Mengungkap Hidup sesudah Mati
Sebelum anda meneruskan bacaan anda ini saya ingatkan kepada anda
yang Muslim namun tidak terbiasa dengan gaya penjabaran ayat-ayat
Qur'an secara ilmiah untuk segera memalingkan situs anda dari sini
karena dalam penulisan ini anda nantinya akan dibuat terkejut dengan
beberapa analisa dan pentafsiran saya terhadap Kitabullah AlQur'an
Al-Karim dan Hadist Rasulullah Muhammad Saw yang bukan suatu hal
mustahil anda dapat terjerumus dalam pemahaman yang keliru sehingga
menggoyahkan akidah dan keimanan anda sekaligus mengadakan fitnahan
terhadap diri saya.
Pada bagian yang lalu kita sudah membicarakan perihal kejadian kiamat
yang data-datanya kita ambil dari dalam Qur'an suci dan kita
hubungkan pula dengan fenomena alamiah serta kajian Science Modern
yang mana pada pembahasan tersebut kita asumsikan bahwa komet adalah
sebagai penyebab dari Sa'ah tersebut.
Sekarang kita akan mencoba mengupas apa dan bagaimana kelanjutan
setelah Sa'ah itu terjadi serta apa yang dimaksud dengan tiupan
sangkakala kedua yang menjadi pertanda untuk kebangkitan manusia
seperti yang digambarkan oleh Kitabullah.
Demi yang terbang dalam keadaan bebas,
Yang membawa beban berat
Yang bergerak dengan mudahnya
Dan membagi-bagi urusan;
Bahwasanya yang dijanjikan itu adalah benar. (QS. 51:1-5)
Diwaktu kedatangan komet membentur tatasurya ini, semua Ionosfir yang
melingkupi planet-planet dan bumi akan bergabung dengan komet
tersebut dan tinggallah lagi Atmosfir bagaikan telanjang hingga
pandangan mata manusia yang hidup kembali nantinya akan dapat melihat
semua benda angkasa lainnya tanpa penghalang seperti keadaannya kini
yang terhalang dan dihiasi oleh lapisan itu.
Setelah kedelapan komet besar itu selesai membentur dan menyeret
semua bintang berupa ekornya [sesuai dengan ayat 51:4 diatas],
berlaku dengan ketentuan Allah, maka kosonglah semesta raya ini dari
bintang-bintang yang begemerlapan dan komet-komet itu terus melayang
dengan kecepatan yang lebih tinggi tanpa penghalang.
Dalam hal ini kita perlu kita kemukakan bahwa komet itu terdiri dari
Neutron yang memiliki sifat untuk bergabung. Sifat ini bagaikan daya
penarik bagi setiap komet untuk saling bertemu satu sama lainnya.
Selama ini usaha bergabung itu tidak mungkin terlaksana karena
senantiasa dihalangi oleh bintang-bintang yang membelokkan arah gerak
komet itu beberapa derajat. Namun nanti setelah tiada bintang lagi
diangkasa raya yang menghalangi gerak layangnya langsunglah kedelapan
komet besar yang terbang dengan cepat ini membuat belokan melengkung
yang amat besar untuk bergabung menjadi satu.
Masing-masing komet akhirnya menuju kearah satu titik pertemuan
masing-masingnya diikuti oleh jutaan tatasurya. Pada titik tersebut
berantukanlah semua komet itu secara tepat, inilah ledakan terbesar
dalam sejarah semesta raya yang amat luas.
Jika sebelumnya benturan komet terhadap tatasurya kita yang umum
disebut dengan dentuman atau terompet pertama sudah segitu dahsyatnya
dengan kronologi bertabrakannya komet besar dengan ke-10 planet yang
mengorbit sistem matahari kita lengkap dengan bulan-bulannya
masing-masing dan Asteroids/Meteorites yang ada serta matahari yang
menyebabkan kematian seluruh makhluk hidup, maka alangkah dahsyatnya
pada hari benturan kedelapan komet besar yang diikuti oleh jutaan
tatasurya [termasuk tatasurya kita] yang dikenal dengan sebutan
terompet kedua yang sekaligus juga sebagai satu tanda kebangkitan
manusia dari matinya untuk mendapatkan perhitungan dari Allah atas
segala perbuatannya selama mereka hidup.
