Indahnya Hidup Bersahaja
Indahnya
Hidup Bersahaja
Bismillahirrohmaanirrohiim,
Saudara-saudaraku
Sekalian,
Kita tidak perlu bercita-cita membangun kota Jakarta, lebih baik kita bercita-cita tiap orang bisa membangun dirinya sendiri. Paling minimal punya daya tahan pribadi terlebih dahulu. Karenanya sebelum ia memperbaiki keluarga dan lingkungannya minimal dia mengetahui kekurangan dirinya. Jangan sampai kita tidak mengetahui kekurangan sendiri. Jangan sampai kita bersembunyi dibalik jas, dasi dan merk. Jangan sampai kita tidak mempunyai diri kita sendiri. Jadi target awal dari pertemuan kita adalah membuat kita berani jujur kepada diri sendiri. Mengapa demikian? Sebab seorang bapak tidak bisa memperbaiki keluarganya, kalau ia tidak bisa memperbaiki dirinya sendiri. Jangan mengharap memperbaiki keluarga kalau memperbaiki diri sendiri saja tidak bisa. Bagaimana berani memperbaiki diri, jika tidak mengetahui apa yang mesti diperbaiki.
Kita tidak perlu bercita-cita membangun kota Jakarta, lebih baik kita bercita-cita tiap orang bisa membangun dirinya sendiri. Paling minimal punya daya tahan pribadi terlebih dahulu. Karenanya sebelum ia memperbaiki keluarga dan lingkungannya minimal dia mengetahui kekurangan dirinya. Jangan sampai kita tidak mengetahui kekurangan sendiri. Jangan sampai kita bersembunyi dibalik jas, dasi dan merk. Jangan sampai kita tidak mempunyai diri kita sendiri. Jadi target awal dari pertemuan kita adalah membuat kita berani jujur kepada diri sendiri. Mengapa demikian? Sebab seorang bapak tidak bisa memperbaiki keluarganya, kalau ia tidak bisa memperbaiki dirinya sendiri. Jangan mengharap memperbaiki keluarga kalau memperbaiki diri sendiri saja tidak bisa. Bagaimana berani memperbaiki diri, jika tidak mengetahui apa yang mesti diperbaiki.
Kita harus mengawali segalanya dengan egois dahulu, sebab kita tidak bisa
memperbaiki orang lain kalau diri sendiri saja tidak terperbaiki. Seorang ustad
akan terkesan omong kosong, jika ia berbicara tentang orang lain agar
memperbaiki diri sedang ia sendiri tidak benar. Dalam bahasa Al-Qur’an,
"Sangat besar kemurkaan Allah terhadap orang berkata yang tidak
diperbuatnya".
Mudah-mudahan seorang ibu yang tersentuh mulai mengajak suaminya. Seorang anak mengajak orang tuanya, di kantor seorang bos yang berusaha memperbaiki diri diperhatikan oleh bawahannya dan membuat mereka tersentuh. Seorang kakek dilihat oleh cucunya kemudian tersentuh. Mudah-mudahan dengan kegigihan memperbaiki diri nantinya daya tahan rumah mulai membaik. Kalau sudah daya tahan rumah membaik insyaAllah, kita bisa berbuat banyak untuk bangsa kita ini. Mudah-mudahan nanti setiap rumah tangga visinya tentang hidup ini menjadi baik.
Mudah-mudahan seorang ibu yang tersentuh mulai mengajak suaminya. Seorang anak mengajak orang tuanya, di kantor seorang bos yang berusaha memperbaiki diri diperhatikan oleh bawahannya dan membuat mereka tersentuh. Seorang kakek dilihat oleh cucunya kemudian tersentuh. Mudah-mudahan dengan kegigihan memperbaiki diri nantinya daya tahan rumah mulai membaik. Kalau sudah daya tahan rumah membaik insyaAllah, kita bisa berbuat banyak untuk bangsa kita ini. Mudah-mudahan nanti setiap rumah tangga visinya tentang hidup ini menjadi baik.
