Iblis dan Tentaranya Menyesatkan Manusia dengan Wanita

Iblis dan Tentaranya Menyesatkan Manusia dengan Wanita
Nabi saw bersabda, "Dinding penutup antara mata jin dan aurat manusia ketika seseorang masuk jamban adalah kalau ia mengucapkan Bismillaah." (HR. Ibnu Majah dalam Kitab Thaharah 242).
Iblis dan bala tentaranya adalah sosok-sosok yang jiwanya kotor terus-menerus. Mereka selalu mengintip aurat dan kejelekan. Iblis telah mencopot pakaian Adam dan isterinya sedangkan keduanya itu di surga. Lalu di dunia ini Iblis, wadya balanya, dan partainya melepaskan pakaian taqwa dari jiwa manusia, dan mencopoti pakaian penutup aurat dari badan. Sehingga keadaan telanjang menjadi pemandangan nyata yang dianggap biasa, sedang menampakkan aurat sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan manusia tanpa ada halangannya. Tetapi kalau memang kita tetap teguh mengikuti syari'at Islam maka tidak akan terjadi yang demikian itu. Iblis tak mampu, sampai di tempat-tempat yang kamu harus buka aurat pun, iblis tak mampu melihatnya, (karena ada do'a seperti tersebut di atas). Maka segala puji bagi Allah yang telah menjadikan dzikir dan keutamaan berserah diri kepadaNya itu sebagai pencegah bagi mata barisan iblis dan partainya. (Lihat Hasan Ahmad Qathamisy, Al-Muwajahah As-Shira' ma'as Syaithan wa Hizbihi, Daru Thibah Ar-Riyadh 1415H/1995, cet I, hal 147).
Wanita
Nabi Muhammad saw bersabda, "Wanita itu menghadap ke muka dalam bentuk syetan, dan menghadap ke belakang dalam bentuk syetan (pula)." (HR. Muslim, Juz 10 Kitab Nikah, hal 177).
Mujahid berkata, "Ketika perempuan menghadap ke depan (datang) maka syetan duduk di atas kepalanya lalu menghiasinya untuk orang yang melihatnya, dan ketika perempuan itu menghadap ke belakang (pergi) syetan duduk di atas bagian belakangnya lalu ia memperindahnya untuk orang yang melihatnya." (Al-Qurthubi, Al-Jami' li Ahkaamil Quran ;12/227).
Nabi saw juga memperingatkan, "Sesungguhnya dunia itu manis lagi hijau. Dan sesungguhnya Allah menjadikan kamu sekalian khalifah di dunia, lalu Allah mengawasi bagaimana kamu berbuat. Maka jagalah dirimu tentang dunia dan jagalah dirimu tentang wanita. Sesungguhnya bencana/fitnah Bani Israil adalah dalam hal wanita." (HR. Muslim, Juz 17 Kitab Riqaq, hal 55).
Sabda Nabi saw pula, "Aku tidak meninggalkan fitnah/bencana yang lebih berbahaya atas kaum lelaki (selain bahaya fitnah) dari perempuan." (Al-Fath, juz 9, Hadits 5096, dan Muslim, juz 18 hal 54). Sa'id bin Al-Musayyib z berkata, "Jika syetan putus asa mengenai sesuatu maka ia kemudian pasti mendatangi sesuatu itu dari arah perempuan." Sa'id pun berkata lagi, "Tidak ada sesuatu yang lebih aku takuti di sisiku kecuali perempuan." (Siaru 'a'laamin Nublaa' Juz 4/ 237).
Kalau syetan putus asa dalam hal tertentu, maka dia akan melancarkan godaan itu dari arah perempuan. Apa yang dikatakan Sa'id bin Al-Musayyib (seorang ulama Tabi'in) tersebut dalam kenyataan kini tampak nyata. Sudah menjadi rahasia umum, ada proyek-proyek yang dilancarkan pengurusannya pakai umpan wanita. Itulah praktek syetan. Maka Sa'id yang di zaman sahabat tidak ada kebiasaan model syetan seperti sekarang pun, dia paling takut terhadap wanita.
Dan Hadits tentang wanita kadang-kadang panjang, itu tidak lain karena pengikut syetan terkutuk yang paling banyak adalah wanita. Dalam Hadits disebutkan, "Wanita itu adalah aurat, maka apabila ia keluar, maka syetan membuatnya indah (dalam pandangan laki-laki)." (Hadits Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 936, dan At-Thabrani di Al-Kabier juz 3/64, dan lihat Al-Irwaa' no. 273).
Perempuan Sebagai Salah Satu Sarana Iblis Untuk Merusak
Iblis menyodorkan fitnah pada wanita guna menyesatkan dan merusak. Al-Quran telah mengisahkan contoh-contoh adanya bencana-bencana/fitnah lewat wanita.
Godaan Syetan untuk Kaum Tsamud Lewat Wanita
Ibnu Jarir dan lain-lain dari ulama salaf (generasi Sahabat, Tabi'in, dan Tabi'ut Tabi'in) menyebutkan bahwa dua wanita dari kaum Tsamud, salah satunya Shaduq putri Al-Mahya bin Zuhair bin Al-Mukhtar, dia adalah bangsawan dan kaya. Sedang ia di bawah suami yang telah masuk Islam, lalu wanita ini menceraikan suaminya itu. Kemudian dia meng-undang putera pamannya yang bernama Mashro' bin Mahraj bin Al-Mahya, dan menyodorkan dirinya pada putera pamannya itu bila ia berani membunuh onta (Nabi Shalih).
