NABI ISA A.S. KEMBALI KE BUMI
Isa a.s. adalah
seorang nabi pilihan Allah. Beliau adalah salah satu nabi yang paling banyak
disebut-sebut dalam sejarah dunia. Puji syukur kepada Allah sehingga ada sebuah
sumber di mana kita dapat memeriksa mana yang benar dan mana yang palsu tentang
apa yang telah dikatakan selama ini tentang diri beliau. Sumber tersebut adalah
al-Qur’an, satu-satunya wahyu Allah yang tetap tidak berubah dan tidak mengalami
distorsi.
Tatkala kita
merujuk kepada al-Qur’an untuk mengungkap kebenaran sejati tentang Nabi Isa
a.s., kita melihat bahwa:
Allah tidak
mengizinkan orang-orang kafir membunuh Isa a.s., namun mengangkat beliau ke
hadirat-Nya, dan mengumumkan kabar gembira kepada umat manusia bahwa beliau akan
datang kembali suatu hari nanti. Al-Qur’an memberikan informasi tentang
kembalinya Isa a.s. dalam sekian banyak ayat:
Salah satu ayat
mengatakan bahwa orang-orang kafir yang memasang jebakan untuk membunuh Isa a.s.
tidak berhasil;
Dan karena ucapan mereka:
“Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, rasul Allah,”
padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang
mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya
orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa a.s. benar-benar
dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan
tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka
tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (Q.s. an-Nisa’: 157).
Salah satu ayat
lain mengatakan bahwa Isa a.s. tidaklah wafat, namun diangkat dari ruang lingkup
manusia ke hadirat Allah.
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah
mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
(Q.s. an-Nisa’: 158).
Di dalam ayat
ke-55 Surat Ali ‘Imran, kita mempelajari bahwa Allah akan menempatkan
orang-orang yang mengikuti Isa di atas orang-orang yang kafir hingga Hari
Kebangkitan. Adalah sebuah fakta historis bahwasanya, 2.000 tahun yang lalu,
murid-murid Isa tidak memiliki kekuatan politik. Orang-orang Nasrani yang hidup
di antara periode itu dengan zaman kita telah mempercayai sejumlah doktrin
palsu, yang puncaknya adalah doktrin Trinitas. Oleh sebab itu, sebagaimana telah
begitu gamblang, mereka tak dapat disebut sebagai para pengikut Isa a.s.,
karena, sebagaimana dinyatakan dalam sekian banyak tempat di dalam al-Qur’an,
mereka yang meyakini Trinitas telah tergelincir ke dalam kekafiran. Dalam kasus
yang demikian, pada waktu sebelum Hari Kiamat, para pengikut Isa a.s. yang
sejati akan mengalahkan orang-orang yang ingkar dan menjadi manifestasi dari
janji Allah yang terkandung di dalam Surat Ali ‘Imran. Tentu saja, kelompok yang
diberkahi ini akan dapat dikenali tatkala Isa a.s. kembali lagi ke bumi.
Sekali lagi,
al-Qur’an menyatakan bahwa para Ahli Kitab akan beriman kepada Isa a.s. sebelum
mereka meninggal.
Tidak ada seorang pun dari Ahli
Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa a.s.) sebelum kematiannya. Dan pada
Hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka. (Q.s. an-Nisa’: 159).
Kita dengan jelas
mengkaji dari ayat ini bahwa masih ada tiga janji yang belum dipenuhi tentang
Isa a.s. Pertama, sebagaimana halnya setiap manusia lainnya, Nabi Isa a.s. akan
wafat. Kedua, semua orang dari kalangan Ahli Kitab akan melihat beliau dalam
wujud jasmaniah dan akan menaatinya sewaktu beliau hidup. Tak ada keraguan bahwa
kedua prediksi ini akan dipenuhi tatkala Isa a.s. datang kembali sebelum Hari
Kiamat. Prediksi ketiga tentang Isa a.s. yang menyampaikan kesaksian terhadap
para Ahli Kitab akan dipenuhi pada Hari Kiamat.
Ayat lain dalam
Surat Maryam membahas kematian Isa a.s.
Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan
kepadaku pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku
dibangkitkan hidup kembali. (Q.s. Maryam: 33).
Tatkala kita
bandingkan ayat ini dengan ayat ke-55 Surat Ali ‘Imran, kita dapat menemukan
sebuah fakta yang sangat penting. Ayat di dalam Surat Ali ‘Imran berbicara
tentang Isa a.s. yang sedang diangkat ke hadirat Allah. Dalam ayat ini, tak ada
informasi yang diberikan tentang apakah Isa a.s. telah meninggal ataukah tidak.
Namun dalam ayat ke-33 Surat Maryam, kematian Isa a.s. disebut. Kematian kedua
ini hanya mungkin bila Isa a.s. kembali lagi ke bumi dan wafat setelah hidup di
sini selama beberapa waktu. Wallahu a‘lam! (Hanya Allah Yang Mahatahu).
Ayat lain yang
menyinggung kembalinya Isa a.s. ke bumi berbunyi:
Dan Allah akan mengajarkan kepadanya
al-Kitab, Hikmah, Taurat, dan Injil. (Q.s. Ali ‘Imran:
48).
Guna memahami
penyebutan kata “Kitab” yang disebut dalam ayat ini, kita harus melihat ke
ayat-ayat lainnya di dalam al-Qur’an yang relevan dengan pokok pembahasan ini:
bila Kitab itu dinyatakan dalam satu ayat bersama-sama dengan Taurat dan Injil,
maka ia harusnya berarti al-Qur’an. Ayat ketiga Surat Ali ‘Imran memberikan
sebuah contoh yang demikian:
Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia.
Yang hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri. Dia menurunkan al-Kitab
(al-Qur ’an) kepadamu dengan sebenar nya; membenarkan kitab yang telah
diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelum (al-Qur’an),
menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan alFurqan (pembeda antara yang
haq dan bathil). (Q.s. Ali ‘Imran: 2-4).
Dalam kasus ini,
kitab yang dimaksud dalam ayat 48, yang dipelajari Isa a.s., hanya dapat berarti
al-Qur’an. Kita tahu bahwa Isa a.s. sudah mengenal Taurat dan Injil pada masa
hidupnya, yaitu, kira-kira 2.000 tahun yang lalu. Maka jelas, al-Qur’an yang
akan dipelajarinya tatkala beliau kembali lagi ke bumi.
Apa yang
ditawarkan di dalam ayat 59 Surat Ali ‘Imran sangatlah menarik: “Sesungguhnya
misal (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam …” Da-lam
ayat ini kita dapat melihat bahwa pasti terdapat sejumlah kemiripan antara kedua
nabi tadi. Sebagaimana kita ketahui, baik Adam a.s. dan Isa a.s. tidak memiliki
ayah, namun kita dapat menarik kemiripan yang lebih jauh lagi dari ayat di atas,
antara diturunkannya Adam ke bumi ini dari Surga dan diturunkannya Isa a.s. dari
hadirat Allah pada Akhir Zaman.
Al-Qur’an
mengatakan berikut ini tentang Isa a.s.:
Dan sesungguhnya Isa a.s. itu
benar-benar memberikan pengetahuan tentang Hari Kiamat. Karena itu janganlah
kamu ragu-ragu tentang Kiamat itu dan ikutilah aku. Inilah jalan yang
lurus. (Q.s. az-Zukhruf: 61).
Kita mengetahui
bahwa Isa a.s. hidup enam abad sebelum al-Qur’an diturunkan. Dengan demikian,
ayat ini haruslah menunjuk, bukan pada kehidupan pertamanya, namun pada
kedatangannya kembali pada Hari Akhir. Baik dunia Kristen maupun Islam
menanti-nantikan kedatangan Isa a.s. yang kedua kalinya ini dengan penuh harap.
Kehadiran tamu mulia yang diberkahi ini ke muka bumi akan menjadi tanda penting
Hari Kiamat.
Bukti lebih jauh
tentang kedatangan kedua kalinya Isa a.s. dapat ditemukan dalam penggunaan kata
wakahlan dalam Surat al-Maidah 110, dan Surat Ali ‘Imran 46. Dalam ayatayat
tersebut, kita diberi tahu mengenai perintah-perintah ini:
(Ingatlah), ketika Allah mengatakan:
“Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku
menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu
masih dalam buaian dan sesudah dewasa (wakahlan) …” (Q.s. al-Ma’idah: 110).