Tahap selanjutnya adalah mau dibawa kemana rumah tangga kita ini, apakah
mau bermewah-mewahan, mau pamer bangunan dan kendaraan atau rumah tangga kita
ini adalah rumah tangga yang punya kepribadian yang nantinya akan menjadi
nyaman. Jangan sampai rumah tangga kita ini menjadi rumah tangga yang
hubuddunya, karena semua penyakit akarnya dari cinta dunia ini. Orang sekarang
menyebutnya materialistis. Bangsa ini roboh karena pecinta dunianya terlalu
banyak. Acara tv membuat kita menjadi yakin bahwa dunia ini alat ukurnya adalah
materi. Pelan tapi pasti kita harus mulai mengatakan dunia ini tidak ada
apa-apanya. Di dunia ini kita hanya mampir. Dengan konsep yang kita kenal yaitu
rumus ‘tukang parkir’. Yang tadinya bangga dengan merk menjadi malu dengan
topeng yang dikenakannya. Nanti pelan-pelan akan menjadi begitu.
Bukannya kita harus hidup miskin. Nanti akan terjadi suasana di rumah tidak goyah, lebih sabar, melihat dunia menjadi tidak ada apa-apanya dan tidak sombong. Lihat kembali rumus ‘tukang parkir’, ia punya mobil tidak sombong, mobilnya ganti-ganti tidak takabur, diambil satu persatu sampai habis tidak sakit hati. Mengapa ? karena tukang parkir tidak merasa memiliki hanya tertitipi.
Ketika melihat orang kaya biasa saja karena sama saja cuma menumpang di dunia ini jadi tidak menjilat, kepada atasan tidak minder, suasana kantor yang iri dan dengki jadi minimal.
Bukannya kita harus hidup miskin. Nanti akan terjadi suasana di rumah tidak goyah, lebih sabar, melihat dunia menjadi tidak ada apa-apanya dan tidak sombong. Lihat kembali rumus ‘tukang parkir’, ia punya mobil tidak sombong, mobilnya ganti-ganti tidak takabur, diambil satu persatu sampai habis tidak sakit hati. Mengapa ? karena tukang parkir tidak merasa memiliki hanya tertitipi.
Ketika melihat orang kaya biasa saja karena sama saja cuma menumpang di dunia ini jadi tidak menjilat, kepada atasan tidak minder, suasana kantor yang iri dan dengki jadi minimal.
Saudara-saudaraku Sekalian,
Jadi visi kita terhadap dunia ini akan berbeda. Kita tidak bergantung lagi kepada dunia, tidak tamak, tidak licik, tidak serakah. Hidup akan bersahaja dan proporsional. Sekarang kita sedang krisis, masa ini dapat menjadi
momentum karena dengan krisis harga-harga naik, kecemasan orang meningkat, ini kesempatan kita buat berdakwah. Mau naik berapa saja harganya tidak apa-apa yang penting terbeli. Jika tidak terjangkau jangan beli, yang penting adalah kebutuhan standar tercukupi. Orang yang sengsara bukan tidak cukup tetapi karena kebutuhannya melampaui batas. Padahal Allah menciptakan kita lengkap dengan rezekinya. Mulai dari buyut kita yang lahir ke dunia tidak punya
apa-apa sampai akhir hayatnya masih makan dan dapat tempat berteduh terus. Orang tua kita lahir tidak membawa apa-apa sampai saat ini masih makan terus, berpakaian, dan berteduh. Begitu pula kita sampai hari ini. Hanya saja disaat krisis begini kita harus lebih kreatif. Mustahil Allah menciptakan manusia tanpa rezekinya kita akan bingung menghadapi hidup. Semua orang sudah ada rezekinya. Dan barangsiapa yang hatinya akrab dengan Allah dan
yakin segala sesuatu milik Allah, tiada yang punya selain Allah, kita milik Allah. Kita hanya mahluk dan yang membagi, menahan dan mengambil rezeki adalah Allah. Orang yang yakin seperti itu akan dicukupi oleh Allah.
