Seorang Akan Bersama yang Dicintainya
Seorang Akan Bersama yang Dicintainya
Pembaca yang dirahmati Allah. Semoga kita dalam lindungan Allah Ta’ala. Mengidolakan dan menggandrungi pada akhirnya meneladani. Bukan hal yang baru di tengah masyarakat kita khususnya para remaja. Kita sering melihat gaya rambut, telinga dan fashion yang beraneka ragam, semuanya digugu dan ditiru agar mirip dengan sang idola.
Contoh kasusnya ketika seorang wanita muslimah berjilbab naik di atas panggung musik, lalu dikecup oleh sang idola, bukan kepalang bahagianya ia bahkan terbawa oleh suasana emosional sampai ia menangis bahagia bisa berjumpa dengan sang idola.
Indonesia dikenal oleh dunia dengan masyarakat ketimuran, yang menjaga adab dan sopan santun dalam bertutur kata dan berpakaian. Namun seiring berkembangnya zaman adab dan sopan santun makin hari makin menurun. Karena itu anak-anak remaja banyak meniru budaya barat dalam segala hal, salah satu pintu masuknya dari perfilman, olah raga dan yang lainnya. Dampaknya yaitu mengikuti gaya hidup bebas, free sex, mabuk dan merosotnya moral.
Anas bin Malik, beliau menceritakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”
Orang tersebut menjawab,
مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ وَلاَ صَدَقَةٍ ، وَلَكِنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
“Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain di Shahih Bukhari, Anas mengatakan,
فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ
“Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”
Anas pun mengatakan,
فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ
“Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”
Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan; Itulah keutamaan orang yang mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, orang shalih, pelaku kebaikan yang masih hidup atau pun yang telah mati. Namun, kecintaan ini dilakukan dengan melakukan perintah Allah dan Rasul-Nya, menjauhi setiap larangan dan beradab sesuai yang diajarkan oleh syari’at Islam. (Lihat Syarh Muslim, 8/483)
Lihatlah bagaimana perbedaan antara yang mengidolakan aktor, aktris, selebriti dan olahragawan dengan yang mengidolakan Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam, tentunya sama-sama mengikuti dan meneladani. Akan tetapi perbedaannya pada akhir kehidupan seseorang.
Dalam riwayat Thobroni dalam Mu’jamnya, dari ‘Aisyah secara marfu’ (sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam),
لَا يُحِبّ أَحَد قَوْمًا إِلَّا حُشِرَ مَعَهُمْ يَوْم الْقِيَامَة
“Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum melainkan dia akan dikumpulkan bersama mereka pada hari kiamat nanti.” (Lihat ‘Aunul Ma’bud, 11/164, Asy Syamilah).
Siapa yang mau dikumpulkan di hari kiamat bersama dengan orang-orang pelaku maksiat atau orang-orang kafir [?]
Solusinya: Cara Membentengi Anak dari Pengaruh Negatif Drama Korea
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallan bersabda :
أًدِّبُوا أَوْلَادَكُمْ عَلَى ثَلَاِث خِصَالٍ : حُبَّ نَبِيِّكُمْ ، وَحُبِّ أَهْلِ بَيْتِهِ ، وَقِرَاءَةِ القُرْآَنِ ، فَإِنَّ حَمَلَةَ القُرْآَنِ فِي ظِلِّ اللهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلًّهُ مَعَ أَنْبِيَائِهِ وَ أًصْفِيَائِهِ
“Didiklah anak-anak kalian tiga hal; cinta kepada nabi, cinta kepada keluarga nabi, dan membaca Al-Qur’an. Karena sesungguhnya para pembawa Al-Qur’an akan berada di bawah naungan Allah bersama para nabi pada hari tiada naungan lain selain naungan Allah bersama para Nabi dan Pilihan-Nya”. (Hadits ini diriwayatkan oleh Ad-Dailami (1/1/24) dari Ja’far bin Muhammad Al-Husain, didhoifkan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Jaami’ ash-Shaghir, Hlm. 36 No. 251)
Para Ayah dan Ibu ajarilah sedini mungkin tentang kehidupan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallan, para sahabat dan orang-orang shalih, agar terekam dalam pikiran mereka tentang kehidupan mereka yang bisa diteladani dan ditiru. Jika tidak dilakukan sejak dini, maka ketika dewasa anak-anak dan remaja akan mencari sosok idola yang mereka akan jadikan panutan.