Wanita lainnya adalah Anbarah binti Ghanim bin Majlaz dijuluki Ummu 'Utsman. Dia ini tua dan kafir, punya 4 anak perempuan dari suaminya, Dzu'ab bin Amru, salah satu pemuka kaum. Si perempuan tua ini menyodorkan ke-4 putrinya kepada Qadar ibn Salif bila ia berani membunuh onta, maka ia akan kebagian putrinya mana saja yang ia ingini. Lalu kedua pemuda (Masrhro' dan Qadar) bersegera untuk membunuh onta itu, dan berusaha mencari teman di dalam kaumnya. Maka 7 orang lainnya merespon ajakannya itu, jadi jumlahnya 9 orang. Mereka inilah yang disebutkan dalam firman Allah Ta'ala, "Dan adalah di kota itu (Kota Al-Hijr) sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan." (An-Naml: 48).
Mereka berusaha pada sisa kabilah itu dengan mempropagandakan untuk membunuh onta, mereka menyambutnya dan sepakat akan membunuh onta itu. Mereka berangkat mengintai onta. Ketika onta itu muncul dari kawanan yang mendatangi air, Mashro' bersembunyi untuk menyergapnya, lantas melemparkan panah dan menancaplah di tulang kaki onta. Dan datanglah wanita-wanita membujuk kabilah itu untuk membunuh onta, sedang wanita-wanita itu membuka wajah-wajahnya (dari kerudungnya) untuk menyemangati kabilahnya. Qadar bin Salif mendahului mereka mengeraskan (hantaman) pedangnya atas onta itu maka putuslah urat di atas tumitnya, lalu jatuh tersungkurlah onta itu ke bumi. (Tafsir At-Thabari juz 12/531-534, Al-Bidayah wan Nihayah Ibnu Katsir juz 1/127, Al-Kamil fit Taariekh Ibnul Atsir juz 1/51-52).
Wanita yang menyemangati Mashro' adalah isteri pemimpin, sedang yang menyemangati Qadar adalah isteri pejabat juga. Adapun Qadar bin Salif sendiri termasuk pemimpin, jadi mereka itu orang elit semua. Perempuan pertama telah menyodorkan dirinya kepada Mashro', sedang perempuan kedua menyodorkan puteri-puterinya kepada Qadar. Dan perempuan-perempuan kabilah itu telah keluar dengan membujuk orang-orang agar membunuh onta dengan cara membuka wajah-wajah mereka. Sungguh telah terjadi fitnah wanita itu sebagai jalan masuknya Iblis kepada para pembesar, dan Iblis bersandar bersama mereka untuk membunuh onta yang menjadi ayat Allah yang disampaikan kepada nabiNya, Shalih as.
Demikian ini tampak bagi kita, para pembesar (kaum elit) bersepakat semuanya, laki-laki maupun prempuan.
Kepala Nabi Yahya as Dipenggal Untuk Wanita Nakal
Hal itu dikatakan kepada Ibnu Umar oleh Asma' binti Abu Bakar di salah satu bagian masjidil Haram. Demikian itu ketika Ibnu Zubair putera Asma' disalib, lalu Ibnu Umar menoleh ke Asma' seraya berkata, "Jasad (anakmu) ini sebenarnya bukan apa-apa, sedang yang di sisi Allah hanyalah arwah. Maka bertaqwalah kamu kepada Allah dan bersabarlah." Lalu Asma' menjawab, "Apa yang menghalangiku (untuk bertaqwa dan bersabar), sedang kepala Yahya bin Zakaria i (saja yang lebih mulia darinya) telah dihadiahkan kepada seorang pelacur dari bani Israel." (Siaru A'laamin Nublaa' juz 2/294, Al-Muhalla juz 2/22, 'Uud al Hijaab juz 2/195, dan para perawi-nya terpercaya, khabar itu tetap untuk kisah, Al-Muwajahah hal 80).
Kenyataan dari kisah ini adalah Asma' menyebutkan dibunuhnya Yahya as itu karena (permintaan) pelacur. Di sini kita lihat puncak kekuasaan iblis atas orang-orang elit dengan dorongan syahwat seks di mana sampai membunuh seorang nabi Allah yaitu Yahya bin Zakaria i. Walaupun berbeda-beda kitab-kitab tarikh (sejarah) dalam rincian peristiwa ini hanya saja intinya adalah: Seorang raja di Damaskus masa itu ada yang menginginkan kawin dengan seorang mahramnya atau wanita yang tidak halal baginya untuk dikawini. Lalu Nabi Yahya p mencegahnya, sedangkan wanita itu menginginkan sang raja, maka ada suatu (ganjalan) yang menetap di dalam jiwa wanita dan raja itu terhadap Nabi Yahya. Maka ketika antara wanita dan raja itu terjadi percintaan, wanita itu minta agar diberi darah Yahya, sang raja akan memberikan kepadanya. Maka raja mengutus orang untuk mendatangi Nabi Yahya p dan membunuhnya, lalu menyerahkan kepala Yahya kepada wanita itu!!! (Lihat Tarikh At-Thabari ;1/586-592, Al-kamil Ibnu Atsir ;1/171, Al-Bidayah wan Nihayah ;1/49).
Demikianlah orang-orang terlaknat tidak menahan diri untuk tidak membunuh nabi-nabi Allah. Bagaimana tidak? Nabi-nabi Allah itu adalah penyuluh hidayah dan pemegang bendera kebenaran dan Tauhid, sedangkan iblis terlaknat itu pembawa bendera neraka dan panji-panji kekafiran serta syirik.

Tidak ada komentar