MARHABAN YA RAMADHAN
MARHABAN YA RAMADHAN
Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa (QS 2:183)
Beberapa minggu lagi kita akan kedatangan bulan Ramadhan 1425
H. Sebagai muslim, sudah seharusnya kalau kedatangan Ramadhan tahun ini kembali
kita sambut dengan penuh kegembiraan karena insya Allah, kesempatan menikmati
ibadah Ramadhan kembali kita peroleh. Target utama dari ibadah Ramadhan
sebagaimana yang disebutkan pada ayat adalah semakin mantapnya ketaqwaan kepada
Allah Swt. Sebagai wujud dari rasa gembira itulah, Ramadhan tahun ini tidak
boleh kita lewatkan begitu saja tanpa aktivitas yang dapat meningkatkan
ketaqwaan diri, keluarga dan masyarakat kita kepada Allah Swt. Maka,
persiapan-persiapan kearah itu sudah harus kita lakukan, baik secara pribadi
maupun bersama-sama.
Ramadhan yang penuh berkah harus kita jadikan sebagai momentum
untuk menyelamatkan masyarakat dengan melakukan taqarrub ilallah
(mendekatkan diri kepada Allah), baik dengan taubat, munajat dan menjalankan
sejumlah peribadatan maupun dengan khidmat yakni memberikan pelayanan yang
terbaik kepada masyarakat agar kehidupan kita betul-betul dapat dirasakan
manfaatnya bagi orang lain dan perbaikan masyarakat dapat kita wujudkan dari
waktu ke waktu, baik perbaikan diri, keluarga, masyarakat maupun bangsa dan
negara.
Sekurang-kurangnya, ada tiga klasifikasi program yang harus
kita persiapkan. Pertama, tarhib atau menyambut Ramadhan dengan
mengkondisikan diri, keluarga dan masyarakat untuk menyambut dan mengisi
Ramadhan yang mubarok dengan berbagai aktivitas yang dapat memantapkan
ketaqwaan. Secara pribadi ada beberapa hal yang harus dilakukan, Pertama,
menjaga kondisi fisik agar tetap sehat sehingga ibadah Ramadhan seperti puasa,
tarawih, tilawah dll dapat kita laksanakan dengan baik, karena bila sakit amat
sulit bagi kita untuk melaksanakan berbagai aktivitas Ramadhan yang memang amat
menuntut kesiapan fisik. Kedua, mengingat atau mengkaji kembali fiqih
yang berkaitan dengan ibadah Ramadhan sehingga pelaksanaannya bisa berjalan
dengan baik karena didasari pada pemahaman yang baik. Ketiga, segera
membayar atau mengqadha puasa yang dengan sebab-sebab tertentu tidak bisa kita
laksanakan pada Ramadhan tahun lalu. Keempat, mengkondisikan diri dengan
menunaikan ibadah-ibadah yang sunat seperti puasa bulan Sya’ban, tadarus
Al-Qur’an dan sebagainya. Kelima, saling maaf memaafkan dengan sesama
kaum muslimin sehingga dalam memasuki Ramadhan, dosa kita dengan sesama manusia
sudah kita hapus sehingga pada bulan Ramadhan hanya menyelesaikan dosa kepada
Allah Swt, sehingga ketika Ramadhan berakhir dan tiba hari raya Idul Fitri,
kita benar-benar berada dalam keadaan fitrah atau suci.
Setelah mempersiapkan pribadi, mempersiapakan keluarga dan
masyarakat untuk menunaikan aktivitas dan ibadah Ramadhan juga harus kita
lakukan. Diantara aktivitas yang bisa kita lakukan untuk mengkondisikan
masyarakat untuk menyambut Ramadhan antara lain; pemasangan spanduk dan stiker penyambutan
Ramadhan dengan slogan-slogan yang menumbuhkan semangat beribadah Ramadhan
dengan segala aktivitasnya, menyelenggarakan tabligh akbar, membentuk panitia kegiatan Ramadhan di
masjid, mushalla dan kerohanian Islam baik di kantor, kampus maupun sekolah dan
klub-klub seperti olah raga, kesenian dll dengan mencanangkan sejumlah program
dan sebagainya. Persiapan menyambut
Ramadhan juga harus dilakukan oleh para pengelola media massa, baik cetak maupun
elektronik dengan menyiapkan acara dan rubrik Ramadhan yang berkualitas.
Tegasnya semua pihak dari kaum muslimin harus mempersiapkan diri menyambut
kedatangan Ramadhan tahun ini dengan perencanaan yang matang, untuk itu mutlak
keharusan pembentukan panitia kegiatan Ramadhan agar aktivitas Ramadhan bisa
dilaksanakan dengan baik.
Kedua, ihya atau
menghidupkan Ramadhan dengan berbagai aktivitas yang dapat mendekatkan diri
kepada Allah, seperti puasa, shalat tarawih dan witir, berdo’a, tilawah, tasmi’
(memperdengarkan) dan tadabbur Al-Qur’an, khataman Al-Qur’an, I’tikaf sepuluh
hari terakhir dan sebagainya. Disamping
itu aktivitas Ramadhan juga harus dapat memperkokoh hubungan dengan sesama,
seperti zakat, infaq dan shadaqah, ifthor (buka puasa) bersama, bazar Ramadhan
dan sebagainya. Yang juga amat penting adalah adanya upaya meningkatkan
kualitas dan kuantitas aktivitas da’wah, misalnya dengan penyelenggaraan
ceramah tarawih yang harus ditentukan topik-topiknya agar tidak tumpang tindih
atau pengulangan yang terlalu berlebihan, dalam kaitan ini juga harus
menetapkan pembicara atau penceramah yang tepat, begitu juga dengan kualiah
subuh dan ceramah zuhur di kantor-kantor. Pelatihan-pelatihan dalam rangka itu
juga perlu diselenggarakan, misalnya pelatihan khatib dan muballigh,
pengelolaan perpustakaan masjid, manajemen masjid, mengurus jenazah,
pengelolaan zakat, pengelolaan baitul maal wat tamwil (BMT) dan sebagainya yang
kesemua itu juga dimaksudkan untuk meningkatkan pemakmuran masjid dan
sebagainya.
Ketiga, ba’da Ramadhan,
yakni menindaklanjuti aktivitas Ramadhan sehingga Ramadhan tidak berakhir
begitu saja tanpa sesuatu yang berarti. Aktivitas ba’da Ramadhan yang
dimaksudkan untuk memberikan bekas yang dalam antara lain menyelenggarakan
takbiran sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw, bukan takbiran yang
hura-hura dan mengandung nilai kemaksiatan, melaksanakan shalat Idul Fitri yang
berlangsung secara khusyu, menyerukan atau mengingatkan kaum muslimin akan
nilai-nilai Ramadhan yang harus kita tindak lanjuti, memperkokoh silaturrahmi
antar keluarga dan masyarakat muslim agar tumbuh dan dapat direalisasikan semangat
kebersamaan dalam menjalankan ajaran Islam, melaksanakan puasa sunat bulan
Syawal dan memulai kembali aktivitas keislaman yang dialihkan sementara kepada
kegiatan Ramadhan.
Manakala sejak dini, aktivitas Ramadhan telah kita rencanakan
dengan matang dan kita laksanakan pada waktunya dengan baik, niscaya banyak
manfaat yang kita peroleh dalam upaya menyelamatkan diri, keluarga dan
masyarakat dari sejumlah krisis yang selalu menghantui.
Post a Comment