Seorang hamba mukmin hendaklah menempuh sebab dan cara untuk bisa selamat dengan meminta tolong kepada Allah, karena Allah yang menggenggam segala sesuatu dengan mudah.
  6. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengajarkan faedah yang bagus tentang doa ini di mana kalimat ‘ALA THOO’ATIK mempunyai makna sangat dalam. Artinya, kita minta kepada Allah supaya hati kita terus berada pada ketaatan dan tidak beralih kepada maksiat. Hati jika diminta supaya balik pada ketaatan, berarti yang diminta adalah beralih dari satu ketaatan pada ketaatan lainnya, yaitu dari shalat, lalu beralih pada dzikir, lalu beralih pada sedekah, lalu beralih pada puasa, lalu beralih pada menggali ilmu, lalu beralih pada ketaatan lainnya. Maka sudah sepantasnya doa ini diamalkan.

Referensi:

  1. Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
  2. Kunuz Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Prof. Dr. Hamad bin Nashir bin ‘Abdurrahman Al-‘Ammar. Penerbit Dar Kunuz Isbiliyya.
  3. Syarh Riyadh AshShalihin. Cetakan ketiga, Tahun 1424 H. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. Penerbit Dar Kutub Al-‘Alamiyyah.

Tidak ada komentar