Manusia Dibangkitkan Berdasarkan Amalan Akhirnya

Manusia Dibangkitkan Berdasarkan Amalan Akhirnya 

عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ »

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap hamba Allah itu akan dibangkitkan dari kuburnya sama seperti keadaan ketika ia meninggal.” (HR. Muslim, no. 2878).


Faedah Hadist

Hadist ini memberikan faedah-faedah berharga, di antaranya:

1. Dorongan dan motivasi bagi setiap insan untuk memperindah amalan dengan amalan-amalan mulia dan terbaik, karena kelak akan dibangkitkan dari kuburnya sama seperti keadaan ketika ia meninggal, karena patokan amalan itu tergantung akhirnya.

2. Petunjuk tentang ketetapan hari kebangkitan, dan barang siapa yang mengingkarinya maka ia telah keluar dari agama islam dan islam berlepas diri darinya.

3. Setiap yang bernyawa pasti akan meninggalkan dunia ini tanpa pengecualian.

4. Setelah jasad hancur, manusia kemudian dibangkitkan yaitu mereka dihidupkan dan dikeluarkan dari kubur mereka. Sebagaimana Firman Allah ‘Azza wa Jalla;

زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا ۚ قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ ۚ وَذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: “Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. At-Taghabun: 7)

5. Faedah berharga bahwa setiap hamba sepatutnya bersungguh–sungguh dalam menghabiskan setiap masa hidupnya dengan kesalehan dan berbagai macam ketaatan, tidak mencukupkan dengan kewajiban saja, bahkan berlomba-lomba dengan tidak menyia-nyiakan amalan-amalan sunnah yang dianjurkan.

6. Kematian itu termasuk rahasia ilahi, menyapa tanpa pemberitahuan, tidak mengenal muda maupun tua, maka setiap manusia perlu bersiap dengan bekal terbaik untuk perjalanan panjang setelah kematian.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Referensi Utama: Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, & Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.


Tidak ada komentar