Jadi visi kita terhadap dunia ini akan berbeda. Kita tidak bergantung lagi kepada dunia, tidak tamak, tidak licik, tidak serakah. Hidup akan bersahaja dan proporsional. Sekarang kita sedang krisis, masa ini dapat menjadi
momentum karena dengan krisis harga-harga naik, kecemasan orang meningkat, ini kesempatan kita buat berdakwah. Mau naik berapa saja harganya tidak apa-apa yang penting terbeli. Jika tidak terjangkau jangan beli, yang penting adalah kebutuhan standar tercukupi. Orang yang sengsara bukan tidak cukup tetapi karena kebutuhannya melampaui batas. Padahal Allah menciptakan kita lengkap dengan rezekinya. Mulai dari buyut kita yang lahir ke dunia tidak punya
apa-apa sampai akhir hayatnya masih makan dan dapat tempat berteduh terus. Orang tua kita lahir tidak membawa apa-apa sampai saat ini masih makan terus, berpakaian, dan berteduh. Begitu pula kita sampai hari ini. Hanya saja disaat krisis begini kita harus lebih kreatif. Mustahil Allah menciptakan manusia tanpa rezekinya kita akan bingung menghadapi hidup. Semua orang sudah ada rezekinya. Dan barangsiapa yang hatinya akrab dengan Allah dan
yakin segala sesuatu milik Allah, tiada yang punya selain Allah, kita milik Allah. Kita hanya mahluk dan yang membagi, menahan dan mengambil rezeki adalah Allah. Orang yang yakin seperti itu akan dicukupi oleh Allah.
Jadi kecukupan kita bukan banyak uang, tetapi kecukupan kita itu bergantung
dengan keyakinan kita terhadap Allah dan berbanding lurus dengan tingkat
tawakal. Allah berjanji "Aku adalah sesuai dengan prasangka
hamba-Ku". Jadi jangan panik. Allah penguasa semesta alam. Ini kesempatan
buat kita untuk mengevaluasi pola hidup kita. Yang membuat kita terjamin adalah
ketawakalan. Jadi yang namanya musibah bukan kehilangan uang, bukan kena
penyakit, musibah itu adalah hilangnya iman. Dan orang yang cacat adalah yang tidak
punya iman, ia gagal dalam hidup karena tidak mengerti mau kemana.
Jadi kita tidak punya alasan untuk panik. Krisis seperti ini ada diman-mana, kita harus kemas agar berguna bagi kita. Kita tidak bisa mengharapkan yang terbaik terjadi pada diri kita, tapi kita bisa kemas agar menjadi yang terbaik bagi diri kita. Kita tidak bisa mengharapkan orang menghormati kita, tapi kita bisa membuat penghinaan orang menjadi yang terbaik bagi diri kita.
Jadi kita tidak punya alasan untuk panik. Krisis seperti ini ada diman-mana, kita harus kemas agar berguna bagi kita. Kita tidak bisa mengharapkan yang terbaik terjadi pada diri kita, tapi kita bisa kemas agar menjadi yang terbaik bagi diri kita. Kita tidak bisa mengharapkan orang menghormati kita, tapi kita bisa membuat penghinaan orang menjadi yang terbaik bagi diri kita.
Hal pertama yang harus kita jadikan rahasia kecukupan kita adalah
ketawakalan kita dan kedua adalah prasangka baik kepada Allah, yang ketiga
adalah Lainsakartum laadziddanakum,"Barangsiapa yang pandai
mensyukuri nikmat yang ada", Allah akan membuka nikmat lainnya. Jadi
jangan takut dengan belum ada, karena yang belum ada itu mesti ada kalau pandai
mensyukuri yang telah ada. Jadi dari pada kita sibuk memikirkan harga barang
yang naik lebih baik memikirkan bagaimana mensyukuri yang ada. Karena dengan
mensyukuri nikmat yang ada akan menarik nikmat yang lainnya. Jadi nikmat itu
sudah tersedia. Jangan berpikir nikmat itu uang. Uang bisa jadi fitnah. Ada
orang yang dititipi uang oleh Allah malah bisa sengsara, karena ia jadi mudah
berbuat maksiat. Yang namanya nikmat itu adalah sesuatu yang dapat membuat kita
dekat dengan Allah. Jadi jangan takut soal besok/lusa, takutlah jika yang ada
tidak kita syukuri.
