MEMBANGUN MASYARAKAT SEJAHTERA DENGAN KETAQWAAN
MEMBANGUN MASYARAKAT SEJAHTERA
DENGAN KETAQWAAN
الله أكبر الله أكبر الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وَسُبْحَانَ
اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ
عَبْدَهُ وَأَعَزَّجُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُوْنَ. الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرُ الصِّيَامِ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَجَعَلَ عِيْدَ الْفِطْرِ ضِيَافَةً لِلصَّائِمِيْنَ وَفَرْحَةً
لِلْمُتَّقِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ
الْوَعْدِ الأَمِيْن، اللهم فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلىَ آلهِ وَأَصْحَابِ الْكِرَامِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ
وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن.
Hadirin Jama’ah
‘Iedul Fitri Rahimakumullah
Kita bersyukur kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita semuanya, sehingga pada hari
ini kita bersama dapat duduk bersimpuh mengucapkan takbir, tahmid, tasbih, dan
tahlil sebagai perwujudan dari rasa syukur kita menyelesaikan ibadah shaum di
bulan suci Ramadhan. Dan hari ini kita memasuki hari yang penuh dengan
kebahagiaan rohani, kelezatan samawi dan kenikmatan spiritual, sejalan dengan firman-Nya
pada QS. Al-Baqarah ayat 185:
قَالَ
اللهُ تَعَالَى: .. وَلِتُكْمِلُوْا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُ اللهَ عَلَى مَا
هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ. {البقرة : 185}.
“…Dan hendaknya kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaknya kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, niscaya kamu bersyukur”. (QS. Al-Baqarah: 185).
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد!
Ibadah shaum di bulan Ramadhan yang baru
saja kita laksanakan, sesungguhnya adalah suatu proses pendidikan yang
berkelanjutan dan berkesinambungan bagi orang-orang yang beriman yang
menghantarkannya pada puncak nilai-nilai kemanusiaan yang disebut dengan taqwa
(لعلكم تتقون).
Taqwa
inilah indikator utama kemuliaan, indikator utama kebahagiaan dan indikator
utama kesejahteraan. Firman-Nya dalam QS. Al-Hujurat ayat 13.
قَالَ
اللهُ تَعَاَلَى: يَآأَيـــُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ
وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْا إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ. {الحجرات :
13}.
”Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal”. (QS.
Al-Hujurat: 13).
Dengan
ketaqwaan yang terus-menerus kita bangun dalam diri kita, keluarga kita,
lingkungan kita, masyarakat dan bangsa kita, insya Allah akan menumbuhkan kesejahteraan
dan keberkahan hidup yang senantiasa kita dambakan. Kita menyadari dan kita
akui dengan jujur bahwa saat ini dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
keberkahan dan kesejahteraan masih belum kita raih. Ini terbukti dari jumlah
orang miskin yang semakin banyak, angka pengangguran semakin tinggi, jumlah
anak usia sekolah yang tidak bisa sekolah semakin besar, penduduk yang termasuk
tunawisma, tidak memiliki tempat tinggal yang layak semakin banyak, apalagi
kalau kita melihat kriteria rumah tangga miskin yang saat ini di negara kita
mendapatkan uang kompensasi BBM 300 ribu untuk tiga bulan, ternyata jumlahnya
cukup banyak. Dan dibeberapa daerah tertentu angkanya meningkat sebesar 14,3%. Jika
diukur dengan kriteria kemiskinan antara lain sebagai berikut: Luas tempat
tinggal: kurang dari 8m2 perorang, jenis lantai bangunan tempat tinggal adalah
tanah/bambu/kayu murahan. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari
bambu/rumbia/kayu kualitas rendah. Fasilitas tempat buang hajat sama sekali
tidak ada. Sumber penerangan rumah bukan listrik, sumber air minum adalah sumur
atau mata air tidak terlindungi bahkan kadangkala juga sungai. Bahan bakar
untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah, tetapi dengan
melonjaknya harga minyak tanah saat ini banyak yang kembali dengan menggunakan
kayu bakar. Tidak pernah mengkonsumsi daging/susu/ayam, kecuali maksimal
seminggu sekali. Tidak pernah pula membeli pakaian baru, kecuali setahun
sekali. Kemiskinan ini semakin bertambah-tambah dengan banyaknya musibah yang
menimpa masyarakat dan bangsa kita, seperti banjir, longsor, gempa bumi, dan
badai tsunami, seperti terjadi akhir tahun yang lalu terutama di Nanggroe Aceh
Darussalam dan Nias Sumatera Utara. Ditambah lagi kini semakin banyak para
pekerja yang di PHK-kan oleh perusahaannya masing-masing.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد!
