KEUTAMAAN BERPUASA


KEUTAMAAN BERPUASA


1.       URGENSI SHAUM DALAM TAZKIYAH NAFS
Secara umum puasa menjadi sarana pembentukan kepribadian yang sangat efektif dan optimal. Dalam banyak bukti kita temukan bahwa salah satu bekal penting untuk menghadai tantang besar adalah dengan berpuasa. Seperti yang terjadi pada kuda aduan sebelum berpacu, dsb.
Bagi orang beriman berpuasa menjadi car efektif dalam membentuk kebiasaan-kebiasaan baik dalam kehidupan.
1.       Puasa, melatih kesabaran dan menjadikan hidup bermakna.
Jika kesabaran menjadi puncak kematangan pribadi seseorang dalam medan apapun, maka berpuasa melatih seseorang untuk bersabar. Rasulullah bersabda :”Puasa adalah separoh kesabaran” HR At Tirmidziy.
Berpuasa melatih seseorang untuk membiasakan diri dengan hidup bermakna, karena dengan berpuasa seseorang dilatih untuk tidak mengerjakan sesuatu yang tidak berguna.

2.       Puasa sarana mencapai puncak ketaqwaan  
Ketaqwaan adalaj standar normatif pergaulan manusia dalam Islam. Firman Allah : ”Sesungguhnya yang paling mulia di antaramu adalah yang paling bertaqwa” QS. 49:13
Ketaqwaan menjadi standar keberuntungan hidup seseorang. (QS, As Syams : 7-10) , dan puasa seperti yang diseruakan Allah SWT membentuk orang yang bertaqwa, (QS. 2:183)

2.       RAHASIA DAN SYARAT SHAUM SECARA BATIN
Shaum yang efektif dalam membentuk kepribadian adalah shaum yang tidak hanya berhenti makan dan minun akan tetapi shaum yang  dilakukan dengan memenuhi adab-adab berikut ini, yaitu :
  1. mengendalikan keingainan makan dan minum
  2. mengendalikan keinginan nafsu seksual
  3. mengendalikan pandangan mata dari pemandangan terlarang
  4. mengendalikan mulut dari ucapan tercela
  5. mengendalikan telinga dari pendengaran tercela
  6. mengendalikan tangan, kaki dan anggota badan lainnya dari perbuatan sia-sia.

3.       DERAJAT SHAUM
Dalam shaum dikenal tiga tingkatan yaitu :
  1. Puasa Awam, yaitu puasa yang hanya dengan mencegah keingan perut dan kemaluan.
  2. Puasa Khusus, yaitu dengan tidak hanya meninggalkan makan, minum dan seksual, tetapi sudah berusaha mencegah pendengaran, penglihatan, ucapan, dan anggota badan lainnya dari perbuatan dosa.
  3. Puasa Khusus-al Khusus, yaitu puasa yang tidak hanya menahan diri dari perbuatan dosa akan tetapi sudah mampu mengendalikan keinginan hati dan fikiran dari keinginan-keinginan randah (duniawi) dan hal-hal yang tidak berguna di hadapan Allah SWT.

4.       MACAM-MACAM SHAUM SUNNAH
Puasa sunnah dapat dikelompokkan dalam pereodisasi berikut ini :
  1. Usbu’iyyah (pekanan), seperti puasa hari Senin dan Kamis,
  2. Syahriyyah (bulanan), seperti puasa Ayyamul-Bidh (hari-hari terang bulan)
  3. Sanawiyyah (tahunan), seperti puasa hari Arafah bagi yang tidak sedang beribadah haji.

Wallahu A’lam.

Tidak ada komentar