SATUKAN ARAH PERJUANGAN


SATUKAN ARAH PERJUANGAN
Satu kenyataan yang muncul akibat tidak adanya kepemimpinan tunggal dalam tubuh Ummat Islam saat ini adalah bertebarnya pelbagai organisasi, kelompok da`wah dan yayasan Islam. Kebanyakan dari mereka muncul dalam rangka menegakkan kembali izzul Islam wal muslimin.
Namun dibalik semua itu ada fenomena yang cukup mengkhawatirkan, tercabiknya persatuan ummat.Kita sering jumpai antar kelompok saling tuding dan melecehkan. Masing-masing merasa dirinya yang paling benar. Akhirnya barometer kebenaran tidak lagi bersandar pada Al Qur`an dan As Sunnah, melainkan dari klaim kelompoknya sendiri. Apa yang bisa diharapkan dari perpecahan selain kelemahan ? Allah S.W.T berfirman (artinya) "Dan ta`atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS.8:46)
Untuk itu, demi menghindari terjadinya ta`assub kelompok dan semakin memudarnya persatuan ummat, pada tempatnyalah bila masing-masing organisasi dan shaf da`wah kembali menata diri untuk melihat apakah aktivitasnya selama ini sudah pada rel yang benar ataukah masih didominasi hawa nafsu.
Paling tidak ada beberapa hal pokok yang harus disepakati oleh masing-masing shaf sebagai landasan geraknya, dan sebagai bukti bahwa jami`yyahnya tersebut berada dalam rel kebenaran yang menginginkan tegaknya Islam.
Menilai kebenaran dengan standar Al Qur`an dan As Sunnah
Rasulullah bersabda (artinya) "Telah aku tinggalkan kepadamu dua perkara yang kamu tidak akan tersesat, selama kamu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnahku". (H.R Malik) Apabila suatu saat terjadi perselisihan maka tidak ada penyelesaian yang adil kecuali merujuk pada keduanya. Firman-Nya (artinya) "Hai orang-orang yang beriman ,ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul-Nya, dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur`an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."(QS.4:59)
Memberi loyalitas sesuai dengan komitmen keislamannya
Dalam Islam, tidak ada batasan memberi cinta dan kebencian kepada seseorang ataupun sekelompok orang kecuali karena keimanannya.Rasulullah bersabda (artinya) " Ikatan iman yang terkuat ialah memberi perwalian karena Allah dan memberi permusuhan karena Allah, dan cinta karena Allah dan benci karena Allah." (Al Jami` As Shaghir Li Suyuti dihasankan oleh Albani)
Mentolerir ikhtilaf dalam batas-batas furu`iyyah
Tidak disangkal lagi bahwa persatuan ummat adalah perintah dan perpecahan adalah larangan. Firman-Nya (artinya) " Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai?" (Q.S.3:103)
Silaturrahmi antar pemimpin shaf da`wah dan organisasi Islam serta menjalin kerja sama.
Salah satu pemicu perpecahan antar kelompok Islam adalah adanya kesalahpahaman, saling curiga dan kurang tabayyun diantara mereka. Maka solusinya adalah mengadakan pertemuan dan bermusyawarah terhadap hal-hal yang menjadi pertentangan diantara mereka untuk mencari titik temu.Firman-Nya (artinya) "Dan tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan taqwa, dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya."(QS. 5:2)
Khotimah
Dalam hal ini masing-masing kelompok dituntut untuk selalu mengadakan tazkiyatunnafs (penyucian diri) agar tetap bisa memurnikan keikhlasan hatinya dalam berjuang mengembalikan izzul Islam wal muslimin. Bukan berjuang karena ingin menonjolkan diri dan kelompoknya saja. Bila ummat telah menyatu dan bahu membahu menghadapi monster kekufuran, tidak mustahil Din Allah akan kembali tegak dimuka bumi ini, sebagaimana pernah ditegakkan Rasulullah 14 abad yang lalu. Wallahu a`lam.

Tidak ada komentar