I’tisom bi Hablillah
I’tisom bi Hablillah
Sinopsis
Meningkatkan diri kita kepada tali Allah adalah
menjadikan diri kita beraqidah yang benar. Ikhtisam bihabibillah ini sebagai
satu dasar pembentukan ummat yang satu. Mengikat diri kita kepada tali Allah
melaui Laa ilaha illa-lLah dan Muhammad Rasulullah.
Laa ilaha illa-lLah adaalah dasar tauhidullah yang
bermakna kesatuan niat, kesatuan akhlaq, kesatuan fikrah, kesatuan
kalimat/bahasa, kesatuan ummat, kesatuan gerak. Keseluruhan ini merupakan
kesatuan pengabdian.
Manakala Muhammad Rasulullah adalah menjadikan risalah
ini satu (tauhid risalah) yaitu risalah islam yang di bawa oleh Nabi Muhammad
SAW, akhirnya wujud kesatuan uswah kepada Nabi Muhammad SAW.
Hasiyah
1.Tali Allah
Syarah
·
Berpegang kepada tali Allah bermaksud memegang kepada
aqidah Islam. Aqidah islam yang benar mendasarkan kepada kalimah syahadatain
yaitu Laa ilaha illa-lLah dan Muhammad rasulullah. Tali Allah atau aqidah
islamiyah yang di pegang oleh ummat manusia telah membuktikan kejayaannya. Dengan
berpegang kepada tali Allah, kita akan menjadikan Allah sebagai tauhidul ibadah
dan menjadikan Muhammad SAW sebagai tauhid uswah. Dengan demikian berpegang
kepada tali Allah akan wujud kesatuan yang tidak menjadikan kita berpecah belah
dan senantiasa menjalinkan hubungan ukhuwah islamiyah.
Dalil
·
3:103; dan
berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah (agama islam), dan janganlah
kamu bercerai-berai; dan kenanglah nikmat Allah kepada kamu ketika kamu
bermusuh-musuhan (semasa jahiliyah dahulu), lalu Allah menyatukan diantara hati
kamu (sehingga kamu bersatu-padu dengan nikmat islam), maka menjadilah kamu
dengan nikmat Allah itu orang-orang islam yang bersaudara. Dan kamu dahulu telah
berada ditepi jurang neraka (disebabkan nikmat islam juga). Demikianlah Allah
menjelaskan kepada kamu ayat-ayat keteranganNya, supaya kamu mendapat petunjuk
hidayahNya.
2.Laa ilaha
illa-lLah
Syarah
·
Peribadi
sahabat-sahabat nabi yang terkena dengan dakwah nabi yaitu dakwah mengajak
keimanan dengan seruan Laa ilaha illa-lLah maka akan menghasilkan
peribadi-peribadi yang unggul Tarbiyah islamiyah yang mendekatkan manusia
kepada Allah akan menjadikan kita beriman kepada satu Allah, merujuk kepada
satu rujukan, beramal dengan satu komando, beribadah dengan satu tuntutan dan
akhirnya juga akan membentuk satu ummat.
·
Laa ilaha
illa-lLah adalah dasar tauhidullah yang bermakna kepada kesatuan niat, kesatuan
akhlak ,kesatuan fikrah, kesatuan kalimah/bahasa, kesatuan ummat dan kesatuan
gerak.
·
Dengan
menjadikan Allah sebagai ilah sembahan, abdian, ikutan, yang dicenderungi, yang
dijadikan panduan dan yang di rujuk maka kesatuan niat dari setiap individu
akan rujuk. Niat satu akan menghasilkan amal dan pelaksanaan yang juga satu. Niat ikhlas adalah pemersatu setiap amalan kita.
·
Aqidah mesti satu karena inilah yang di jadikan buhul
persatuan. Tanpa aqidah yang satu ukhuwah dan persatuan tidak akan wujud. Aqidah
yang mengandungi prinsip islam dan dasar-dasar yang perlu diamalkan oleh muslim
mestilah satu dan tidak berbeda. Perbedaan
aqidah akan membedakan kita di dalam islam.
