Makrokosmos
Makrokosmos
Orang-orang dahulu berimajinasi tentang alam atas tempat dewa-dewa
sehingga disebutnya ke-hyang-an atau kayangan, kemudian di bawahnya adalah bumi
kita ini, disebutnya alam tengah atau mayapada tempat manusia dan alam bawah
tempat para dedemit. Sekarang orang membagi alam ini hanya dalam dua bagian,
yaitu makrokosmos dan mikrokosmos.
Makrokosmos adalah alam luas, yaitu alam di atas kepala kita menurut
orang-orang terdahulu itu. Alam di atas kepala kita kelihatannya berbentuk
setengah bola yang disebut bola langit. Benda-benda yang ada pada bola langit
disebut benda-benda langit. Mikrokosmos, alam lingkungan kita ini, juga cocok
dengan alam tengah orang-orang terdahulu. Termasuk dalam mikrokosmos adalah juga
molekul-molekul, atom-atom (zarrah) yang terdiri atas komponen-komponen proton,
neutron, elektron dan komponen-komponen zarrah lainnya, baik berwujud materi
maupun dalam wujud energi (immateri). Mikrokosmos yang jenis terakhir ini sudah
tidak cocok lagi dengan imajinasi orang-orang terdahulu, yang mereka sebut
dengan alam bawah itu.
Keseluruhan makrokosmos dan mikroksomos disebut Alam syahadah (physical
world), yaitu makhluq ciptaan Allah SWT yang dapat ditangkap pancaindera kita
secara langsung maupun secara tak langsung yaitu dengan pertolongan instrumen
laboratorium. Orang-orang atheist, yang tidak percaya adanya Tuhan, agnostik,
yang tidak mau pusing tentang ada ataupun tidak adanya Tuhan, deist, yang
percaya akan adanya Tuhan tetapi tidak percaya tentang adanya wahyu, ketiga
golongan itu karena tidak beragama bergabung dalam aliran filsafat positivisme,
yang hanya percaya akan adanya sesuatu apabila dapat ditangkap pancaindera. Ilmu
Pengetahuan yang diajarkan di sekolah-sekolah umum dibangun di atas landasan
aliran filsafat positivisme ini. Insya Allah kita akan bahas ini dalam
kesempatan yang lain.
Yang
akan dibahas sekarang adalah makrokosmos. Bumi kita ini mempunyai
saudara-saudara benda-benda langit yang disebut planet, mengedari induknya yaitu
Matahari, dan membentuk sebuah sistem yang disebut tatasurya. Planet-planet itu,
termasuk bumi yang digolongkan pula sebagai benda langit planet, mengorbit
matahari hampir-hampir pada sebuah bidang datar. Paling dekat ke matahari
mengorbitlah Utarid (Mercurius), kemudian di luarnya Kejora (Venus), lalu
berturut-turut bumi, Marikh (Mars), Mustari (Jupiter), Zohal (Saturnus), Uranus,
Neptunus dan paling luar Pluto. Utarid, Kejora, Marikh, Mustari dan Zohal dapat
dilihat dengan mata telanjang, artinya tanpa pertolongan teropong-bintang. Di
antara Marikh dengan Mustari mengorbit bungkahan-bungkahan batu besar disebut
asteroid, diperkirakan sebuah planet yang hancur berantakan oleh suatu sebab
yang belum diketahui, disebut biasa pula disebut dengan planetoid. Sehingga pada
bagian luar bumi kita ini beredar 6 planet + 1 planetiod = 7 benda
langit.
***
Ilmu
yang menyangkut dengan makrokosmos ini disebut ilmu falak atau astronomi. Dalam
ilmu falak jarak tidak diukur dalam kilometer, melainkan dalam lamanya jarak itu
ditempuh cahaya. Adapun laju cahaya, jika dibulatkan, 300 000 kilometer dalam
satu detik. Cahaya yang dipancarkan matahari mencapai Utarid dalam waktu tiga
setengah menit, Kejora enam menit, bumi delapan setengah menit, demikian
seterusnya cahaya itu akan mencapai Neptunus dalam empat jam, Pluto lima
setengah jam. Benda langit yang terletak di bumi adalah sebuah asteroid bernama
Hermes jauhnya satu seperempat detik cahaya dari bumi, kemudian bulan jauhnya
satu setengah detik cahaya dari bumi. Jarak yang satu setengah detik cahaya ini
adalah jarak terjauh yang pernah mampu ditempuh manusia, berkebangsaan Amerika,
yaitu dengan mendaratnya Neil Armstrong di bulan.