Hadirin
Jama’ah ’Iedul Fitri Rahimakumullah
Memang kondisi semacam ini terasa sangat ironis dan
sangat kontradiktif jika dikaitkan dengan kondisi tanah negara kita yang sangat
subur, sumber alam yang melimpah ruah dan mayoritas penduduknya beragama Islam.
Tetapi tentu hal ini tidaklah mengherankan jika dilihat dari ajaran Islam itu
sendiri. Di dalam Al-Qur'an tidak ada satu ayat pun yang mengkaitkan kesuburan
dengan kemakmuran. Artinya negeri yang subur tidak otomatis rakyatnya akan
menjadi makmur. Bahkan kesuburan akan menjadi malapetaka kalau disertai dengan
kekufuran terhadap nikmat Allah SWT. Hal ini sejalan dengan firman Allah pada
QS. An-Nahl ayat 112.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَضَرَ بَ اللهُ مَثَلاً قَرْيَةً
كَانَتْ ءَامِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ
مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللهِ فَأَذَاقَهَا اللهُ لِبَاسَ الْجُوْعِ
وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوْأ يَصْنَعُوْنَ. {النحل : 112}.
“Dan Allah telah
membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi
tenteram, rizkinya daya kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi
(penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; oleh karena itu Allah menimpakan
kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebebabkan apa yang telah
mereka perbuat”. (QS.
An-Nahl: 112).
Bahkan
sungguh sangat menarik hasil penelitian Lembaaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) tahun 2004 yang menyatakan bahwa di negara kita terdapat empat propinsi
yang paling subur, tetapi ternyata penduduknya paling miskin.
Hadirin Jama’ah ’Iedul Fitri Rahimakumullah
Kemakmuran
dan kesejahteraan sesungguhnya akan bisa dibangun dan diraih melalui perilaku
yang baik, yang berdasarkan iman dan taqwa, seperti kejujuran, kecerdasan
(intelektual, spiritual, emosional, dan sosial), etos kerja yang tinggi, etika
berusaha dan bekerja yang berdasarkan pada nilai-nilai tauhid dan kepekaan
sosial yang tinggi. Di dalam Al-Qur’an dan hadits banyak digambarkan betapa
kejujuran (ash-Shiddiq) akan meraih kebaikan, sebaliknya khianat, dusta, korup
dan mengambil hak orang lain akan menghasilkan berbagai macam keburukan.
Rasulullah Saw. bersabda:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: عَلَيْكُمْ
بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِىْ إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يـَهْدِى
إِلَى اْلجَنَّةِ فَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدِقُ حَتَّى يُكْتَب عِنْدَ اللهِ صِدِّيـْقًا.
وَإِنَّ الْكَذِبَ يـَهْدِىْ إِلَى الْفُجُوْرِ وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يـَهْدِى إِلَى
النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى
يُكْتَب عِنْدَ اللهِ كَذَّاباً . {رواه البخارى}.
“Hendaknya kalian selalu berusaha menjadi orang
yang benar dan jujur, kerena kejujuran akan melahirkan kebaikan
(keuntungan-keuntungan). Dan kebaikan akan menunjukkan jalan ke surga. Jika
seseorang terus berusaha menjadi orang yang jujur, maka pasti dicatat oleh
Allah sebagai orang yang selalu jujur. Jauhilah dusta dan menipu, karena dusta
itu akan melahirkan kejahatan dan kejahatan akan menunjukkan jalan ke neraka.
Jika seseorang terus-menerus berdusta, maka akan dicatat oleh Allah sebagai
orang selalu berdusta.”(HR. Bukhari).
Perhatikan pula
firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah ayat 188:
قَالَ اللهُ تَعَاَلَى: وَلاَ تَأْكُلُوْا أَمْوَالَكُمْ
بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوْا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا
فَرِيْقًا مِّنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالإِثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. {البقرة
: 188}.
“Dan janganlah sebagian
kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan cara bathil, dan
(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat
memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat)
dosa, padahal kamu mengetahui”.
