Hadits-Hadits Pilihan Seputar Agama Dan Akhlak
Segala
puji hanya untuk Allah pemilik langit dan bumi beserta isinya,kemudian tak lupa
shalawat serta salam atas hamba sekaligus RasulNya, Muhammad manusia yang terpilih,
juga kepada para sahabat beliau yang bening hatinya. Amma ba'du:
Sungguh
dengan penuh kebahagian dan rasa cinta yang mendalam, saya persembahkan hadiah
yang lezat ini, sebuah hadiah yang di petik dari sebuah taman yang dimiliki oleh seorang yang menyandang
gelar manusia terbaik di muka bumi ini, dan taman itu adalah sebaik-baik taman,
paling mulia serta suci, saya persembahkan untuk anda dalam keadaan sudah siap
saji, yang manis rasanya.
Saya
persembahkan hadiah ini untuk anak-anak saya para penuntut ilmu yang memiliki
semangat menggelora untuk bisa memetik buah-buahan dari kebun yang memiliki
keistimewaan dan kemuliaan tersebut, sungguh saya berikan hadiah ini tidak lain
hanya karena rindu dan keinginan yang besar untuk bisa ikut andil dan berperan
dalam pembenahan umat, dan saya memohon kepada Allah yang Maha Tinggi lagi Maha
Mampu, Maha Mendengar lagi Maha Melihat agar menjadikan usaha ini sebagai
hadiah yang di terima di sisiNya, dicatat sebagai amal sholeh yang ikhlas hanya
mengharap pahala-Nya serta bisa bermanfa'at bagi umat, Aamiin…
Orang yang selalu mengharap ampunan Robbnya
Muhammad bin Ali al-Jum’ah
Pengantar
Syaikh Abdul
Aziz bin Baz Wakil Rektor Universitas Islam Madinah
Segala puji hanya bagi Allah, shalawat
serta salam kepada utusan Allah, kepada keluarga beliau dan para sahabatnya
serta orang-orang yang berjalan di atas petunjuknya. Amma Ba'du:
Sungguh aku telah menyempatkan diri untuk
membaca risalah ini yang di tulis oleh saudara kita yang mulia As-Syaikh
Muhammad bin Ali al-Jumaah, dia adalah kepala sekolah di sebuah sekolah
salafiyyah di Jaros, di dalam risalahnya ini yang terkumpul hadist-hadist
mulia, isinya sangat padat dan sarat dengan faedah, nasehat serta bimbingan,
dengan gaya bahasa yang lembut dan sangat berharga.
Maka saya
anjurkan kepada para penuntut ilmu agar memiliki perhatian dengannya kemudian
menghafalnya. Karena menurut saya di dalamnya banyak terkandung masalah hukum
syar'i, adab yang harus di jaga, berbagai macam hukum, budi pekerti, akhlak
yang terpuji, serta peringatan-peringatan yang berharga.
Semoga
Allah membalas penulis dengan balasan yang baik, dan memberkahi usahanya ini,
serta memberi manfaat dengan risalahnya ini, dan selalu meluruskan niat dan amal
ibadah kita, penulis serta seluruh kaum muslimin. Sesungguhnya Allah Maha
Memberi lagi Maha Pemurah, Segala puji hanya milik Allah pengatur semesta alam
ini. Shalawat dan salam atas hamba dan utusanNya, Nabi Muhammad beserta
keluarga dan para sahabatnya.
Diimla oleh hamba yang selalu mengharap ampunan
Rabbnya
Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Wakil Rektor Universitas Islam Madinah
Hadits Pertama
Keutamaan Ilmu
عن
معاوية t قال: قال رسول الله
r: «من يرد الله به
خيرًا يُفَقِّهْهُ في الدين». [رواه البخاري ومسلم وأبو يعلى وزاد فيه: «ومن لم
يُفَقِّهْهُ لم يبالِ به»].
