MALAPETAKA DALAM MENGABAIKAN HAK-HAK ALLAH (Bagian 2)
MALAPETAKA DALAM MENGABAIKAN HAK-HAK ALLAH
(Bagian 2)
PEMBUKAAN (±10 MENIT)
(Nada tenang, perlahan, pandangan menyapu jamaah)
Alhamdulillāh…
Segala puji bagi Allah…
Tuhan yang tidak pernah lalai,
sementara kita… sering lupa.
Shalawat dan salam semoga tercurah
kepada Nabi kita Muhammad ﷺ,
yang menangis bukan karena lapar,
bukan karena miskin,
tetapi karena takut umatnya jauh dari Allah.
Saudaraku…
Demi Allah…
aku tidak berdiri di mimbar ini
karena aku lebih baik dari kalian.
Tidak!
Aku berdiri di sini karena aku lebih takut.
Takut…
kalau-kalau kita semua sedang berjalan,
tetapi tanpa sadar menuju kebinasaan.
BAGIAN I — MALAPETAKA YANG TIDAK KITA TANGISI (±15 MENIT)
Saudaraku…
kalau rumah kita terbakar,
kita menangis…
kalau usaha kita bangkrut,
kita stres berbulan-bulan…
kalau anak kita sakit,
kita tidak tidur semalaman…
Tapi…
ketika shalat kita bolong,
ketika dosa jadi kebiasaan,
ketika Allah dilanggar setiap hari…
➡️ Mengapa hati kita tenang?
Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn…
Ini tanda apa, saudaraku?
Ini tanda malapetaka agama.
Hasan Al-Bashri رحمه الله berkata:
“Musibah pada agama lebih berat daripada musibah dunia,
namun kebanyakan manusia tidak menyadarinya.”
Kita takut miskin,
tapi tidak takut miskin iman.
Kita takut gagal dunia,
tapi tidak takut gagal di akhirat.
BAGIAN II — APA ITU HAK-HAK ALLAH? (±15 MENIT)
Saudaraku…
Hak Allah bukan sekadar shalat…
bukan sekadar puasa…
Hak Allah adalah:
- ditaati tanpa tawar-menawar
- diagungkan tanpa diremehkan
- dicintai melebihi dunia
- ditakuti lebih dari manusia
Allah berfirman:
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”
Artinya apa?
Seluruh hidup ini utang kepada Allah.
Maka celaka…
bila kita menikmati nikmat-Nya
tapi melalaikan perintah-Nya.
BAGIAN III — DOSA BESAR YANG TIDAK TERASA (±15 MENIT)
Saudaraku…
dosa itu bukan hanya zina, khamr, riba…
Ada dosa yang lebih berbahaya:
- meremehkan perintah Allah
- menunda taubat
- merasa aman dari murka-Nya
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jauhilah dosa-dosa kecil…”
Kenapa?
Karena dosa kecil yang terus-menerus
lebih dibenci Allah
daripada dosa besar yang ditangisi.
Imam Al-Ghazali رحمه الله berkata:
“Dosa kecil menjadi besar karena diremehkan.”
Saudaraku…
berapa lama kita berkata:
“Nanti saja taubatnya…”
Padahal malaikat maut
tidak pernah berkata:
“Nanti saja…”
BAGIAN IV — TIPU DAYA SETAN & JIWA (±15 MENIT)
Saudaraku…
setan tidak menyuruhmu langsung kafir.
Tidak.
Setan hanya berkata:
- “Santai saja…”
- “Masih muda…”
- “Masih ada waktu…”
Allah berfirman:
“Sesungguhnya jiwa itu selalu menyuruh kepada kejahatan.”
Ibnul Qayyim رحمه الله berkata:
“Setan merusak melalui syahwat,
nafsu merusak melalui kebiasaan.”
Saudaraku…
yang membuat kita binasa
bukan satu dosa besar,
tapi kebiasaan dosa kecil.
BAGIAN V — KISAH SALAF: TAKUT PADA DOSA (±10 MENIT)
Diceritakan…
Suatu malam,
Umar bin Khattab رضي الله عنه
menangis sendirian.
Ditanya:
“Wahai Amirul Mukminin, apa yang membuatmu menangis?”
Umar menjawab:
“Aku takut Allah menghisabku karena seekor keledai yang tersandung di Irak.”
Saudaraku…
Umar takut pada hal yang tidak ia lakukan.
Kita…
berani melakukan dosa terang-terangan
lalu tertawa.
BAGIAN VI — JALAN SELAMAT (±10 MENIT)
Saudaraku…
jalan selamat itu bukan debat,
bukan merasa paling benar…
Tapi:
- taat dalam yang wajib
- berhenti dari yang haram
- takut kepada Allah dalam sunyi
- jujur kepada diri sendiri
Allah berfirman:
“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh menuju Kami,
Kami akan tunjukkan jalan Kami.”
PENUTUP — SERUAN TAUBAT (±10 MENIT)
(Nada perlahan, suara diturunkan)
Saudaraku…
kalau malam ini Allah memanggil kita…
apa jawaban kita?
Apakah kita akan berkata:
“Ya Allah, aku sibuk dengan dunia…”
Demi Allah…
kubur tidak peduli jabatan,
akhirat tidak peduli gelar.
Yang ditanya hanya:
Apa yang kau lakukan dengan hak-Ku?
Mari…
sebelum terlambat…
kita kembali…
(Diam sejenak)
DOA PENUTUP
Ya Allah…
jangan Engkau jadikan kami orang yang lalai.
Jangan Engkau cabut iman kami saat kami sibuk dengan dunia.
Jadikan musibah agama lebih kami takutkan
daripada musibah dunia.
Ampuni kami sebelum Engkau memanggil kami.
Āmīn yā Rabbal ‘ālamīn.
Post a Comment