Shalat Tarawih
Shalat Tarawih
Segala puji bagi Allah SWT Rabb
semesta alam, shalawat dan salam semoga tercurah kepada pemimpin para rasul,
dan sesudah itu:
Ini adalah beberapa koreksi yang kita terjatuh padanya
karena tidak tahu atau lupa. Saya ingin mengingatkan atasnya karena ingin
memberi nasehat bagi Allah SWT,kitab-Nya,
rasul-Nya r, dan bagi
kaum muslimin awam dan khusus. Wallahul musta'an..
Pertama: bersama para imam –semoga Allah SWT memberi
taufik kepada mereka. Di antaranya:
- Terlalu cepat membaca di dalam shalat dan terlalai
dalam ruku', sujud, thuma`ninah dan khusyuk.
- Berlebihan dalam doa dan terlalu panjang padanya. Usahakanlah –wahai saudaraku- engkau berdoa dengan doa shahih yang dari Nabi Saw dan doa jaami' (yang mencakup) agar engkau mendapatkan pahala doa dan mengikuti, selamat dari kesalahan dan penyimpangan. Perlu disadari bahwa terus menerus qunut bukan termasuk petunjuk Nabi Saw.
- Keyakinan wajib mengkhatamkan al-Qur`an, karena
inilah tergesa-gesa membaca al-Qur`an hingga melalaikannya.
- Para imam mendorong melaksanakan sunnah dalam
shalat, hal itu dengan cara shalat 11 rekaat atau 13 rekaat disertai
bagusnya dan panjang tanpa menyusahkan.
- Demikian pula jangan lupa mengingatkan jamaat,
memberi nasehat dan petunjuk setelah shalat di saat-saat tertentu, atau di
antara azan dan iqamah, maka bulan Ramadhan dan malamnya adalah kesempatan
berdakwah dan memberi nasehat.
Catatan kedua: Bersama jamaah –semoga Allah SWT menjaga
mereka-:
Di antaranya:
- Terlalu berlebihan mencari-cari masjid karena
mencari suara yang indah saja. Nabi Saw bersabda: "Hendaklah salah seorang darimu shalat di masjid yang
dekat dengannya dan jangan mencari-cari masjid."HR. ath-Thabrani
–Shahih al-Jami'. Para salaf melarang dari hal itu karena termasuk
meninggalkan sebagian masjid dan terlambat takbiratul ihram, dan yang
terjadi karena rindu terhadap suara dan lainnya. Akan tetapi tidak mengapa
orang yang selalu shalat di satu masjid, sekalipun bukan masjidnya, dan
selalu bersamanya hingga akhir Ramadhan, jika hal itu lebih membuat dia
khusyuk dan tadabbur al-Qur`an.
- Berteriak saat menangis, atau mengangkat suara dan memaksakan diri menangis. Ini tidak termasuk petunjuk salaf radhiyallahu 'anhum. Bahwa panutan kita, apabila menangis hanya didengar suara seperti suara becana yang airnya mendidih, memaksakan diri dilarang, ia bisa membawa kepada sifat riya dan menganggu orang-orang yang shalat, kecuali orang yang tidak bisa menahan diri maka ia dimaafkan. Akan tetapi hendaklah ia menahan dirinya dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Saw.
- Terpengaruh ucapan manusia dan tidak terpengaruh
ucapan Rabb manusia. Hal itu dengan menangis disebabkan doa saja, adapun
mendengar al-Qur`an maka ia tidak menangis. Allah SWT berfirman:
لَوْ
أَنزَلْنَا هَـذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعاً مُّتَصَدِّعاً
مِّنْ خَشْيَةِ اللَّهِ
Kalau sekiranya kami menurunkan al-Qur'an ini kepada
sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan
takut kepada Allah.. (QS. 59:21)
4.
Sebagian ada yang menunggu imam sampai ia ruku' dan menyibukkan diri dengan
obrolan. Apabila imam rukuk, ia shalat bersamanya. Ini banyak terjadi di
masjidil haram. Perbuatan ini termasuk tidak mengikuti imam, meluputkan
takbiratul ihram dan membaca al-Fatihah. Kamu tidak pantas melakukan hal itu
–wahai kekasihku-.