·
Kesatuan fikrah yang dipentingkan disini adalah
fikrah-fikrah asas dan prinsip. Manakala fikrah yang bersifat operasional dan
yang dipengaruhi oleh uslub mungkin akan berbeda tetapi kita perlu memahami
bagi keperluan taawun dan amal jama'i. Fikrah yang dilandasi aqidah yang bersih
biasanya akan mewujudkan fikrah yang sehat dan bersih. Melalui fikrah yang
sehat ini akan menyehatkan fikrah ummat dan masyarakat.
·
Satu sebutan, satu kalimah dan satu bahasa. Tauhidul
kalimah juga berarti satu matlamat, satu misi dan visi. Kesatuan kalimah di
perlukan bagi munculnya kesatuan ummat dan harakah.
·
Ummat yang satu kemudian muncul dengan kesatuan-kesatuan
di atas. Ummat yang bersatu dengan dasar kesatuan niat, aqidah, fikrah dan
kalimah. Ummat satu berdasarkan kesatuan aqidah bukan berdasarkan masalah
cabang/furu. Dengan fikrah demikian kesatuan ummat di dunia ini akan dapat
tercapai dan boleh mencapai kejayaan di masa hadapan. Ummat tidak akan bersatu
apabila kita tidak menjadikan asas aqidah sebagai alat pemersatu.
·
Kesatuan harakah wujud dari kesatuan ummat. Ummat dengan
berbagai harakah yang mempunyai beberapa kaidah dan minhaj mungkin bersatu
dengan isu aqidah dan kesamaan matlamat yaitu menegakkan islam. Harakah mungkin
muncul di dalam islam secara berbagai tetapi bagaimanapun islam akan
menumpukkan kepda aqidah. Harakah yang berdasarkan aqidah islam akan mudah
disatukan sebagai kekuatan ummat.
Dalil
·
98:5; Padahal
mereka tidak diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah dengan
mengikhlaskan ibadat kepadaNya, lagi tetap teguh di atas tauhid; dan supaya
mereka mendirikan sembahyang serta memberi zakat. Dan yang demikian itulah
agama yang benar.
·
39:11,14;
Katakanlah lagi (Wahai Muhammad): " Sesungguhnya aku diperintahkan supaya
menyembah Allah dengan mengikhlaskan segala ibadat kepadaNya; Katakanlah lagi :
" Allah jualah yang aku sembah dengan mengikhlaskan amalan agamaku
kepadaNya.
·
2:163; Dan
Tuhan kamu ialah Tuhan yang maha esa ; Tiada Tuhan (yang berhak di sembh)
selain dari Allah , yang maha pemurah lagi maha mengasihani.
·
112:1;
Katakanlah (wahai Muhammad):"(Tuhanku) ialah Allah yang Maha Esa".
·
6:153; Dan
bahwa sesungguhnya inilah jalanKu (agama islam) yang betul lurus, maka
hendaklah kamu menurutnya; dan janganlah kamu menurut menurut jalan-jalan (yang
lain dari islam), karena jalan-jalan (yang lain itu) mencerai beraikan kamu
dari jalan Allah, Dengan yang demikian itulah Allah perintahkan kamu, supaya
kamu bertaqwa.
·
2:142; Orang-orang yang bodoh (yang kurang akal
pertimbangannya) akan berkata : "Apa sebabnya yang menjadikan orang-orang
islam berpaling dari kiblat yang mereka mengadapnya selama ini?" Katakanlah
(Wahai Muhammad):"Timur dan barat adalah kepunyaan Allah-(maka kepihak
mana saja kita di arahkan Allah mengadapnya, wajiblah kita memaatuhiNya); Allah
yang memberikan petunjuk hidayahNya kepada sesiapa yang di kehendakiNya kejalan
yang lurus".
·
21:90; Maka Kami perkenankan doanya, dan Kami kurniakan
kepadanya (anaknya) Yahya, dan Kami perelokkan istrinya yang mandul, (untuk
melahirkan anak) baginya. (Kami limpahkan berbagai ihsan kepada rasul-rasul itu
ialah karena) sesungguhnya mereka senantiasa berlomba-lomba dalam mengerjakan
kebaikan, Dan senantiasa berdoa kepada Kami dengan penuh harapan serta gerun
takut; dan mereka senantiasa pula senantiasa khusuk(dan taat) kepada Kami.
