Silsilah Hadits-Hadits Masyhur-7 (“Ya Allah, Hidupkanlah Aku Sebagai Orang Miskin…”)
Silsilah Hadits-Hadits Masyhur-7 (“Ya Allah, Hidupkanlah Aku
Sebagai Orang Miskin…”)
Mukaddimah
Hadits dengan makna seperti ini sering sekali kita dengarkan dari para penceramah namun hendaknya kita mengetahui pula bagaimana kualitasnya sehingga dapat dipertanggung jawabkan dan hati menjadi tenang atau paling tidak kita dapat bersikap hati-hati.
Untuk itu, terkait dengan hadits ini terdapat dua pendapat ulama; ada yang menyatakan ia dapat meningkat kepada Hasan (di bawah Shahih) dengan alasan ada riwayat penguatnya, diantaranya pendapat Syaikh al-Albaniy dan Imam as-Suyuthiy sendiri, pengarang asli buku yang menjadi rujukan kita dalam kajian ini. Pendapat lainnya, yaitu penahqiq buku yang kami paparkan ini, Syaikh Muhammad Luthfiy ash-Shabbâgh dan didukung oleh berbagai referensi lainnya yang kami cantumkan di bawah nanti, menyatakan bahwa hadits ini adalah Dla'îf (Lemah). Wallahu a'lam.
Hadits dengan makna seperti ini sering sekali kita dengarkan dari para penceramah namun hendaknya kita mengetahui pula bagaimana kualitasnya sehingga dapat dipertanggung jawabkan dan hati menjadi tenang atau paling tidak kita dapat bersikap hati-hati.
Untuk itu, terkait dengan hadits ini terdapat dua pendapat ulama; ada yang menyatakan ia dapat meningkat kepada Hasan (di bawah Shahih) dengan alasan ada riwayat penguatnya, diantaranya pendapat Syaikh al-Albaniy dan Imam as-Suyuthiy sendiri, pengarang asli buku yang menjadi rujukan kita dalam kajian ini. Pendapat lainnya, yaitu penahqiq buku yang kami paparkan ini, Syaikh Muhammad Luthfiy ash-Shabbâgh dan didukung oleh berbagai referensi lainnya yang kami cantumkan di bawah nanti, menyatakan bahwa hadits ini adalah Dla'îf (Lemah). Wallahu a'lam.
"Ya, Allah! Hidupkanlah aku sebagai orang miskin dan matikanlah
aku sebagai orang miskin serta kumpulkanlah aku bersama golongan orang-orang
miskin (kelak)."
Penjelasan:
Hadits dengan redaksi seperti ini disebutkan oleh Imam as-Suyûthiy di dalam kitabnya ad-Durar al-Muntsirah Fi al-Ahâdîts al-Musytahirah (buku yang kami gunakan sebagai rujukan dalam kajian ini), dengan menyatakan bahwa ia diriwayatkan oleh Imam at-Turmudziy dari Anas, dan Ibn Majah dari Abu Sa'id (al-Khudriy) serta ath-Thabaraniy dari 'Ubadah bin ash-Shamit. Beliau juga membantah klaim Ibn al-Jawziy dan Ibn Taimiyyah bahwa ia hadits Mawdlû' .
Namun penahqiq (analis) atas buku tersebut, yaitu Syaikh. Muhammad Luthfy ash-Shabbâgh memberikan beberapa anotasi berikut:
"Hadits ini kualitasnya Dla'îf (lemah). Untuk itu, perlu merujuk kepada buku-buku berikut:
Penjelasan:
Hadits dengan redaksi seperti ini disebutkan oleh Imam as-Suyûthiy di dalam kitabnya ad-Durar al-Muntsirah Fi al-Ahâdîts al-Musytahirah (buku yang kami gunakan sebagai rujukan dalam kajian ini), dengan menyatakan bahwa ia diriwayatkan oleh Imam at-Turmudziy dari Anas, dan Ibn Majah dari Abu Sa'id (al-Khudriy) serta ath-Thabaraniy dari 'Ubadah bin ash-Shamit. Beliau juga membantah klaim Ibn al-Jawziy dan Ibn Taimiyyah bahwa ia hadits Mawdlû' .
