Menegakkan Benang Basah
Menegakkan Benang Basah
AlhamduliLlah, rakyat Iraq luput dari bencana. Hampir saja rakyat Iraq
menderita lagi. Hasil pemeriksaan team pemeriksa Dewan Keamanan tidak
mendapatkan apa-apa yang mencurigakan dalam Gedung Departemen Pertanian Iraq.
Lalu kalau memang tidak ada apa-apa dalam gedung itu, buat apa permainan yang
berbahaya itu? Untuk apa Saddam Husain membuat sensasi itu? Melalui
pertumpahan darah, Saddam Husain berhasil merebut tampuk kekuasaan di Baghdad.
Pada 17 Juli 1968 Saddam Husain bersama Ahmad Hasan Bakir berhasil menyingkirkan
Abd. Rahman Arif dengan kudeta berdarah. Setelah Bakir meninggal karena serangan
jantung tahun 1976, Saddam Husain menjadi penguasa tunggal Iraq, sampai
sekarang. Saddam Husain memerintah dengan partai tunggal, Partai Ba'ats, yang
berhaluan sosialisme kiri. Ba'ats dari akar kata ba, 'ain, tsa artinya bangkit.
Setelah empat tahun menjadi penguasa tunggal Iraq, Saddam melihat
kesempatan untuk menaikkan pamornya dalam kalangan bangsa-bangsa Arab. Yaitu
tahun 1980 Saddam menyerbu Iran, yang waktu itu Iran sedang berbenah diri,
sesudah Imam Khomeini berhasil menjatuhkan Syah Iran. Saddam mengira Iran adalah
makanan empuk, karena Iran yang sedang berbenah diri itu belum sempat memperkuat
angkatan perangnya. Lalu buat apa Saddam mencari popularitas menaikkan pamornya?
Negara-negara Arab potensial bersatu padu melawan Israel. Celakanya, yang
paling penting bukan persatuan itu, melainkan siapa yang akan memimpin persatuan
melawan Israel itu. Ada tiga negara Arab yang potensial, yaitu Mesir, Syria dan
Iraq. Setelah Mesir membina hubungan diplomatik dengan Israel, Mesir dikucilkan.
Maka tinggallah dua negara yang bersaingan dalam kepemimpinan dunia Arab: Iraq
dan Syria. Dalam semangat rivalitas inilah, tentunya akan mudah dipahami,
mengapa Syria, yang juga dengan partai tunggal Partai Ba'ats, memihak Iran dalam
perang Iraq-Iran dan berdiri dipihak pasukan multinasional dalam perang teluk.
Dalam perang delapan tahun melawan Iran itu (1980 - 1988), Iraq babak
belur, walaupun dibantu persenjataan modern oleh Amerika dan Uni Sovyet. Uni
Sovyet membantu Iraq karena ideologi yang seiring. Amerika juga membantu Iraq,
karena secara ideologis Iran adalah lawan Amerika, lagi pula Syah Iran, yang
ditumbangkan oleh Imam Khomeini, adalah anak mas dan sekali gus pion dari
Amerika.
Karena babak belur itu Iraq tentu saja turun pamornya. Maka mulailah
Saddam Husein menegakkan benang basah yang pertama. Pada hari Kamis 2 Agustus
1990 Saddam melancarkan Blitzkrieg atas Kuwait. Betul-betul Blitzkrieg, karena
hanya membutuhkan waktu satu hari. (Blitz = kilat, Krieg = perang). Alasan yang
nyata Iraq mengapa menyerang Kuwait adalah alasan ekonomis, mengklaim daerah
minyak dalam wilayah Kuwait. Namun alasan yang tersirat, Iraq berusaha menaikkan
pamornya yang telah turun itu. Inilah yang dimaksud dengan menegakkan benang
basah. Benang kalau sudah terlanjur basah sangat sukar ditegakkan. Rupanya nenek
moyang kita pencipta peribahasa itu tajam juga pengamatannya. Penyerangan atas
Kuwait merupakan blunder, kesalahan yang bodoh. Alih-alih mau menegakkan benang
yang sudah basah, membawa dampak yang sangat serius.
