Membangun Peradaban
Membangun Peradaban
“… kelak Allah akan mendatangkan suatu
kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap
lemah lembut terhadap orang mu’min dan bersikap tegas kepada orang kafir, yang
berjihad di jalan Allah dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka
mencela ….” (QS Al-Maidah: 54)
Rasulullah saw yang telah membawa perubahan
superbesar dalam sejarah kehidupan manusia memulai masa kenabiannya di usia 40
tahun. Dan hanya dalam 23 tahun masa kenabiannya, beliau mampu membangun dasar
peradaban rabbani, yang menjunjung tinggi aspek superioritas hukum Islam,
keseimbangan peran dan kewajiban antarkomponen masyarakat.
Ketika ada pertanyaan bagaimana bisa dalam
waktu sesingkat itu dapat terbangun sebuah sistem yang mengalami masa kejayaan
selama berabad-abad, maka jawaban yang paling tepat adalah karena Rasulullah
menggunakan sistem ilahiyah dalam membangun peradabannya. Sistem yang mengacu
kepada kitabullah. Sistem ini integral dan komprehensif serta mampu memecahkan
seluruh persoalan hidup manusia.
Menurut Dr Ali Abdul Halim Mahmud setidaknya
ada 2 pilar pokok yang harus dibangun ketika kita ingin membangun (kembali)
sebuah peradaban rabbani. Pertama adalah pilar tarbawi (pembinaan dan
pendidikan), berupa pola belajar-mengajar, dengan ragam perangkatnya dengan
tujuan untuk menyempurnakan potensi pribadi. Kemudian yang kedua, yaitu pilar
tanzhimi (institusional) berupa pembangunan institusi internal masyarakat yang
mengatur kode etik dalam kehidupan bermasyarakat, dan institusi eksternal yang
mengatur kekuasaan dan hubungan antarbangsa.Perubahan peradaban ini bisa
dimulai. Caranya
dengan membangun kepribadian individu Muslim dengan Islam pada seluruh aspek
kehidupan. Kemudian pembentukan keluarga-keluarga shalihah dengan seluruh nilai
dan moralitasnya. Akhirnya akan terbentuk sistem masyarakat dengan seluruh
interaksi sosial dan pengaturannya yang dinaungi dalam wadah institusi yang
menjunjung tinggi nilai-nilai ilahiyah.
Muaranya adalah
perubahan peradaban. Perubahan yang berakar pada tegaknya sistem nilai yang
mengacu pada nilai-nilai transendental dan ilahiyah. Peradaban yang di dalamnya
terbentuk struktur kemasyarakatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran
ilahi.
Post a Comment