AMAL YAUMI SETIAP MUSLIM


AMAL YAUMI SETIAP MUSLIM

?Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang beriman dan beramal saleh dan wasiat-mewasiati supaya (mentaati) kebenaran dan wasiat-mewasiati (supaya) menetapi kesabaran?
(Q.S. Al 'Ashr: 1-3)
BAGAIMANAKAH SEHARUSNYA SETIAP MUSLIM MENGISI WAKTU
Iman selalu bertambah dan baerkurang. Bertambah karena melaksanakan perintah Allah swt, berkurang karena maksiat/melanggar larangan Allah swt. Dengan demikian Iman itu selalu dinamis, tidak setatis. Hanya ada dua kemungkinan untuk Iman, apakah bertambah atau berkurang. Tidak ada kemungkinan yng ketiga. Oleh karena itu setiap muslim dan muslimah haruslah bijaksana dalam menggunakan waktu. Yang terpenting adalah agar Iman selalu bertambah, dijaga jangan sampai berkurang.
Perhatikan firman Allah swt. "Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang beriman dan beramal saleh dan wasiat-mewasiati supaya (mentaati) kebenaran dan wasiat-mewasiati (supaya) menetapi kesabaran." (Q.S. Al 'Ashr: 1-3)
"Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sunguh-sungguh (urusan) yang lain, dan kepada Rabbmu saja seharusnya kamu berharap." (Al-Insyiroh : 78)
"Sesungguhnya dalam penciptaan banyak lasngit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang, mterdapat tanda-tanda bagi ulul albab, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk dan berbaring serta mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Rabb kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka." (Ali Imron : 190-191)
Aisyah r.a. berkata:
Artinya, "Bahwasannya Rosululloh SAW selalu berdzikir kepada Allah di setiap waktu."
(HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).
Rasulullah saw. Bersabda :
Artinya, "Sesungguhnya mataku terpejam tapi hatiku tidak pernah tidur."
Allah swt. Mensifati orang-orang yang beriman dengan gambaran jelas dan terperinci seperti tercantum dalam surat Al-Furqon :
Artinya, "Ibadurrahman (Hamba-hamba Allah yang Maha Pengasih) itu (ialah) orang-orang yang berjalan dimuka bumi dengan rendah hati dan apabila orang jahil (bodoh) menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari degan sujud dan berdiri kepada Rabb mereka. Dan orang-orang yang berkata, "Ya Rabb kami, jauhkanlah adzab Jahannam dari kami, sesungguhnya jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka berlebih-lebihan dan tidak (pula) kikir dan adalah (pembelanjaan mereka itu) di tengah-tengah antara yang demikian. Dan orang-orang yang tidak menyeru ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh nafs (jiwa) yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan alas an yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan semua itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) (dosa-(nya). (Yakni) akan dilipatgandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal sholih; mk mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal sholih, mk sesungguhnya diabertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah (laghwun) mereka lalui saja dengan menjaga kehormatan dirinya. Dan orang-orang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabb mereka , mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta. Dan orang-orang yang berkata, "Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa." Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam syurga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya. Mereka kekal didalamnya. Syurga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. Katakanlah (kepada orang-orang musyrik) : "Rabbku tidak mengindahkan kamu, melainkan kalau ada ibadatmu. (tetapibagaimana kamu beribadah kepada-Nya), padahal kamu sungguh telah mendustakan-Nya? Karena itu kelak (adzab pasti menimpamu)." (Al-Furqon : 64-68)
"Sesungguhnya Rabbmu mengetahui bahwa kamu berdiri (shalat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua (setengah) malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersamamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu utu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an. Dia mengetahui bahwa akan ada diantara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian dari karunia Allah;dan oraang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka baacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan berikanlah pinjaman kepada Allahsuatu pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kalian perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampun kepada Allah;sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Muzammil: 20)
Rasulullah saw. Bersabda:
Artinya, "Sebagian dari tanda baiknya keislaman seseorang, dia meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat."
(Diriwayatkan Imam At-Tirmidzi dengan sanad hasan)
Juga dalam sabdanya yang lain tentang sifat orang yang beriman :
Artinya, "Sekali-kali tidak akan kenyang seorang yang beriman dari berbuat kebaikan sehingga akhirnya (masuk) jannah (surga)."