Penyair Arab mengatakan:
فَتَشَبًّهٌوْا إِنْ لَمْ تَكُوْنُوْا مِثْلَهُمْ*** إِنَّ التَشَبُّهَ بِالْكِرَامِ فَلَاحُ
Maka teladanilah mereka meskipun kamu tidak seperti mereka, karena menyerupai orang-orang mulia adalah keberuntungan.
Hukum Seorang Muslimah Mengidolakan Artis K-Pop
Pertanyaan 2:
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Afwan ustadz saya Fulanah bertanya, apa hukumnya seorang muslimah mengidolakan artis K-Pop atau artis Korea? Mohon penjelasannya Ustadz?
جزاك الله خيرا
(Dari Fulanah Anggota Grup Whatsapp Sahabat BiAS)
Jawaban:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.
Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh.
Tidak boleh hal itu dilakukan karena di dalamnya terdapat banyak sekali kemungkaran di antaranya:
1. Mengidolakan Serta Menyerupai Orang Orang Kafir
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ: فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.” (HR Abu Dawud : 4031 dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud).
Ash-Shon’ani menyatakan tatkala menjelaskan makna hadits ini:
والحديث دال على أن من تشبه بالفساق كان منهم أو بالكفار أو المبتدعة في أي شيء مما يختصون به من ملبوس أو مركوب أو هيئة
“Dan hadis ini menunjukkan bahwa siapa yang meniru orang fasik atau orang kafir atau ahli bidah pada perkara yang menjadi ciri khas mereka, baik dari pakaian, tunggangan, rupa, maupun cara adalah bagian dari mereka.” (Subulussalam : 4/192-193).
2. Musik dan Nyanyian
Allah ta’ala berfirman:
وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ
“Dan sesatkanlah sebanyak yang kamu mampu dari kalangan mereka dengan suara kamu (wahai setan).” (QS Al-Isra’ : 64).
Para ulama dari kalangan sahabat sebagaimana dinukil dalam tafsir Ibnu Katsir menafsirkan “Suara kamu/suara setan” maksudnya adalah “Nyanyian dan alat musik .”
Kemudian dalil dari hadits sabda Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam:
لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ،
“Akan datang pada umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutra, khamr (minuman keras) dan alat musik.” (Hadits riwayat Bukhari 5268 dinukil dalam Fathul Bari : 10/51).
3. Menampakkan Aurat
Allah ta’ala berfirman:
وَقُل لِّلۡمُؤۡمِنَٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَاۖ وَلۡيَضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّۖ وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوۡ ءَابَآئِهِنَّ أَوۡ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ أَبۡنَآئِهِنَّ أَوۡ أَبۡنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ إِخۡوَٰنِهِنَّ أَوۡ بَنِيٓ إِخۡوَٰنِهِنَّ أَوۡ بَنِيٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوۡ نِسَآئِهِنَّ
“Katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada : suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan sesama mereka.” (QS. An-Nur: 31)
Dan masih banyak kemungkaran kemungkaran lainnya yang akan sangat panjang jika disebutkan semua di sini. Namun yang sebagian ini mencukupi bagi orang yang berniat mencari kebenaran. Maka tidak selayaknya kita mengidolakan, meniru atau menyaksikan ataupun mendukung tontonan tontonan seperti ini.
Semoga bermanfaat pembahasan tentang hukum mengidolakan artis Korea dalam Islam ini.
Wallahu a’lam.
Pertanyaan 1 dijawab oleh:
Ustadz Abu Rufaydah, Lc., MA. حفظه الله
Kamis, 22 Sya’ban 1441 H/ 16 April 2020 M
Ustadz Abu Rufaydah, Lc., MA. حفظه الله
Beliau adalah Pengasuh Yayasan Ibnu Unib Cianjur dan website cianjurkotasantri.com
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Abu Rufaydah, Lc., MA.حفظه الله
Pertanyaan 2 dijawab oleh:
Ustadz Abul Aswad Al-Bayati, BA. حفظه الله
Rabu, 10 Jumadil Awwal 1443 H/15 Desember 2021 M
Ustadz Abul Aswad Al-Bayati, BA.
Dewan konsultasi Bimbingan Islam (BIAS), alumni MEDIU, dai asal klaten
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Abul Aswad Al-Bayati حفظه الله
Baca selengkapnya: https://bimbinganislam.com/hukum-mengidolakan-artis-korea-dalam-islam/
Post a Comment