KEUTAMAAN SHALAT
KEUTAMAAN SHALAT
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Setelah mengikuti materi ini pemirsa
diharapkan mampu :
1.
Menunjukkan shalat sebagai sarana meminta pertolongan kepada Allah SWT.
2.
Bersemangat melakukan qiyamullail
3.
Menjadikan shalat sebagai sarana berdoa kepada Allah.
4.
Menjadikan shalat sebagai kontrol kondisi hati
5.
Menjadikan shalat sebagai sarana zikir kepada Allah.
POKOK-POKOK MATERI
1.
Shalat sebagai aktualisasi peran ubudiyyah (penghambaan) manusia
kepada Allah, sesuai dengan peran dasar penciptaan manusia sebagai makhluk
Allah. QS. 51:16
2.
Shalat sebagai sarana taqwiayah (penguatan) jiwa. Hal
sesuai dengan kondisi manusia yang lemah dan terbatas, agar selalu mendapatkan
siraman kekuatan dari Yang Maha Kuat dan Perkasa,
- Saat menghadapi kekuatan-kekuatan buruk yang zahir maupun yang
tersembunyi. QS. Al Muzzammil/73:15
- Saat mengalami perlemahan daya tahana dalam istiqomah, akibat
dorongan syahwat dan kecenderungan-kecenderungan duniawi
- Saat menghadapi kehancuran yang ditimbulkan oleh kezaliman sistem
dsb.
- Saat orang memerlukan percepatan langkah karena kesenjangan antara
jarak tempuh dan beban yang dipikul dengan umurnya yang sangat singkat.
3.
Shalat sebagai sarana I’tizaz (menumbuhkan harga diri)
dengan mendekatkan diri kepada Allah, melupakan semua peran lainnya, melupakan
sejenak gemerlap dunia dengan segala macam daya tariknya.
4.
Shalat sebagai raahah nafsiyyah (rehat jiwa), dan thuma’niinah
ruhiyyah (ketengan rohani) jauh dari kelalain yang memalingkan manusia
dari tujuan mulianya. Sabda Nabi : “Dicintakan
kepadaku dari dunia ini : istri dan wewangian, dan dijadikan ketenangn jiwaku
dalam shalat “ HR. Ahmad. Dalam riwayat lain oleh Imam Ahmad :”Jika
Rasulullah menghadapi urusan yang pelik ia berkata : “Istirahatkan aku
dengannya (shalat) wahai Bilal”, dan semakin memperbanyak shalat ketika
semakain banyak persoalan yang dihadapi.
5.
Shalat sebagai sebuah loncatan dari dunia yang sempit ini menuju kepada
kehidupan yang sangat luas tidak terbatas.
6.
Dari sisi tarbiyah shalat adalah sebagai sarana mendidik orang untuk hubbunnidham
(mencintai aturan) dan mengamalkan aturan itu dengan rapi. Melaksanakan
tepat waktu, melaksanaan pekerjaan sesuai dengan prosedur (syarat, rukun ,
dsb).
7.
Shalat sebagai sarana pembinaan kepribadian
- cermat dan teliti dalam melakuka suatu pekerjaan
- tenang, tidak mengganggu fihak lain dalam menunaikan suatu
pekerjaan
- konsentrasi penuh pada pekerjaan yang sedang dilakukan
- melatih shidq (jujur) dan amanah (dipercaya)
- menghindari perbuatan tercela (QS. 29: 45)
wallahu a’lam
Post a Comment