Satu contoh hal yang disebut kurang syukur dalam hidup itu adalah kalau
hidup kita itu Ishro yaitu berlebihan, boros, dan bermewah-mewahan. Hati-hati yang suka
hidup mewah, yang senang kepada merk itu adalah kufur nikmat. Mengapa? Karena
setiap Allah memberi uang itu ada hitungannya. Mereka yang terbiasa glamour,
hidup mewah, yang senang kepada merk termasuk yang akan menderita karena
hidupnya akan biaya tinggi. Pasti merk itu akan berubah-ubah tidak akan terus
sama dalam dua puluh tahun. Harus siap-siap menderita karena akan mengeluarkan
uang banyak utnuk mengejar kemewahannya, untuk menjaganya dan untuk
perawatannya. Dia juga akan disiksa oleh kotor hati yaitu riya'. Makin mahal
tingkat pamernya makin tinggi. Dan pamer itu membutuhkan pikiran lebih, lelah
dan tegang karena rampok akan berminat. Inginnya diperlihatkan tapi takut
dirampok jadinya pening. Makin tinggi keinginan pamer makin orang lain menjadi
iri/dengki. Pokoknya kalau kita terbiasa hidup mewah resikonya tinggi.
Ketentraman tidak terasa. Hal yang bagus itu adalah yang disebut syukur yaitu
hidup bersahaja atau proporsional. Kalau Amirul Mukminin hidupnya sangat
sederhana, kalau seperti kita ini hidup bersahaja saja, biaya dan perawatan
akan murah.
Kalau kita terbiasa
hidup bersahaja peluang riyanya kecil. Tidak ada yang perlu dipamerkan.
Bersahaja tidak membuat orang iri. Dan anehnya orang yang bersahaja itu punya
daya pikat tersendiri. Pejabat yang bersahaja akan menjadi pembicaraan yang
baik. Artis yang sholeh dan bersahaja selalu bikin decak kagum. Ulama yang
bersahaja itu juga membuat simpati. Juga harus hati-hati kita sudah capai-capai
hidup glamor belum tentu dipuji bahkan saat sekarang ini akan dicurigai.Yang paling
penting sekarang ini kita nikmati budaya syukur dengan hidup proporsional.
Jangan capai dengan gengsi, hal itu akan membuat kita
binasa. Miliki kekayaan pada pribadi kita bukan pada topeng kita. Percayalah rekan-rekan sekalian kita akan menikmati hidup ini jika kita hidup proporsional.
Nabi Muhammad SAW tidak memiliki singgasana, istana bahkan tanda jasa sekalipun hanya memakai surban Tetapi tidak berkurang kemuliaanya sedikitpun sampai sekarang. Ada orang kaya dapat mempergunakan kekayaannya. Dia bisa beruntung jika ia rendah hati dan dermawan. Tapi ia bisa menjadi hina gara-gara pelit dan sombong. Ada orang sederhana ingin kelihatan kaya inilah yang akan menderita. Segala sesuatu dikenakan, segalanya dicicil, dikredit. Ada juga orang sederhana tapi dia menjadi mulai karena tidak meminta-minta, jadi terjaga harga dirinya. Dan ada orang yang mampu dan ia menahan dirinya ini akan menjadi mulia.
binasa. Miliki kekayaan pada pribadi kita bukan pada topeng kita. Percayalah rekan-rekan sekalian kita akan menikmati hidup ini jika kita hidup proporsional.
Nabi Muhammad SAW tidak memiliki singgasana, istana bahkan tanda jasa sekalipun hanya memakai surban Tetapi tidak berkurang kemuliaanya sedikitpun sampai sekarang. Ada orang kaya dapat mempergunakan kekayaannya. Dia bisa beruntung jika ia rendah hati dan dermawan. Tapi ia bisa menjadi hina gara-gara pelit dan sombong. Ada orang sederhana ingin kelihatan kaya inilah yang akan menderita. Segala sesuatu dikenakan, segalanya dicicil, dikredit. Ada juga orang sederhana tapi dia menjadi mulai karena tidak meminta-minta, jadi terjaga harga dirinya. Dan ada orang yang mampu dan ia menahan dirinya ini akan menjadi mulia.
