KEPADA APA KAMI MENYERU MANUSIA ?


PENDAHULUAN
Ada beberapa hal, mengapa ketika kita berbicara/menyeru/berdakwah kepada orang banyak tentang berbagai masalah, tapi tidak sedikit para pendengar jauh dari apa yang kita harapkan , kurang memahami terhadap apa yang kita bicarakan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena tolak ukur yang digunakan dari masing-masing kita itu berbeda, sehingga terjadilah perbedaan pemahaman (Tsaqofah). Atau bisa juga ucapan/ seruan kita tidak jelas/samar dan itu tidak disadari oleh kita.
DIMENSI DAKWAH DAN TOLAK UKUR
Dari flow chart/alur diatas mulai dari dimensi dakwah, kemudian tolak ukurnya adalah kitabullah (Al Qur’an) yang mengatur banyak aspek mulai dari aspek kepercayaan, sosial, hukum, dan perintah/larangan lainnya itu menunjukkan bahwa ajaran Islam adalah universal.
TUJUAN HIDUP DALAM ALQUR’AN
Jadi jelas bahwa tujuankita adalah memimpin dunia, dan membimbing manusia kepada ajaran Islam yang syamil, dimana manusia tidak mungkin menemukan kebahagiaan kecuali bersamanya. Dakwah pelu adanya pengorbanan , kita korbankan segenap potensi, bahkan harta, dan jiwa untuk kebaikan dunia dan akherat (At-taubah:111).KAMI DAN POLITIKDakwah politik ikhwanul muslimin :
Menyeru kepada Islam
Menyeru untuk menjalankan ajaran-ajarannya
Menyeru hukum-hukumnya berdasarkan Islam
Sesungguhnya dalam Islam ada politik, namun politik itu terletak pada kebahagiaan dunia dan akherat.
SUMBER KEKUATAN TERBESARTerkadang kita mendengar bahwa orang sering membanggakan nasab/keturunannya yang erat kaitannya dengan kehormatan dan kejayaan. Mereka ingin menanamkan rasa bangga dan wibawa pada diri anak-anak mereka. Padahal tahukah mereka, jika saja mereka menisbatkan nasab/keturunannya kepada Allah SWT, berarti mereka telah memperoleh semua makna kehormatan dan wibawa yang diimpikan setiap orang."Sesungguhnya kekuatan itu semua hanya bagi Allah."( An-Nisa : 139)Dengan menisbatkan nasab kepada Allah swt, akan ditemukan makna tersendiri yang hanya ditangkap/dirasakan oleh mereka sendiri yaitu wacana Iman yang senantiasa penuh dengan keyakinan akan keberhasilan yang selalu memadati hati dan jiwamu, hingga tak lagi ada secuilpun rasa takut kepada setiap orang, bahkan kepada segenap alam walaupun semua berdiri tegak dihadapannya, hendak merampas aqidah dan menodai idiologi.
( Ali Imran : 160, 173)







MIMPI KEMARIN ADALAH KENYATAAN HARI ESOK
Dalam hal ini penegasan mengenai aqidah. Iikhwanul muslimin hidup dengan aqidah mereka. Mereka mengharapkan kebaikan yang banyak dari aqidah itu, rela mati karenanya, dan hanya disana mereka menemukan segala impian jiwa impian akan kesenangan, kebahagiaan, kebenaran dan keindahan. Jika kita telah setuju terhadap prinsip nisbat nasab kepada Allah SWT, maka kita diharuskan memperhitungkan misi yang dibebankan-Nya, bekerja dengan sungguh-sungguh dan berkorban sepenuh hati demi menegakkan misi itu.
Misi seorang muslim tertuang dalam firman Allah Qs: Al Hajj: 77-78.
Disini Allah SWT memerintahkan kita untuk melakukan ruku dan sujud serta mendirikan shalat, intisari ibadah, tiang Islam dan symbolnya yang paling menonjol. Allah juga memerintahkan untuk menyembah-Nya dan tidak menjadikannya sekutu bagi-Nya. Allah juga memerintahkan kebajikan sepanjang kemampuan mereka, yang otomatis Allah melarang kita untuk melakukan kejahatan.
Selain itu Allah swt memerintahkan kita untuk berjihad dijalan-Nya dengan sebenar-benarnya jihad, dengan jalan menyebarkan dakwah kepada seluruh umat manusia. Bila mereka enggan menerima dakwah Islam dan bersikap tirani serta zalim, maka kita diperintahkan menyebarkan dakwah itu dengan pedang.

MENJAGA KEBENARAN DENGAN KEKUATAN
Kekuatan adalah jalan yang paling aman untuk memunculkan kebenaran. Sungguh suatu keindahan yang sempurna bila suatu saat kekuatan bisa beriringan dengan kebenaran. Selain untuk menjaga tempat-tempat suci Islam, jihad menyebarkan dakwah isalam adalah suatu kewajiban yang dibenankan oleh Allah kepada kamum Muslimin. Kewajiban ini sama besar bobotnya dengan shalat, Zakat, puasa, haji, berbuat kebajikan dan meninggalkan kejahatan. ( At-taubah: 41).
Setelah itu Allah menjelaskan rahasia dan hikmah dibalik perintah ini. Allah SWT telah memilih mereka (orang-orang mukmin) untuk menjadi khalifah, penjaga syari’atnya di muka bumi. Untuk itulah Allah swt telah menurunkan agama, merinci syariat, memudahkan hukum menjadikannya senantiasa sesuai dengan kondisi Zaman, sehingga dunia menerimannya dan manusia menemukan segala impiannya ( Al-Hajj:78)

