MENGENAL KEMULIAAN IMAM SYAFI’I & MADZHABNYA



MENGENAL KEMULIAAN IMAM SYAFI’I & MADZHABNYA

MUQADDIMAH

Jamaah rahimakumullah…
Malam ini, mari kita angkat satu nama besar.
Satu sosok yang jika disebut, para ulama menundukkan kepala.
Jika ditulis, tinta takkan sanggup menggambarkan kedalaman ilmunya.
Jika dipuji, para imam pun merasa kecil di hadapannya.

Dialah… Imam al-Mujtahid,
Abu Abdillah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i rahimahullah.

Sosok yang disebut Imam Ahmad:
“Bagai matahari bagi bumi… dan kesehatan bagi tubuh.”
Tanpanya, jalan ilmu akan gelap… tanpa arah… tanpa cahaya.

Hari ini, kita bukan sekadar belajar biografi.
Kita sedang menyelami jiwa — bukan sekadar riwayat.
Kita ingin merasakan denyut ilmu, kejujuran, dan ketaqwaan yang membangun satu madzhab besar: Madzhab Syafi’i.


**1. SIAPAKAH IMAM SYAFI’I?

Sang Jenius yang Dibentuk oleh Langit**

Beliau bukan hanya ulama…
Beliau adalah fenomena, anugerah Allah untuk umat Muhammad ﷺ.

Bayangkan…

  • Usia 7 tahun, sudah hafal Al-Qur’an.
  • Usia 10 tahun, hafal al-Muwatta’ karya Imam Malik.
  • Usia belasan, ditunjuk menjadi mufti Makkah!

Ini bukan biasa.
Ini bukan semata kecerdasan…
Ini taufiq.

Sampai-sampai Imam al-Dzahabi berkata:

“Hafalan Imam Syafi’i… mustahil salah!”

Bayangkan, jamaah…
Orang-orang besar saja—Imam Malik, Imam Muhammad asy-Syaibani, Imam Sufyan bin Uyainah—
Semua takjub pada murid muda ini.


2. PERJALANAN ILMU YANG MENGGETARKAN

a. Belajar Bahasa ke Bani Hudzail

Imam Syafi’i hidup bersama kabilah paling fasih di Jazirah.
Menghafal syair, menguasai balaghah, fiqih bahasa, sastra tinggi.
Inilah pondasi kejeniusannya memahami Qur’an dan Sunnah.

b. Berguru di Makkah

Di bawah Imam Muslim bin Khalid az-Zanji, beliau diizinkan berfatwa ketika masih remaja.
Siapa yang mampu seperti itu hari ini?
Mana ada…
Hanya orang pilihan Allah!

c. Hijrah ke Madinah – Menimba Ilmu dari Sang Imam Darul Hijrah

Ketika membacakan al-Muwatta’ dari hafalan,
Imam Malik menangis haru melihat kecerdasan anak Gaza itu…

d. Ke Iraq – Mengambil Ilmu Ahlur Ra’yi

Di sinilah beliau menguasai madzhab Hanafi.
Beliau memadukan Ahlul Hadits & Ahlur Ra’yi.
Dua madrasah raksasa…
Disatukan oleh satu manusia: Imam Syafi’i!

e. Mesir – Tempat lahirnya Madzhab Jadid

Di Mesir, beliau menyempurnakan ijtihadnya, menyusun al-Umm, dan dari sanalah Madzhab Syafi’i tersebar ke seluruh dunia Islam.


3. KEUNGGULAN ILMU IMAM SYAFI’I

a. Ahli Ushul Fiqih – Peletak Ilmu Metodologi Syariat

Beliaulah penulis kitab ar-Risalah.
Ilmu ini adalah GPS-nya fiqih.
Tanpa ushul, orang tersesat.
Seperti memegang hadits, tapi memahami dengan nafsu, bukan dengan ilmu.

b. Ahli Hadits

Imam Ibnu Khuzaimah ditanya:
“Apakah ada hadits sahih yang tidak diketahui Imam Syafi’i?”
Jawabnya: “Tidak ada.”

c. Ahli Tafsir

Imam Ahmad bersumpah:
“Aku belum melihat manusia yang paling tahu tentang Kitab Allah… selain Syafi’i.”

d. Ahli Fiqih

Beliau menguasai dua madrasah besar, sehingga melahirkan madzhab yang seimbang:

  • Dalil kuat
  • Qiyas halus
  • Bahasa mendalam
  • Hafalan luar biasa

Tidak heran para imam memujinya sampai langit.