(Diriwayatkan Imam At-Tirmidzi dengan sanad hasan)
Waktu adalah hidup itu sendiri. Menyia-nyiakan waktu berarti menyia-nyiakan hidup. Menyia-nyiakan hidup berarti melakukan dosa, karena manusia hrs bertanggung jawab di hadapan Allah swt. Atas nikmat yang dikaruniakan kepada manusia yang salah satunya adalah nikmat kehidupan.
Perhatikan beberapa ayat dibawah ini :
"?Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu di dunia itu)." (At-Takatsur: 8)
"Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya)." (Al-'Alaq: 14)
"Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh nafsunya (hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada satu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya (malaikat) pengawas yang selalu hadir (Raqib dan 'Atid)." (Qof: 16-18)
"Kepunyaan Alllahlah segala apa yang ada dilangit dan di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan (tentang perbuatanmu). Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Al-Baqarah: 284)
Rasulullah saw. Bersabda :
"Tidak akan bergerak kaki seorang hamba pada hari Qiyamat, sebelum ditanya tentang umur dalam hal apa ia habiskan, tentang ilmunya untuk apa ia pergunakan, tentang harta kekayaan dari mana dia dapatkan dan ke mana ia belanjakan tentang badannya dalam hal apa dirusakkan."
(HR.Imam At-Tirmidzi).
"Dari Abu Hurairah berkata : Ketika Nabi saw. Membaca "Yauma idzin tuhadditsu akhbaaroha" beliau bersabda, "Tahukah kamu apakah khabaar bumi itu ?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Nabi bersabda, "Khabar bumi itu ialah menjadi saksi atas perbuatan hamba-hamba laki-laki dan perempuan sebagaimana yang terjadi di atasnya, bumi berkata, "Kamu telah berbuat ini dan itu. Maka itulah khabar beritanya."
(HR. Imam At-Tirmidzi).
MANUSIA ADALAH MAKHLUK ALLAH YANG MULTI DIMENSIONAL
Manusia adalah makhluk Allah swt. Yang multi dimensional, artinya memiliki banyak aspek. Pada dasarnya manusia terdiri dari tiga aspek yang berkaitan, yaitu ;
Aspek Ruh.
Aspek Jasmani.
Aspek lingkungan.
Bila dirincii lagi, maka aspek Ruh terdiri dari tiga unsur :
Kemampuan untuk mempercayai sesuatu.
Kemampuan untuk merasakan sesuatu keadaan.
Kemampuan untuk berfikir.
Aspek Lingkungan pada pokoknya terdiri dari tiga unsur :
Ekonomi/Maaliyah.
Sosial/Ijtimaiyyah.
Politik/Siyasiyah.
ASPEK-ASPEK PRIBADI MUSLIM
Untuk tujuan pembinaan praktis mk kita kembangkan tujuh aspek pribadi muslim dan muslimah yaitu :
Aspek keyakinan.
Aspek mental.
Aspek pemikiran.
Aspek jasmaniyah.
Aspek Maaliyah.
Aspek Ijtima'iyah.
Aspek Siyasiyah.
Aspek keyakina
Pengertian
Yang dimaksud dengan aspek keyakinan adalah hal-hal yang berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk meyakini kebenaran Dienul Islam. Sasaran pembinaan Setiap muslim dan muslimah wajiblah memiliki keyakinan yang teguh mengenai kebenaran ajaran Islam.
Sarana pembinaan
Hendaknya setiap muslim dan muslimah membiasakan amalan-amalan sbb : Membaca Al-Qur'an Karim minimal satu juz setiap hari dan maksimal sepuluh juz setiap hari.
Tadabbur terhadap Al-Qur'an Karim, yang ideal pagi lima ayat perhari dan sore lima ayat perhari.
Tadabbur secara khusus mengenai ayat-ayat Al-Qur'an yang berhubungan dengan masalah keimanan.
Tadabbur terhadap hadits dan siroh rasul dalam masalah keimanan.
Tadabbur terhadap nasehat para Sahabat r.a. khususnya dalam masalah keimanan.
Tadabbut terhadap nasehat para Alim Ulama 'Salafu Sholih dalam masalah keimanan.
Tadabbur terhadap ciptaan Allah swt. Di alam semesta.
