TAUBAT


TAUBAT
Seseorang bertanya kepadaku: adakah kemungkinan Allah mengampuni kesalahan-kesalahannya? Ia sedikit mengungkapkan keresahannya. Hari-hari terakhir ini ia mengakui dicekam rasa takut, takut sekiranya ia meninggal dalam gelimang dosa yang belum terhapus. Umurnya 25 tahun, belum menikah, dengan penghasilan terbilang cukup untuk ukuran dirinya, ia sudah terbiasa melakukan dosa yang ia sendiri malu untuk mengungkapkannya, hanya ia dan Allah saja yang mengetahuinya.
Selaku manusia, siapapun orangnya pasti pernah melakukan perbuatan dosa, kecuali orang yang dirahmati Allah SWT, baik itu dosa kecil ataupun dosa besar. Yang disengaja ataupun yang tidak disengaja.
Allah SWT dengan sifat-Nya yang maha pengampun, sangat gembira dengan kembalinya seorang anak manusia dari gelimang dosa menuju jalan yang lurus, di atas petunjuk-petunjuk-Nya, tanpa memandang sebesar apapun dosa yang pernah ia lakukan.
Allah berfirman :
"Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang maha pengampun lagi maha penyayang." (Q.S. 39:53).
Adanya penyesalan atas perbuatan dosa yang telah dilakukan adalah awal yang baik untuk bertaubat, kembali kepada Allah, kembali dengan penuh kemenangan untuk tidak terjerumus lagi dalam perangkap syaithan, yang selalu berupaya untuk memalingkan manusia dari kebenaran dengan berbagai sarana tipu daya, tanpa kenal lelah dan tanpa henti.
Ada beberapa syarat bagi orang yang ingin kembali kepada petunjuk Allah SWT, bertaubat kepada-Nya dengan penuh keikhlasan tanpa ada keraguan sedikit pun dalam hati.
Syarat-syarat bertaubat itu adalah:
  1. Ikhlas karena Allah semata-mata, bukan karena seseorang yang disegani atau seseorang yang ia cintai atau karena suatu hal dari urusan duniawi yang ingin ia capai.
  2. Bertaubat pada waktu masih diterimanya taubat, yaitu sebelum terbitnya matahari dari barat dan sebelum datangnya kematian.
  3. Menyesal terhadap apa yang telah ia lakukan dari perbuatan dosa.
  4. Mensucikan diri dan membersihkan dirinya dari dosa, seperti jika ia bertaubat dari perbuatan zhalim, maka ia mesti meminta maaf kepada orang yang pernah ia zhalimi.
  5. Berteguh hati untuk tidak mengulangi perbuatan dosa kembali, yaitu dengan meningkatkan kualitas iman melalui ketakwaan kepada Allah SWT.
  6. Menjauhi perbuatan syirik, yaitu menyekutukan Allah dalam beribadah, karena syirik adalah dosa yang tidak terampuni tanpa bertaubat.

Allah berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa selain syirik, bagi siapa yang dikehendaki-Nya, barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (Q.S. 4:48).

Tidak ada komentar