Yaitu hari yang mereka mendengar ledakan besar secara logis,
itulah hari kebangkitan.
Bahwa Kamilah yang menghidupkan dan Kamilah yang mematikan dan
kepada Kamilah tempat kembali. (QS. 50:42-43)
Dan ditiupkan sangkakala lalu mati apa-apa yang ada dilangit dan
apa-apa yang ada dibumi kecuali apa saja yang dikehendaki oleh Allah,
kemudian akan ditiupkan padanya [sekali lagi] maka tiba-tiba mereka
bangkit [dari mati dan] menunggu [pengadilan Tuhan atas mereka]. (QS.
39:68) Demikian AlQur'an memberikan keterangan mengenai tugas
sangkakala yang mengeluarkan teriakan kuat [dan kita analogikan
sebagai benturan dahsyat 8 komet dengan jutaan tatasurya sebagai
masing-masing ekornya] secara kronologi ditinjau sudut ilmiah bahwa
nantinya akan berlaku kejadiannya pada tatasurya kita dengan akibat
mematikan untuk selanjutnya ke-8 komet besar itu saling berbenturan
satu sama lain pada titik pertemuan yang ditentukan Allah.
Setelah 8 rombongan komet yang membawa seluruh bintang diangkasa,
berbenturan sesamanya yang dikenal dengan terompet kedua, maka ke-8
komet tadi langsung bergabung menyatukan diri kemudian membentuk
dirinya bagaikan bola yang maha besar melingkupi daerah semesta raya
ini, sementara itu semua bintang yang terseret jadi terkepung dalam
lingkungan besar sebagai besarnya daerah semesta raya sekarang ini.
Masing-masing bintang walaupun berantukan sesamanya tersebab arah
layang yang bertentangan dengan gerak begitu cepat namun Rawasia
Regular yang dimilikinya masih sangat berpengaruh untuk saling
bertolakan.
Ingat, bahwa Rawasia bintang bersistemkan Regular dan Rawasia yang
sama dengannya akan saling menolak satu sama lain.
Mulai dari waktu benturan, semua bintang mengambil posisi
masing-masing dipaksa oleh Rawasia yang dimilikinya dan kesempatan
itulah yang dipakai oleh 8 komet yang menjadi satu tadi untuk
menghindarkan diri sebagai kulit bola besar dan menempatkan semua
bintang itu dalam lingkungannya.
Lantas akan timbul pertanyaan: Bagaimana pula dengan planet-planet
yang mulanya mengorbit keliling bintang namun kemudian dempet melekat
pada bintang itu sewaktu terjadi Sa'ah ?
Diwaktu benturan hebat yang kedua kali ini, semua planet yang
terseret dan tetap utuh kebetulan melekat dempet pada bintang itu
jadi tergoncang hebat dan dahsyat sehingga melepaskan setiap planet
yang melekat dempet tadi kemudian langsung mengadakan orbit keliling
bintang itu dalam garis edarnya yang baru, termasuk planet bumi ini
yang otomatis permukaannya sudah berubah sesuai dengan firman Allah
dibawah ini.
Hari dimana bumi diganti dengan bumi yang lain [dalam rupanya]
begitu pula planet-planet, dan mereka semuanya tunduk kepada
Allah yang Esa dan Perkasa. (QS. 14:48)
Dan sebagai akhir dari kejadian Sa'ah tersebut .... maka kehidupan
tatasurya bermula kembali.
Itulah dia akhirnya alam Akhirat yang dijanjikan !
Alam kehidupan baru bagi makhluk-makhluk Tuhan yang sudah mati akan
dibangkitkan hidup kembali untuk mempertanggung jawabkan perbuatan
mereka selama hidupnya dahulu.
Rasulullah Muhammad Saw menggambarkan keadaan pada hari kebangkitan
tersebut dalam dua hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang
tercantum dalam kitab "Terjemah Hadist Shahih Muslim" karangan
Fachruddin HS. Jilid I terbitan Bulan Bintang Jakarta 1981 hal 260
dan 285.
Dari Sahal bin Sa'ad ra. katanya:
Rasulullah Saw bersabda: "Dikumpulkan manusia pada hari kiamat di
Bumi yang putih kemerah-merahan bagai dataran yang bersih, tidak
ada tanda-tanda penunjuk untuk siapapun".
