Setrategi Pendidikan Akhlak

Setrategi Pendidikan Akhlak

Setrategi Pendidikan Akhlak

Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dalam rangka untuk mendewasakan dan membina seseorang agar mampu bertanggung jawab dalam kehidupan secara moral. Suatu yang tinggi merupakan tujuan utama dan tertinggi dari pendidikan Islam dan bukanlah sekedar mengajarkan kepada siswa apa yang tidak diketahui oleh mereka, tapi lebih dari itu yaitu menanamkan fadhilah, membiaskan bermoral tinggi, sopan santun Islamiyah, tingkah perbuatan yang baik sehingga hidup ini menjadi suci, kesucian disertai dengan keikhlasan ( AM. Athiyah Al-Abrasyi, 1990: 105).

Pendidikan akhlak berusaha menciptakan situasi dan kondisi sedemikian rupa, sehingga siswa terdorong dan tergerak jiwa dan hatinya untuk berprilaku dan beradab, atau sopan santun yang baik sesuai dengan harapan lembaga pendidikan.

Pendidikan akhlak sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh lembaga dalam rangka untuk membentuk dan membina tabi’at, budi pekerti yang baik, mulia, dan terpuji. Sedangkan pembentukan akhlak yang baik dikalangan pelajar dapat dilakukan dengan latihan-latihan berbuat baik, taqwa, berkata benar, menepati janji, ikhlas dan jujur dalam bekerja, tahu kewajiban membantu yang lemah, berdikari, selalu bekerja dan tahu harga waktu ( AM. Athiyah Al-Abrasyi, 1990: 106).

Begitu penting peningkatan akhlak pada siswa, karena salah satu faktor penyebab kegagalan pendidikan Islam selama ini karena anak banyak yang kurang atau masih rendah akhlaknya. Hal ini karena kegagalan dalam menanamkan dan membina akhlak. Tidak dapat dipungkiri, bahwa munculnya tawuran, konflik dan kekerasan lainnya merupakan cermin ketidakberdayaan sistem pendidikan di negeri ini, khususnya Akhlak.

Ketidakberdayaan sistem pendidikan agama di Indonesia karena pendidikan agama Islam selama ini hanya menekankan kepada proses pentransferan ilmu kepada siswa saja, belum pada proses transformasi nilai-nilai luhur keagamaan kepada siswa, untuk membimbingnya agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan berakhlak mulia (Toto Suharto, 2005: 169).

Dari semua fakta diatas, sangatlah perlu dipertanyakan bagaimana sejatinya potret akhlak para peserta didik tersebut, dan sebagaimana telah disebutkan diatas tentang guru agama (terutama Agama Islam) tentu saja hal ini tidak dapat dilepas dari strategi guru pendidikan Agama Islam dalam mendidik mereka. Ketidakpahaman siswa terhadap pendidikan agama dikarenakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran tidak memakai teknik atau metode tertentu sehingga proses pengajaran tidak berjalan dengan meksimal, lain halnya apabila dalam pengajaran guru memakai teknik atau metode yang tepat dalam menyampaian materi bisa dipastikan siswa akan lebih bisa mengerti danmemahami serta mampu mengamalkan.

Secara keseluruhan pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling kokoh. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses yang dialami oleh siswa sebagai anak didik (Slameto, 2003: 1).

Perbaikan akhlak merupakan suatu misi yang paling utama yang harus dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam kepada anak didik, strategimerupakan komponen yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan, terlebih terkait erat dengan proses pembinaan akhlak siswa. Strategi guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlak siswa padadasarnya nantinya juga sangat mempengaruhi tingkat pemahaman dan Pengamalan nilai-nilai akhlak itu sendiri, terlebih apabila pengaruh terhadaptingkat kesadaran siswa dalam mengamalkan nilai-nilai luhur, baik yang adadalam lembaga atau diluar lembaga, baik yang bersifat formal atau non formal.

Pada setiap lembaga pendidikan baik yang bersifat formal atau nonformal, pastilah mempunyai komitmen yang kuat terhadap usaha untuk pembinaan akhlakul karimah siswa, hal ini tidak bisa dipungkiri lagi karena pembinaan setiap lembaga pendidikan yang berkomitman untuk membina akhlak pada siswanya, tentunya memiliki strategi atau cara tersendiri dalam proses Pembina annya.

Hal ini disebabkan perbedaan karakter dari masing-masing peserta didik pada suatu lembaga pendidikan tertentu pula. Keberagamaan strategi guru agama Islam dalam proses pembinaan akhlak bertujuan untuk menarik minat belajar para siswa, dan untuk membentuk suasana belajar yang tidak menjenuhkan dan monoton sehingga kelancaran dan keberhasilan dalam pembinaan akhlak siswa dapat semaksimal mungkin berhasil dengan baik. Tanpa adanya strategi guru Agama Islam sudah barang tentu proses pembinaan akhlak siswa tidak dapat berjalan dengan maksimal,gaya mengajar dan menyampaikan materi pelajaran agamapun harus bervariasi dan disesuaikan dengan keadaan kelas, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan mampu memahami serta mengamalkannya dalam kehidupan seharihari.

