Mengenai Saya

Foto saya
Alumni UIN Raden Intan Lampung

Pentingnya Menjaga Waktu

Pentingnya Menjaga Waktu 

Banyak diantara kita yang terlalaikan dengan nikmat ini, yaitu waktu luang. Dan hendaknya kita sadar pentingnya nikmat ini. Sesungguhnya Allah telah mengisyaratkan kepada kita bahwa orang orang yang telah mati mereka menyesal dan mereka minta agar dikembalikan lagi di dunia agara bisa beramal shalih lagi sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala (yang artinya): “dan Infakanlah sebagian dari apa yang yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian dating kepada salah sesorang diantara kamu; lalu dia berkata (menyesali) ‘Ya tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian) ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang orang shalih”(QS. Al-Munafiqun: 10).

Dan hendaklah kita mengetahui bahwa kita hidup di dunia ini hanya lah sebentar sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya): “Dia berfirman,’berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?’ mereka menjawab ,’ kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada mereka yang menghitung’” (QS. Al-Mu’minun: 112-113)Maka lihatlah! Bahwa kita hanyalah seorang musafir di dunia ini atau perumpaman kita di dunia ini sekadar berteduh di bawah pohon dari perjalanan yang panjang lalu kita melanjutkan perjalan lagi, lalu perjalan mana lagi yang mana akan kita lanjutkan? Yaitu perjalanan ke kampung abadi jannatun na’im dimana segala kenikamatan yang kekal ada disana.

Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata “sepatutnya bagi manusia mengetahui kemuliaan waktu dan kadar waktunya. Dan jangan ia sia siakan waktunya walau hanya satu menit tanpa ada ketaatan pada Allah. Semua nikmat umur ini pasti akan ditanya oleh Allah, oleh karena itu jangan lah sampai disibukkan dengan dengan dunia dan angan angan kosong.

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata “jadikanlah waktumu untuk Allah dan barangsiapa yang tida menjadi wkatumu maka kematian lebih baik untuknya dari pada kehidupannya”.

Maka lihatlah bagaimana para generasi salafus shalih dan ulama’ rabbani menjaga waktunya.Seperti Abul Wafa’ bin Abu Aqil rahimahullah menceritakan “dengan segala kesungguhanku, aku juga memendekkan waktu makanku,sampai smpai aku lebih makanan biscuit yang dilarutkan dengan air dari pada memakan roti. Alasannya karena kedua makanan tersebut berbeda jauh waktu yang dihasilkan ketika mengunyahnya. Yakni demi lebih member waktu untuk memmbaca dan menyalin berbagai hal yang benrmanfaat yang belum sempat ku ketahui”.

Lalu ada Ar-Raqam rahimahullah menceritakan, aku pernah bersama kepada Abdurrahman (yakni Ibnu Abi Hatim karena begitu banyaknya beliau mendengar dan bertanya kepada ayahnya sendiri (yang seorang ulama’), maka beliau menjawab, ketika ayahku mkaan, aku membacakannya kepada beliau, ketika berjalan, aku membacakannya (kitab dan bertanya) pada beliau, bahkan ketika masuk kamar mandi aku membacakannya untuk beliau, dan ketika masuk rumah untuk satu keperluan, aku juga membacakannya pada beliau.

Setelah kisah para generasi salafus shalih ada kisah lain dari ulama’ rabbani pada generasi saat ini. Yaitu Syaikh Ibnu Baz rahimahullah selalu menyibukkan setiap menit dan detik waktu yang beliau miliki dengan tasbih, istighfar, dan tahlil. Imam as-Sam’ani menyebutkan dalam kitabnya Adabul Imla’ wal Istimla’ (hlm. 73) bahwa ketika muhaddits (ahli hadits) seperti beliau berada dalam sebuah halaqah besar dan disana terdapat beberapa mustamli (orang yang menyampaikan suara syaikh disekitanya), maka ketika beliau berkata “haddatsanaa waki’” (telah mengabarkan kepada kami waqi’), mustamli menirukan mengulang kata tersebut “haddatsanaa waki’”. Sedangkan ditengah tengah ucapan tersebut mustamli yang singkat itu syaikh membaca istghfar dan tasbih sampai beliau mendapat giliran berbicara kembali.

Lihat bagaimana sebagaimana para salafus shalih menjaga waktunya dan kita bisa mengambil ibrahnya dari kisah semangat mereka dalam menjaga waktu mereka. Maka tinggalkan segala majelis yang menyia-nyiakan, dari kekosongan pikiran dan akal. Dan jangan lupa agar kita selalu berdoa kepada Allah agar diberi taufik supaya bisa menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Karena memanfaatkan waktu dalam ketaatan adalah sebuah pemberian dari Allah ‘azza wa jalla, Allah memberikanya kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba hambanyaNya dan memudahkan jalannya. Karena itulah mintalah kepada Allah dengan hati yang tunduk, lisan yang jujur,a nggota tubuh yang khusyu’ agar kita dikaruniai taufik dalam menjaga waktu kita, allah tabaraka wa ta’ala memerintahkan kepad kita untuk berdoa kepada Nya, Allah subhanahu wa ta’la berfirman (yang artinya), “dan rabb-mu berfirman ’ berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina‘“ (QS. Ghaafir:60).

***

Referensi:

  1. Al-Quranul karim
  2. Waktumu Dihabisakan Untuk Apa, Yazid bin Abdul Qadir Jawas, penerbit pustaka At-taqwa
  3. Meneladani akhlak generasi terbaik, Abdul Aziz bin Nashir al-Jullayil,Baha’uddin bin Fatih Uqail, penerbit Darul Haq
  4. Biografi Syaikh bin Bazz rahimahullah, Syaikh Abdul Aziz bin Muhammd As-Sadhan, penerbit Khazanah Fawa’id

Tidak ada komentar