Dari Mikdad bin Aswad ra. katanya:
Rasulullah Saw bersabda: "Didekatkan matahari kepada manusia dihari
kiamat sehingga jarak matahari dari mereka sekira satu mil. Manusia
digenangi keringat menurut ukuran amal mereka..." Begitulah satu
keterangan yang cukup jelas bagi kita untuk menggambarkan keadaan
bumi dan sistem matahari yang telah mengalami Sa'ah dengan orbit dan
keadaan lain yang juga berubah total [sebagaimana pada Hadist yang
pertama dikatakan bahwa bumi berwarna putih kemerah-merahan akibat
penyatuannya semula dengan matahari pada waktu Sa'ah dan
menguapkan/menghanguskan semua benda hingga tidak ditemukan
tanda-tanda apapun sebagai penunjuk sementara jarak orbit matahari
kala itu teramat dekat dengan bumi dan sebagai perwujudan dari apa
yang selama ini dikenal orang dengan nama Padang Mahsyar].
Jika sekarang ini bumi kita diliputi oleh Atmosfir yang dalam
AlQur'an, Atmosfir disebut sebagai Barkah [sesuatu yang melindungi
sekaligus sebagai rahmat Allah] dengan lautan yang menggenangi hampir
separuh daratan bumi, maka setelah Sa'ah tersebut, bumi menjadi
telanjang dari Ionosfir sehingga pandangan mata dapat memandang lepas
keseluruh penjuru langit dan air laut menjadi menguap menimbulkan
bentuk-bentuk daratan baru dipermukaannya yang keadaannya tidak dapat
diramalkan orang bagaimana bentuknya saat itu.
Coba anda perhatikan ayat-ayat Tuhan berikut ini :
Maka ketika bintang-bintang dilenyapkan [dari pandangan mata
karena diseret komet]
Dan apabila atmosfir telah dibuka dan gunung-gunung telah
dihancurkan menjadi debu
[yaitu meleleh karena jatuh dempet pada matahari]. (QS. 77:8-10)
Pada prinsipnya, tempat hidup di Akhirat nanti adalah tempat hidup
didunia ini juga yang sudah mengalami perombakan sedemikian rupa pada
saat Sa'ah, sebab dimana lagi tempat lain yang mungkin didiami dalam
semesta raya Tuhan kalau tidak dipermukaan salah satu planet ?
Bukankah Tuhan pula menyatakan bahwa dibumi ini juga manusia akan
dibangkitkan nantinya ?
Dia berfirman: "Di sana engkau hidup dan disana pula engkau akan
mati, dan dari sana pula engkau akan dibangkitkan. (QS. 7:25)
Dan tidakkah manusia pikirkan bahwa Kami jadikan ia dari setitik
Nutfah tetapi tiba-tiba ia jadi pembantah yang nyata, dan dia
mengadakan perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia
berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang
hancur luluh ?" Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang
menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala
ciptaan." (QS. 36:77-79)
Jika kamu ragu tentang kebangkitan nanti, maka sesungguhnya Kami
telah menciptakan kamu dari tanah [Turab], kemudian dari setetes mani
[Nutfah], kemudian dari segumpal darah ['Alaqah], kemudian dari
segumpal daging [Mudgah] yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepadamu.
Dan Kami tetapkan dalam rahim [ibumu] apa yang Kami kehendaki sampai
waktu tertentu, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian
kamu sampai pada kedewasaanmu, dan diantara kamu ada yang diwafatkan
[sebelumnya] dan diantara kamu ada yang dipanjangkan umurnya sampai
pikun agar dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya. (QS. 22:5)
Pada hari kebangkitan itu, hari dimana setiap diri dihidupkan kembali
nanti terdapatlah dua macam bentuk manusia yang memperlihatkan
perbedaan yang menyolok ditentukan oleh perbedaan beriman dan
kafirnya.
Pada hari yang akan ada muka yang putih berseri dan ada pula yang
bermuka hitam muram.
Kepada orang-orang yang hitam muram mukanya akan ditanyakan:
"Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman karenanya rasakanlah azab
disebabkan kekafiranmu itu". Adapun orang-orang yang putih
berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah. (QS.