(QS. Al-Baqarah: 188).
Hadirin Jama’ah ’Iedul Fitri Rahimakumullah
Islam juga
mengajarkan etos kerja yang tinggi dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada
pada diri kita untuk mempersembahkan yang terbaik dalam kehidupan ini yang
disebut dengan itqan atau ihsan. Sebagaimana sabdanya:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: إِنَّ اللهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ
أَحَدَكُمُ الْعَمَلَ أَنْ يُتْقِنَهُ. {رواه الديلمي}.
“Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT mencintai suatu
perbuatan yang dikerjakan secara itqan (profesional)”. (HR.
Ad-Dailamiy).
Salah satu do’a
yang sering dibaca oleh Rasulullah Saw. adalah do’a terhindar dari sifat lemah,
malas, kikir, dan penakut.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ
وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَغَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ،
وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ
وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ. {رواه البخارى ومسلم}.
"Rasulullah Saw.
bersabda: "Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari lemah pendirian, sifat
malas, penakut, kikir, hilangnya kesadaran, terlilit utang dan dikendalikan
orang lain.”. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, siksa neraka dan
dari fitnah (ketika) hidup dan mati". (HR. Bukhari dan
Muslim).
Disamping etos
kerja yang tinggi, juga menumbuhkan etika bekerja dan etika berusaha. Artinya
hanya rizki yang halallah, baik substansinya maupun cara mendapatkannya yang
dicari dan dilakukannya. Karena disadari, rizki yang halal akan menimbulkan
perilaku yang baik, sebaliknya rizki yang haram akan menimbulkan perilaku yang
buruk. Allah berfirman dalam QS. 2: 168:
قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَآ أَيــُّهَا
النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فيِ الأَرْضِ حَلاَلاً طَيِّبًا وَلاَ تَتَّبِعُوا
خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِيْنٌ. {البقرة : 168}.
“Hai sekalian manusia,
makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah:
168).
Dalam sebuah
hadits, Rasulullah Saw. menyatakan:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: كُلُّ لَحْمٍ نَبَتَ مِنَ الْحَرَامِ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ.{الحديث}.
”Rasulullah Saw. bersabda:
”Setiap daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram, maka neraka lebih pantas baginya”. (al-Hadits).
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد!
Hadirin
Jama’ah ’Iedul Fitri Rahimakumullah
Disamping
kejujuran, etos kerja, dan etika kerja yang harus kita bangun, kepekaan sosial
pun harus senantiasa kita tumbuhkan. Artinya rizki yang kita dapatkan bukanlah
sekedar untuk diri kita dan keluarga kita, tetapi disitu terdapat hak orang
lain, terutama hak fakir-miskin. Allah SWT berfirman dalam QS. Adz-Dzariyat
ayat 19.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ
وَالْمَحْرُومِ. {الذاريات : 19}.
”
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang
miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian”. (QS. Adz-Dzariyat: 19).
Kepekaan sosial
ini ditumbuhkan antara lain dengan cara memberikan sebagian harta kita kepada
mereka yang membutuhkan, terutama fakir-miskin, baik dalam bentuk zakat ataupun
infaq dan shadaqah. Yang perlu kita sadari bersama adalah bahwa kesediaan
berzakat, berinfaq atau bershadaqah merupakan ciri utama akhlaq orang yang
bertaqwa, yang sarana pembangunan ketaqwaan itu adalah ibadah shaum di bulan
Ramadhan. Allah berfirman dalam QS. 3: 133-134.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ
رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُـتَّقِيْنَ
(133)
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فيِ السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ
وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ
الْمُحْسِنِيْنَ (134). {ال عمران : 133-134}.
” Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa (133) (yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (134)”. (QS. Ali Imran: 133-134).
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد!
Hadirin
Jama’ah ’Iedul Fitri Rahimakumullah
Yang perlu kita
sadari adalah bahwa ternyata kesediaan kita untuk berzakat atau berinfaq akan
menimbulkan ketenangan bathin, kejernihan pikiran, dan bahkan harta kita yang
kita infaqkan akan semakin berkembang dan bertambah keberkahannya. Firman Allah
dalam QS. 2: 261 dan QS. Ar-Rum ayat 39.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ
أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيْلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ
فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللهُ
وَاسِعٌ عَلِيمٌ. {البقرة : 261}.
” Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa
yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al-Baqarah: 261).