Dan dia berbicara kepada manusia
dalam buaian dan ketika sudah dewasa (wakahlan)dan dia adalah salah se-orang di
antara orang-orang yang saleh. (Q.s. Ali ‘Imran: 46).
Kata ini terdapat
hanya pada kedua ayat tadi dan hanya merujuk kepada Isa a.s. Kata ini dipakai
untuk menggambarkan usia Isa a.s. yang lebih dewasa. Kata tersebut merujuk pada
usia antara 30 dan 50, yaitu pada akhir masa muda dan menjelang usia tua. Para
ulama sepakat dalam menerjemahkan kata ini untuk merujuk pada kurun waktu usia
35.
Para ulama berpegang pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu
Abbas r.a. tentang kesimpulan bahwa Isa a.s. diangkat ke hadirat Allah sewaktu
masih muda, yaitu, pada awal usia 30an, dan bahwa tatkala beliau kembali lagi ke
bumi, beliau tinggal memiliki sisa umur 40 tahun. Isa a.s. akan menjalani masa
tuanya setelah beliau kembali ke bumi, maka ayat ini dapat dikatakan sebagai
suatu bukti akan kedatangan Isa a.s. untuk yang kedua kalinya ke bumi. 2
Sebagaimana telah
disebutkan, bila kita telaah al-Qur’an dengan cermat, kita pun melihat bahwa
kata ini hanya dipakai untuk merujuk kepada Isa a.s. Semua nabi telah berbicara
kepada manusia dan mengajak mereka untuk menerima agama. Mereka semua telah
menyampaikan risalahnya tatkala mereka telah berusia dewasa. Akan tetapi,
al-Qur’an tidak mengatakan hal yang serupa itu mengenai nabi lainnya. Kata ini
hanya dipakai untuk Isa a.s., dan suatu mukjizat. Frasa “dalam buaian” dan
“setelah beranjak dewasa” merujuk pada dua mukjizat yang sangat besar.
Adalah sebuah
mukjizat bahwasanya Isa a.s. berbicara ketika beliau masih berada dalam buaian.
Ini adalah suatu hal yang belum pernah terlihat sebelumnya, dan al-Qur’an
berulang kali berbicara tentang peristiwa yang ajaib ini. Setelah kata-kata ini
segera diikuti dengan frasa “dan berbicara kepada manusia ketika sudah dewasa.”
Kata-kata ini pun merujuk pada sebuah keajaiban. Bila kata-kata “ketika sudah
dewasa” merujuk pada kehidupan beliau yang sebelumnya pada waktu sebelum
diangkat ke hadirat Allah, maka berbicaranya Isa a.s. tidak akan menjadi sebuah
keajaiban. Dan karena bukan suatu keajaiban, maka tidak akan dipakai setelah
berbicara ketika masih dalam buaian atau dengan cara yang sama dalam suatu
situasi yang ajaib. Dalam kasus demikian, sebuah ungkapan seperti “dalam buaian
dan ketika sudah dewasa” akan dipakai dan akan mengungkapkan komunikasi yang
berlangsung semenjak dari waktu Isa a.s. mulai berbicara dalam buaian hingga
saat beliau diangkat ke hadirat Allah. Namun, ayat tadi menarik perhatian kita
pada dua peristiwa yang amat sangat ajaib. Yang pertama adalah berbicara ketika
masih dalam buaian; yang lainnya, pembicaraan Isa a.s. pada usia dewasanya.
Dengan demikian, ungkapan “ketika sudah dewasa” merujuk pada suatu waktu yang
merupakan sebuah keajaiban. Yaitu waktu di mana Isa a.s. akan berbicara kepada
manusia dalam usia dewasanya setelah beliau kembali lagi ke bumi. Wallahu a‘lam!