Gerak benda-benda langit diatur Allah SWT sebagai Ar Rabb, Maha Pengatur,
melalui TaqdiruLlah yang disebut al Falak. Istilah ini diambil dari bahasa Al
Quran: Kullun fiy Falakin Yasbahuwna (S.Yasin,40), tiap-tiap sesuatu berenang
dalam falaknya (36:40). Al Falak ini adalah Jalur Geodesik menurut Albert
Einstein (1879 - 1955), atau gravitasi menurut Sir Isaac Newton (1642 - 1727).
Disekitar materi yang dalam hal ini benda langit, ruang menjadi lengkung
membentuk jalur geodesik yang berwujud medan gravitasi. Jadi jika makrokosmos
ini dilihat secara matematis seperti penglihatan Einstein, maka Al Falak adalah
Jalur Geodesik, dan melalui jalur inilah benda-benda langit bergerak. Sedangkan
apabila makrokosmos ini dilihat secara mekanistik, maka Al Falak itu adalah
medan gravitasi yang mewujudkan gaya tarik menarik, seperti penglihatan Newton.
Pemakaian istilah SaBaHa, Yasbahuwna, berenang, dalam ayat yang dikutip di atas
insya Allah akan dibahas dalam kesempatan lain.
Pandangan yang berbeda menghasilkan rumus yang berbeda. Newton niscaya
kecewa andaikan masih hidup. Ternyata rumus tarik menarik gaya gravitasi Newton
hanya berlaku bagi matahari dengan planet Pluto ke dalam sampai dengan planet
Kejora. Planet Utarid yang terdekat ke Matahari tidak lagi tunduk pada rumus
gravitasi Newton. Orbit Utarid bukan garis lengkung tertutup, melainkan terbuka.
Yang berlaku bagi gerak Utarid adalah persamaan Jalur Geodesik Einstein, seperti
tersebut dalam Teori Relativitas Umum Einstein. Walhasil rumus Newton adalah
rumus pendekatan, penerapannya terbatas dalam medan gravitasi matahari mulai
Kejora ke luar hingga Pluto. Syukurlah bumi terletak dalam daerah di mana rumus
Newton masih berlaku. Para insinyur mesin, sipil dan bangunan kapal boleh
bergembira masih dapat memakai mekanikanya Newton dalam hitung-menghitung
mendisain atau merancang bangun konstruksi mesin, bangunan jalan dan air, dan
bangunan kapal. Tidak perlu mereka itu dipusingi dengan rumus Einstein, oleh
karena di bumi ini hasil rumus Newton dan Einstein perbedaannya boleh dikatakan
tidak ada.
Apa
yang ada di luar tatasurya tempat kita ini? Oh, masih banyak, tak terhitung
banyaknya bintang-bintang yang sebanding dengan Matahari baik dari segi
panasnya, maupun cemerlangnya, ataupun besarnya. Bahkan matahari termasuk kelas
sedang, bukan kelas berat. Dalam ilmu falak bintang-bintang sejenis matahari
disebut bintang tetap, oleh karena dilihat dari bumi ini letak bintang-bintang
tersebut pada bola langit letaknya tetap antara satu dengan yang lain. Tidak
seperti dengan planet-planet yang letaknya bergeser antara satu dengan yang lain
pada bola langit. Itulah sebabnya dinamakan planet, dari bahasa Yunani yang
artinya musafir. Planet-planet itu, yang tidak melekat pada bola langit,
bermusafir di antara bumi dengan bola langit. Al Quran memberikan pembagian
jenis bintang-bintang tersebut berdasarkan atas kriteria keadaan cemerlang dan
letaknya, bukan berdasarkan atas kriteria geraknya. Insya-Allah ini akan dibahas
dalam kesempatan yang lain.
Gerak benda-benda langit pada bola langit dilihat dari bumi disebut gerak
semu, bukanlah gerak yang sebenarnya. Matahari, bulan dan bintang-bintang terbit
di sebelah timur dan terbenam di barat itu adalah gerak semu, sedang gerak yang
sebenarnya adalah bumi berpusing pada sumbunya. Maka pembagian berdasarkan
kriteria gerak benda langit dalam dua jenis: bintang tetap dan planet sudah
tidak cocok lagi, oleh karena: Pertama, menurut observasi gerak semu
bintang-bintang tetap itu ternyata letaknya tidaklah tetap antara satu dengan
yang lain, kedua, berdasarkan gerak sebenarnya letak bintang-bintang yang
dikatakan bintang tetap itu, tidak ada yang tetap letaknya antara satu dengan
yang lain karena semuanya berenang dalam falaknya.
