CIRI-CIRI AHLI BID'AH
CIRI-CIRI AHLI
BID'AH
Ciri-ciri ahli bid'ah sangat jelas dan terang, yang
paling menonjol diantaranya adalah: kebencian mereka kepada para pembawa riwayat
hadits, merendahkannya, dan menggelarinya dengan: penghafal catatan kaki,
orang-orang dungu, orang-orang tekstual atau musyabihah (orang-orang yang
menyamakan sifat Allah dengan sifat makhluk). Mereka meyakini adanya makna
bathin dari hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sehingga mereka
menafsirkan hanya dengan otak mereka yang telah dirusak oleh syaitan, hati
nurani mereka teleh rusak, dan argumentasi dan pemikiran mereka sangat rancu dan
berantakan. Allah berfirman:
أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ
وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ
"Mereka itulah orang-orang yang dilaknati oleh Allah
dan ditulikan telinganya dan dibutakan penglihatan mereka."
(Muhammad:23).
Ahmad bin Sinan Al-Qaththan berkata: "Di kolong
langit ini, tidak seorangpun ahli bid'ah yang tidak membenci ahli hadits,
karena ketika orang itu telah berbuat bid'ah maka ia akan kehilangan kemanisan
ilmu hadits dalam hatinya".
Abu Hatim Muhammad bin Idris Al-Hanzali Ar-Razi
berkata: "Ciri-ciri ahli bid'ah yaitu suka mengolok-olok ahlu atsar (ahli
hadits), dan termasuk ciri-ciri orang zindiq (munafiq) yaitu suka menggelari
ahli atsar sebagai penghafal catatan kaki, yang mereka inginkan adalah
membatalkan atsar sebagai sumber hukum.
Termasuk ciri-ciri qadariyah (orang-orang yang
mengingkari adanya takdir) adalah menggelari ahlus sunnah dengan jabariyah
(orang-orang yang bergantung kepada takdir dan meninggalkan usaha).
Diantara ciri-ciri jahmiyyah (orang-orang yang
mengingkari nama-nama dan sifat Allah) adalah menggelari ahlus sunnah dengan
sebutan musyabihah (orang-orang yang menyerupakan sifat Allah dengan sifat
makhluk).
Diantara ciri-ciri rafidhah (syiah) adalah menggelari
ahlus sunnah dengan sebutan nabithah dan nashibah (orang-orang yang membenci
ahli bait).
Abu 'Utsman berkata: "Saya melihat bahwa ahli bid'ah
yang menggelari ahlus sunnah [namun dengan karunia dari Allah, tuduhan tersebut
tidaklah benar dan tidak pantas disandarkan kepada ahlus sunnah] mereka (ahli
bid'ah) mengikuti jalannya musrikin [semoga Allah melaknat mereka] yang
menggelari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan gelar-gelar yang
tidak pantas. Diantaranya ada yang menggelari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam sebagai tukang sihir, dukun, ahli sya'ir, orang gila, orang kesurupan,
pembohong, tukang nyleneh dan lain sebagainya. Padahal Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam sangat jauh dari semua 'aib tersebut. Beliau adalah Nabi dan Rasul
yang terpilih. Allah berfirman:
انظُرْ كَيْفَ ضَرَبُوا لَكَ الْأَمْثَالَ فَضَلُّوا فَلَا
يَسْتَطِيعُونَ سَبِيلاً
"Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat
perbandingan-perbandingan tentang kamu, lalu sesatlah mereka, mereka tidak
sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang kerasulanmu)." (Al-Furqan:9).
Demikian juga halnya dengan ahlu hadits yang diberi
gelar-gelar buruk oleh ahli bid'ah padahal ahlu hadits sangat jauh dan bersih
dari celaan tersebut. Ahlu hadits adalah orang-orang yang berpegang teguh dengan
sunnah yang bersih, sistem kehidupan yang diridhai oleh Allah ta'ala,
jalan-jalan yang lurus dan hujjah yang kokoh.
Allah telah menganugrahi ahlu hadits untuk dapat
meneladani apa yang terdapat dalam kitab-Nya, wahyu-Nya dan firman-Nya,
meneladani Rasul-Nya dalam setiap hadits dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam memerintahkan umatnya untuk berlaku baik, dalam ucapan dan perbuatan
serta mencegah mereka untuk berbuat kemungkaran.
Allah juga menolong ahlu hadits untuk dapat berpegang
teguh dengan sistem kehidupan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berpegang
teguh dengan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka Allah-pun
menjadikan mereka sebagai pengikut para wali yang terdekat. Allah juga
melapangkan dada mereka untuk mencintai beliau, mencintai para ulama umat.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seseorang akan bersama orang
yang dicintainya." 23
23 HR. Bukhari, Ahmad dan lainnya
Post a Comment