Diriwayatkan
dari sahabat Mu'awiyah semoga Allah meridhoinya, dia berkata: 'Telah
bersabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam: "Barang siapa
yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah akan memahamkan baginya urusan
agama".[1] HR
Bukhori, Muslim, Abu Ya'la dan dalam riwayat beliau ada tambahan: "Dan
barangsiapa yang tidak di beri pemahaman dalam urusan agama maka dia tidak akan
mempedulikannya".[2]
Hadits
Kedua
Keutamaan
Ilmu dan Wara'
عن حذيفة بن اليمان t قال: قال رسول الله
r: «فضل
العلم خير من فضل العبادة, وخير دينكم الورع»
[رواه الطبراني في الأوسط, والبزار بإسناد حسن].
Dari Hudzaifah bin Yaman semoga
Allah meridhoinya, dia berkata: 'Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: "Keutamaan (para pemilik) ilmu lebih baik dari pada keutamaan
(ahli) ibadah, dan sebaik-baik jalan hidup kalian adalah wara'." [3] HR ath-Thabarani di dalam kitabnya al
Ausath, dan al-Bazzar dengan sanad yang shahih.
Hadits Ketiga
Keutamaan
Amal Jariyah
عن أبي هريرة t قال: قال رسول الله
r: » إذا مات
المرء انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية, أو علم ينتفع به, أو ولد صالح يدعو له «. [رواه مسلم وغيره].
Dari Abu
Hurairah semoga Allah meridhoinya, dia berkata:
"Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Apabila
seorang hamba meninggalkan dunia maka seluruh amalannya terputus kecuali tiga
perkara, amal jariyahnya, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang (selalu)
berdo'a untuknya".[4] HR
Muslim dan selainnya.
Hadits
Keempat
Keutamaan
duduk dihadapan para Ulama dan orang yang berilmu
عن ابن عباس – رضي الله عنهما - قال: قيل:
يا رسول الله, أيُّ جلسائنا خيرٌ. قال: » من ذكَّركم الله رؤيته, وزاد في علمكم
منطقه, ذكَّركم بالآخرة عملُه « [رواه أبو يعلى, ورواته رواة الصحيح إلا مبارك ابن
حسَّان].
Dari Ibnu Abbas semoga
Allah meridhoi keduanya, dia berkata: 'Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam pernah di tanya; 'Ya Rasulallah, siapakah teman duduk yang paling baik?
Beliau menjawab: "Orang yang ketika kamu melihatnya membuatmu teringat
Allah [5], dan
apabila kamu mendengar perkataannya akan membuatmu bersemangat untuk menambah
amal kebaikan [6], dan
orang yang amalannya membuatmu mengingat akhirat".[7] HR Abu Ya'la dan para perawinya semuanya
shahih selain Mubarak bin Hasaan.
Hadits Kelima
Bahaya
berdusta atas nama Rasulallah r
عن المغيرة بن شعبة t قال: سمعت رسول
الله r يقول: «إنَّ
كذبًا عليَّ ليس ككذبٍ على أحدٍ, فمن كذب عليَّ متعمِّدًا فليتبوأ مقعده من النار».[رواه
البخاري ومسلم].
Dari Mughirah bin Syu'bah semoga
Allah meridhainya, dia berkata: 'Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam
telah bersabda: "Sesungguhnya berdusta atas namaku tidak sama dengan
berdusta atas siapapun selainku. Barang siapa berdusta atas namaku dengan
sengaja [8] maka
silahkan untuk mengambil tempat duduknya di neraka".[9] HR Bukkhari dan Muslim.
Hadits Keenam
Hak-hak Sesama
Yang Harus Dijaga
عن ابن عباس –
رضي الله عنها – عن رسول الله r قال: «ليس
منَّا من لم يوقِّر الكبير, ويرحم الصغير, ويأمر بالمعروف وينهى عن المنكر».
[رواه أحمد والترمذي وابن حبان في صحيحه].
Dari Ibnu Abbas semoga
Allah meridhai keduanya, dari Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam,
beliau berkata: "Bukan termasuk dari kami [10]
orang yang tidak menghormati yang lebih tua [11], dan
tidak menyayangi yang lebih kecil [12],
serta orang yang tidak memerintah pada kebaikan dan mencegah perbuatan
munkar". HR Ahmad, at-Tirmidzi, dan
Ibnu Hibban dalam shahihnya.