Namun penahqiq (analis) atas buku tersebut, yaitu Syaikh. Muhammad Luthfy ash-Shabbâgh memberikan beberapa anotasi berikut:
"Hadits ini kualitasnya Dla'îf (lemah). Untuk itu, perlu merujuk kepada buku-buku berikut:
- Ahâdîts al-Qushshâsh karya Ibn Taimiyyah, h.50
- al-Maqâshid al-Hasanah Fî Bayân Katsîr Min al-Ahâdîts al-Musytahirah 'Ala al-Alsinah, karya as-Sakhâwiy, h.84
- Tamyîz ath-Thayyib Min al-Khabîts Fîmâ Yadûr 'Ala Alsinah an-Nâs Min al-Hadîts, karya Ibn ad-Diba', h.29
- Kasyf al-Khafâ` wa Muzîl al-Ilbâs 'Amma isytahara Min al-Ahâdîts 'Ala Alsinah an-Nâs, karya al-'Ajlûniy, Jld.I, h.181
- Mîzân al-I'tidâl, karya Imam adz-Dzhabiy, jld.IV, h.427
- al-Fawâ`id al-Maudlû'ah Fil Ahâdîts al-Mawdlû'ah karya al-Karmiy, Hal.63
- al-Fawâ`id al-Majmû'ah Fil Ahâdîts al-Mawdlû'ah karya asy-Syawkaniy, Hal.240
- al-Mughny 'An Hamlil Asfâr Fi al-Asfâr karya al-'Irâqiy, Jld.III, h.229
- al-Mawdlû'ât karya Ibn al-Jawziy, Jld.III, h.141
- al-La`âliy al-Mashnû'ah Fi al-Ahâdîts al-Mawdlû'ah karya as-Suyûthiy, Jld.II, H.324
- Tanzîh asy-Syarî'ah al-Marfû'ah 'An al-Akhbâr asy-Syanî'ah al-Mawdlû'ah karya Ibn 'Irâq, tahqîq 'Abdullah Ali'Abdullathîf, Jld.II, h.304
- Sunan at-Turmudziy, Jld.III, h.271
- Sunan Ibn Mâjah, Jld.II, No.4126
- al-Bidâyah Wa an-Nihâyah karya Ibn Katsir, VI, h.50
- Talkhîsh al-Habîr Fî Takhrîj Ahâdîts ar-Râfi'i al-Kabîr, karya Ibn Hajar, Jld.III, h.109
- Fatâwa Ibn Taimiyyah, Jld.XVIII, h.326
- Tadzkirah al-Mawdlû'ât karya al-Fitniy, h.59
- Asna al-Mathâlib karya Muhammad bin ad-Darwîsy al-Hût, h.52
- al-Mustadrak karya al-Hâkim, Jld.IV, h.322
- Sunan al-Baihaqiy, Jld.VII, h.12
- Târîkh Ibn 'Asâkir
- al-Bashâ`ir Wa adz-Dzakhâ`ir karya Abu Hayyân at-Tawhîdiy, Jld.I, h.214
- Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah karya Syaikh Nashiruddin al-Albâniy, No.308 (Dalam hal ini, Syaikh al-Albaniy menilai hadits ini bisa meningkat kualitasnya menjadi Hasan karena terdapat Syâhid (penguat dari sisi sanad) -red.,)
- Lihat juga di dalam anotasi kami (Syaikh ash-Shabbâq-red.,) di dalam kitab Mukhtashar al-Maqâshid, no.153 dimana kami menguatkan bahwa ia adalah Hadits Dla'îf (lemah).
Post a Comment