3:106-107)
Dan ditiup sangkalala, maka secara cepat mereka keluar dari kuburnya
bersegera kepada Tuhan mereka dan berkata :"Aduhai, celakalah kami !
Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat istirahat kami ?" Inilah
apa yang dijanjikan Yang Maha Pemurah dan benarlah [sabda] para
Rasul. (QS. 36:51-52)
Pemandangan dan pendengaran manusia dihari itu sangat tajam, jika
sekarang ini manusia hidup dalam alam tiga dimensi dimana panca
indera memiliki keterbatasan tertentu dalam pencapaiannya maka
diakhirat kelak manusia akan hidup dalam alam 4 dimensi dimana
penglihatan dan pendengaran tak terhalang dan tak dibatasi oleh
ukuran tertentu dalam lingkungannya malah mereka akan melihat serta
mendengar sesuatu pada gelombang yang sudah lama menggelombang
keangkasa luas yang kemudian kembali memantul kepada panca indera
mereka.
Keadaan seperti itu akan menakutkan manusia yang selalu berbuat dosa
selama hidup sebelumnya, pada hari itu juga dia dapat kembali melihat
rekaman kehidupannya yang pada hakekatnya adalah Neutron yang
senantiasa merekam segala gerak gerik yang berlaku dalam hidup satu
diri kemudian dia mengapung keangkasa sebagai anti partikel waktu
dimana fungsi rekamannya berhenti karena tiada lagi yang direkamnya.
Para ahli sependapat bahwa masa lalu tidak hilang begitu saja tapi ia
berpindah kewujud lainnya dan mengambang diangkasa yang beberapa
diantaranya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu yang memiliki
ketajaman indra ke-6 untuk melihat kejadian masa lalu yang pada
intinya adalah mengadakan persesuaian frekwensi pikirannya kearah
frekwensi rekaman yang ada, tinggal lagi sampai sejauh mana frekwensi
manusia tersebut dapat melihat secara luas dan jauh rekaman yang dia
inginkan yang tentu juga akan mengeluarkan banyak tenaga.
Sesungguhnya engkau berada dalam keadaan lalai tentang hari Akhir
ini, maka Kami angkatkan darimu tutupan pancaindera [yang
menutupimu sebelumnya], maka penglihatanmu pada hari ini sangat
tajam. (QS. 50:22)
Diberitakan kepada manusia pada hari itu apa yang telah dikerjakannya
dan apa yang dilalaikannya. Bahkan manusia itu akan melihat riwayat
dirinya sendiri. (QS. 75:13-14)
Awaslah, karena sesungguhnya tulisan untuk orang-orang yang
pembangkang itu ada dalam Sijjin.
Dan sudahkah engkau tahu apa Sijjin itu ?
Yaitu Kitab Rekaman (QS. 83:7-9)
Ingatlah, bahwa tulisan orang-orang baik itu ada dalam 'Illiyyin.
Tahukah engkau apakah 'Illyyin itu ?
Yaitu Kitab Rekaman (QS. 83:18-20)
Dalam ayat yang lain Allah juga menerangkan dengan cukup jelas
perihal Kitab catatan Raqid 'Atid itu sebagai Mar'a yang dikeluarkan
dari setiap benda.
Jagalah kesucian nama Tuhanmu Yang Maha tinggi.
Yang telah menjadikan dan menyempurnakan.
Dan yang telah menentukan serta menunjuki.
Yang mengeluarkan Mar'a [berkas-berkas kehidupan]
Lalu menjadikannya dalam keadaan mengapung dan berisikan catatan
[gusaan ahwa]
Kelak akan Kami beberkan padamu. (QS. 87:1-6)
Sekarang kita tinggalkan pembahasan bagaimana kiranya Allah akan
mengadili setiap makhluk berdasarkan Mar'a atau catatan hidupnya
sendiri dengan penuh sifat keRahmanan dan keRahiman-Nya, namun satu
hal yang pasti, Allah adalah hakim sebaik-baiknya yang akan mengadili
segala sesuatu dengan segala ketentuan-Nya dan akan membalasi semua
kebaikan dan kejahatan.
Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga
Allah memberi keputusan dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya.
(QS. 10:109)
Mengungkap Hidup sesudah Mati
Kami adakan neraca-neraca yang adil pada hari kiamat, lantaran itu,
sesuatu jiwa tidak akan teraniaya sedikitpun. Karenanya, meski
amalannya hanya seberat biji khardal [sawi] pasti akan kami balasi.
Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan. (QS. 21:47)
Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu
tidak akan mendapatkan balasan lain kecuali dengan apa yang telah
kamu kerjakan. (QS. 36:54)
Sekarang, mari kita mulai membahas dimanakah letak syurga dan neraka
itu nantinya ?
Setelah kejadian Sa'ah, manusia dibangkitkan kembali dari bumi ini
yang sudah mengalami stelsel baru, dibumi ini juga manusia akan
diadili oleh Allah berdasarkan catatan hidup manusia tersebut
nantinya, lalu setelah selesai pengadilan tersebut, kemanakah manusia
yang kafir akan pergi keneraka dan kemana pula manusia yang beriman
akan menuju kesyurganya ?
Satu hal, bahwa manusia dijadikan dengan tubuh yang konkrit baik itu
sekarang maupun pada saat hari kebangkitan dan tubuh yang konkret
inilah yang kelak akan merasakan manisnya Iman atau pedihnya azab
neraka. Tak mungkin manusia yang konkrit akan ditempatkan dalam
neraka yang abstrak.
Neraka itu bahasa Indonesia terambil dari bahasa Qur'an artinya Api
menyala yang sangat besar.
Api besar mana disemesta raya ini yang mungkin ditempati oleh jutaan
milyar manusia kafir lengkap dengan segala Iblis dan para pengikutnya
?
Mari perhatikan firman Allah dibawah ini :
Adapun orang-orang yang celaka itu berada dalam neraka, untuk
mereka dalamnya suara gemuruh dan ketakutan. Mereka kekal di
dalamnya selama ada planet-planet dan bumi, kecuali jika Tuhanmu
berkehendak untuk apa yang Dia ingini. (QS. 11:106-107)
Pada ayat diatas ada disebutkan bahwa neraka itu akan tetap ada
selama adanya planet-planet yang mengorbit dan juga bumi. Apakah
maksudnya ?
Tidak lain bahwa neraka itu sebenarnya adalah sistem matahari kita
ini yang wujudnya tentu saja sudah diperbaharui pada saat Sa'ah
sebelumnya dan malah ukurannya mungkin lebih besar dari yang ada
sekarang karena dia sudah akan mendapatkan banyak "tamu" yang terdiri
dari planet-planet dan bulan yang luluh kedalam gravitasinya pada
waktu dempet kematahari pada hari Sa'ah.
Mari pula kita melihat apa yang dikabarkan oleh Nabi Musa kepada
kaumnya tentang Neraka itu:
"Hai kaumku, bagaimana kamu ini, aku menyeru kamu kepada
keselamatan tetapi kamu menyeru aku ke neraka ? Kamu mengajakku
untuk kufur kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang
tidak kuketahui sedangkan aku mengajak kamu kepada Yang Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun.
Sebenarnya apa yang kamu serukan padaku tidak mempunyai hak apapun
baik di dunia maupun di akhirat. Dan tempat kita kembali hanyalah
kepada Allah sementara orang-orang yang melampaui batas, mereka
itulah penghuni neraka.
Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepadamu. Dan aku
serahkan urusanku kepada Allah karena sesungguhnya Allah Maha Melihat
akan hamba-hamba-Nya". Maka Allah menyelamatkan dia dari kejahatan
yang mereka atur dan telah pastilah azab yang jahat kepada golongan
Fir'aun.
Kepada mereka dinampakkan Neraka pada pagi dan petang, dan pada hari
terjadinya Sa'ah itu akan dikatakan kepada malaikat : "Masukkanlah
Fir'aun dan kaumnya kedalam azab yang sangat keras". (QS. 40:41-46)
Mari tinjau apa maksud ayat terakhir diatas (46) bahwa pada pagi dan
petang akan diperlihatkan Neraka kepada mereka sedangkan waktu itu
belumlah terjadi Sa'ah, yaitu pada hari mereka semuanya masih hidup
[perhatikan hubungannya dengan ayat sebelumnya], tentulah sudah jelas
bahwa matahari inilah yang dimaksudkan Neraka oleh Allah yang mereka
lihat terbitnya setiap pagi dan petang.
