Jalin Kebersamaan
Jalin
Kebersamaan
Saudara-saudaraku
warga Bandung
yang budiman, sudah kita saksikan dan kita rasakan bersama betapa
tindakan-tindakan yang tidak bijaksana, bahkan anarkis (membuat kerusakan)
selain tidak menyelesaikan masalah, yang terjadi malah menambah masalah. Betapa
tindakan-tindakan yang membuat kerusakan dimana pun dan kapan pun ternyata
mengakibatkan beragam masalah yang tiba-tiba muncul, secara diduga atau tidak. Diantara akibat yang dapat kita amati dari kejadian aksi anarkis yang
terjadi di kota tercinta ini adalah :
Pertama, nama baik warga kota tercinta ini menjadi
tercoreng. Betapa seluruh warga merasakan aib dan malu yang tentu tidak begitu
saja untuk melupakannya. Lebih dari itu, tidak begitu mudah pula bagi kita untuk
mengembalikan citra kota tercinta ini sebagai kota yang aman, tenteram, damai,
dan berperilaku mulia.
Kedua, bagi saudara-saudara kita yang khilaf
melakukan perusakan dalam aksi yang sepatutnya kita hormati bersama ini, maka
justru institusi buruh yang diatasnamakannya, kini harus menanggung citra yang
kurang bagus. Sebagian masyarakat merasa kurang berkenan dengan aksi-aksi yang
membuat kerusakan seperti ini, walaupun sangat mungkin kejadian ini bagian dari
ulah provokator, yang memang sedang mencari-cari kesempatan untuk memperkeruh
keadaan kota kita ini. Apalagi untuk mengembalikan citra sebagai kota yang
cinta kedamaian ini pun butuh waktu yang lama dan perjuangan keras.
Ketiga, timbul keresahan di masyarakat. Kejadian
ini memunculkan pula suasana masyarakat yang kurang nyaman. Aktivitas kehidupan
sehari-hari terganggu, kepentingan umat terabaikan, dan bahkan mengakibatkan
warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan darurat pun tidak terlayani. Begitulah
yang dapat kita amati dari kejadian yang menimpa kota tercinta ini.
Saudara-saudaraku warga Bandung sekalian, kejadian ini sudah semestinya
menjadi pelajaran bagi kita semua. Dan diantara yang bisa kita ambil hikmahnya
adalah kita harus punya tekad yang sama untuk membangun kebersamaan di kota
tercinta ini. Jangan biarkan kekerasan menjadi solusi dari permasalahan yang
ada.
Lebih dari itu masalah yang sedang menimpa kita semua adalah bagian dari
karunia Allah SWT yang dapat membuat kita menjadi lebih maju, lebih beradab,
dan lebih kuat dalam menghadapi masa yang akan datang, sepanjang kita
menyikapinya dengan cara yang benar. Bagi orang yang imannya kokoh tidak pernah
ada kejadian yang merugikan. Diberi nikmat kita bersyukur, syukur itulah
kebaikan. Diberi ujian kita bersabar, sabar itu pun kebaikan. Kerugian hanyalah
milik orang-orang yang tidak punya keyakinan yang kokoh dan tidak punya akhlak
yang mulia.
Oleh karenanya, dalam kondisi bangsa yang kurang kondusif ini, ada beberapa
hal yang dapat kita lakukan :
Marilah kita budayakan hidup bersahaja. Karena hidup bermewah-mewah, hidup
glamour, hidup senang kepada yang bermerek, hidup menjadi korban mode, adalah
hidup dengan biaya yang sangat tinggi. Hidup bersahaja terbukti membuat hidup
ini lebih indah, lebih murah, dan lebih terhormat. Apalagi dalam hidup keseharian
kita pun, kita akan lebih suka dan terpesona kepada orang yang gaya hidupnya
bersahaja dibanding dengan orang yang menyiksa diri dengan menjadi korban mode,
menjadi korban zaman, menjadi korban sesuatu yang tidak bernilai dalam
pandangan Allah SWT.
Marilah kita budayakan total hemat. Aktivitas apapun yang mampu kita hemat,
tanpa mengurangi produktivitas, ada baiknya jika kita lakukan penghematan. Yang
namanya rejeki tidak harus dari yang tidak ada, tapi dari yang ada kita hemat
sekuat kemampuan, maka itu pun menjadi rejeki karunia-Nya. Mulai sekarang
biasakanlah kita untuk menghemat listrik, air, minyak, bensin, ongkos, jajan,
atau apa saja yang bisa kita hemat. Lihatlah, kalau kita melakukan penghematan
ini, sepertinya kita akan kaget, karena walaupun dari satu sisi rejeki kita
hanya sedikit tapi kalau yang kecil-kecil kita hemat dan gabungkan maka akan
menjadi sebuah bekal yang lebih dari memadai.
Marilah kita biasakan hidup terencana dengan baik. Jangan melakukan apapun
tanpa direncanakan terlebih dahulu. Kita tahu rumusnya, "gagal dalam
merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan". Bayangkan saja jikalau
kita berangkat ke suatu tempat tanpa peraencanaan yang matang, maka kita hanya
akan buang-buang waktu, buang-buang tenaga, dan buang-buang biaya saja. Begitu
pun dalam mengeluarkan anggaran kehidupan ini, biasakanlah kita menjadi warga
yang selalu merencanakan apapun yang akan kita lakukan. Insya Allah kita akan
hemat waktu, hemat biaya, hemat pikiran, dan lebih dari itu, dekat dengan kesuksesan.
Mrailah kita budayakan untuk selalu berhati-hati, berperhitungan, dan tidak
ceroboh. Kita tahu betapa banyak biaya yang keluar karena kecerobohan diri
kita. Kelalaian dalam berwirausaha, misalnya, akan membuat kita tertipu,
kelalaian menjaga diri akan membuat kita celaka. Setiap kecerobohan ternyata
akan selalu menguras biaya yang tinggi. Orang yang hidupnya selalu berhati-hati
akan selalu meminimalisir resiko, yang berarti meminimalisir pula
kebutuhan-kebutuhan dan biaya yang akan keluar jikalau kita ceroboh.
Allah Mahatahu kebutuhan kita lebih dari kita sendiri. Sesulit apapun
keadaan, rejeki kita tetap ada. Hanya saja kita harus lebih kreatif dan
sungguh-sungguh. Karenanya, marilah kita bersunguh-sungguh berikhtiar secara
lahir, juga ikhtiar batin dengan memperkuat ibadah kita. Diantaranya dengan
shalat tepat pada waktunya, setiap malam kita bertahajud, Senin – Kamis kita
shaum, tiap hari kita upayakan membaca Al-Qur’an, dan juga tiap hari kita
usahakan untuk bersedekah walaupun dalam keadan terbatas. Insya Allah dengan
kekuatan fisik, kekuatan pikir, dan kekuatan batin, maka semoga ujian yang
menimpa kita semua ini malah akan meningkatkan kualitas diri kita sehingga kita
bisa menyongsong masa depan yang lebih baik, lebih barokah, dan lebih sukses dunia
maupun akhirat.
Selamat berjuang
saudara-saudaraku.***
Post a Comment