Menuntaskan Urusan Hak Sesama Manusia
KHUTBAH IDUL FITRI
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Menuntaskan Urusan Hak Sesama Manusia
Khutbah I:اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ
الْحَمْدُ ِلِلّٰهِ الْمُنْعِمِ عَلَى مَنْ أَطَاعَهُ وَاتَّبَعَ رِضَاهُ، الْمُنْتَقِمِ مِمَّنْ خَالَفَهُ وَعَصَاهُ، الَّذِى يَعْلَمُ مَا أَظْهَرَهُ الْعَبْدُ وَمَا أَخْفَاهُ، الْمُتَكَفِّلُ بِأَرْزَاقِ عِبَادِهِ فَلاَ يَتْرُكُ أَحَدًا مِنْهُمْ وَلاَيَنْسَاهُ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى مَاأَعْطَاهُ أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلٰهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ عَبْدٍ لَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللّٰهَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِى اخْتَارَهُ اللّٰهُ وَاصْطَفَاهُ. اَللّٰهُـمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ.
أَمّأَبَعْدُ؛ فَيَآ أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تَقْوَاهُ وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ، وَعِيْدٌ كَرِيْمٌ، أَحَلَّ اللّٰهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ، فَهُوَ يَوْمُ تَسْبِيْحٍ وَتَحْمِيْدٍ وَتَهْلِيْلٍ وَتَعْظِيْمٍ وَتَمْجِيْدٍ، فَسَبِّحُوْا رَبَّكُمْ فِيْهِ وَعَظِّمُوْهُ وَتُوْبُوْا إِلَى الِلّٰهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ
Ma’asyiral Muslimin hafidhakumullah,الْحَمْدُ ِلِلّٰهِ الْمُنْعِمِ عَلَى مَنْ أَطَاعَهُ وَاتَّبَعَ رِضَاهُ، الْمُنْتَقِمِ مِمَّنْ خَالَفَهُ وَعَصَاهُ، الَّذِى يَعْلَمُ مَا أَظْهَرَهُ الْعَبْدُ وَمَا أَخْفَاهُ، الْمُتَكَفِّلُ بِأَرْزَاقِ عِبَادِهِ فَلاَ يَتْرُكُ أَحَدًا مِنْهُمْ وَلاَيَنْسَاهُ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى مَاأَعْطَاهُ أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلٰهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ عَبْدٍ لَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللّٰهَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِى اخْتَارَهُ اللّٰهُ وَاصْطَفَاهُ. اَللّٰهُـمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ.
أَمّأَبَعْدُ؛ فَيَآ أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تَقْوَاهُ وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ، وَعِيْدٌ كَرِيْمٌ، أَحَلَّ اللّٰهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ، فَهُوَ يَوْمُ تَسْبِيْحٍ وَتَحْمِيْدٍ وَتَهْلِيْلٍ وَتَعْظِيْمٍ وَتَمْجِيْدٍ، فَسَبِّحُوْا رَبَّكُمْ فِيْهِ وَعَظِّمُوْهُ وَتُوْبُوْا إِلَى الِلّٰهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ
Pertama, mari kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan segenap kemampuan berusaha melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Alhamdulillah di hari yang penuh kemuliaan dan kemenangan ini, seluruh umat Islam di seluruh dunia bersatu memperingati hari raya kemenangan, setelah sebulan penuh berpuasa Ramadhan, yaitu hari raya Idul Fitri. Karena itu dalam khutbah ini, khatib akan menjelaskan apa makna Idul Fitri, bagaimana kita beridul fitri? dan apa pelajaran penting yang dapat kita petik dari momentum hari raya Idul Fitri yang mulia ini?
