Menyeru kepada Allah SWT

Menyeru kepada Allah SWT

الحمد لله الذي هدانا لهذا, وما كنا لنهتدي لولا أن هدانا الله، و الحمد لله المنزه عن أن يكون له نظراء وأشباه، المقدس فلا تقرب الحوادث حماه، الذي اختار الإسلام ديناً وارتضاه، فأرسل به محمد – صلى الله عليه وسلم – واصطفاه، وجعل له أصحاباً فاختار كلاً منهم لصحبته واجتباه، وجعلهم كالنجوم بأيهم اقتدى الإنسان اهتدى إلى الحق واقتفاه، فصلى الله عليه وعلى آله وأصحابه صلاة توجب لهم رضاه، أحمده على نعمه كلها حمداً يقتضي الزيادة من نعمه، ويجزل لنا النصيب من قسمه }يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا (۷٠) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا } { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِن رَّحْمَتِهِ وَيَجْعَل لَّكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ} { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوااللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Jamaah jumat rakhimakumullah

Marilah kita bertaqwa kepada Allah SWT dengan sebenar-benar taqwa, karena Allah SWT hanya menyayangi orang-orang yang bertaqwa dan beramal berdasarkan taqwa kepada-Nya. Allah SWT mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar bagi seluruh manusia dengan tujuan agar seluruh makhluk mendapatkan hidayah dan merasakan kebahagiaan dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman, dalam surat Al-Anbiya’ ayat 107,

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”

Diantara sifat yang Allah SWT berikan untuk makhluk-Nya yang terbaik yaitu nabi kita Muhammad SAW. adalah dakwah. Allah SWT ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا

“Wahai Nabi, Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk Jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan” (QS. Al-Ahzab: 45)

Bahkan dakwah adalah wasiat para Rasul untuk pengikut-pengikut mereka, Nabi Muhammad SAW. bersabda kepada Muadz bin Jabal, “Sungguh engkau akan mendatangi sekelompok ahli kitab, maka hendaknya yang pertama kali kau dakwahkan kepada mereka adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku adalah utusan Allah SWT.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jamaah jumat rakhimakumullah

Berikut ini ada beberapa poin penting yang berkaitan dengan masalah dakwah:

Pertama, amal yang baik di sisi Allah SWT adalah usaha keras untuk menyelamatkan manusia dari kegelapan menuju hidayah. Karena ucapan seorang da‘i adalah sebaik-baik ucapan dalam timbangan Allah SWT. Allah SWT berfirman yang artinya, “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?” (QS. Fushilat: 33)

Setiap amal yang dilakukan oleh orang yang mendapatkan hidayah di tangan kita, maka kita pun akan mendapatkan bagian pahalanya. Sebagai contoh, adalah Abu Bakar menjadi sebab Utsman bin Affan ra. masuk Islam dan Utsman mempersiapkan kebutuhan seluruh pasukan dalam perang Tabuk, dan orang-orang yang mengikuti perang Tabuk mendapatkan kedudukan yang berlipat-lipat, Nabi Muhammad SAW. Bersabda

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا

“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka untuknya semisal pahala pelakunya tidak dikurangi sedikitpun dari pahalanya.” (HR. Muslim)

Kedua, ketidak fasihan dalam berbicara bukanlah penghalang untuk berdakwah. Nabi Musa adalah orang yang sulit berbicara, oleh karena itu beliau berdoa kepada Allah SWT agar menghilangkan problem tersebut, dengan do’a yang diabadikan Allah SWT di dalam al-qur’an surat Thaha yang berbunyi

وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي

“Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku. supaya mereka mengerti perkataanku.” (QS. Thaha: 27-28)

Ketiga, dakwah tidaklah terbatas ceramah di atas mimbar, karena dakwah itu sangat beragam. Menasehati seseorang dengan sembunyi-sembunyi adalah dakwah, seorang ayah menasehati anaknya untuk melaksanakan sholat lima waktu juga dakwah, mendukung dan memudahkan jalan-jalan dakwah juga dakwah. Dengan pemahaman seperti ini maka seluruh komponen masyarakat bisa menjadi pendakwah baik dengan harta, tulisan atau lisan.

Keempat, dakwah hendaknya menempuh jalan para nabi dalam berdakwah, yang pertama kali di dakwahkan para nabi adalah akidah yang benar.

Dalam berdakwah hendaklah kita sejalan dengan kaidah-kaidah syariat dan jangan menodai dakwah dengan melakukan kemaksiatan.

Kelima, telah menjadi sunatullah bahwa populasi orang yang bermaksiat itu lebih banyak daripada orang yang taat. Allah SWT berfirman

وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah SWT. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah) (QS. Al-An’am: 116)

Keenam, janganlah menjadikan banyaknya orang-orang yang menerima dakwah sebagai tolak ukur keberhasilan dakwah. Karena membuka hati seseorang menerima dakwah adalah kewenangan Allah SWT. Tugas pendakwah adalah terbatas menjelaskan, tidak ada kewenangan untuk memberikan hidayah dan mengubah hati seseorang.

Nabi Muhammad bersabda: “Ditunjukkan kepadaku berbagai umat maka aku melihat seorang Nabi dan bersamanya sekelompok orang, kemudian aku melihat lagi seorang Nabi dan yang menyertainya hanya satu atau dua orang dan aku juga melihat seorang Nabi yang tidak mempunyai pengikut seorang pun.”

Ketujuh, janganlah menunda-nunda untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah dalam berbagai waktu dan keadaan. Boleh jadi satu kata yang kita ucapkan menyebabkan orang akan mendapat kebahagiaan atau kita yang mendapat kebahagiaan dengannya sepanjang masa. Nabi Nuh mendakwahi kaumnya siang malam selama bertahun-tahun, Nabi Yusuf pun meski di dalam penjara juga tetap berdakwah.

Kedelapan, do’akan orang yang kita dakwahi tanpa sepengetahuannya, berapa banyak orang yang tulus mendoakan saudaranya menjadikan sebab keadaan saudaranya itu menjadi lebih baik. Al-Muzani mengatakan, “Tidaklah Abu Bakar lebih unggul dari para sahabat yang lain disebabkan puasa dan shalatnya akan tetapi karena sesuatu yang ada dalam hatinya yaitu rasa cinta kepada Allah SWT dan menginginkan kebaikan untuk orang lain.”

Kesembilan, berbuat baik kepada orang lain dan tutur kata yang manis serta akhlak terpuji merupakan penarik simpati hati seseorang, seperti halnya Nabi Muhammad beliau adalah seorang da’i yang memiliki akhlak mulia dan sifat-sifat yang baik, Ibnu Qayyim mengatakan, “Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah adalah seorang yang bersungguh-sungguh untuk memenuhi kebutuhan kaum muslimin.”

Kesepuluh, ketaatan adalah cahaya yang terdapat dalam dada dan memberikan pengaruh terhadap orang yang akan merespon dakwah kita. Maka marilah kita memperbanyak ibadah kepada Allah SWT karena ibadah adalah sebaik-baik sarana untuk mewujudkan apa yang kita inginkan, dan marilah kita perbanyak mengingat Allah, membaca Al-Qur’an dan melaksanakan shalat di kegelapan malam.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِمًا. أَمَّا بَعْدُ: إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلَّونَ عَلَى الَّنِبْيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُواْ رَبَّنَا إِنَّكّ رَؤُوْفُ رَّحِيْمٌ.

اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نًافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبِلاً.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يِوْمِ الدِّيْنِ

 

Tidak ada komentar