5.
Memandang mushhaf di shalat saat imam membaca ayat. Ini banyak terjadi di
masjidil haram. Perbuatan itu mengandung beberapa kesalahan, di antaranya:
banyak gerakan dengan dua tangan dan mata, meninggalkan sunnah memegang dan
meletakkan dua tangan di dada, meninggalkan memandang ke tempat sujud…dst.
6. Ada yang merasa cukup shalat empat atau
enam rakaat bersama imam, kemudian berpaling kepada urusan dunianya. Dalam hal
ini menyebabkan kehilangan pahala besar. Nabi Saw bersabda:
مَنْ
قَامَ مَعَ الإمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
"Barangsiapa
yang shalat bersama imam sampai ia berpaling niscaya ditulis untuknya shalat
semalaman."HR. ahlus sunnan, shahih.
7.
Terlalu banyak makan saat berbuka, maka orang yang shalat datang dengan
kekenyangan, lalu ia tidak bisa menyempurnakannya, atau ia mengganggu
orang-orang shalat dengan sendawa (suara karena kenyang).
Catatan
ketiga: Bersama wanita –semoga Allah SWT menjaganya-.
Di
antaranya adalah:
1. Datang ke masjid memakai minyak wangi, ini adalah kesalahan besar berdasarkan hadits Rasulullah Saw:
أيّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ،
فَمَرَّتْ
بِقَوْمٍ
لِيَجِدُوْا رِيْحَهَا، فَهِيَ زَانِيَةٌ
"Wanita manapun yang memakai minyak
wangi lalu melewati satu kaum agar mereka mencium aromanya, maka ia adalah
penzina."HR. Ahmad dan
at-Tirmidzi dan ia berkata: hasan shahih. Maka bagaimana dengan orang yang
pergi ke pasar dalam kondisi seperti itu.
2.
Tidak menutup aurat secara
sempurna dan menampakkan sebagian tubuhnya. Ia harus menutup semua tubuhnya,
hijabnya tidak boleh tipis dan tidak pula sempit, bahkan harus lebar lagi
menutup semua tubuh, tidak menampakkan sesuatu dari perhiasannya. Ini bukanlah
menahan dia, namun karena menghormati dan menjaganya.
3.
Datang ke masjid bersama sopir
yang bukan mahram, maka dengan hal itu ia melakukan kesahalan secara syara'
hanya untuk mendapatkan perkara mubah atau disunnahkan untuknya, dan ini adalah
kesalahan.
4.
Membiarkan anak-anaknya
melakukan maksiat berupa menyaksikan film-film, mendengarkan lagu-lagu dan
semisalnya, atau berteman orang-orang fasik, Allah SWT berfirman:
يأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ
وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
(QS. at-Tahrim:6)
Maka ia tetap berada di rumahnya lebih wajib untuk
menjaga mereka.
5. Membawa anak kecil yang menggangu orang-orang
yang shalat dan mengusik kekhusyuan mereka.
6. Setelah shalat menyibukkan diri dengan obrolan
dan mengangkat suara sehingga didengar laki-laki dengan meninggalkan membaca سبحان
الملك القدوس (tiga kali), zikir dan istighfar.
Seharusnya mereka langsung pulang setelah selesai shalat dan tidak terlambat
kecuali karena uzur. Dan laki-laki menunggu sebentar sehingga mereka (wanita)
pulang atau mereka yang menunggu sampai laki-laki keluar. Maka janganlah keluar
dalam waktu bersamaan, terutama apabila pintu berdekatan maka terjadilah
berdesakan dan bercampur di depan pintu.
7. Berpindah dari sebaik-baik tempat dan paling
dicintai di sisi Allah SWT,
yaitu masjid- menuju tempat terburuk dan paling tidak disukai di sisi Allah SWT, yaitu pasar tanpa kebutuhan.