Ma’asyiral Muslimin hafidhakumullah,
Hari raya Idul Fitri adalah hari raya kemenangan umat Islam. Sebagai umat Islam harus mengetahui apa makna Idul Fitri. Kata Id berasal dari akar kata ‘âda – ya‘ûdu yang artinya kembali, sedangkan kata fitri sebagaimana dalam kamus Munjid halaman 555 bermakna berbuka bagi orang yang berpuasa. Dengan demikian, makna Idul Fitri adalah kembali berbuka puasa setelah sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Kata fitri memiliki kaitan dengan kata fithrah. Dalam kamus yang sama, kata fithrah bermakna agama yang benar dan tabiat asal kejadian manusia. Maksudnya, setiap orang yang berpuasa selama bulan Ramadhan dengan iman dan ikhlas karena Allah, akan diampuni segenap dosanya yang telah lampau. Sehingga pada hari raya ini umat Islam kembali pada fitrah, bagaikan bayi yang suci dan bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, dan keburukan. Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari juz 3 halaman 26 meriwayatkan hadits, Nabi bersabda:
وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa puasa di bulan Ramadhan dengan iman dan ikhlas karena Allah, diampuni dosa-dosanya yang telah lampau.”Dari hadits di atas, setiap kaum Muslim yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan karena Allah Ta’ala, pada hari raya ini ia terbebas dari segala dosa, bersih suci sebagaimana bayi yang baru lahir dari rahim ibunya. Sebagaimana sabda Nabi: “Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (Islam). Kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi (HR. Bukhari Juz 2 halaman 100).
Ma’asyiral Muslimin hafidhakumullah,
Bagaimana cara kita beridul fitri?
Kita perlu mengingat bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang pasti memiliki kesalahan, baik kesalahan kepada Allah SWT (haqqullah), dan kesalahan kepada sesama manusia (haq adami). Manusia yang memiliki kesalahan kepada Allah subhanahu wata’ala, akan mendapatkan ampunan di hari yang mulia ini setelah melakukan puasa di bulan Ramadhan. Namun kesalahan sesama manusia hanya bisa diampuni ketika telah saling memaafkan. Oleh karena itu, mumpung ini adalah hari raya Idul Fitri, hari di mana setiap Muslim sedang gembira dan berlapang dada, mari kita hidupkan tradisi yang amat baik selepas Idul Fitri, yaitu tradisi saling memaafkan, atau lebih dikenal dengan tradisi halal bihalal. Yang memiliki kesalahan meminta maaf pada yang disalahi, yang disalahi memberi maaf kepada yang bersalah. Tradisi ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 199:
َخُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الجَاهِلِيْن
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.”Selain itu, dalam sebuah hadits, orang yang bersalah diperintahkan untuk segera meminta maaf atas kesalahannya. Sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari Juz 3 halaman 129. Nabi bersabda:
مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ، فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَوْمَ، قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ
“Barangsiapa memiliki kesalahan terhadap saudaranya, baik moril maupun materil, segeralah meminta kehalalannya hari itu juga, sebelum sampai pada hari tiada dinar dan dirham. Jika hal tersebut terjadi, bila ia memiliki amal baik, amal tersebut akan diambil sesuai kadar kesalahannya. Namun, bila ia sudah tidak memiliki kebaikan, maka ia akan ditimpakan kesalahan dari saudara yang ia salahi.”Menjadi jelas, mumpung hari ini semua orang sedang bahagia dengan menyambut hari raya Idul Fitri, semua orang mudah memberi maaf, semua orang dalam keadaan lapang, mari kita manfaatkan momentum berharga ini untuk saling bermaafan, saling rukun, bersatu dan mempererat tali persaudaraan. Dalam istilah Jawa kita biasa mengungkapkan: crah agawe bubrah, rukun agawe sentosa (bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh).
Ma’asyiral Muslimin hafidhakumullah,
Apa pesan penting yang dapat kita petik dari hari raya Idul Fitri tahun ini?