RAHIB DI MALAM HARI, DAN PENUNGGANG KUDA DI SIANG HARI
Allah juga menjelskan hubungan antara kewajiban-kewajiban individu, semacam shalat dan puasa dengan kewajiban-kewajiban sosial. Bahwa kewajiban pertama adalah sarana menuju untuk terlaksannya kewajiban kedua, dan aqidah yang benar adalah dasar bagi keduannya.
Wahai kaum muslimin, beribadah kepada Tuhan, berjihad menegakkan agama dan meninggikan-Nya adalah misi kita dalam kehidupan ini. Jika kita melaksanakannya dengan baik, niscaya kita akan memperolah kemenangan. Jika kita melaksanakannya hanya setengah-setengah atau bahkan melalaikannya maka tidak akan dikembalikan kepada Allah.
(Qs: Al-Mukminun : 115-116)











Sebagai genarasi pilihan Allah tampil dengan julukan "Layaknyarahib-rahibdi malam hari, dan penunggang kuda di siang hari." Ketika malam tiba, mereka berdiri tegak dalam kekhusukan shalatnya, menggeleng-gelengkan kepala dan menangis tersedu oleh dzikir panjang. Namun begitu fajar menyingsing dan hari beanjak siang, gaung jihad menggema menyeru kepada para mujahidin. Mereka melompat ke punggung-pungung kudanya untuk syi’ar-syi’ar kebenaran dengan lantang, sehingga menembus segenap penjuru buana.
Subhanallah,apakah gerangan dibalik keserasian ini yang ajaib ini, keharmonisan yang sempurna, perpaduan yang spektakuler antara urusan dunia dan akherat. Sebagai jawaban adalah Islam yang senantiasa sanggup memadukkan semuanya itu.
KINI SAATNYA KITA HARUS MEMAHAMI"Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah, dan mereka itulah orang-orang yang benar ". (Al-Hujurat:15)

Kewajiban menuntut adanya jiwa yang dipenuhi oleh iman dan hati yang luhur. Berusaha untuk senantiasa teguh terhadap komitment dan kemurnian hati. Kewajiban ini menuntut kita untuk terus berkorban dengan harta dan kesungguhan. Sesungguhnya Allah swt telah membeli kita jiwa dan harta kita, insyaAllah balasan-Nya adalah surga, yang luasnya seluas langit dan bumi.
DARI MANA KITA HARUS MEMULAISyarat jika ingin membangun jiwa, mewujudkan cita-cita, dan membela agamanya haruslah mempunyai "Kekuatan jiwa yang dasyat"
Kekuatan jiwa :
Tekad membaja yang tidak pernah lemah
Setia/teguh dan tidak tersusupi oleh penghianatan
Pengorbanan yang tidak disusupi oleh sifat serakah dan kikir
Mempunyai pengetahuan dan keyakinan
Penghormatan yang tinggi terhadap idiologi yang yang diperjuangkan
Setiap bangsa yang tidak memiliki ke-5 sifat diatas, maka bisa dipastikan akan menjadi bangsa yang rapuh dan miskin. Suatu perubahan dimulai dari pribadinya/induvidu. Seperti dalan firman-Nya :
"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan pada diri mereka sendiri."
(Ar-Ra’d : 11)


JALAN ITU SUDAH JELASAllah swt telah menurunkan Al-Qur’an, dan menyuruh hamba-hamba-Nya untuk mengikuti Muhammad saw dan meridhoi Islam sebagai agama bagi mereka. Sesungguhnya Allah telah meletakkan seluruh dasar yang mutlak yang dibutuhkan bagi kehidupan manusia, kebangkitan dan kesejahteraan manusia dalam Islam. ( Al-A’raf : 157).
Dari wacana diatas, sudah sepatutnya kita harus mengikutinya dan menyeru kepada umat untuk menjadikan prinsip-prinsip Islam sebagai dasar kebangkitan.


WASPADAI PENYIMPANGAN DAN PERBAIKI HUKUM
Yang dikhawatirkan oleh Ikhwanul Muslimn adanya hukum-hukum umum yang sumbernya bukan pada al-Qura’an dan hadist. Sehingga dari pengalaman sejarah telah membuktikan terjadinya ketidakrelevanan dan kerusakan. Oleh karena itu hukum-hukum haruslah bersumber pada Al Qur-an bagi setiap negeri Islam. Setiap materi yang tidak dibenarkan dalam Islam, harus segera dihapus.
Dengan menerapkan hukum Allah, sesungguhnya negara itu justru melepaskan dari pengalaman pahit yang mungkin timbul sebagai akibat kegagalan hukum buatan manusia. ( Qs. Al-Maidah:44)

Perebaiki seluruh aspek sosial, budaya, pendidikan dengan Islam yang bersumber hukum pada Alqur’an dan Sunnah. Inilah yang menjadi sebagian kecil perjuangan Ihkhwanul muslimin. Mereka menyeru umat islam, baik penguasa, rakyat, pemerintah maupun bangsa agar membangun proses kebangkitan atas dasar Al-Qr’an dan sunnah. Mereka juga mengingainkan terbentuknya generasi muda yng mempunyai imunitas keislaman, kesempurnaa akhlak, pengetahuan yang memadai tentang ajaran-ajaran agama islam, dan kebanggan terhadap kejayaan peradaban yang luas.
Islam juga menyeru untuk persatuan/persaudaraan umat.
Firman Allah :
" Berpeganglah kepada tali Allah (Islam), dan janganlah kamu bercerai berai ….." ( QS: Ali Imran : 103)
" Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara." ( Al-Hujurat:10)

Tidak ada komentar