Kiat Memperlakukan Buah Hati
Kiat Memperlakukan Buah Hati
1-
Pahami
anak sebagai individu yang berbeda.
Seorang anak
dengan yang lainnya memiliki karakter yang berbeda. Memiliki bakat dan minat
yang berbeda pula. Karenanya, dalam menyerap ilmu dan mengamalkannya berbeda
satu dengan yang lainnya. Sering terjadi kasus, terutama pada pasangan muda,
orangtua mengalami “sindroma” anak pertama. Karena didorong idealisme yang
tinggi, mereka memperlakukan anak tanpa memerhatikan aspek-aspek perkembangan
dan pertumbuhan anak. Misal, anak dipompa untuk bisa menulis dan membaca pada
usia 2 tahun, tanpa memerhatikan tingkat kemampuan dan motorik halus (kemampuan
mengoordinasikan gerakan tangan) anak.
فَاتَّقُوا اللهَ
مَا اسْتَطَعْتُمْ
“Maka
bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.” (At-Taghabun: 16)
Hadits dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَإِذَا
نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ
“Apabila
aku melarangmu dari sesuatu maka jauhi dia. Bila aku perintahkan kamu suatu
perkara maka tunaikanlah semampumu.” (HR. Al-Bukhari, no. 7288)
Kata مَا
اسْتَطَعْتُم (semampumu) menunjukkan kemampuan dan kesanggupan seseorang
berbeda-beda, bertingkat-tingkat, satu dengan lainnya tidak bisa disamakan. Ini
semua karena pengaruh berbagai macam latar belakang.
2- Memberi
tugas hendaklah sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.
لَا يُكَلِّفُ
اللهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
“Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
(Al-Baqarah: 286)
3- Berusahalah
untuk selalu menghargai niat, usaha dan kesungguhan anak. Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
إِنَّ
اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
“Sesungguhnya
Allah tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian, tapi Allah melihat
kepada hati (niat) dan amal-amal kalian.” (HR. Muslim no. 2564)
Jangan
mencaci maki anak karena kegagalannya. Tapi berikan ungkapan-ungkapan yang bisa
memotivasi anak untuk bangkit dari kegagalannya. Misal, “Abi tidak marah kok,
Ahmad belum hafal surat Yasin. Abi tahu, Ahmad sudah berusaha menghafal. Lain
kali, kita coba lagi ya.”
4- Tidak
membentak, memaki dan merendahkan anak. Apalagi di hadapan
teman-temannya atau di hadapan umum. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَقُولُوا لَهُمْ
قَوْلًا مَعْرُوفًا
“Dan
ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.” (An-Nisa`: 5)
5- Tidak membuka aib
(kekurangan, kejelekan) yang ada pada anak di hadapan orang lain. Dari
Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
مَنْ
سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa
menutup (aib) seorang muslim, Allah akan menutup (aib) dirinya pada hari
kiamat.” (HR. Al-Bukhari no. 2442)
6- Jika anak
melakukan kesalahan, jangan hanya menunjukkan kesalahannya semata. Tapi
berilah solusi dengan memberitahu perbuatan yang benar yang seharusnya dia
lakukan. Tentunya, dengan cara yang hikmah. ‘Umar bin Abi Salamah radhiyallahu
‘anhu berkata:
كُنْتُ
غُلَامًا فِي حِجْرِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ فَقَالَ لِي
رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: يَا
غُلَامُ،
سَمِّ اللهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ
“Saat saya
masih kecil dalam asuhan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, saya
menggerak-gerakkan tangan di dalam nampan (yang ada makanannya). Lantas
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihatiku, ‘Wahai ananda,
sebutlah nama Allah (yaitu bacalah Bismillah saat hendak makan). Makanlah
dengan tangan kananmu, dan makanlah dari makanan yang ada di sisi dekatmu’.”
(HR. Al-Bukhari no. 5376)
7- Tidak
memanggil atau menyeru anak dengan sebutan yang jelek. Seperti perkataan:
“Dasar bodoh!” Ini berdasarkan hadits Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ
تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ بِخَيْرٍ فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ يُؤَمِّنُونَ عَلَى مَا تَقُولُونَ
“Janganlah
kalian menyeru (berdoa) atas diri kalian kecuali dengan sesuatu yang baik.
Karena, sesungguhnya malaikat akan mengaminkan atas apa yang kalian ucapkan.”
(HR. Muslim no. 920)
8- Perbanyak
ucapan-ucapan yang mengandung muatan doa pada saat di hadapan anak. Seperti ucapan:
بَارَكَ اللهُ
فِيْكُمْ
“Semoga
Allah memberkahi kalian.”
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَقُولُوا
لِلنَّاسِ حُسْنًا
“Serta
ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.” (Al-Baqarah: 83)
Juga selalu
mendoakan kebaikan bagi sang anak, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala:
وَالَّذِينَ
يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Dan
orang-orang yang berkata: ‘Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri
kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam
bagi orang-orang yang bertakwa’.” (Al-Furqan: 74)
- Berusahalah
untuk senantiasa berlaku hikmah dalam menghadapi masalah anak. Tidak
mengedepankan emosi. Tidak mudah menjatuhkan sanksi. Telusuri setiap masalah
yang ada pada anak dengan penuh hikmah, tabayyun (klarifikasi). Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman:
وَمَنْ
يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا
“Dan
barangsiapa yang dianugerahi al-hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi
karunia yang banyak.” (Al-Baqarah: 269)
-
Berusahalah bersikap adil terhadap anak-anak dan berbuat baik kepadanya.
إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (An-Nahl: 90)
- Hindari
sikap-sikap dan tindakan yang menjadikan anak mengalami trauma, blocking
(mogok), malas atau enggan belajar. Sebaliknya, ciptakan suasana yang
menyenangkan dalam belajar. Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَسِّرُوا
وَلاَ تُعَسِّرُوا، بَشِّرُوا وَلاَ تُنَفِّرُوا
“Permudah
dan jangan kalian persulit. Gembirakan, dan jangan kalian membuat (mereka) lari.” (HR. Al-Bukhari no.
69)
Wallahu a’lam.
Post a Comment