·
22:78; Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad
yang sebenar-benarnya Dialah yang memilih kamu (untuk mengerjakan suruhan
agamanya); dan Ia tidak menjadikan kamu menanggung sesuatu keberatan dan susah
payah dalam perkara agama, agama bapa kamu Ibrohim. Ia menamakan kamu
:"orang-orang islam" semenjak dahulu dan di dalam Al Qur'an ini,
supaya Rasulullah (Muhammad) menjadi saksi yang menerangkan kebenaran perbuatan
kamu, dan supaya kamu pula layak menjadi orang-orang yang memberi keterangan
kepada umat manusia (tentang yang benar dan yang salah). Oleh itu, dirikanlah
sembahyang, dan berilah zakat, serta berpegang teguhlah kamu kepada Allah! Dialah
pelindung kamu. Maka (Allah yang demikian sifatNya) Dialah saja sebaik-baik pelindung
dan sebaik-baik pemberi pertolongan.
·
3:32; Katakanlah (wahai Muhammad) :" Taatlah kamu
kepada Allah dan RasulNya. Oleh itu, jika kamu berpaling (mendurhaka), maka
sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang kafir.
3.Kesatuan
pengabdian
Syarah
·
Dengan
memahami aqidah yang betul, khususnya memahami makna Laa ilaha illa-lLah akan
membentuk kesatuan pengabdian. Kita sama mengabdi kepada Allah. Hanya kepada Allah saja
kita merujuk dan mengabdikan segala urusan, maka Allah akan menyatukan hati manusia.
Apabila kita tidak mengembalikan urusan ini kepada Allah tetapi kepada yang
lainnya misalnya wala kepada keduniaan, pekerjaan, keluarga dan sebagainya maka
akan menjejaskan persatuan ini. Apabila senantiasa mengembalikan kepada Allah
maka Allah SWT akan menyatukan hati kita dan juga akan menyatukan pengabdian
kita.
·
Aqidah yang sehat yang dianut oleh setiap muslim
membuahkan kesatuan pada setiap fikrah, amal dan harakahnya. Aqidah yang di
jadikan rujukan dapat menyatukan ummat. Dengan aqidah pula maka kita akan
mengabdi kepada Allah yang satu dan kepada bentuk pengabdian yang sama.
Dalil
·
39:64-65;
Katakanlah (wahai Muhammad, kepada orang-orang musyrik itu:" Sesudah jelas
dalil-dalil keesaan Allah yang demikian), patutkah kamu menyuruhku menyembah
atau memuja yang lain dari Allah, hai orang-orang yang jahil?" Dan
sesungguhnya telah di wahyukan kepadamu (wahai Muhammad) dan kepada nabi-nabi
yang terdahulu daripadamu:"Demi sesungguhnya! Jika engkau (dan
pengikut-pengikutmu) mempersekutukan (sesuatu yang lain dengan Allah) tentulah
akan gugur amalmu, dan engkau akan tetap menjadi dari orang-orang yang rugi.
4.Muhammad
Rasulullah
Syarah
·
Muhammad
rasulullah sebagai uswah. Bagaimana kita beribadah menyembah Allah maka
Muhammad rasulullah sebagai model dan contohnya. Mentafsirkan perintah Allah
hanya melalui Nabi, tanpa nabi maka tidak akan mendapatkan tafsir yang
sebenarnya. Bagaimana berimanpun mesti mengikuti bagaimana Muhammad rasulullah
beriman dan kita mengikuti cara-cara yang ditunjukkannya. Al Qur'an yang
berjalan adalah Muhammad rasulullah, sehingga tidak ada jalan lain sehingga
kita mengikatkan diri kepada Allah atau mencintaiNya mesti juga mengikat diri
kepada Muhammad rasulullah.
·
Muhammad rasulullah sebagai pembawa risalah yang satu
yaitu islam. Tauhid risalah yang dibawa nabi adalah juga pemersatu manusia
beragama semenjak Nabi Adam AS. Tauhid risalah yang dibawa oleh Muhammad
rasulullah adalah tali pemersatu dikalangan harakah. Islam dengan minhaj yang
dibawa Muhammad rasulullah perlu di jadikan contoh.
