MENEGUHKAN AQIDAH
MENEGUHKAN AQIDAH
?Islam membebaskan manusia dari penghambaan manusia kepada sesama manusia menuju kepada penghambaan kepada Tuhan dan mengeluarkan mereka dari kesempitan kepada keluasan akhirat?
Ini adalah kata-kata Rib?i bin Amir ketika menjawab pertanyaan Jendral Rustum tentang inti ajaran Islam. Sebuah pernyataan singkat namun sarat makna. Demikianlah ajaran Islam yang telah merubah bangsa Arab yang tinggal di tengah-tengah gurun pasir menjadi sebuah bangsa yang memegang peranan dalam mempersatukan dunia.
Bentuk-bentuk Penyembahan Sesama Manusia
Pertama, menyamakan manusia dengan Tuhan yang disembah dan diibadahi seperti kisah Fir?aun : ?Maka (Fir?aun) mendustakan dan berbuat ma?siat ? Kemudian ia berpaling dan berdusta ? Maka ia mengumpulkan (kaumnya) lalu ia memanggil ? Maka ia berkata : ?Akulah Tuhan Yang Maha Tinggi?? (An-Nazi?at: 21 ? 24 )
Atau seperti menjadikan Isa a.s. putra Maryam sebagai Tuhan : ?Sesungguhnya telah kafir orang-orang yang berkata sesungguhnya Allah adalah Isa putra Maryam dan Al-Masih (Isa) berkata. ?Hai Bani Israil, sembahlah Allah, Tuhan-ku dan Tuhan kalian?
Kedua, percaya kepada paranormal, dukun dan tukang sihir. Firman Allah : ?Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari al-Kitab, mereka beriman kepada Jibti dan Thaghut? ( An-Nisa : 51). Jibti yang berarti tukang sihir dan thagut berarti syaitan.
Ketiga, Menghalalkan apa yang Allah haramkan atau mengharamkan apa yang Allah halalkan. Allah mencela Ahli kitab (Yahudi dan Nasrani). Firman Allah : ?Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putera Maryam. Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Maha Esa. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia? (At-Taubah : 31)
Adi bin Hatim, salah seorang Sahabat Rasulullah SAW yang sebelumnya beragama Nasrani bertanya tentang ayat ini, ?Ya Rasulullah, kami tidak pernah menyembah pendeta-pendeta atau pemuka-pemuka agama kami." Rasulullah SAW. menjawab : ?Bukankah ketika mereka (para pemuka agama itu) menghalalkan atau mengharamkan sesuatu yang bertentangan atau menyalahi aturan Allah, kalian menta?atinya ?"
Maka mentaati para pemimpin dan pemuka agama pada peraturan yang bertentangan dengan hukum Allah yang sengaja mereka bikin merupakan satu bentuk penyembahan terhadap makhluk. Termasuk dalam hal ini menjadikan hukum manusia sebagai pengganti hukum Allah, karena menganggap hukum-hukum itu lebih baik.
Kesempatan Dunia Kepada Keluasan Akhirat
Betapa sempitnya manusia bila dia tidak melandasi kehidupannya dengan keimanan kepada Akhirat. Hidup di dunia ini teramat singkat ketika diukur dengan hari, bulan dan tahun, dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang kekal. Tiada kematian di sana.Firman Allah SWT: ?Dan barang siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka baginya kehidupan yang sempit dan Kami mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta? (Thaha : 124) Firman Allah : ?Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, nisaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siap yang dikehendaki, Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit. Seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman? (Al-An?am : 125)
Hari Akhirat Bukti Keadilan Allah
Akal sehat mengatakan bahwa keadilan adalah memberikan ganjaran yang baik untuk orang yang berbuat baik dan membalas orang yang berbuat jahat. Dana sekarang kita lihat betapa banyak orang yang berbuat kebaikan di dunia, tetapi dia menginggal dan belum merasakan buah dari kebaikannya. Dan betapa barang orang-orang yang telah berbuat kerusakan di bumi; membunuh ratusan bahkan ribuan, tapi mereka mati dan belum mendapatkan balasan apa-apa, atau mereka dihukum dengan hukum yang tidak sepadan dengan perbuatan mereka.
Begitu juga kita menyaksikan orang-orang tidak bersalah menjadi pesakitan, menderita dengan hukuman atas perbuatan yang tidak pernah dilakukannya. Itulah keadilan dunia dan mahkamah dunia.
Dan akhirat, disana ada Ahkamul Hakimin (Seadil-adilnya Hakim). Orang-orang miskin terlahir ke dunia dalam keadaan miskin bukan karena kehendaknya. Orang-orang cacat, demikian pula. Itu semua adalah ujian Allah.
Akhirnya, marilah kita bermohon kepada Allah Subhanahu waTa?ala agar memberikan ampunannya kepada kita semua dan para pendahulu kita dari kaum muslimin dan muslimat.
"Ya Allah ! Ampunilah kami dan orang-orang sebelum kami yang telah mendahului kami beriman , dan janganlah Engkau jadikan kedengkian dihati kami terhadap orang-orang yang beriman "
"Ya Allah ! Tetapkanlah hati kami atas agama-Mu, tunjukilah kami jalan-Mu yang lurus dan tetapkanlah kami diatasnya ."
" Ya Allah ! Muliakanlah Islam dan kaum muslimin dan ungulkanlah mereka atas orang-orang kafir. Dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Wahai Sang Pencipta semesta alam, amin ya Rabbal?alamin??..?.."
"Ya Rabb kami berikanlah kami segala kebaikan di dunia dan segala kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari siksa neraka . Wa shallallahu ?ala Muhammadin wal hamdu lillah Rabbil ?alamiin."
Post a Comment