4. AKHLAK & ZUHUD YANG MENGGETARKAN HATI

Ilmu beliau bagaikan gunung…
Namun tawadhu’-nya bagaikan debu di kaki ulama.

Beliau berkata:

“Aku siap berdialog 10 kali…
9 kali untuk mencari kebenaran…
Hanya 1 kali untuk menang.”

Jamaah…
Siapa hari ini berdiskusi untuk mencari kebenaran?
Manusia modern berdiskusi untuk menang, bukan untuk benar.

Beliau menangis dalam doa,
Menghabiskan malam dengan Qur’an,
Bersedekah meski miskin,
Menanggung hidup dengan sabar…
Sampai-sampai Imam Ahmad berkata:

“Aku tidak pernah melihat orang seperti Syafi’i…
Seakan Allah mengumpulkan seluruh keilmuan dalam dirinya.”


5. MAKNA “JIKA HADITS SAHIH, ITULAH MADZHABKU”

Sering orang salah paham…
Merasa cukup dapat hadits di Google.
Lalu mengatakan: “Ini kan shahih… berarti pendapat Syafi’i!”

Padahal Imam Nawawi & Ibn Shalah menegaskan:

Ucapan itu ditujukan untuk para mujtahid,
Orang yang:

  • Menguasai seluruh karya Syafi’i
  • Paham ushul beliau
  • Tahu mana mansukh, mutlak, muqayyad
  • Mengerti konteks hadits
  • Paham perbedaan qaul qadim & qaul jadid

Jadi… bukan untuk orang yang baru membaca terjemahan hadits sehari dua hari.
Bukan untuk yang baru mengenal agama dari status medsos.


6. PUJIAN ULAMA KALIBER RAKSASA

  • Imam Ahmad: “Syafi’i adalah matahari dunia.”
  • Imam Dzahabi: “Dialah pembela Sunnah.”
  • Imam Suyuti: “Pemimpin para imam.”
  • Imam Nawawi: “Aku mencintainya… dengan harapan dikumpulkan bersamanya di Surga.”

Kalau para ulama saja merendah di hadapannya…
Siapakah kita yang berani meremehkannya?


**7. KESIMPULAN EMOSIONAL

(Klimaks Ceramah)**

Jamaah sekalian…

Ketika kita shalat…
Baca niat…
Angkat tangan…
Baca qunut…
Jamak qashar…
Bayar zakat…
Warisan…
Nikah…
Talaq…
Fidyah…
Tayamum…
Semua ini…
Ilmu yang kita amalkan setiap hari…

Siapa yang menyusunnya?
Siapa yang merincikannya?
Siapa yang mengkodifikasinya menjadi madzhab rapi yang kita ikuti?

Imam Syafi’i.

Beliau menghabiskan hidupnya,
Membakar umur,
Menghabiskan usia,
Mengembara dari negeri ke negeri,
Menahan lapar,
Menghafal hingga menangis…
Hanya untuk memastikan:
Umat Muhammad tidak tersesat dalam beragama.

Maka malam ini…
Mari kita kirimkan salam untuk beliau.
Mari kita hadiahkan Al-Fatihah.
Dan mari kita ikuti ajaran beliau dengan cinta, bukan sekadar fanatik;
Dengan ilmu, bukan sekadar ikut-ikutan;
Dengan adab, bukan dengan debat.


Penutup

Semoga Allah mengumpulkan kita bersama Imam Syafi’i, bersama para imam, dan terutama bersama kekasih kita Nabi Muhammad ﷺ.

Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.



Tidak ada komentar