Tadabbur terhadap diri sendiri dengan segala tanda-tanda keagungan Allah swt. Yang ada pada tubuh manusia.
Tadabbur terhadap segala karunia Allah yang telah diberikan kepada manusia.
Selalu berusaha untuk taat kepada Allah swt. Dan Rosulnya dalam segala hal.
Selalu mengamalkan doa-doa dan wirid yang diajarkan oleh Allah dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Selalu berusaha dengan sekuat tenaga menghindari dosa-dosa besar maupun kecil, maksiat, laghwun dan lahwun.
Selalu memohon kepada Allah swt. Agar dijauhkan dari segala keburukan dengan doa-doa ta'awwudz yang diajarkan Allah swt dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Aspek mental
Pengertian
Yang dimaksud dengan aspek mental adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya (emosinya) dlmberbagai situasi.
Sasaran Pembinan
Setiap muslim dan muslimah wajiblah memiliki kemampuan mental yang tertinggi yaitu sabar dalam melaksanakan perintah Allah swt, menjauhi larangan-Nya dan menerima Qodlo dan Qodar-Nya. Begitu juga bersyukur kepada Allah swt. Dengan hati, lisan dan perbuatan atas karunia-karunia Allah yang telah diberikan kepadanya.
Sarana Pembinaan
Menguatkan iman kepada hari akhir dengan bertadabbur terhadap Al-Qur'an dan As-Sunnah mengenai remehnya kehidupan dunia, kekekalan kehidupan akhirat dan kepastian bahwa setiap makhluk hidup akan mati. Juga tadabbur mengenai alam barzah dan alam akhirat melalui Al-Qur'an dan Sunnah Nabi. Hidup zuhud dan wara'. Menguatkan iman terhadap qodho' dan qadar Allah dengan tadabbur ayat Al-Qur'an ataupun hadits Rasul yang berkenaan dengan masalah tersebut . Melaksanakan shalat fardu dengan berjama'ah. Ziarah kubur secara islami (khusus pria). Tadabbur terhadap Al-Qur'an dan As-Sunnah mengenai sabar dan syukur. Membaca siroh Rosul saw, siroh para sahabat dan orang-orang sholih untuk mengambil I'tibar tentang kekuatan mental mereka dalam menghadapi segala hal. Melaksanakan shiyam wajib dan sunnah. Melaksanakan shalat sunnah, terutama qiyamul lail. Mengurus jenazah.
Aspek pemikiran.
Pengertian
Yang dimaksud dengan aspek p-0emikiran adalah kemampuan seseorang untuk mendekati masalah serta memecahkannya dengan menggunakan kegiatan berfikir.
Sasaran Pembinan
Setiap muslim dan muslimah wajiblah memiliki kemampuan berfikir yang memadai dengan memiliki ilmu-ilmu fardlu 'ain dan fardu kifayah. Sehingga memiliki kemampuan utuk mendekati dan memecahkan masalah, baik masalah pribadi, keluarga, masyarakat maupun negara.
Sarana Pembinaan
Selalu mempelajari Al-Qur'an, Al-Hadits Nabawi, As-Siroh An-Nabawiyyah dan Siroh Salafus-Solih. Membaca buku-buku tentang ilmu-ilmu dien yang hukumnya fardu 'ain kemudian ilu-ilmu fardu kifayah. Membaca buku-buku tentang problema ummat Islam, baik local, regional, nasional, maupun internasional.
Membaca buku-buku saintifik dan teknologi tepat guna. Selalu aktif dalam kegiatan diskusi-diskusi yang bersifat ilmiah. Aktif mengikuti seminar-seminar ilmiah. Latihan pidato dan mengajar. Aktif dalam kegiatan tulis menulis.
Aspek jasmaniyah.
Pengertian
Yang dimaksud aspek jasmaniah adalah hal ihwal yang berhubungan dengan tubuh (badan) manusia.
Sasaran Pembinan
Setiap muslim dan muslimat wajiblah memiliki tubuh yang sehat dan kuat sehingga mampu melaksanakan tugas-tugas dalam rangka menegakkan Islam.
