PENYAKIT SOMBONG: AKAR KEBINASAAN AMAL DAN JIWA
ZUHUD & KELEMBUTAN HATI
PENYAKIT SOMBONG: AKAR KEBINASAAN AMAL DAN JIWA
Materi ini siap disampaikan di mimbar (±60–90 menit), dilengkapi dalil Al-Qur’an dan Sunnah (teks Arab + terjemah) serta komentar para ulama salaf dan khalaf, dengan pendekatan teologis, akhlaki, dan ruhani.
I. MUKADIMAH: SOMBONG, PENYAKIT YANG TAK TERASA
Alhamdulillāhi Rabbil ‘ālamīn.
Segala puji bagi Allah yang memuliakan hamba-hamba-Nya dengan ketakwaan, bukan dengan rupa, harta, dan jabatan.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, manusia paling mulia namun paling rendah hati.
Jamaah yang dimuliakan Allah…
Ada dosa yang mudah dikenali: zina, riba, khamr.
Namun ada dosa yang halus, samar, dan tidak terasa, tetapi lebih berbahaya—itulah kesombongan.
Ia tidak selalu tampak pada ucapan,
tidak selalu terlihat dalam sikap,
tetapi bersemayam di dalam hati.
II. TAWADHU’ DALAM ISLAM: LAWAN DARI SOMBONG
Islam mendidik umatnya untuk tawadhu’, menyadari kekurangan, merasa fakir di hadapan Allah.
📖 Teladan Rasulullah ﷺ
وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
“Demi Allah, sungguh aku beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.”
(HR. al-Bukhari)
Dalam riwayat lain:
مِائَةَ مَرَّةٍ
“Seratus kali.”
(HR. Muslim)
📝 Komentar Ulama
- Imam an-Nawawi رحمه الله:
“Istighfarnya Nabi bukan karena dosa, tetapi sebagai bentuk penghambaan, tawadhu’, dan pengajaran bagi umat.”
➡️ Jika Nabi yang maksum saja merasa perlu istighfar, siapa kita yang merasa cukup?
III. DEFINISI SOMBONG DALAM SUNNAH
📖 Sabda Rasulullah ﷺ
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan manusia.”
(HR. Muslim)
🔍 Penjelasan
- بَطَرُ الْحَقِّ: menolak kebenaran meski jelas
- غَمْطُ النَّاسِ: meremehkan, mengecilkan, menyalahkan orang lain
Ibnu Qayyim رحمه الله:
“Orang sombong tidak melihat kebenaran sebagai cahaya, tetapi sebagai ancaman bagi egonya.”
IV. SOMBONG: WARISAN SETAN
Kesombongan pertama dalam sejarah bukan dari manusia, tetapi dari Iblis.
📖 Firman Allah SWT
قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
“Aku lebih baik darinya. Engkau ciptakan aku dari api, dan Engkau ciptakan dia dari tanah.”
(QS. al-A‘rāf: 12)
📝 Ulasan Ulama
- Hasan al-Bashri رحمه الله:
“Iblis mengukur kemuliaan dengan asal-usul, bukan dengan ketaatan.”
➡️ Setiap merasa ‘lebih’ dari orang lain, di situlah warisan iblis bekerja.
V. CONTOH KESOMBONGAN DALAM SEJARAH
1️⃣ Kesombongan Kekuasaan: Firaun
أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَىٰ
“Akulah tuhanmu yang paling tinggi.”
(QS. an-Nāzi‘āt: 24)
2️⃣ Kesombongan Harta: Qarun
إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِي
“Sesungguhnya aku diberi harta itu karena ilmuku.”
(QS. al-Qashash: 78)
➡️ Kekuasaan dan harta bukan masalah,
tetapi merasa semua itu dari diri sendiri adalah awal kehancuran.
VI. SEGALA YANG DISOMBONGKAN TAK BERGUNA
📖 Firman Allah SWT
فَمَا أَغْنَىٰ عَنكُمْ جَمْعُكُمْ وَمَا كُنتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ
“Maka tidak berguna bagimu harta yang kamu kumpulkan dan apa yang kamu sombongkan.”
(QS. al-A‘rāf: 48)
Ibnu Katsir رحمه الله:
“Semua kebanggaan dunia akan runtuh di hadapan hisab.”
VII. PARAMETER KEMULIAAN MENURUT ALLAH
📖 Firman Allah SWT
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.”
(QS. al-Ḥujurāt: 13)
➡️ Bukan paling kaya,
bukan paling cantik,
bukan paling alim di lisan,
tetapi paling takut kepada Allah.
VIII. TELADAN PARA NABI: TINGGI, NAMUN RENDAH HATI
- Nabi Daud AS → Raja, namun menangis dalam sujud
- Nabi Sulaiman AS → Kaya raya, namun berkata:
هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي
“Ini semua karunia Rabbku.”
(QS. an-Naml: 40)
- Nabi Musa AS → Cerdas dan kuat, namun berkata:
رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
“Wahai Rabbku, aku sangat membutuhkan kebaikan dari-Mu.”
(QS. al-Qashash: 24)
- Nabi Muhammad ﷺ → Paling mulia, tetapi paling tawadhu’.
IX. SOMBONG & RIA DALAM IBADAH
Sombong tidak selalu di pasar,
kadang ia duduk di shaf pertama.
📖 Sabda Rasulullah ﷺ
أَخْوَفُ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ
“Yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil.”
Para sahabat bertanya: “Apakah itu wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab: “Riya.”
(HR. Ahmad)
📝 Ulasan
- Ingin dipuji saleh
- Ingin dikenal alim
- Ingin terlihat suci
➡️ Obatnya:
- Ikhlas
- Amal tersembunyi
- Konsistensi tanpa penonton
X. DUNIA HANYA TEMPAT SINGGAH
📖 Firman Allah SWT
تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا
“Negeri akhirat itu Kami sediakan bagi orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di bumi.”
(QS. al-Qashash: 83)
Hasan al-Bashri رحمه الله:
“Barang siapa mencintai kedudukan, ia kehilangan akhirat.”
XI. PERINGATAN KERAS BAGI ORANG SOMBONG
📖 Firman Allah SWT
وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا
“Janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong.”
(QS. al-Isrā’: 37)
➡️ Engkau tidak menembus bumi
➡️ Engkau tidak setinggi gunung
➡️ Engkau hanya hamba yang akan mati
XII. PENUTUP: AJAKAN KE HATI
Jamaah yang dirahmati Allah…
Kesombongan adalah hijab,
tawadhu’ adalah cahaya.
Orang sombong jauh dari Allah,
meski dekat dengan manusia.
Orang tawadhu’ dekat dengan Allah,
meski tak dikenal manusia.
Mari kita periksa hati kita,
bukan baju kita,
bukan jabatan kita,
bukan gelar kita.
Semoga Allah membersihkan hati kita
dari kesombongan yang tersembunyi.
Post a Comment