Pada hari raya Idul Fitri ini kita kembali mengingat momentum lahirnya istilah halal bi halal. Sebagaimana pernah diulas di NU Online, penggagas istilah "halal bi halal" adalah KH Abdul Wahab Chasbullah. Pasca Indonesia merdeka, pada tahun 1948, Indonesia dilanda gejala disintegrasi bangsa. Para elite politik saling bertengkar dan terjadi pemberontakan di mana-mana. Kemudian Kiai Wahab memberi saran kepada Bung Karno untuk menyelenggarakan halal bi halal. Ketika elite politik tidak mau bersatu, maunya menang sendiri, benar sendiri dan saling menyalahkan, perilaku tersebut termasuk perbuatan salah dan dosa. Dosa itu haram. Agar tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan, yaitu dengan duduk bersama untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Inilah yang dimaksud dengan halal bi halal. Dengan halal bi halal, mereka bisa bersatu dan duduk bersama, sebagai momentum untuk menyusun kekuatan dan persatuan bangsa.
Dari kisah halal bi halal tersebut, ada beberapa pesan: pertama, orang yang tidak mau rukun, orang yang saling bermusuhan, itu hukumnya haram dan keduanya tidak akan masuk surga. Sebagaimana sabda Nabi: “Tidak akan masuk surga dua orang yang memiliki permusuhan.” Kedua, orang yang bermusuhan harus mau rukun dan bersatu, dengan rukun dan bersatu kita akan mendapatkan rahmat Allah subhanahu wata’ala, dengan rukun dan bersatu, hidup menjadi aman, tenteram, dan nyaman. Hal tersebut tak mungkin kita dapatkan bila kita memiliki permusuhan. Ketiga, pentingnya persatuan. Persatuan merupakan hal yang prinsip dalam agama, Ingat, persatuan itu rahmat, sedangkan perpecahan itu adalah azab. Dari beberapa pesan tersebut, Halal bi halal merupakan cara yang efektif untuk menyatukan umat menuju bangsa Indonesia yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (negara yang baik dan mendapatkan ampunan Allah).
Ma’asyiral Muslimin hafidhakumullah,
Syekh Abdul Qadir al-Jilani dalam kitab Al-Ghuniyah juz 2 halaman 34, secara tersirat dijelaskan bahwa hari raya Idul Fitri adalah momentum untuk menghapuskan segala dosa dan kesalahan. Momentum untuk berhijrah, yakni berhijrah dari kejelekan menuju kebaikan. Jika sebelum bulan Ramadhan, kita saling bermusuhan, saling menghina satu sama lain, saling tercerai berai dan banyak melakukan kesalahan, setelah hari raya Idul Fitri ini, kita berkomitmen untuk memperbaiki diri, saling bermaafan, saling rukun, saling bersatu, dan saling mempererat persaudaraan dan persatuan.
Ingat, sesama Muslim adalah bersaudara, sesama saudara harus saling berbuat baik. Sebagaimana persaudaraan tangan kanan dan tangan kiri, ia berbeda dan tidak sama. Walaupun keduanya berbeda, ia saling membantu, berbagi peran, dan saling melengkapi kekurangan masing-masing. Mereka tidak pernah menyakiti satu sama lain, karena menyakiti satu sama lain sama saja dengan menyakiti diri sendiri. Karena itu, di hari yang mulia ini. Mari kita rajut kembali persatuan dan persaudaraan. Ketika pemilu, pilihan boleh berbeda, persatuan dan persaudaraan harus kita jaga. Semoga hari raya Idul Fitri ini menjadi momentum bagi kita untuk semakin baik, semakin rukun, semakin bersatu, cinta damai dan mendapatkan rahmat Allah SWT. Aamiin.