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ رِبًا
لِيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ النَّاسِ فَلاَ يَرْبُو عِنْدَ اللهِ وَمَا آتَيْتُمْ
مِنْ زَكَاةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ. {الروم :
39}.
”
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar
dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah.
Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai
keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat
gandakan (pahalanya)”. (QS. Ar-Rum: 39).
Mudah-mudahan
dengan sifat-sifat tersebut di atas, yang merupakan sebagian dari sifat-sifat
orang-orang yang bertaqwa, kita bisa membangun kesejahteraan pada diri kita,
keluarga kita, masyarakat kita, dan bangsa kita. Amien ya rabbal ’alamin.
جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ
الْفَئِزِيْنَ الأَمِنِيْنَ وَأدْخَلَنَا وَإِيَّاكُمْ فيِ زُمْرَةِ الْمُوَحِّدِيْنَ،
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ الله ِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيْمِ وَلَوْ أَنَّ أَهْلُ الْقَرَى ءَامَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا
عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوْا
فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَنُوْا يَكْسِبُوْنَ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ
وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
DO’A KHUTBAH II
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ
اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَلاَهُ وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّ
بِاللهِ. أَمَّا بَعْدُ: أَيــُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى
وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ، فَأَكْثِرُوْا مِنَ
الصَّلاَةِ عَلَى النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ، إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأيــُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ
وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَآأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Allahumma
ya Allah, ya Tuhan kami. Kami panjatkan segala puji dan syukur atas segala
rahmat dan karunia yang telah Engkau limpahkan kepada kami, nikmat sehat wal ‘afiat,
nikmat ilmu pengetahuan dan nikmat iman serta Islam. Ya
Allah, ya Tuhan kami. Jadikanlah kami semua hamba-hamba-Mu yang pandai
mensyukuri nikmat-Mu, dan janganlah Engkau jadikan kami hamba-hamba yang ingkar
dan kufur terhadap segala nikmat yang telah Engkau berikan kepada kami.
لَئِنْ شَكَْرْتُمْ لأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ
إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيْدٌ.
Allahumma
ya Allah, ya Tuhan kami. Ampunilah segala dosa dan kesalahan kami, kesalahan
dan dosa kedua orang tua kami, kesalahan dan dosa saudara-saudara kami, kaum
muslimin dan muslimat yang telah melalaikan segala perintah-Mu dan melaksanakan
segala larangan-Mu. Andaikan Engkau tidak mengampuni dan memaafkan kami, kami
takut pada adzab-Mu di akhirat nanti dan pertentangan bathin dalam kehidupan dunia
ini. Ya Allah. Janganlah Engkau limpahkan adzab-Mu kepada kami, karena dosa dan
kesalahan kami. Kami yakin ya Allah, rahmat dan ampunan-Mu jauh lebih luas
daripada adzab-Mu.
Allahumma
ya Allah, ya Tuhan kami. Terimalah segala amal ibadah kami, terimalah ibadah
puasa kami, terimalah shalat kami dan amal ibadah kami yang lain. Ya Allah,
jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang selalu bertaqwa, yang ridha dan ikhlas
untuk melaksanakan segala aturan-Mu, yang ridha dan ikhlas, Islam sebagai
ajaran-Mu, yang ridha dan ikhlas, Al-Qur'an sebagai imam dan petunjuk kami,
yang ridha dan ikhlas, Nabi Muhammad Saw. sebagai panutan kami.
Allahumma
ya Allah, ya Tuhan kami. Berbagai macam ujian dan musibah kini sedang menimpa
masyarakat dan bangsa kami. Kami yakin musibah itu bukan karena Engkau membenci
kami, akan tetapi sebagai peringatan agar kami semua lebih dekat dan lebih
cinta kepada-Mu. Agar kami semuanya lebih memiliki sikap سمعنا وأطعنا akan segala
ketentuan-Mu. Agar kami semua kembali pada agama-Mu, yaitu agama Islam yang
Engkau ridhai.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فيِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ
أَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ
يَرْجِعُوْنَ. رَبَّنَا هَبْ
لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ
إِمَامًا.رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّا مِنَ الخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ, إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَخْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونْ فَاذْكُرُوا اللهَ
يَذْكُرْكُمْ وَاسْـئَلُوْهُ مِنْ فَضْـلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرْ.
Post a Comment