Selain itu tugas dan tanggung jawab guru adalah untuk memberikan sejumlah norma kepada anak didik agar tahu mana perbuatan yang susila dan asusila, mana perbuatan yang bermoral dan amoral. Semua norma itu mesti harus guru berikan ketika di kelas, di luar kelaspun sebaiknya guru contohkan melalui sikap, tingkah laku dan perbuatan. Pendidikan dilakukan tidak sematamata dengan perkataan, tetapi sikap, tingkah laku dan perbuatan (Syaiful Bahri Djamarah, 2005: 35).

Tugas seorang guru memang berat dan banyak. Akan tetapi semua tugas guru itu akan dikatakan berasil apabila ada perubahan tingkah laku dan perbuatan pada anak didik ke arah yang lebih baik. Maka tentunya hal yang paling mendasar ditanamkan adalah akhlak. Karena jika pendidikan Akhlak yang baik dan berhasil ajarannya berdampak pada kerendahan hati dan perilaku yang baik, baik terhadap sesama manusia, lingkungan dan yang paling pokok adalah akhlak kepada Allah SWT. jika ini semua kita perhatikanmaka tidak akan terjadi kerusakan alam dan tatanan kehidupan, sebagaimana firman Allah SWT :

Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Rum: 41).

Dengan demikian tugas guru pendidikan Agama Islam disekolah adalah membina dan mendidik siswanya melalui pendidikan agama Islam yang dapat membina akhlak para siswa dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Tugas tersebut terasa berat karena ada unsur tanggung jawab mutlak guru, akan tetapi juga keluarga dan masyarakat mendukung dan bertanggung jawab serta bekerja sama dengan mendidik anak, maka pembinaan akhlakul karimah akan dicapai dengan baik.

Untuk mewujudkan hal tersebut maka seorang guru pendidikan Agama Islam mampu berupaya dan menggunakan beberapa strategi dalam upaya pembinaan Akhlak siswa,baik itu strategi dalam penyampaian materi Agama Islam dengan menggunakan metode atau strategi tentang kegiatan apa saja yang harus dilaksanakan dalam membina Akhlak siswa, karena dengan menggunakan strategi dapat mengghasilkan tujuan yang diinginkan dalam pendidikan.

Strategi yang harus dilakukan oleh guru pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak anak didik, selain menggunakan beberapa metode dalam penyampaian materi juga harus ditunjang dengan adanya keteladanan atau pembiasaan tentang sikap yang baik, tanpa adanya pembiasaan dan pemberian teladan yang baik, pembinaan tersebut akan sulit mencapai tujuan yang diharapkan, dan sudah menjadi tugas guru pendidikan agama Islam untuk memberikan keteladanan atau contoh yang baik dan membiasakannya bersikap baik pula.

Dengan demikian strategi merupakan komponen yang penting dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan pembinaan kerena dengan adanya strategi guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan Akhlak siswa, strategi selain untuk memaksimalkan dan memudahkan proses pembinaan Akhlak siswa yang bertujuan untukmenigkatkan mutu guru pendidikan agama Islam khususnya peningkatan dalam bidang cara mengajar, yang mana strategi tersebut merupakan jembatan penghubung dalam kegiatan belajar mengajar.

Oleh karena itu, untuk mengetahui strategi yang diterapkan di MTs Tarbiyatul Ulum Wedung Demak, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian ini, yang peneliti tuangkan dalam bentuk tesis yang berjudul ”Strategi Pendidikan Akhlak”( Studi Kasus di MTs Tarbiyatul Ulum Wedung Demak). MTs Tarbiyatul Ulum Wedung Demak adalah sebuah madrasah yang terletak di desa Buko, Jln. Raya Kauman Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak.

Adapun maksud dari judul di atas adalah usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh MTs Tarbiyatul Ulum Wedung Demak yang meliputi kepala madrasah, guru mata pelajaran aqidah akhlak, dewan guru, kepala tata usaha beserta staf dalam memberikan pendidikan akhlak kepada siswa siswinya. Pendidikan itu meliputi pemberian contoh tauladan yang baik, melatih keterampilan berbuat dalam bentuk pembiasaan, memberi motivasi dan menciptakan lingkungan madrasah yang mendukung pembentukan kepribadian peserta didik agar mereka memiliki akhlak yang terpuji.

Penelitian ini lebih menekankan pada pendidikan akhlak dalam bentuk pemberian contoh teladan yang baik dari seluruh tenaga pendidik dan kependidikan dan penciptaan lingkungan yang mendukung tumbuhnya nilai-nilai akhlak yang baik pada diri anak selama mereka berada di lingkungan MTs Tarbiyatul Ulum Wedung Demak. Penelitian ini tidak memfokuskan pada penyampaian materi mata pelajaran akidah akhlak yang terjadwal dua jam dalam satu minggu untuk masing-masing kelas.

Tidak ada komentar