Bintang tetap yang terdekat ke matahari diberi bernama Alpha Centaury,
jaraknya dari matahari empat setengah tahun cahaya. Jutaan bintang tetap
membentuk gugus yang disebut galaxy. Adapun galaxy tempat tatasurya berada
disebut galaxy Milky Way. Galaxy ini bentuknya menyerupai dua piring saling
ditelungkupkan, atau seperti lensa cembung. Tebalnya 15 000 tahun cahaya,
diameternya 90 000 tahun cahaya. Apabila Milky Way dilihat pada bagian telungkup
maka kelihatan seperti spiral, makin ke pusat makin tebal berisi bintang-bintang
tetap. Matahari terletak pada lengan spiral sekitar 30 000 tahun cahaya dari
pusat Milky Way.
Galaxy-galaxy membentuk pula kelompok yang lebih besar yang disebut super
galaxy atau cluster. Ada super galaxy yang terdiri atas ribuan galaxy, tetapi
ada pula super galaxy yang kecil yang terdiri hanya atas 13 galaxy. Cluster yang
hanya terdiri atas 13 galaxy ini diberi bernama Local Group, yang salah satu
anggotanya ialah Milky Way. Galaxy yang terdekat dari Milky Way diberi bernama
Andromeda, bentuknya dan besarnya hampir sama dengan Milky Way, jauhnya sekitar
800 000 tahun cahaya. Banyaknya jumlah super galaxy adalah jutaan.
Adapun gerak benda-benda langit seperti berikut. Bulan mengelilingi bumi,
demikian pula planet-planet yang mempunyai satelit dikelilingi oleh
satelit-satelitnya. Palanet-planet dan komet-komet mengelilingi matahari, dan
matahari mengelilingi pusat Milky Way. Super galaxy yang jutaan itu bergerak
saling menjauhi. Makrokosmos sedang berkembang, bertambah besar.
Seperti dikatakan di atas, di sekitar materi ruang menjadi lengkung. Maka
makrokosmos itu lengkung. Andaikata makrokosmos statis, tidak berkembang maka
cahaya yang melaju terus-menerus akan tiba di tempat semula ia dipancarkan. Akan
tetapi oleh karena makrokosmos membesar maka cahaya tidak akan mencapai
tempatnya semula ia dipancarkan. Makrokosmos yang lengkung itu dapat dihitung
kelengkungannya (curvature). Dengan persamaan medan Einstein dan dengan data
rapat rata-rata (average density) hasil observasi Edwin Hubble dapatlah dihitung
curvature makrokosmos, hasilnya 35 bilyun tahun cahaya.
Demikian luas makrokosmos alam syahadah ciptaan Allah SWT, maka tidak
pada tempatnya manusia itu pongah (arogan) dengan ilmu yang didapatnya sekarang
ini dan yang akan datang. Manusia hanya mampu menempuh jarak satu setengah detik
cahaya, yaitu ke bulan. Bacalah Firman Allah SWT di bawah ini: Walaw anna maa
fiy lArdhi min Syajarin Aqlaamun wa lBahru Yamudduhu min ba'dihi Sab'atu Abhurin
maa Nafidat Kalima-tu Lla-ha inna Lla-ha 'Aziyzun Hakiymun (S.Luqma-n,27).
Andaikan pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut menjadi tinta ditambahkan
lagi tujuh laut sesudah keringnya, niscaya tidak akan habis-habisnya dituliskan
Kalimah Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa dan Maha Bijaksana
(31:27).
Jadi
walaupun seluruh manusia mempergunakan kalam yang dibuat dari seluruh pepohonan
di bumi, dan laut dijadikan tinta ditambah lagi tak terbilang banyaknya laut
(tujuh itu menyatakan tak terbilang banyaknya), kalam habis menyusut pupus, laut
menyusut kering, takkan habislah dituliskan makhluq ciptaan Allah. Wa Lla-hu
A'lamu bi shShawab.
Post a Comment