Gunung Berapi
Gunung Berapi
Sebagaimana getaran atau
guncangan bumi yang disebabkan oleh gerakan atau retakan secara tiba-tiba dari
massa bebatuan yang luas di dalam kerak bumi atau lapisan atasnya, letusan
gunung berapi adalah bentuk bencana alam lain yang spektakuler. Terdapat sekitar
1500 gunung berapi aktif di seluruh dunia hari ini; 550 3 di antaranya berada di daratan sementara sisanya
berada di bawah lautan. Gunung berapi ini dapat meletus kapan saja dalam bentuk
yang sangat destruktif yang tak seorang pun dapat mengantisipasi sebelumnya.
Ketika meletus, mereka dapat membinasakan penghuni kota-kota terdekat di samping
menghancurkan panen dan menutupi tanah pertanian dengan debu.
Beberapa letusan yang membawa bencana besar
yang terjadi abad ini sebagaimana yang terdahulu dalam sejarah membuat kesan
yang terhapuskan dalam ingatan manusia. Letusan-letusan ini menyapu banyak kota
dari peta dan membinasakan banyak komunitas.
Tentu saja ada pelajaran yang didapatkan dari
letusan gunung berapi yang disaksikan dalam sejarah. Gunung Vesuvius di Italia,
misalnya, mengubur Pompei, sebuah kota yang penghuninya menjalani kehidupan yang
penuh penyelewengan susila, di bawah badai lava panas. Sungguh mengejutkan
bagaimana 20.000 warga kota yang makmur ini mengalami sesak napas oleh aliran
piroklastis yang menyapunya pada tanggal 24 Agustus 79.
Namun, di jaman kita tidak aktifnya gunung
berapi dapat seringkali berakhir dengan tiba-tiba dan mereka dapat meletus pada
saat-saat tak terduga dengan menyemburkan uap dan abu ribuan kaki ke angkasa.
Sementara itu, aliran piroklastis menyapu wilayah menyebabkan kerusakan yang tak
dapat diperbaiki pada apa pun yang ditemuinya. Dampak merugikan lainnya dari
letusan adalah awan gas dan abu yang berbahaya yang dibawa angin ke wilayah
berpenduduk. Angin yang mengerikan ini, terkadang sekitar 90 mil per jam,
membakar segala sesuatunya dan menelan kota-kota seperti kanopi penutup cahaya
matahari.
Salah satu bencana terburuk
dalam sejarah terjadi pada tahun 1883 ketika Krakatau di Hindia Timur meletus
dahsyat, menimbulkan gelombang suara yang terdengar hingga 3000 mil jauhnya dan
menciptakan gelombang tsunami yang tingginya lebih dari 125 kaki. Gelombang
meratakan 165 desa pantai dan membunuh 36.000 orang .4
Gunung berapi dikenang
tidak hanya karena korban meninggal yang tinggi tetapi juga karena letusannya
yang luar biasa destruktif dan tak dapat diperkirakan. Letusan Nevado Del Ruiz
misalnya. Letusannya kecil secara intensitas. Jika dibandingkan, intensitasnya
hanya 3% dari letusan Gunung St. Helena. Setelah dorman selama 150 tahun, Nevado
Del Ruiz meletus di tahun 1985 dan melelehkan salju dan es di puncaknya. Begitu
menghancurkannya lahar, sungai lumpur, yang mengalir dari tebing gunung ke
lembah Sungai Lagunille, sehingga sekitar 20.000 penduduk di Armero, Kolumbia
binasa, terkubur di dalam lumpur panas saat mereka sedang tidur. Peristiwa ini
adalah bencana gunung berapi terburuk semenjak Gunung Pelee menghancurkan kota
St. Pierre pada tahun 1902. Gunung Pelee memakan 30.000 korban ketika ia
mengirimkan nuee ardente, atau aliran piroklastis, ke kota St. Pierre.6
Allah memperlihatkan bagaimana dengan seketika
manusia menemui kematiannya melalui bencana seperti itu dan dengannya memanggil
manusia untuk merenungkan tujuan keberadaannya di muka bumi. Peristiwa-peristiwa
ini menyampaikan "peringatan". Yang diharapkan dari manusia, yang dapat memahami
Penciptanya yang Mahakuasa, adalah untuk tidak terlalaikan dalam urusan
kehidupan yang singkat selama 50-60 tahun dan melupakan hidup yang abadi, hari
akhirat. Kita hendaknya selalu ingat bahwa kematian akan datang kepada semua
manusia suatu hari dan bahwa semua orang akan diadili di hadapan Allah:
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di Padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa. (QS. Ibrahim, 14: 48)
Post a Comment