Hadits
Ketujuh
Tanda-tanda
terjadinya fitnah
عن ابن مسعود t أنه قال: (كيف بكم
إذا لبستكم فتنة يربو فيها الصغير, ويهرم فيها
الكبير,
وتُتَّخذ سنَّة فإن غُيِّرَتْ يومًا. قيل: هذا منكرٌ). قيل: ومتى ذلك. قال: (إذا قلَّتْ أمناؤكم, وكثرتْ قرَّاؤكم, وقلت فقهاؤكم , وكثرت أمراؤكم, وتُفَقَّهُ لغير الدين والتُمستْ أعمالُ
الدنيا بعمل الآخرة). [رواه عبد الرزاق في كتابه موقوفًا].
Dari Abdullah bin Mas'ud semoga Allah meridhoinya,
bahwa dia pernah berkata: "Apa yang akan kalian lakukan bila kalian
dikelilingi oleh fitnah[13] yang tumbuh subur [14], yang mengena pada anak kecil
juga orang tua [15]. Mereka mengambil sebuah
metode [16] yang jika suatu ketika ada
yang merubahnya mereka langsung mengingkari dan mengatakan; 'Ini adalah
perbuatan mungkar' [17]. Lalu ada orang bertanya
kepada beliau; 'Kapan itu terjadi? Beliau menjawab: "Yaitu apabila telah
sedikit orang yang bersyukur, sangat banyak Qori' (orang yang pandai membaca
al-Qur'an) [18], namun sangat sedikit para
ulamanya [19], dan banyak para pemimpinnya
[20], ilmu agama dipelajari bukan
untuk menegakkan agama [21], dan amalan dunia dicari dengan
amalan akhirat".[22] Di riwayatkan oleh Abdurazzak dalam kitabnya
secara mauquf.
Hadits
Kedelapan
Keutaman
mengajak pada petunjuk serta ancaman bagi orang yang menyeru pada kesesatan
عن أبي هريرة t أن رسول الله r
قال: «من دعى إلى هدى كان له من الأجر مثل أجور من تبعه لا ينقص
ذلك من أجورهم شيئًا, ومن دعى إلى ضلالة كان عليه من الإثم مثل
آثام من تبعه لا ينقص ذلك من آثامهم شيئًا». [رواه مسلم وغيره].
Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah semoga Allah
meridhainya, bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk [23] maka baginya pahala [24] seperti pahala orang-orang
yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun, dan barangsiapa
yang menyeru kepada kesesatan [25] maka dia juga akan
mendapatkan dosa [26] seperti dosa orang-orang
yang mengikutnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun". HR Muslim dan
selainnya.
Hadits Kesembilan
Kehormatan Seorang Muslim
عن عبد الله بن مسعود t قال: قال رسول الله
r: «سباب
المؤمن فسوق وقتاله كفر». رواه مسلم .
Dari Abdullah bin Mas'ud semoga
Allah meridhainya, dia berkata: 'Telah bersabda Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam: "Mencela [27]
seorang mukmin adalah perbuatan fasik [28] dan
membunuh seorang mukmin adalah sebuah tindakan kekufuran".[29] HR
Mualim.
Hadits
Kesepuluh
Tujuh
golongan yang mendapat naungan Allah pada hari kiamat
عن أبي
هريرة t عن النبي r قال: «سبعة
يظلهم الله في ظله يوم لا ظلَّ إلى ظله, إمام عادل, وشاب نشأ في عبادة الله, ورجل قلبه معلق بالمساجد, ورجلان تحابَّا في الله, اجتمعا عليه وتفرقا عليه, ورجل دعته امرأة ذات منصب وجمال فقال: إني أخاف الله رب
العالمين, ورجل تصدَّق بصدقة فأخفاها حتى لا تعلم
شماله ما تنفق يمينه, ورجل ذكر الله خاليًا ففاضت عيناه». رواه البخاري ومسلم.