Dalil
·
2:143; Dan
demikianlah (sebagaimana Kami telah memimpin kamu ke jalan yang lurus), Kami
jadikan kamu (wahai Muhammad) satu umat yang pilihan lagi adil, supaya kamu
layak menjadi orang yang memberi keterangan kepada umat manusia (tentang yang
benar dan yang salah) dan Rasulullah (Muhammad) pula akan menjadi orang yang
menerangkan kebenaran perbuatan kamu. (Sebenarnya kiblat kamu ialah ka'bah) dan
tiadalah Kami jadikan kiblat yang engkau menghadapnya dahulu itu (wahai
Muhammad), melainkan untuk menjadi ujian bagi melahirkan pengetahuan Kami
tentang siapakah yang benar-benar mengikut Rasul serta membenarkannya dan siapa
pula yang berpaling tadah (berbalik kepada kekufurannya) dan sesungguhnya (soal
peralihan arah kiblat) itu adalah amat berat (untuk di terima) kecuali kepada
orang-orang yang telah di berikan Allah petunjuk hidayah dan Allah tidak akan
menghilangkan (bukti) iman kamu. Sesungguhnya Allah amat melimpah belas kasihan dan
rahmatNya kepada orang-orang (yang beriman).
·
33:45-47; Wahai nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu
sebagai saksi (terhadap umatmu), dan pembawa berita gembira (kepada orang-orang
yang beriman) serta memberi amaran (kepada orang-orang yang ingkar). Dan juga
sebagai penyeru (umat manusia seluruhnya) kepada Allah dengan taufiq yang di
beriNya; dan sebagai lampu yang menerangi. Dan (dengan itu) sampaikanlah berita
yang menggembirakan kepada orang-orang yang beriman, bahwa sesungguhnya mereka
akan beroleh limpah kurnia yang besar dari Allah.
·
34:28; Dan tiadalah Kami mengutusmu (wahai Muhammad)
melainkan untuk umat manusia seluruhnya, sebagai Rasul pembawa berita gembira
(kepada orang-orang yang beriman), dan pemberi amaran (kepada orang-orang yang
ingkar); akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (hakikat itu).
·
21:107; Dan tiadalah Kami mengutus engkau (wahai
Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam.
5. Kesatuan
uswah
Syarah
·
Muhammad
rasulullah membawa suatu minhaj yang sifatnya wajib dan di sunnahkan
dilaksanakan oleh kita manusia, tetapi ada juga yang dilaksanakan atau melekat
pada dirinya sesuatu yang bersifat wasail atau fasiliti. Uswah kepada nabi
lebih kepada minhaj bukan kepada wasail. Bagaimana nabi menggunakan unta/kuda,
alat persenjataan yang digunakan nabi dan sebagainya adalah wasail yang tidak perlu
diikuti, tetapi bagaimana sembahyang dan sebagainya perlu dan wajib diikuti.
Allah menurunkan minhaj bukan wasail. Wasail hanya di suruh Allah untuk kita
fikirkan dan cari pengembangannya dengan menggunakan alam semesta dan ciptaan
Allah. Sedangkan minhaj hayah yang dijadikan panduan ini perlu dan wajib
diikuti kalau tidak diikuti akan mencapai kesesatan dan kerugian.
Dalil
·
33:21; Demi
sesungguhnya, adalah bagi kamu pada diri Rasulullah itu contoh ikutan yang
baik, yaitu bagi orang yang senantiasa mengharapkan (keredhaan ) Allah dan
(balasan baik) hari akhirat, serta ia pula menyebut dan mengingati Allah
banyak-banyak (dalam masa susah dan senang).
Ringkasan
·
Tali Allah:
Laa ilaha illa-lLah adalah dasar tauhidullah yang bermakna kesatuan niat (98:5;
39:11,14;); kesatuan akhlak (2:163; 112:1); kesatuan fikrah (6:153); kesatuan
kalimat/bahasa (2:142); kesatuan ummat (21:90; 22:78); kesatuan gerak (3:32), keseluruhannya merupakan
kesatuan pengabdian (39:64-65)
·
Muhammad
rasulullah (2:143; 33:45-47); tauhid risalah (934:28; 21:107); kesatuan uswah
(33:21).
Post a Comment