Sarana Pembinan Menjaga kebersihan diri, keluarga, dan lingkungan. Menjaga diri agar tidak jatuh sakit. Memakan makanan yang halal, bergizi seimbang dan alami. Menghindar untuk memakan dan minum yang haram dan syubhat. Menghindari makanan dan minuman yang bias melemahkan tubuh (rokok, syrup, makanan kaleng), makanan & minuman dengan memakai bahan tambahan (aditif) buatan yang lainnya. Berobat secara syar'I bila sakit. Mempelajari buku kedokteran menurut tuntunan Nabi saw. (Thibbun Nabawi). Memiliki keahlian dan keterampilan dalam salah satu bidang olah raga. Berusaha meningkatkan kekuatan tubuh dan kesegaran jasmani. Mengadakan siyahah (perjalanan jauh). Olah raga, dengan frekuensi 2-3 kali perminggu dengan waktu 20-40 menit (atau sesuai dengan petunjuk dokter).
Aspek Maaliyah.
Pengertian
Yang dimaksud aspek maaliyah adalah hal ihwal yang berhubungan dengan kemapuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan materiil yang pokok, yaitu sandang, pangan dan papan. Juga kebutuhan Ruhiyah yang pokok yaitu kebutuhan terhadap bimmbingan Islam, ilmu pengetahuan dan teman hidup (suami, istri dan anak).
Sasaran Pembinan
Setiap muslim dan muslimah wajiblah memiliki harta sehingga dapat memenuhi kebutuhan baik jasmani, rohani maupun social. Di samping itu setelah selesai melaksanakan tugas kewajibannya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, mk wajiblah untuk mengeluarkan zakat sesuai dengan ketentuan syari'at Islam dan juga infaq fie sabilillah.
Sarana Pembinan
Wajib bekerja untuk mencari rizki yang halal dengan cara yang halal. Menggunakan harta dengan cara yang halal dan hemat. Menghindari dari tabdzir, isrof dan kemewahan. Menghindari sejauh-jauhnya dari riba. Menggalakkan infaq atau shadaqoh fi sabilillah. Menabung untuk menghadapi kebutuhan mendadak. Mempellajari syari'at Islam yang berkaitan dengan masalah ekonomi. Menggalakkan kewiraswastaan dalam bidang ekonomi. Menggalakkan kerja sama dalam bidang ekonomi. Menggali potensi-potensi ekonomi.
Aspek Ijtima'iyah.
Pengertian
Yang dimaksud dengan aspek ijtima'iyyah adalah hal ikhwal yang berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk berukhuwah Islamiyyah dengan sesama orang-orang beriman.
Sasaran Pembinan
Setiap muslim dan muslimah wajiblah untuk minimal dirinya selamat dari sifat merugikan orang lain dalam pergaulan, seperti kebencian, kedengkian, iri hati, egoistis, atau mementingkan diri sendiri dengan mengorbankan kepentingan orang lain. Sedangkan sasaran maksimal adalah tertanamnya jiwa itsar (lebih mengutamakan duniawi saudaranya seiman diatas kepentingan duniawinya sendiri).
Sarana Pembinaan
Berusaha menghindari pertikaian yang disebabkan karena perbedaan pemahaman antara sesama muslim. Mempelajari risalah-risalah tentang persaudaraan dalam Islam sepanjang ajaran Al-Qur'an dan As-Sunnah. Selalu berusaha untuk ta'aruf (saling mengenal) sesama orang beriman. Berusaha mengindari sejauh-jauhnya dari sikap ta'assub kepada pendapat para imam mujtahid dalam masalah yang masih diperselisihkan. Menjauhi debat kusir. Berusaha menjauhi sikap mudah mengkafirkan orang lain tanpa ada bukti nyata yang dibenarkan oleh syari'at Islam. Selalu wasiat-mewasiati dengan kesabaran, kebenaran dan kasih saying (marhamah). Memupuk keikhlasan dalam segala hal, baik dalam melontarkan pendapat, mengadakan suatu kegiatan atau meluruskan pendapat orang lain. Mengadakan perkumpulan-perkumpulan secara rutin (yang bermanfaat). Mengunjungi teman sesama orang beriman yang sedang ditimpa musibah. Selalau mengadkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama (amal jama'I). Selalu mencari titik temu dengan pihak-pihak yang saling berselisih antara sesama orang beriman. Menanamkan jiwa cinta persatuan antara sesama orang-orang beriman. Berusaha untuk bersepakat dalam masalah-masalah pokok Islam dan bertenggang rasa terhadap pendapat orang lain yang berbeda dalam masalah cabang-cabang dari Islam (masalah-masalah furu'iyah). Mempelajari fiqih menurut madzhab yang dipeluk oleh mayoritas di mana kita berada. Menghindari ta'assub kepada kelompok tertentu tanpa memperhatikan ajaran Al-Qur'an dan As-Sunnah. Menggalakkan semangat kembali pada Al-Qur'an, hadits nabi dan siroh nabawiyah dalam semua masalah diiniyah.Menjaga hak orang lain terutama hak milik harta, kehidupan (darah), kehormatan (keturunan), dien (pandangan hidup), dan hak akal.