Walaupun setiap hari Fir'aun melihat matahari tetapi dia tidak
mengetahui bencana yang mungkin ditimbulkan oleh Api besar itu. Namun
pada akhirnya sebagai penyebab kematiannya, Fir'aun dikaramkan oleh
pembesaran radiasi matahari yang menimbulkan gelombang pasang di
Lautan Hindia hingga Laut Merah bagian utara mengalir keselatan
kemudian mengalir lagi keutara sembari menenggelamkan tentara Fir'aun
yang mengikuti kaum Musa dari belakang sebagai salah satu mukjizat
dan pertolongan Allah bagi Nabi Musa as.
Pada ayat suci yang lain ada juga dijelaskan betapa fungsi matahari
sebagai salah satu bintang sekaligus salah satu Neraka yang
diancamkan terhadap syaithan sesuatu siksaan yang perih dan membakar.
Ingat, dalam semesta raya yang dikenal dengan nama 'Arsy Allah ini
terdapat jutaan bintang-bintang yang terdiri dari jutaan tatasurya
dengan sistem mataharinya sendiri dan dengan planet-planet yang
mengorbit padanya yang masih menurut Qur'an pun terdapat planet yang
berkeadaan sama seperti bumi yang juga terdapat makhluk hidup. Dalam
Qur'an ada disinggung pula bahwa syaithan itu terdiri dari 2 jenis,
yaitu jenis manusia dan jenis Jin, Neraka pun dikenal ada beberapa
tingkatan yang kesemuanya itu mengacu pada banyaknya sistem matahari
yang ada.
Dan sungguh Kami hiasi angkasa dunia ini dengan bintang-bintang
dan Kami jadikan bintang-bintang itu ancaman bagi syaithan dan
Kami sediakan bagi mereka siksaan yang perih. (QS.67:5)
Dan sesuai dengan Qur'an, maka siapapun yang kafir terhadap Allah dan
sudah masuk dalam matahari alias Neraka itu tiada akan dapat keluar
lagi karena ia berlaku sebagai satu siksaan yang kekal dan berkaitan
dengan ayat 11:106 dan 107 yang sudah kita bahas diatas. Barang siapa
yang mencoba keluar dari sana maka sudah ada penjaga-penjaga yang
terdiri dari para malaikat Allah merujuk pada ayat 66:6.
Lalu jika Neraka adalah matahari, mana pula yang disebut dengan
Syurga itu ?
Sebelumnya kita harus ingat lagi bahwa hidup di Akhirat nanti adalah
hidup konkrit sebagaimana keadaan hidup sekarang ini hanya saja
nantinya lebih sempurna, abadi dan tiada mengenal dosa dan semacamnya
sebagaimana sekarang ini, sesuai pula dengan beberapa ayat Qur'an dan
Hadist Rasulullah Muhammad Saw berikut :
Adapun orang-orang yang dibahagiakan itu berada dalam surga,
mereka kekal di dalamnya selama masih ada planet-planet dan bumi,
kecuali apa yang dikehendaki Allah. (QS. 11:108)
Dari Abu Hurairah ra. katanya :
Rasulullah Saw bersabda: 'Sesungguhnya kamu tetap sehat dan tidak
akan sakit untuk selama-lamanya. Sesungguhnya kamu tetap hidup dan
tidak akan mati untuk selamanya. Sungguh kamu tetap muda dan tidak
akan tua untuk selamanya. Sungguh kamu tetap senang dan tidak akan
susah untuk selamanya. Itulah yang dimaksudkan dengan firman Allah :
"Dan mereka diseru bahwa itulah surga yang dipusakakan kepada kamu
disebabkan apa yang pernah kamu kerjakan". (QS. 7:43)
(Hadist Riwayat Imam Muslim)
Sebagaimana Neraka, maka syurga itupun tentulah konkret dan ada dalam
kawasan semesta Tuhan sebagaimana yang diterangkan pada ayat 11:108
diatas. Kesimpulannya ialah syurga yang dijanjikan itu adalah
permukaan planet-planet yang telah dibaguskan sedemikian rupa oleh
Allah pada hari Sa'ah. Itulah sebabnya kenapa Qur'an memakai istilah
"Jannah" yang selain berartikan kebun, juga berartikan Syurga dengan
bentuk pluralnya "Jannaat" yaitu sorga-sorga yang berartikan
planet-planet.