Mulai sekarang tidak
perlu tergiur untuk membeli yang mahal-mahal, yang bermerk. Supermarket, mal
dan sebagainya itu sebenarnya tidak menjual barang-barang primer. Allah Maha
Menyaksikan. Apa yang dianjurkan Islam adalah jangan sampai mubadzir. Rasul SAW
itu kalau makan sampai nasi yang terakhir juga dimakan, karena siapa tahu
disitulah barokahnya. Kalau kita ke undangan pesta jangan mengambil makanan
berlebihan. Ini sangat tidak islami. Memang kita enak saja rasanya tapi demi
Allah itu pasti dituntut oleh Allah. Dan itu mempengaruhi struktur rezeki kita,
karena kita sudah kufur nikmat. Kita harus bisa mempertanggungjawabkan setiap
perbuatan kita karena tidak ada yang kecil dimata Allah. Tidak ada pemborosan
karena semua dihitung oleh Allah.
Contohnya mandi, kalau bisa bersih dengan lima sampai tujuh gayung tapi mengapa harus dua puluh gayung. Kita mampu beli air tetapi bukan untuk boros. Ini penting kalau ingin barokah rezekinya, hematlah kuncinya. Kalau merokok biaya yang kita keluarkan adalah besar hanya untuk membuang asap dari mulut kita. Jangan cari alasan. Seharusnya sudah saatnya berhenti merokok. Cobalah ingat ini uang milik Allah. Kemudian sabun mandi, jangan memakai sesuka kita,
takarlah atau kalau perlu pakai sabun batangan. Kenapa kalau kita bisa hemat tidak kita lakukan. Uang penghematan kita bisa gunakan untuk sedekah atau menolong orang yang lebih membutuhkan. Sedekah itu tidak akan mengurangi harta kita kecuali bertambah dan bertambah.
Contohnya mandi, kalau bisa bersih dengan lima sampai tujuh gayung tapi mengapa harus dua puluh gayung. Kita mampu beli air tetapi bukan untuk boros. Ini penting kalau ingin barokah rezekinya, hematlah kuncinya. Kalau merokok biaya yang kita keluarkan adalah besar hanya untuk membuang asap dari mulut kita. Jangan cari alasan. Seharusnya sudah saatnya berhenti merokok. Cobalah ingat ini uang milik Allah. Kemudian sabun mandi, jangan memakai sesuka kita,
takarlah atau kalau perlu pakai sabun batangan. Kenapa kalau kita bisa hemat tidak kita lakukan. Uang penghematan kita bisa gunakan untuk sedekah atau menolong orang yang lebih membutuhkan. Sedekah itu tidak akan mengurangi harta kita kecuali bertambah dan bertambah.
Ini pelajaran supaya
hidup kita dijamin oleh Allah. Kita tidak bisa terjamin oleh harta/tabungan,
kalau Allah ingin membuat penyakit seharga dua kali tabungan kita sangat
gampang bagi Allah. Tidak ada yang dapat menjamin kita kecuali Allah oleh
karena itu jangan merasa aman dengan punya tabungan, tanah, dan warisan. Dengan
gampang Allah dapat mengambil itu semua tanpa terhalang. Aman itu justru kalau
kita bisa dekat dengan Allah. Mati-matian kita jaga kesehatan, kalau Allah
inginkan lain gampang saja. Semua harta tidak bisa kita nikmati, tetapi kalau
Allah melindungi kita Insya Allah. Marilah hidup hemat, tetapi hemat bukan
berarti pelit. Proporsional atau adil adalah puncak dari ahlak Contohnya HP,
kalau tidak terlalu perlu jual saja lagi. Janganlah dimiliki kalau hanya untuk
gaya saja. Penghematan akan mengundang barokah inilah yang disebut syukur
nikmat. Tujuan bukan mencari uangnya tetapi mempertanggung jawabkan setiap rupiah
yang Allah titipkan.