Aspek Siyasiyah.
Pengertian
Yang dimaksud dengan aspek siasiyah adalah semua hal yang berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatur orang lain baik keluarga, kelompok, masyarakat, maupun negara dan badan-badan internasional.
Sasaran Pembinan
Agar setiap muslim dan muslimat mampu mengatur dan memimpin minimal keluarganya. Untuk selanjutnya mampu memimpin kelompok, masyarakat, negara maupun badan-badan internasional.
Sarana Pembina
Ilmu-ilmu tentang kepemimpinan dalam Islam. Mempelajari ilmu management dan administrasi. Mengenali manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya (humanivora). Mengamati kegiatan-kegiatan social, ekonomi, politik dan budaya masyarakat. Aktif dalam berorganisasi. Berupaya memiliki sifat-sifat pemimpin yang ideal menurut Islam. Menggalakkan musyawarah dalam menyelesaikan masalah-masalah bersama. Menanamkan rasa tanggung jawab terhadap bawahan karena pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Tentang bagaimana ia memimpin anggotanya.
BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Semua sarana-sarana pembinaan tersebut diatas hendaknya diupayakan untuk menjadi kegiatan rutin, bias berupa kegiatan harian, mingguan, bulanan atau tahunan. Semua kegiatan-kegiatan yang disebutkan di atas bukanlah terbatas seperti apa yang tercantum, karena ia lebih merupakan contoh-contoh saja dari pada pembatasan. Dalam pelaksanaannya tentu saja tidak kaku namun selalu mengingat situasi, kondisi, ruang, waktu dan biaya.
PENUTUP
Bila kegiatan-kegiatan tersebut diatas dilaksanakan dengan berdasarkan ajaran Islam dan bertujuan mencari ridlo Allah SWT semata, mk Insya Allah seseorang akan meningkat setapak demi setapak sehingga menjadi orang mukmin yang seimbang dari segala aspeknya sehingga mampu mengemban amanat Allah SWT dalam QS. Asyy-Syuro : 13, At-Taubah : 105, Al-Muzammil : 5, Al-Ankabut : 1-2, Al-Baqoroh : 214, Ali Imron :142.
"Dia (Allah) mensyariatkan bagi kamu sekalian dien itu (Dienul Islam, tuntunan hidup Islam) yang ia (Islam itu) juga Dia (Allah) wasiatkan (perintahkan dengan tegas) kepada Nuh, Islam itu juga telah kami wahyukan kepadamu Muhammad, Islam itu pula telah kami wasiatkan kepada Ibrohim, Musa dan Isa, tegakkanlah olehmu sekalian Dien itu (Islam) dan janganlah kamu sekalian bercerai-berai dalam (menegakkannya)."(As-Syuro : 13)
"Dan katakanlah, "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasu-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang mengetahui akan yang ghoib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu yang telah kamu kerjakan." (At-Taubah : 105)
"Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat." (Al-Muzammil : 5)
"Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, "Kami telah beriman.", sedang mereka tidak diuji lagi ?" (Al-Ankabut :1,2)
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk jannah, padahal belum dating kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelummu ? Mereka ditimpa oleh mala petaka dan kesengsaraan serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, "Kapankah datangnya pertolongan Allah ? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (Al-Baqarah : 214)
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk jannah, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar (di dalam jihadnya). "(Ali Imran :142)
Rasulullah saw. Bersabda :
Artinya :
"Sesungguhnya tiadalah seseorang akan mampu menegakkan dienullah (Islam) kecuali barang siapa yang meliputi Islam dari segala aspeknya."

Tidak ada komentar