Seperti yang sudah kita bahas dalam artikel Mengungkap Kiamat[1]
bahwa bulan akan menjadi tiada karena sudah hancur bergabung dengan
matahari pada kejadian Sa'ah sehingga terciptalah siang-siang dalam
setiap tatasurya yang masing-masing memiliki matahari/Neraka yang
diorbit oleh planet-planet dalam jarak orbitnya yang baru.
Dan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh itu, Kami
tempatkan mereka dari syurga itu selaku tempat tinggi yang
bergerak siang-siang dibawahnya, mereka kekal didalamnya. (QS.
29:58)
Akan tetapi orang-orang yang muttaqien padaTuhannya, untuk mereka
tempat tinggi yang di atasnya ada tempat tinggi lagi selaku bangunan
yang bergerak di bawahnya siang-siang sebagai janji Allah dan Allah
tidak akan merubah janji tersebut. (QS. 39:20)
Mereka dan istrinya berada pada zilaal (planet yang melakukan
transit) diatas singgasana bersenang-senang. (QS. 36:56)
Dalam syurga itu mereka bersenang-senang diatas [planet sebagai]
singgasana ['Arsy Tuhan], tidaklah mereka melihat matahari [dari
dalamnya] dan tidak pula panas terik. (QS. 76:13)
Arti Anhaar bukanlah "sungai-sungai" sebagaimana yang ditafsirkan
orang selama ini untuk menunjukkan keadaan dalam syurga, kata Anhaar
selalu diiringi dengan istilah "dibawahnya" selain itu kata Anhaar
sebagai jamak atau plural dari Nahaar yang berarti "siang" seperti
Layaal jamak dari Lailu yang berarti "malam" sehingga kata Anhaar
berarti "siang-siang". Namun memang dalam beberapa ayat Qur'an yang
lainnya, kata Anhaar dapat berarti "sungai-sungai" sebagai jamak dari
Nahru, dan disinilah kita harus pandai memilah mana yang harus
ditafsirkan siang dan mana yang harus ditafsirkan dengan sungai.
Untuk penafsiran "sungai" itu umumnya diiringi istilah "padanya",
sebagai contoh :
Perumpamaan syurga yang dijanjikan kepada para Muttaqien adalah
*Padanya ada Anhaar* dari air yang tak membusuk dan *Anhaar* dari
susu yang tidak berubah rasanya..." (QS. 47:15)
Jadi letak syurga itu sendiri adalah beberapa bagian planet yang
sudah diperbaharui yang tetap mengorbit matahari dengan orbit
lintasan yang baru pula yang memiliki keadaan tanah yang sangat subur
sesuai dengan sifat Jannah yang berarti kebun yang mana dalam hal ini
syurga tersebut adalah laksana planet yang berada dalam jalur
lintasan Neptunus atau malah juga Pluto pada saat ini, sebab mereka
adalah planet-planet yang memiliki jarak terjauh dari matahari
sehingga maksud ayat 76:13 dapat terpenuhi.
Dan memang jika syurga itu adalah berada dalam jalur lintasan
Neptunus atau Pluto, maka syahlah pendapat yang mengatakan bahwa
siang-siang bergerak dibawahnya, yaitu dibawah orbit mereka. Dalam
ayat Qur'an yang lain pula dinyatakan bahwa adanya penduduk syurga
yang melewati Neraka dan berseru kepada mereka. Selain itu,
digambarkan pula bahwa penduduk syurga akan mendapatkan beberapa
makanan yang kesemuanya menyerupai makanan yang bisa kita temui saat
ini.
Dan penghuni surga menyeru penghuni neraka: "Sungguh, telah kami
dapati kebenaran sebagai apa yang dulu dijanjikan Tuhan kepada
kami. Maka apakah kamu pun telah mendapati apa yang sudah
dijanjikan Tuhan kepada kalian ?". Mereka menjawab: "Benar !".
(QS. 7:44)
Dan ketika mereka memandang kepada penduduk Neraka, mereka berkata:
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama dengan
orang-orang yang zalim itu". (QS. 7:47)
Dan gembirakanlah orang-orang beriman dan beramal shaleh itu, bahwa
bagi mereka ada surga-surga [planet-planet] yang bergerak siang-siang
dibawahnya. Setiapkali mereka diberi buah-buahan dari syruga itu,
mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kita dahulu".
