Manusia Sebagai Khalifah Allah
Manusia Sebagai Khalifah Allah
Dalam tulisan mengenai Mawlid ada beberapa orang bertanya kepada saya
tentang terjemahan ayat: Wa maa arslnaaka ilaa rahmatan li l'aalamien, dan
tidaklah Kuutus engkau (hai Muhammad) selain rahmat bagi beberapa alam (alam
sekitar, sumberdaya alam dan lingkungan hidup). Yang dipertanyakan ialah
terjemahan al 'alamien yaitu bentuk jamak dari al 'aalam, yaitu keterangan dalam
kurung, pengertian tentang alam sekitar, sumberdaya alam dan lingkungan
hidup.
Alam
sekitar (surrounding) adalah alam yang belum dijamah manusia, kecuali untuk
sumber informasi bagi sains. Tetapi itu tidak berarti bebas nilai, oleh karena
sudah menyentuh keinginan manusia, yaitu dipilih sebagai sumber informasi untuk
sains. Jadi sejak semula sains itu tidaklah bebas nilai. Awan di udara adalah
alam sekitar, sumber informasi, dipelajari oleh sains bagaimana terjadinya
hujan. Tidak bebas nilai oleh karena dipilih untuk dikaji, yang menghasilkan
teknologi menabur awan guna kepentingan manusia. Di sini ada aliran informasi
dari alam sekitar ke sains ke pengungkapan TaqdiruLlah ke teknologi.
Sumberdaya alam, juga adalah alam yang sudah sarat dengan nilai, dengan
keinginan manusia untuk dimanfaatkan. Awan yang bergumpal-gumpal di udara yang
ditabur dengan es kering atau iodida perak adalah sumberdaya alam, hujan
dimanfaatkan untuk kebutuhan air manusia. Di sini terjadi aliran pemanfaatan
dari sumberdaya alam ke sistem sosial, atau lengkapnya sistem politik ekonomi
sosial budaya pertahanan keamanan (poleksosbudhankam).
Lingkungan hidup, juga alam yang mempunyai ciri yang disebut hidup.
Pengertian hidup di sini jangan dikacaukan dengan makna hidup yang hakiki.
Sangat sederhana pengertiannya, yaitu makhluk Allah yang dapat makan (termasuk
minum dan bernafas), mengeluarkan kotoran, bertumbuh dan berkembang biak. Maka
termasuklah di dalamnya tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia. di sini terjadi
aliran dampak negatif, pengrusakan, dari teknologi ke lingkungan
hidup.
Di
samping aliran-aliran yang disebut di atas, ada pula aliran pemanfaatan dari
teknologi ke sistem sosial, aliran pemberian nilai dari sistem sosial ke sains.
Aliran terbalik dari sistem sosial ke teknologi yang sifatnya mengubah teknologi
yang kita sebut teknologi tepat guna. Aliran terbalik dari teknologi ke sains
yang sifatnya sebagai tekanan dari teknologi ke sains. Artinya teknologi
membutuhkan pengungkapan TaqdiruLlah oleh sains untuk efisiensi. Misalnya
setelah ditemukannya mesin uap oleh James Watt, dibutuhkan ilmu baru untuk
efisiensi mesin uap itu. Lalu didapatkanlah ilmu termodinamika (thermodynamics)
dan ilmu pengantar kalor (heat transfer). Aliran terbalik dari sains ke sistem
sosial, berupa pengaruh. Sains yang maju dapat memberi pengaruh kepada
masyarakat untuk menjadi masyarakat ilmiyah. Makin maju sains makin meningkat
kecenderungan suatu masyarakat menjadi masyarakat ilmiyah, minimal masyarakat
kampus.
Demikianlah, dengan model di atas itu kita perkenalkan tiga macam aliran:
aliran satu arah yang terbuka, aliran satu arah yang tertutup, dan aliran
tertutup yang melingkar. Aliran satu arah yang terbuka: alam sekitar ke sains ke
teknologi ke lingkungan hidup. Aliran satu arah yang tertutup: sumberdaya alam
ke sistem sosial. Aliran tertutup yang melingkar: sistem sosial - sains ke
teknologi kembali ke sistem sosial dan arus baliknya dari sistem sosial ke
teknolgi ke sains kembali ke sistem sosial.
Aliran-aliran itu saling mempengaruhi. Misalnya makin intensif aliran
dari sumberdaya alam ke sistem sosial, makin gencar pula aliran dari teknologi
ke lingkungan hidup. Contohnya, makin banyak sistem sosial menguras bahan bakar,
makin gencar pula teknologi mengirim gas CO2 ke lingkungan hidup. Makin serakah
sistem sosial menghabiskan bahan bakar (termasuk balap mobil dalam olah raga),
makin menebal lapisan CO2, yang berakibat globalisasi pencemaran thermal, oleh
efek rumah kaca. Suhu bumi naik, es di kutub mencair, air laut naik. Walhasil
makin serakah pemakain bahan bakar dapat menyebabkan banjir seperti di zamannya
Nabi Nuh alaihissalaam.
Dan
dimanakah letak manusia dalam model di atas itu? Pertama, manusia menempati alam
sekitar sebagai sumber informasi bagi sains. Misalnya pengkajian pembuahan
sperma terhadap sel telur di luar rahim manusia, yang menghasilkan teknologi
bayi tabung. Kedua, manusia menempati sumberdaya alam, karena tenaga otak dan
ototnya dimanfaatkan untuk sistem sosial. Ketiga, manusia menempati lingkungan
hidup, karena manusia adalah makhluk hidup yang menderita dampak negatif dari
teknologi. Keempat, manusia menempati sistem sosial, karena manusia adalah
anggota sistem tersebut. Dan yang kelima, inilah yang terpenting, manusia
menempati aliran tertutup yang melingkar. Di situlah spesi manusia berfungsi
sebagai khalifah Allah di atas permukaan bumi. Memberikan nilai pada aliran
tersebut. Misalnya dalam pemilihan tentang sumber informasi dari alam yang mana
sajakah yang bernilai untuk dikaji. Apakah ada nilainya pengkajian pembuahan sel
telur oleh sperma di luar rahim, yamg menghasilkan teknologi bayi tabung dan
teknologi bank sperma. Sikap hidup yang bagaiamana yang harus dipilih sehingga
sistem sosial dapat berhemat sumberdaya alam. Teknologi yang bagaimana yang
harus diterapkan sehingga dampak negatifnya terhadap lingkungan hidup dapat
diperkecil sekecil-kecil mungkin dan lain lain dan lain.
Dan
jawabannya sangat sederhana, yaitu nilai-nilai kehidupan yang diajarkan oleh
kitab suci, nilai-nilai yang diajarkan oleh para Rasul, mulai dari Rasul
permulaan, Nabi Adam 'Alaihissalaam sampai kepada Rasul yang terakhir, Nabi
Muhammad SallaLlahu 'Alaihi wa Sallam. Dan inilah makna dari wa maa arsalnaaka
illaa rahmatan li l'aalamien. WaLlahu a'lamu bishshawab.
Post a Comment