Dalam hadis-hadis
Nabi Muhammad saw. terdapat informasi tentang kedatangan kedua Isa a.s. Dalam
beberapa hadis, informasi ini diberikan bersamaan dengan informasi lainnya
tentang apa yang akan dilakukan oleh Isa a.s. sewaktu beliau berada di dunia.
Anda dapat membaca hadis-hadis yang relevan dengan pokok pembahasan ini dalam
bab di buku ini yang berjudul “Kembalinya Isa a.s. Setelah Kemunculan Nabinabi
Palsu.” (Guna memperoleh informasi yang lebih lengkap, silakan baca buku
Harun Yahya yang berjudul Jesus Will Return, Ta-Ha Publishers, Februari 2001.)
Akan bermanfaat
untuk mengingatkan kepada para pembaca di sini tentang sebuah perkara yang
sangat penting: Allah telah mengutus Nabi Muhammad saw. kepada umat manusia
sebagai nabi pamungkas. Allah telah mewahyukan al-Qur’an kepada Nabi Muhammad
saw., dan membebankan atas semua manusia tanggung jawab dalam menaati al-Qur’an
hingga Hari Pengadilan. Isa a.s. akan kembali secara ajaib ke dunia pada Akhir
Zaman namun, sebagaimana dikatakan oleh Nabi Muhammad saw., beliau tidak akan
membawa agama baru. Agama sejati yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. adalah
Islam, yang mana Isa a.s. pun akan tunduk tatkala beliau datang kembali ke bumi
ini.
| ||||
TERBELAHNYA
BULAN
Surat 54 dari
al-Qur’an disebut “Surat al-Qamar”. Qamar berarti bulan. Dalam beberapa ayatnya,
surat ini menceritakan tentang kehancuran yang menimpa kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud,
Luth, dan Fir’aun, karena mereka menolak peringatan dari para nabi. Pada saat
yang sama, ada sebuah pesan yang sangat penting yang dinyatakan di dalam ayat
pertama, yang berkenaan dengan Hari Akhir.
Dapat terlihat
dengan jelas bahwa makna syaqqa di sini bukanlah “belah”. Arti yang dipakai
adalah mencangkul tanah agar dapat ditumbuhi beragam tanaman.
Bila kita kembali
menengok ke tahun 1969, kita akan melihat salah satu keajaiban al-Qur’an.
Eksperimen yang dijalankan di permukaan bulan pada tanggal 20 Juli 1969, dapat
mengisyaratkan terpenuhinya berita yang telah disampaikan 1.400 tahun yang
lampau di dalam Surat al-Qamar. Pada tanggal itu, para astronot Amerika
menjejakkan kaki mereka di bulan. Dengan menggali tanah bulan, mereka pun
melakukan ekspe-rimen-eksperimen ilmiah dan mengumpulkan contoh-contoh bebatuan
dan tanah. Sungguh sangat menarik bahwa kemajuan-kemajuan ini sepenuhnya persis
dengan pernyataanpernyataan di dalam ayat tadi.
Telah dekat (datangnya) as-Sa‘ah
(Hari Kiamat) itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang
musyrikin) melihat sesuatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini
adalah) sihir yang terusmenerus.” Dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti
hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya. Dan
sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat
cegahan (dari kekafiran), itulah suatu hikmat yang sempurna maka
peringatan-peringatan itu tiada berguna (bagi mereka). Maka berpalinglah kamu
dari mereka. (Ingatlah) hari (ketika) seorang penyeru (malaikat) menyeru kepada
sesuatu yang tidak menyenangkan (hari pembalasan), sambil menundukkan
pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang
beterbangan, mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir
berkata: “Ini adalah hari yang berat.” (Q.s. al-Qamar:
1-8).
| ||||
2. Faslu’l-Makal fi Ref ‘i Isa Hayyen ve Nuzulihi ve Katlihi’d-Deccal,
(“Penjelasan Rinci Mengenai Kenaikan Isa dalam Keadaan Masih Hidup, Turunnya ke Dunia Kembali dan Peperangannya dengan Dajjal”), hlm. 20. 3. NASA, “Primary Mission Accomplished: 1969, Scientific Work Begins”, http: / / www.hq.nasa.gov/office/pao/History / SP-4214/ ch9-6.html. |
Post a Comment