AKIBAT MEMBIARKAN KEMUNGKARAN
AKIBAT MEMBIARKAN KEMUNGKARAN
Allah Ta?ala berfirman yang artinya sebagai berikut:
?Dan peliharalah dirimu dari pada siksa yang tidak hanya
menimpa orang-orang yang berbuat zhalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah
bahwa Allah amat keras siksa-Nya.? (Al-Anfaal 8:25).
Ada sebuah fenomena yang sangat jelas dan tertanam kuat pada
masyarakat dan bangsa kita saat ini yaitu membiarkan kemungkaran terjadi dan
malu untuk mencegah ataupun sekedar untuk menegur. Bahkan mungkin sekarang sudah
mencapai taraf takut untuk mencegah atau sekedar menyampaikan sepatah dua patah
kata untuk mencegah atau mengingatkan orang dari berbuat kemungkaran. Parahnya
lagi hal itu semakin ditunjang dengan kondisi dan sarana yang cukup memadai
untuk melakukan segala kemungkaran dan kemaksiatan.
Maka tidaklah heran kalau sekarang banyak kekacauan dan kejahaatan
serta kehancuran merajalela di tengah masyarakat kita. Mulai dari dusta dan tipu
daya yang menjadi sarapan pagi bagi jiwa dan hati yang sudah dari tujuan
penciptaannya. Pembunuhan,. perampokan, pencopetan, perkelahian, ketagihan
obat-obatan, perjudian, pelacuran, dan masih banyak lagi kejahatan manusia yang
sangat di luar batas kemanusiaannya terjadi di depan hidung kita. Akibatnya
sangatlah masuk akal kalau kita ditimpa berbagai bencana, mulai dari hilangnya
rasa aman, kepercayaan, dan rasa tanggung jawab sampai bencana yang bersifat
alamiyah seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi dan sebagainya.
Kalau kita sejenak duduk dan berfikir merenungi ayat di atas, kita
akan paham bahwa apa yang terjadi sekarang ini adalah akibat dari perbuatan kita
dan sikap kita yang selalu menyepelekan perintah dan larangan Allah Ta?ala. Kita
selalu membentangkan tangan terbuka bagi setiap ajakan syetan beserta
kru-krunya, bersamaan dengan itu kita dengan sangat berani dan tak tahu malu
menolak setiap ajakan kebaikan menuju jalan Allah dan Rasul-Nya. Malah sikap
yang lebih parah lagi adalah merasa bangga dengan perbuatan buruk yang
dilakukan. Lalu para pemimpin hanya sibuk mengurus diri dan kursinya.
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah salah satu simbol bagi hilangnya
rasa mencintai kebenaran dan membenci kemungkaran. Hal itulah yang menjadi pupuk
bagi semakin suburnya kemungkaran dan kejahatan yang kita lihat sehari-hari.
Kebanyakan kita menganggap bahwa dengan membiarkan seseorang berbuat apa yang
dia mau adalah memberikan hak asasinya sebagai manusia. Padahal hal itu tidak
lain akan semakin mengurangi kemanusiannya.
Timbul satu pertanyaan: apakah hal ini merupakan suatu bagian dari
laknat yang menimpa kita? Sebagaimana yang pernah ditimpakan atas kaum Yahudi
karena perbuatan mungkar dan sikap cuek mereka terhadap kemungkaran tersebut.
Mari kita cermati dan pahami serta camkan firman Allah Ta?ala:
?Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan
Daud dan Isa putra Maryam. Hal demikian itu disebabkan mereka durhaka dan selalu
melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar
yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selau mereka perbuat
itu.? (Al-Maa-idah 5:78-79).
Ada satu perumpamaan yang digambarkan oleh Nabi Muhammad SAW
tentang pentingnya mencegah kemungkaran itu, dan akibat membiarkannya manusia
hidup ini ibaratkan orang-orang yang mengarungi samudra dengan sebuah kapal.
Apabila ada seseorang dari mereka ingin mengambil air dengan cara melubangi
lambung kapal itu dan mereka tidak mencegahnya maka akibatnya akan menimpa seisi
kapal bukan hanya yang melubanginya tapi kalau mereka mencegahnya maka
selamatlah semuanya. Singkatnya, ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik
dari tiga ayat di atas yaitu:
- Membiarkan kemungkaran mengindikasikan keridlaan yang membiarkannya.
- Azab dan siksa yang menimpa tidak hanya untuk orang yang berbuat kemungkaran saja, tapi juga orang-orang yang tidak berbuat.
- Membiarkan kemungkaran adalah salah satu penyebab datangnya laknat dan siksa.
- Perbuatan dan sikap tersebut merupakan perbuatan buruk.
- Azab Allah Ta?ala sangat pedih dan keras.
- Sebaliknya kita wajib untuk berbuat yang ma?ruf dan menyeru kepadanya.
?Alallahi Tawakkalna?
Post a Comment