Padahal yang diberikan pada mereka itu adalah yang disamarkan, dan
bagi mereka ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalam
syurga tersebut.
Sungguh Allah tiada segan membuat perumpamaan apa saja, nyamuk atau
yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka
mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi
mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini
untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu didapati beberapa banyak
orang yang tersesat tapi dengan perumpamaan itu pula beberapa banyak
orang yang mendapatkan petunjuk. Dan tidak akan tersesat dengannya
melainkan orang-orang yang fasik. (QS. 2:25-26) Lalu bagaimana cara
manusia untuk sampai ke syurga yang berupa planet yang tinggi dan
bertingkat-tingkat sesuai dengan garis orbit atau edarannya pada
matahari/Neraka itu ? Dan bagaimana pula cara manusia kafir itu
berjalan menuju matahari ?
Dan mereka yang taqwa kepada Tuhannya dihimpun ke syurga
berombongan hingga ketika mereka sampai kesana, dibukakanlah
pintu-pintunya dan berkatalah para penjaganya: Keselamatan atas
kamu, kamu merasakan kebaikan, maka masukilah dia sebagai
orang-orang yang kekal." (QS. 39:73)
Dan planet-planet (zilaal = yang melakukan transit) jadi dekat atas
mereka dan diharmoniskan pencapaiannya seharmonisnya. Lalu diputarkan
diatas mereka sesuatu yang naik cepat dari perak (warna putih) dan
piala-piala yang mengkilap, yaitu benda mengkilap dari perak yang Dia
tentukan dengan ketentuan. (QS. 76:14-16)
Sampai disini kita sudah berbicara masalah sesuatu yang terbang cepat
diatas manusia yang berwarna putih mengkilap dibuat dari perak
laksana berbentuk piala [panjang mungkin seperti cerutu] yang akan
mencapai planet-planet syurga secara berombongan yang letaknya dekat
[karena cepatnya lesatan benda tsb maka dianggap tempat tujuan adalah
dekat] sehingga dikatakan pula seharmonis mungkin.
Nah ... disini untuk yang keranjingan UFO tampaknya sudah memiliki
pandangan tersendiri kira-kira bagaimana bentuk dan kecepatan
pengangkut Jemaah Syurga ini berlandaskan ayat 76:16)
Pertanyaan selanjutnya, dapatkah penduduk syurga yang satu berkunjung
kesyurga yang lainnya saling berkunjung satu sama lainnya ?
Untuk mencari jawaban dari pertanyaan ini, maka mari kita simak
keterangan berikut ini:
Dari Abu Sa'id Al Khudri ra. katanya :
Rasulullah Saw bersabda: 'Sesungguhnya orang-orang yang mendiami
syurga melihat orang-orang yang mendiami tempat tinggi diatas
mereka sebagaimana mereka melihat bintang bercahaya yang jauh
diufuk timur atau barat, karena berbeda tingkat kediaman antara
mereka.' Para sahabat bertanya: 'Ya Rasulullah! Apakah itu hanya
tempat berdiamnya para Nabi dan tidak dapat didatangi oleh selain
mereka ?' Jawab Nabi: 'Bisa, demi Tuhan yang diriku dalam
kekuasaan-Nya! yaitu oleh orang-orang yang beriman kepada Allah
dan membenarkan Rasul-rasul'. (HR. Imam Muslim)
Demikianlah kiranya satu penafsiran yang saya lakukan atas beberapa
kisah yang terdapat dalam AlQur'an, khususnya mengenai hari Sa'ah
atau kiamat dan fenomena yang mengitarinya termasuk masalah Syurga
dan Neraka berdasarkan kajian saya terhadap AlQur'an dan Hadist
Rasulullah disertai beberapa argumentasi ilmiah yang tentu saja
kemungkinan untuk salah masih terlalu besar dan banyak. Jadi,
silahkan anda mengikuti pemikiran saya ini jika anda sependapat
dengan saya serta silahkan anda memakai penafsiran anda sendiri
jikapun anda memiliki penafsiran yang jauh lebih baik tanpa perlu
harus ribut-ribut antara kita.
--------------------------------------------------------------------
Post a Comment