ُبَارَكَ اللّٰهُ لِي وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِفَهْمِهِ إِنَّهُ هُوَ البَرُّ الرَّحِيْم
Khutbah II
اللّٰه أكبر، اللّٰه أكبر، اللّٰه أكبر، اللّٰه أكبر، اللّٰه أكبر، اللّٰه أكبر، اللّٰه أكبر، اللّٰه أكبر، اللّٰه أكبر
الحمد للّٰه أفاض نعمه علينا وأعظم. وإن تعدوا نعمة اللّٰه لا تحصوها، أشهد أن لا إله إلا اللّٰه وحده لا شريك له. أسبغ نعمه علينا ظاهرها وباطنها وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. رسول اصطفاه على جميع البريات. ملكهاوإنسها وجنّها. اللّٰهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه أهل الكمال فى بقاع الأرض بدوها وقراها, بلدانها وهدنها
اللّٰه أكبر أما بعد:أيها الحاضرون اتّقوا اللّٰه حقّ تقاته ولا تمو تنّ إلاّ وانتم مسلمون. إخوانى الكرام! استعدوا لجواب ربكم متى تخشع لذكر اللّٰه متى نعمل بكتاب اللّٰه ؟ قال تعالى ياأيها الذين أمنوا استجيبوا للّٰه ولرسوله إذا دعاكم لما يحييكم واعلموا أن اللّٰه يحول بين المرء وقلبه وأنه إليه تخشرون
اللّٰه أكبر. اللّٰهم صل على سيدنا محمد وعلى أل سيدنا محمد. كما صليت على إبراهيم وعلى أل إبراهيم, وبارك على محمد وعلى أل محمد, كماباركت على إبراهيم وعلى أل إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد
اللّٰه أكبر. اللّٰهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات. إنك سميع قريب مجيب الدعوات وقاضى الحاجات. اللّٰهم وفقنا لعمل صالح يبقى نفعه على ممر الدهور. وجنبنا من النواهى وأعمال هى تبور. اللّٰهم أصلح ولاة أمورنا. وبارك لنا فى علومنا وأعمالنا. اللّٰهم ألف بين قلوبنا وأصلح ذات بيننا. اللّٰهم اجعلنا نعظم شكرك. ونتبع ذكرك ووصيتك. ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار. ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب
اللّٰه أكبر. عباد اللّٰه! إن اللّٰه يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذى القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر يعذكم لعلكم تذكرون. فاذكروا اللّٰه يذكركم واشكروا على نعمه يشكركم. ولذكر اللّٰه أكبر
الحمد للّٰه أفاض نعمه علينا وأعظم. وإن تعدوا نعمة اللّٰه لا تحصوها، أشهد أن لا إله إلا اللّٰه وحده لا شريك له. أسبغ نعمه علينا ظاهرها وباطنها وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. رسول اصطفاه على جميع البريات. ملكهاوإنسها وجنّها. اللّٰهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه أهل الكمال فى بقاع الأرض بدوها وقراها, بلدانها وهدنها
اللّٰه أكبر أما بعد:أيها الحاضرون اتّقوا اللّٰه حقّ تقاته ولا تمو تنّ إلاّ وانتم مسلمون. إخوانى الكرام! استعدوا لجواب ربكم متى تخشع لذكر اللّٰه متى نعمل بكتاب اللّٰه ؟ قال تعالى ياأيها الذين أمنوا استجيبوا للّٰه ولرسوله إذا دعاكم لما يحييكم واعلموا أن اللّٰه يحول بين المرء وقلبه وأنه إليه تخشرون
اللّٰه أكبر. اللّٰهم صل على سيدنا محمد وعلى أل سيدنا محمد. كما صليت على إبراهيم وعلى أل إبراهيم, وبارك على محمد وعلى أل محمد, كماباركت على إبراهيم وعلى أل إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد
اللّٰه أكبر. اللّٰهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات. إنك سميع قريب مجيب الدعوات وقاضى الحاجات. اللّٰهم وفقنا لعمل صالح يبقى نفعه على ممر الدهور. وجنبنا من النواهى وأعمال هى تبور. اللّٰهم أصلح ولاة أمورنا. وبارك لنا فى علومنا وأعمالنا. اللّٰهم ألف بين قلوبنا وأصلح ذات بيننا. اللّٰهم اجعلنا نعظم شكرك. ونتبع ذكرك ووصيتك. ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار. ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب
اللّٰه أكبر. عباد اللّٰه! إن اللّٰه يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذى القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر يعذكم لعلكم تذكرون. فاذكروا اللّٰه يذكركم واشكروا على نعمه يشكركم. ولذكر اللّٰه أكبر
Post a Comment