Hal lain yang membuat
barokah adalah jika kita dapat mendayagunakan semua barang-barang kita. Di
gudang kita pasti banyak barang yang tidak kita pakai tetapi sayang untuk
dibuang. Coba lihat lemari pakaian kita banyak baju-baju lama, begitu juga
sepatu-sepatu lama kita. Keluarkanlah barang-barang yang tidak berharga
tersebut. Misalkan dirumah kita ada panci yang sudah rongsokan,
jika kita keluarkan ternyata merupakan panci idaman bagi orang lain. Di rumah kita tidak terpakai tetapi jika dipakai orang lain dengan kelapangannya dan mengeluarkan doa bisa jadi itulah yang membuat kita terjamin. Kalau kita ikhlas, demi Allah itu lebih menjamin rezeki kita daripada tidak terpakai di rumah. Setiap barang-barang yang tidak bermanfaat tetapi bermanfaat bagi orang lain itulah pengundang rezeki kita. Bersihkan rumah kita dari barang-barang yang tidak berguna. Lebih baik rusak digunakan orang lain daripada rusak dibiarkan di rumah, itu akan barokah rezekinya.
jika kita keluarkan ternyata merupakan panci idaman bagi orang lain. Di rumah kita tidak terpakai tetapi jika dipakai orang lain dengan kelapangannya dan mengeluarkan doa bisa jadi itulah yang membuat kita terjamin. Kalau kita ikhlas, demi Allah itu lebih menjamin rezeki kita daripada tidak terpakai di rumah. Setiap barang-barang yang tidak bermanfaat tetapi bermanfaat bagi orang lain itulah pengundang rezeki kita. Bersihkan rumah kita dari barang-barang yang tidak berguna. Lebih baik rusak digunakan orang lain daripada rusak dibiarkan di rumah, itu akan barokah rezekinya.
Ini kalau kita ingin
terjamin, namanya teori barokah. Kita tidak akan terjamin dengan teori ekonomi
manapun. Sudah berapa banyak sarjana ekonomi yang dihasilkan oleh universitas
di negeri ini tetapi Indonesia masih saja babak belur.
Rumusnya pertama adalah bersahaja, kedua adalah total hemat, ketiga adalah keluarkan yang tidak bermanfaat, yang keempat adalah setiap kita mengeluarkan uang harus menolong orang lain atau manfaat. Kalau mau belanja niatkan jangan hanya mencari barang tetapi juga menolong orang. Belilah barang di warung pengusaha kecil yang dapat menolong omzetnya. Hati-hati dengan menawar, pilihannya kalau itu merupakan hal yang adil. Jangan bangga kalau kita berhasil menawar. Nabi Muhammad SAW bahkan kalau beli barang dilebihkan uangnya dari harga barang yang sebenarnya. Tidak akan berkurang harta dengan menolong orang. Jangan memilih barang-barang yang bagus semua pilihlah yang jeleknya sebagian. Kita itu untung jika membuat sebanyak mungkin orang lain untung. Jangan jadi bangga ketika kita sendiri untung orang lain tidak.
Rumusnya pertama adalah bersahaja, kedua adalah total hemat, ketiga adalah keluarkan yang tidak bermanfaat, yang keempat adalah setiap kita mengeluarkan uang harus menolong orang lain atau manfaat. Kalau mau belanja niatkan jangan hanya mencari barang tetapi juga menolong orang. Belilah barang di warung pengusaha kecil yang dapat menolong omzetnya. Hati-hati dengan menawar, pilihannya kalau itu merupakan hal yang adil. Jangan bangga kalau kita berhasil menawar. Nabi Muhammad SAW bahkan kalau beli barang dilebihkan uangnya dari harga barang yang sebenarnya. Tidak akan berkurang harta dengan menolong orang. Jangan memilih barang-barang yang bagus semua pilihlah yang jeleknya sebagian. Kita itu untung jika membuat sebanyak mungkin orang lain untung. Jangan jadi bangga ketika kita sendiri untung orang lain tidak.
Jika kita jadi
pengusaha, kita jadi kaya ketika karyawannya diperas tenaganya, gajinya hanya
pas buat makan, sedang kita berfoya-foya, demi Allah kita akan rugi. Pengusaha
Islam sejati tidak akan berfoya-foya, ia akan menikmati karyawannya sejahtera.
