Doa Untuk Sesama Mukminin
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. [Al-Hasyr/ 59: 10]Mendoakan ampunan, rahmat dan kebaikan untuk sesama Muslimin merupakan hal yang sangat penting; bahkan sebagian Ulama mengkategorikannya di antara adab dalam berdoa. Bila seorang Mukmin berlaku demikian terhadap saudaranya, maka Allâh pun akan menjadikan saudaranya turut mendoakannya. Dan seorang Muslim mendapatkan manfaat dengan doa saudaranya yang muslim, baik ia masih hidup maupun telah meninggal.
Syaikh Ibnu Sa’di rahimahullah berkata, “Ini adalah doa yang menyeluruh untuk semua kaum Mukminin, baik mereka yang terlebih dahulu masuk Islam dari kalangan Sahabat, juga kaum Mukmin sebelum mereka, dan masuk pula orang-orang Mukmin setelah mereka. Ini adalah di antara keutamaan iman. Yaitu bahwa kaum Mukminin saling memberikan manfaat satu sama lain.
Mereka satu sama lain saling mendoakan. Ini dikarenakan iman telah menyatukan mereka. Iman yang mempunyai konsekuensi adanya ikatan persaudaraan di antara kaum Mukminin. Dan di antara cakupan ikatan ini adalah saling mendoakan antara kaum Mukminin, seorang Mukmin mendoakan untuk saudara Mukmin lainnya; agar saling mencintai antara sebagian mereka dengan lainnya. Karena itulah, dalam doa ini Allâh menafikan sifat dengki yang bersarang di hati; baik dengki dalam porsi sedikit apalagi banyak. Dan bila sifat dengki ini telah ditiadakan, ini berarti bahwa sifat kebalikannya pun telah tertanam kuat; yaitu sifat saling mencintai di antara sesama kaum Mukminin.”
Faidah
1. Urgensi doa yang penuh berkah ini.
2. Di antara hak Mukmin atas Mukmin lainnya adalah saling mendoakan antar sesama.
3. Pentingnya memohon ampunan kepada Allâh.
4. Seyogyanya agar Mukmin tidak melupakan keutamaan kaum Mukmin yang mendahuluinya dengan keimanannya, sehingga iapun menyebutnya dengan baik dan mendoakannya. Terlebih lagi dari kalangan sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
5. Doa ini memuat dua bentuk tawassul kepada Allâh:
(a). Tawassul kepada-Nya dengan Rububiyyah-Nya; yaitu dengan seruan Rabbanâ (wahai Rabb kami); dan tawassul dengan dua nama-Nya: Ar-Ra’ûf (Maha Penyantun) dan Ar-Rahîm (Maha Penyayang).
(b). Tawassul kepada-Nya dengan nikmat iman yang diberikan kepada mereka dan juga orang yang telah mendahului mereka.
Post a Comment