8. Tidak merapatkan shaf (barisan) dan adanya celah
padanya.
9. Meninggalkan bersungguh-sungguh dalam taat dan zikir, apabila datang bulan
(haid). Banyak sekali amal ibadah yang termasuk amal shalih seperti doa,
istighfar, tasbih, sedakah, membaca shalat …dst.
Catatan keempat: untuk setiap
muslim, laki-laki dan perempuan
Bertaqwalah kepada Allah SWT di saat puasa, shalat dan doamu. Janganlah kamu
seperti wanita yang membuka pintalan benang tenunnya. Kamu puasa siang hari dan
shalat malam hari, menangis bersama imam, kemudian kamu pergi sesudah itu dan
menyia-nyiakan pahalamu. Mata yang tadinya menangis memandang kepada yang haram
berupa film-film yang membuka aurat dan bercampur baur laki-laki dan wanita.
Telinga yang terpengaruh saat mendengar (al-Qur`an), engkau mendengarkan lagu
dan kesia-siaan. Lisan yang membaca amin saat berdoa engkau gunakan dalam
ghibah (mengupat), mengadu domba, bohong, mengolok-olok, mencela dan mencaci
maki dan penyakit lisan lainnya. Hati yang khusyuk dan tenang dalam bacaan al-Qur`an,
ia pula yang membawa sifat dengki, dendam dan kebencian kepada kaum muslimin.
Maka ini tidak boleh ada pada kita. Ingatlah selalu bahwa:
رُبَْ صَائِم
ٍحَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوْعُ
وَاْلعَطَشُ
'Banyak sekali orang yang
puasa yang hanya mendapatkan rasa lapar dan haus." HR, Ahmad dan ia
shahih. Dan sabdanya r:
مَن لم يَدَعْ
قولَ الزُّورِ والعملَ بهِ فليسَ للهِ حاجةٌ في أن يَدَعَ طعامَهُ وشَرابَه رواه
البخاري.
'Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan palsu
dan melakukannya, maka Allah I
tidak membutuhkan saat ia meninggalkan makan dan minumnya. HR, al-Bukhari.
Janganlah engkau menjadi orang
yang apabila mendapat kesempatan melakukan yang haram, ia melakukannya. Hukuman
ini sangat berat. Rasulullah Saw bersabda:
"Aku memberitahu
beberapa golongan dari umatku yang datang di hari kiamat dengan pahala kebaikan
seperti gunung Tihamah putih, lalu Allah I menjadikannya seperti debu yang bertaburan.' Tsauban r.a bertanya: 'Gambarkanlah kepada kami, siapakah mereka? bahwa kami bukan termasuk
dari mereka sedangkan kami tidak mengetahui. Beliau bersabda: 'Adapun mereka
adalah saudara-saudaramu dan dari golonganmu, shalat malam sama seperti kamu.
Akan tetapi apabila mereka mendapatkan yang diharamkan Allah SWT, mereka melanggarnya. Shahih
Jami'. 5028.
Apabila engkau menyendiri
dengan keraguan dalam kegelapan – sedangkan hawa nafsu mendorong kepada
perbuatan maksiat
Maka merasa malulah dari
pandangan Ilah dan katakan kepadanya – sesungguhnya orang yang menciptakan
kegelapan melihatku.
Dan saya mengingatkan diriku dan kamu –saudara muslimku-
yang pertama dan terakhir agar ikhlas dalam niat kepada Allah SWT dan mengikuti sunnah dalam shalat dan lainnya.
Nabi Saw bersabda:
مَنْ قامَ
رَمَضانَ، إِيماناً واحْتِساباً، غُفِرَ له ما تَقدَّم مِنْ ذَنْبِه »
"Barangsiapa yang
shalat di bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala niscaya diampuni
dosanya yang terdahulu." HR. al-Bukhari dan Muslim.
Aku memohon kepada Allah SWT agar memberikan mamfaat kepada kita dengan catatan-catatan ini dan memberi kita ikhlas, lurus dan diterima.
Post a Comment