Sehingga tidak timbul iri, yang ada adalah cinta. Cinta membuat kinerja lebih
bagus, perusahaan lebih sehat. Kalau kapitalis, pengusahanya bermewah-mewah
ketika bawahannya menderita. Jadi timbul dendam dan iri setiap ada kesempatan
akan marah seperti yang terjadi di Bandung kemarin. Tetapi kalau kita senang
mensejahterakan mereka, anaknya kita sekolahkan. Dia merasa puas dan itulah
namanya keuntungan.
Jadi mulai sekarang setiap membelanjakan uang harus menolong orang, membangun ekonomi umat. Jadi setiap keluar harus multi manfaat bukan hanya dapat barang. Dengan membeli barang di warung kecil mungkin uangnya untuk menyekolahkan anaknya, membeli sejadah, membeli mukena, Subhanallah.
Jadi mulai sekarang setiap membelanjakan uang harus menolong orang, membangun ekonomi umat. Jadi setiap keluar harus multi manfaat bukan hanya dapat barang. Dengan membeli barang di warung kecil mungkin uangnya untuk menyekolahkan anaknya, membeli sejadah, membeli mukena, Subhanallah.
Saudara-saudaraku
Sekalian,
Jadi krisis seperti ini akan berdampak positif kalau kita bisa mengemasnya dengan baik. Nantinya ketika strategi rumah kita sudah bersahaja, kehidupan kita jadi efisien, anak-anak terbiasa hidup hemat, kita di rumah tidak mempunyai beban dengan banyaknya barang. Barang yang ada di rumah harus ada nilai tambahnya,
bukan biaya tambah. Setiap blender harus ada nilai produktifnya misalnya untuk membuat jus kemudian dijual, pasti barokah. Bukannya membuat biaya tambah karena harus diurus, dirawat dan membutuhkan pengamanan, barang yang seperti ini tidak boleh ada di rumah kita. Rezeki kita pasti ada tinggal kita kreatif
saja. Tidak perlu panik Allah Maha Kaya.
Jadi krisis seperti ini akan berdampak positif kalau kita bisa mengemasnya dengan baik. Nantinya ketika strategi rumah kita sudah bersahaja, kehidupan kita jadi efisien, anak-anak terbiasa hidup hemat, kita di rumah tidak mempunyai beban dengan banyaknya barang. Barang yang ada di rumah harus ada nilai tambahnya,
bukan biaya tambah. Setiap blender harus ada nilai produktifnya misalnya untuk membuat jus kemudian dijual, pasti barokah. Bukannya membuat biaya tambah karena harus diurus, dirawat dan membutuhkan pengamanan, barang yang seperti ini tidak boleh ada di rumah kita. Rezeki kita pasti ada tinggal kita kreatif
saja. Tidak perlu panik Allah Maha Kaya.
Sebagai amalan
lainnya, dalam situasi sesulit apapun tetaplah menolong orang lain karena
setiap kita menolong orang lain kita pasti ditolong oleh Allah. Jika makin
pahit, makin getir harus makin produktif bagi orang lain. Baik sukses maupun
tidak tetap lakukan dimanapun kita berada. Ketika kita sedang berjalan kaki,
kemudian ada mobil yang hendak parkir bisa kita beri aba-aba. Ketika kita
menyetir mobil ada yang mau menyebrang, dahulukan saja, kita tidak tahu apa
yang akan menimpa kita esok hari. Ketika kita sedang mengantri ada orang yang
memotong, berhentilah sebentar, dengan mengalah berhenti barang lima menit tetapi membuat
banyak orang bahagia.
Jadi insya Allah kalau
hati kita sudah berbenah baik, krisis ini akan lebih membuat hidup kita lurus.
Hidup ini tidak akan kemana-mana kecuali menunggu mati. Latihlah supaya kita
sadar bahwa kita pasti mati tidak membawa apa-apa. Kita hanya mampir sebentar
di dunia ini.
Alhamdulilahirobil’alamin
Post a Comment