Qadha’ & Qadar: Kunci Ketenangan Jiwa
Qadha’ & Qadar: Kunci Ketenangan Jiwa
Pendahuluan
Alhamdulillāh, segala puji bagi Allah ﷻ, Rabb semesta alam, yang dengan hikmah-Nya menetapkan takdir, dengan keadilan-Nya menakar ujian, dan dengan rahmat-Nya mengiringi setiap ketentuan. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, manusia paling lapang dadanya dalam menerima qadha’ dan qadar.
Saudara-saudaraku,
tidak ada penawar kegundahan yang lebih ampuh daripada iman yang benar kepada takdir Allah. Selama manusia masih menentang qadha’ dan qadar di dalam hatinya, selama itu pula jiwanya akan gelisah dan tersiksa.
I. Segala Sesuatu Telah Ditakdirkan oleh Allah
Allah ﷻ menegaskan bahwa tidak ada satu pun peristiwa yang terjadi secara kebetulan.
Dalil Al-Qur’an
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.”
(QS. Al-Hadid: 22)
Ulasan Ulama
- Ibnu Katsir: Ayat ini adalah hujjah tegas bahwa seluruh kejadian telah Allah tetapkan sebelum penciptaan.
- Al-Qurthubi: Keyakinan ini menghilangkan penyesalan dan melahirkan kerelaan.
II. Apa yang Ditakdirkan Tak Akan Melenceng
Apa yang Allah tetapkan tidak akan meleset, dan apa yang tidak ditetapkan tak akan terjadi, betapapun manusia berusaha.
Dalil Al-Qur’an
قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا
“Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah Allah tetapkan bagi kami.”
(QS. At-Taubah: 51)
Penjelasan Ulama
- Ath-Thabari: Ayat ini menanamkan keberanian dan ketenangan di tengah bencana.
- Ibnu ‘Asyur: Takdir adalah perisai jiwa dari ketakutan.
III. Pena Takdir Telah Mengering
Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa ketentuan Allah telah selesai ditetapkan.
Dalil Sunnah
اعْلَمْ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَمَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ
“Ketahuilah, apa yang menimpamu tidak mungkin meleset darimu, dan apa yang meleset darimu tidak mungkin menimpamu.”
(HR. Tirmidzi)
Komentar Ulama
- Ibnu Rajab Al-Hanbali: Hadis ini adalah asas ketenangan hati.
- Imam An-Nawawi: Inilah puncak tawakal setelah ikhtiar.
IV. Ujian adalah Tanda Kebaikan dari Allah
Tidak semua musibah adalah hukuman; banyak di antaranya adalah tanda cinta dan kehendak kebaikan.
Dalil Hadis
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ
“Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, niscaya Dia akan menimpakan ujian kepadanya.”
(HR. Al-Bukhari)
Ulasan Ulama
- Ibnu Hajar Al-‘Asqalani: Ujian adalah alat pemurnian iman.
- Al-Ghazali: Musibah bagi orang beriman adalah jalan naiknya derajat.
V. Allah Berbuat Sesuai Kehendak-Nya
Allah tidak bisa diprotes, tidak bisa ditanya, dan tidak bisa disalahkan.
Dalil Al-Qur’an
لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ
“Dia tidak ditanya tentang apa yang Dia perbuat, dan merekalah yang akan ditanyai.”
(QS. Al-Anbiya: 23)
Penjelasan Ulama
- Fakhruddin Ar-Razi: Ayat ini menanamkan adab kepada Allah.
- Ibnu Qayyim: Siapa yang ridha kepada Allah, Allah akan meridhainya.
VI. Larangan Berandai-andai yang Merusak Iman
Setelah musibah, Islam melarang kalimat ‘seandainya’ yang merusak keyakinan.
Dalil Sunnah
وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرَ اللَّهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ
“Jika engkau tertimpa sesuatu, janganlah berkata: ‘Seandainya aku melakukan ini tentu akan begini dan begitu,’ tetapi katakanlah: ‘Allah telah menakdirkan, dan apa yang Dia kehendaki pasti Dia lakukan.’”
(HR. Muslim)
Komentar Ulama
- An-Nawawi: Kata ‘seandainya’ membuka pintu setan.
- Ibnu Taimiyyah: Ridha terhadap takdir mematikan sumber kegelisahan.
VII. Iman kepada Qadha’ & Qadar: Puncak Ketenangan
Tanpa iman kepada takdir:
- Saraf akan selalu tegang
- Hati akan dipenuhi penyesalan
- Jiwa akan dikepung kecemasan
Perkataan Ulama Salaf
- Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه:
Takdir adalah rahasia Allah; jangan engkau bebani akalmu dengannya. - Hasan Al-Bashri:
Siapa yang tidak ridha terhadap takdir, hidupnya tidak akan pernah tenang.
Penutup (Nasihat Jiwa)
Wahai jiwa yang lelah oleh penyesalan,
pena telah mengering,
lembaran telah ditutup,
dan takdir telah berjalan.
Engkau boleh berusaha,
engkau wajib berikhtiar,
tetapi hasil bukan milikmu—itu milik Allah.
Serahkan urusanmu kepada-Nya,
ridhalah terhadap keputusan-Nya,
maka hatimu akan bebas dari kebencian, penyesalan, dan kehancuran.
Karena tidak ada ketenangan sebelum iman kepada qadha’ dan qadar benar-benar hidup di dada.
Post a Comment