Perkataan Para Ulama Madzhab Syafi’i Tentang Pengkultusan Kubur dan Bahayanya
📢 CERAMAH :
“Perkataan Para Ulama Madzhab Syafi’i Tentang Pengkultusan Kubur dan Bahayanya”
🔷 PEMBUKAAN RETORIK
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على سيدنا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين. أما بعد…
Jamaah sekalian yang dirahmati Allah…
Di zaman ketika hati banyak kosong dari bimbingan ilmu… di saat orang lebih mudah percaya kisah-kisah viral daripada wahyu… muncullah kembali penyakit lama umat-umat terdahulu: pengkultusan kubur, mengangkat makam menjadi tempat “spesial”, meyakini tanah kuburan membawa keberkahan, bahkan menjadikannya sebagai tujuan wisata religi.
Padahal inilah pangkal awal kesyirikan dunia sejak zaman Nabi Nuh ‘alaihissalam — sebagaimana dijelaskan para ulama besar Madzhab Syafi’i.
Hari ini, kita akan menyelami:
Apa kata Imam Syafi’i? Apa kata Imam Nawawi? Apa kata Ibnu Katsir? Mengapa para ulama Syafi’iyah sangat keras dalam bab kubur?
🔷 BAGIAN 1 — ASAL MULA KESYIRIKAN: PENGKULTUSAN KUBUR
Imam Ibnu Katsir—ulama besar bermadzhab Syafi'i—menegaskan:
“Asal penyembahan berhala adalah sikap berlebihan terhadap kuburan orang shalih.”
(Al-Bidāyah wan-Nihāyah 10/703)
Dalilnya adalah firman Allah tentang kaum Nabi Nuh:
📖 Surah Nuh ayat 23
Arabic:
﴿ وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا ﴾
Terjemahan:
“Dan mereka berkata: Janganlah kalian tinggalkan tuhan-tuhan kalian, khususnya Wadd, Suwā’, Yaghūts, Ya‘ūq, dan Nasr.”
Ibnu Abbas menjelaskan (diriwayatkan oleh al-Bukhari):
“Mereka adalah nama orang-orang shaleh dari kaum Nabi Nuh. Ketika mereka wafat, dibuat patungnya. Generasi berikutnya lalu menyembahnya.”
Inilah akar syirik: mengagungkan kubur → membuat simbol → menyembah.
🔷 BAGIAN 2 — WASIAT TERAKHIR NABI 5 HARI SEBELUM WAFAT
Pada saat-saat terakhir sebelum wafat, Nabi sangat mengkhawatirkan umatnya terjerumus dalam pengkultusan kubur.
📖 Hadis riwayat Muslim
Arabic:
« أَلَا وَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ كَانُوا يَتَّخِذُونَ قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ، أَلَا فَلَا تَتَّخِذُوا الْقُبُورَ مَسَاجِدَ »
Terjemahan:
“Ketahuilah! Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid. Karena itu, janganlah kalian menjadikan kubur sebagai masjid!”
Kenapa Rasul menegaskan ini menjelang wafat?
Karena bahaya pengkultusan kubur lebih mematikan daripada maksiat biasa—bahkan lebih berbahaya dari zina, judi, dan mabuk.
🔷 BAGIAN 3 — SIKAP IMAM SYAFI’I TERHADAP KUBURAN
Jordan, dengarlah ketegasan Imam kita, Muhammad bin Idris asy-Syafi’i rahimahullah.
Dalam al-Umm, beliau berkata:
“Aku melihat penguasa menghancurkan bangunan di atas kuburan di Makkah, dan aku tidak melihat para ulama ahli fiqih mengingkari tindakan itu.”
(al-Umm 1/463)
Dan beliau berkata lagi:
“Aku tidak suka kuburan dibangun, disemen, atau dihias, karena itu bentuk kebanggaan—padahal kematian bukan tempat berbangga.”
(al-Umm 1/277)
Ini jelas:
Imam Syafi’i anti bangunan kubur, anti kubah, anti ornamen, anti ritual yang mengagungkan kubur.
🔷 BAGIAN 4 — PENDAPAT IMAM NAWAWI (ULAMA SYAFI’IYAH)
Imam Nawawi menjelaskan sebab larangan membuat masjid di kuburan:
“Larangan ini karena dikhawatirkan terjadi pengkultusan berlebihan, yang bisa menyeret kepada kekafiran sebagaimana umat terdahulu.”
(Syarh Shahih Muslim, 5/19)
Itulah prinsip ushul fiqh “saddud dzarā’i”:
menutup pintu yang menuju keburukan.
