CIRI-CIRI AHLUS SUNNAH
CIRI-CIRI AHLUS 
SUNNAH
Salah satu ciri ahlus sunnah adalah kecintaan mereka 
terhadap para imam sunnah dan ulamanya, para penolong dan para walinya. Dan 
mereka membenci tokoh-tokoh ahli bid'ah yang mereka itu mengajak kepada jalan 
menuju neraka dan menggiring pengikutnya menuju kehancuran. Allah telah 
menghiasi dan menyinari ahlus sunnah dengan kecintaan mereka kepada ulama-ulama 
ahlus sunnah, sebagai karunia dan keutamaan dari Allah ta'ala.  
Ahlus sunnah juga sepakat untuk merendahkan ahli 
bid'ah, menghinakan mereka, menjauhi dan memboikot mereka serta menghindari 
untuk bersahabat dengan mereka. 
Janganlah kamu tertipu oleh banyaknya ahli bid'ah, 
karena banyaknya jumlah ahli bid'ah dan sedikitnya ahlus sunnah merupakan tanda 
dekatnya hari kiamat, sebagaiman sabda Nabi:
"Sesungguhnya termasuk diantara tanda-tanda dekatnya 
hari kiamat yaitu sedikitnya ilmu dan menyebarluasnya kebodohan (dalam agama)" 
24.
Ilmu itu sendiri merupakan sunnah dan kebodohan itu 
sendiri merupakan bid'ah. 
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam 
bersabda:
"Iman itu akan mendekam di Madinah seperti ular yang 
mendekam dalam lubangnya.25
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam 
bersabda:
"Tidaklah datang hari kiamat, sampai tidak terdengar 
lagi di muka bumi ini orang yang menyebut nama Allah, Allah, Allah  Dalam 
riwayat lain disebutkan lailaha illallah. 26
Siapa yang pada hari ini berpegang teguh dengan 
sunnah Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam, melaksanakannya, istiqamah diatasnya 
serta mendakwahkannya, ia akan mendapatkan pahala yang lebih banyak dibandingkan 
dengan yang mengamalkan diawal munculnya Islam, sebagaimana sabda Nabi 
:"Sesungguhnya dibelakang hari nanti akan datang hari-hari yang penuh kesabaran. 
Orang yang berpegang teguh dengan apa yang kalian pegang teguh akan mendapat 50 
kali pahala yang kalian peroleh". Beliau ditanya (oleh sahabat) : "Mungkin 50 
kali pahala diantara mereka". Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: 
"Bahkan 50 kali pahala kalian". 27
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam mengatakan 
demikian bagi orang yang mengamalkan sunnah dimana pada masanya umat sudah 
rusak. 
Ibnu Syihab Az-Zuhri mengatakan: "Mengajarkan sunnah 
itu lebih utama daripada ibadah selama 200 tahun".  
Suatu ketika Abu Muawiyah yang buta berbicara dengan 
Harun Ar-Rasyid, maka ia menyampaikan hadits: "Suatu saat Nabi Adam dan Musa 
'alaihima sallam berdebat tiba-tiba Ali bin Ja'far menyela: "Bagaimana mungkin 
itu bisa terjadi, masa kehidupan Nabi Adam dan Nabi Musa kan berbeda masa yang 
lama". Lalu khalifah Harun Ar-Rasyid menghardiknya: "Dia menceritakan kepadamu  
hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu kamu membantah dengan 
bagaimana mungkin?" Beliau terus mengulang-ulangi, sampai Ali bin Ja'far 
terdiam".  
Abu Utsman berkata: "Demikianlah seharusnya seseorang 
dalam mengagungkan hadits-hadits Nabi, menerimanya dengan sepenuh penerimaan, 
kepasrahan dan mengimaninya. Membantah orang yang menempuh jalan selain ini, 
sebagaimana yang dilakukan oleh Harun Ar-Rasyid -rahimahullah- terhadap orang 
yang berani membantah hadits dengan mengatakan: "Bagaimana mungkin?" yang 
tujuannya adalah membantah dan mengingkarinya. Padahal seharusnya ia menerima 
semua yang diberitakan oleh Nabi. 
Semoga Allah menjadikan kita termasuk diantara mereka 
yang ketika mendengar hadits kemudian mengikutinya. Berpegang teguh sepanjang 
hidup dengan Kitabullah dan Sunnah Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam, serta 
menghindari hawa nafsu yang menyesatkan, pendapat-pendapat yang sesat dan 
berbagai kejahatan yang menghinakan dengan karunia dan keutamaan dari Allah 
ta'ala.  
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan 
kepada Nabi Muhammad, keluarganya serta para sahabat ridhwanullahu 'Alaihi 
ajma'in. 
24 HR. Bukhari, Muslim dan 
lainnya 
25 HR. Bukhari, Muslim dan 
lainnya 
26 HR. Ahmad, Muslim dan 
lainnya 
27 HR. Ibnu Nashar dalam 
As-Sunnah dengan sanad shahih
Post a Comment