Amerika Serikat yang begitu bernafsu menguasai Asia Kecil yang kaya
minyak itu melihat kesempatan. Selama ini strategi Amerika hanya terbatas
menciptakan Amerika Kecil di Asia Kecil untuk menanamkan kukunya. (Saya tidak
pakai istilah Timur Tengah. karena itu berarti secara metaforis kita memenggal
kepala kita sendiri, yaitu kepala kita letakkan di Amerika, kaki kita berpijak
di Indonesia). Tentu kita semua sudah tahu siapa Amerika Kecil ini, yaitu
Israel. Lalu dengan penyerangan Iraq atas Kuwait itu terbukalah pintu bagi
Amerika, untuk terjun dalam lapangan. Melalui formalitas Dewan Keamanan, Amerika
mempunyai alasan menjadi pahlawan pembela Kuwait terhadap kezaliman Iraq. Yang
juga sekali gus pahlawan pelindung Arab Saudi dari kemungkinan serbuan Iraq.
Arab Saudi tentu mau saja, biarlah orang-orang asing itu tewas dalam medan laga
untuk melindungi negaranya. Arab Saudi mengeluarkan dana untuk itu? Tidak
apa-apa, itu artinya Raja Fahd ibarat
membayar tentera sewaan, katakanlah Legiun Asing yang berperang untuk
kerajaannya. Itukan terhormat! Maka pecahlah perang teluk.
Setelah Saddam terdesak dalam perang teluk ia mulai lagi menegakkan
benang basah yang kedua. Mengibarkan panji Islam. Memaklumkan perang suci, jihad
fie sabieli Llah. Mana mungkin, Saddam yang begitu fanatik dengan Partai
Ba'atsnya yang berideologi sosialisme kiri itu, lagi pula menyerang Republik
Islam Iran, akan betul-betul secara ikhlas mengibarkan panji Islam. Dalam
keadaan tersesak dan terdesak Saddam ingin memanfaatkan emosi keagamaan Ummat
Islam sedunia. Hasilnya nihil, benang yang sudah terlanjur basah itu tidak dapat
ditegakkan lagi.
Maka
untuk ketiga kalinya Saddam menegakkan benang basah. Membuat insiden dengan team
pemeriksa Dewan Keamanan. Yaitu dengan menghalangi pemeriksaan terhadap Gedung
Departemen Pertanian Iraq. Alasannya, itu melanggar kedaulatan Iraq. Kedaulatan
apa yang akan dilanggar. Memang kedaulatan Iraq sudah dilanggar sejak Iraq kalah
perang, sejak Iraq menandatangani persyaratan gencetan senjata. Semua
persyaratan itu melanggar kedaulatan Iraq. Siapa suruh menyulut perang. Baru
empat tahun memegang tampuk kekuasaan Iraq, Saddam sudah menyerbu Iran. Baru dua
tahun berhenti perang dengan Iran, Saddam menyerbu Kuwait. Fahal 'asaytum lin
tawallaytum an tufsiduw fi l-ardh? Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa, kamu
akan membuat kerusakan di muka bumi? (S.Muhammad, 22).
Setelah perang teluk Amerika berhasil masuk secara langsung ke Asia
Kecil. Artinya Amerika tidak memerlukan Amerika Kecil lagi. Itulah sebabnya
Amerika memprakarsai perundingan damai Arab-Israel. Pamor Amerika dapat naik
sebagai pahlawan perdamaian. Walhasil perang teluk yang disulut oleh Iraq dengan menyerbu Kuwait
menguntungkan Amerika, menyengsarakan rakyat Iraq. Kita mengucap syukur, rakyat
Iraq luput dari serangan yang sudah dipersiapkan oleh polisi dunia melalui
formalitas Dewan Kemanan. Bush tidak jadi memanfaatkan ulah Saddam yang
menegakkan benang basah untuk ketiga kalinya itu. Bush tentu saja sangat
berambisi untuk mendapatkan alasan agar dapat menyerang Iraq. Dengan menyerang
Iraq, Bush akan naik pamornya dalam ajang persaingan untuk menjadi presiden
Amerika Serikat dalam masa jabatan kedua kalinya. AlhamduliLlah Bush tidak
berhasil memanfaatkan kesempatan menyerang Iraq itu. Sekali lagi kita ucapkan
alhamduliLLah, rakyat Iraq luput dari musibah penghancuran untuk kedua kalinya.
Sekali lagi alhamduliLlah. WaLlahu a'lamu bishshawab.
Post a Comment