🔷 BAGIAN 5 — DALIL LARANGAN MEMBANGUN DI ATAS KUBUR
📖 Hadis riwayat Muslim
Arabic:
« نَهَى رَسُولُ اللهِ ﷺ أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ »
Terjemahan:
“Nabi melarang kuburan diplester, diduduki, dan dibangun di atasnya.”
Ali bin Abi Thalib mengatakan (Muslim):
📖
Arabic:
« لَا تَدَعْ تِمْثَالًا إِلَّا طَمَسْتَهُ، وَلَا قَبْرًا مُشْرِفًا إِلَّا سَوَّيْتَهُ »
Terjemahan:
“Jangan biarkan patung kecuali dihancurkan, dan kubur yang tinggi kecuali diratakan.”
🔷 BAGIAN 6 — MENGAPA ORANG SEKARANG LEBIH KHUSYU’ DI KUBUR DARIPADA DI MASJID?
Subhānallāh…
Ada orang di kuburan menangis, menunduk, memejamkan mata, menggigil seperti sedang dialog spiritual…
Tapi di masjid—rumah Allah—dia tidak bisa khusyu’.
Ini tanda bahaya: hatinya lebih dekat kepada makhluk daripada Allah.
Imam al-Ghazali rahimahullah berkata:
“Mengusap dan mencium kuburan adalah adat Yahudi dan Nasrani.”
(Ihya’ Ulumuddin 1/254)
Imam al-Maqrizi berkata:
“Di antara bentuk syirik: sujud kepada selain Allah, thawaf selain Ka’bah, mencium batu selain Hajar Aswad, mengusap kuburan, dan sujud padanya.”
(Tajridut Tauhid, 31)
🔷 BAGIAN 7 — BENTUK-BENTUK PENYIMPANGAN PENGKULTUSAN KUBUR
-
Shalat di kuburan
→ Nabi bersabda:Arabic:
« لَا تُصَلُّوا إِلَى الْقُبُورِ »Terjemahan:
“Janganlah shalat menghadap kubur.” (Muslim) -
Thawaf mengelilingi kubur
→ Ini menyerupai ibadah haji dan merupakan bentuk syirik besar. -
Mengusap nisan, mencium tanah kubur
→ Imam Nawawi: “Berkah itu hanya diperoleh dengan cara yang disyariatkan, bukan dengan kebodohan.” -
Membawa pulang tanah kuburan sebagai jimat
→ Ini keyakinan jahiliyah. -
Membangun kubah, ornamen, rumah, bahkan masjid di atas kubur
→ Semua ini dilarang oleh Nabi, sahabat, dan ulama Syafi’iyah.
🔷 BAGIAN 8 — ANCAMAN BAGI PENGKULTUS KUBUR
1. Dilaknat Allah
Arabic:
« لَعَنَ اللَّهُ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى، اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ »
Terjemahan:
“Allah melaknat Yahudi dan Nasrani karena menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid.”
(Muttafaq ‘alaih)
2. Dicap seburuk-buruk manusia
Arabic:
« شِرَارُ النَّاسِ… الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْقُبُورَ مَسَاجِدَ »
Terjemahan:
“Seburuk-buruk manusia adalah… mereka yang menjadikan kubur sebagai masjid.”
(Ahmad, Ibnu Khuzaimah)
🔷 BAGIAN 9 — ULASAN KONTEMPORER
Jordan…
Zaman sekarang, muncul fenomena aneh:
- Kuburan direnovasi miliaran.
- Dibuatkan tempat parkir, tiket masuk, kotak donasi.
- Orang thawaf di makam.
- Ada yang ambil tanah kuburan buat jimat kelancaran rezeki.
- Bahkan anak muda bikin konten TikTok “wisata religi”.
Semua ini terjadi…
padahal agama sudah memperingatkan sejak 1400 tahun yang lalu.
🔷 BAGIAN 10 — PENUTUP EMOSIONAL
Jamaah sekalian…
Tauhid adalah warisan terbesar para Nabi.
Syirik adalah dosa terbesar yang tidak akan diampuni bila dibawa mati.
Allah berfirman:
📖 Surah an-Nisā’ 48
Arabic:
﴿ إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ ﴾
Terjemahan:
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik.”
Karena itu, mari kita jaga umat ini dari penyimpangan kubur.
Kita lanjutkan perjuangan Imam Syafi’i, Imam Nawawi, dan para ulama salaf dalam memurnikan tauhid.
اللهم أرنا الحق حقاً وارزقنا اتباعه
اللهم أرنا الباطل باطلاً وارزقنا اجتنابه
Post a Comment