Dari Abu
Hurairah semoga Allah meridhainya, dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa
sallam, beliau bersabda: "Ada tujuh golongan yang akan di naungi Allah [30] pada
hari dimana tidak ada naungan kecuali naunganNya, pemimpin yang adil [31],
seorang pemuda yang tumbuh [32]
dalam ketaatan kepada Allah, seorang laki-laki yang hatinya selalu terikat
dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena
Allah dan berpisah karena Allah, laki-laki yang di goda oleh seorang perempuan
yang cantik jelita dan memiliki kedudukan [33],
namun dia mengatakan: 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah Rabb semesta alam,
seorang laki-laki yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi sampai tangan
kirinya sendiri tidak mengetahui apa yang di sedekahkan oleh tangan kananya,
dan seorang yang ketika sendirian ingat kepada Allah lalu meneteskan air mata [34]
karena takut kepadaNya". HR Bukhari dan Muslim.
Hadits
Kesebelas
Ancaman
bagi orang yang berbuat dhalim
عن أبي موسى الأشعري t قال: قال رسول الله
r: «إن
الله ليملي للظالم حتى إذا أخذه لم يفلته, ثم قرأ: } وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ
إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ { .[هود: 102]».
رواه البخاري ومسلم.
Dari abu Musa al-Asy'ari semoga
Allah meridhainya, dia berkata: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam telah bersabda: "Sesungguhnya Allah bosan terhadap orang yang suka
berbuat aniaya [35] maka
ketika Allah menurunkan adzab, Allah tidak peduli lagi padanya". Kemudian
Rasulallah membaca ayat:
قال الله تعالى: } وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ
ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ { .[هود: 102] .
"Dan begitulah azab Rabbmu, apabila Dia
telah mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya
itu adalah sangat pedih lagi keras".
(QS Huud: 102). HR Bukhari dan
Muslim.
Hadits
Kedua belas
Iri
yang terpuji
عن ابن مسعود t عن النبي r قال: «لا
حسد إلى في اثنتين: رجلٌ آتاه الله مالاً فسلَّطه على هلكته في الحقِّ, ورجل آتاه الله حكمةً فهو يقضي بها,
ويعلمها الناس». رواه البخاريومسلم.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud semoga
Allah meridhainya, dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:
"Tidak boleh hasad [36]
kecuali pada dua perkara; yaitu seseorang yang telah Allah karuniakan padanya
nikmat harta yang melimpah kemudian harta itu ia gunakan dan habiskan untuk
kebaikan, dan seseorang yang Allah berikan ilmu padanya, lalu ia amalkan dan
dia gunakan untuk mengajari manusia". HR Bukhari dan Muslim.
Hadits
Ketiga Belas
Generasi
terbaik umat ini dan yang jelek sesudahnya
عن عمران بن حُصَيْن t عن النبي r قال: «خيركم
قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم ثم يكون بعدهم قومٌ
يشهدون ولا يستشهدون, ويخونون ولا يؤتمنون, وينذرون ولا يوفون, ويظهر فيهم السِّمن»
[رواه البخاري ومسلم].
Diriwayatkan dari sahabat
Imran bin Husain semoga Allah meridhainya, dari Nabi Shalallahu 'alaihi
wa sallam beliau bersabda: "Sebaik-baik umat adalah generasiku [37],
kemudian setelah mereka, sesudah mereka, kemudian akan datang setelah mereka
generasi yang suka memberi persaksian namun tidak layak diminta menjadi saksi,
suka berkhianat dan tidak biasa dipercaya, senang berjanji namun tidak mereka
penuhi, sampai mereka menjadi gemuk".[38] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits
Keempat Belas
Tanda
dan ciri penduduk surga dan neraka
عن حارثة بن وهب t قال: سمعت رسول
الله r يقول: «ألا
أخبركم بأهل الجنة, كلُّ ضعيف متظعِّن لو أقسم على الله لأبره. ألا أخبركم
بأهل النار,
كل عتلٍ جوَّاظ متكبِّره»
[ رواه البخاري ومسلم ]
Dari Haristah bin Wahb semoga
Allah meridhainya, dia berkata: 'Aku mendengar Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda: "Maukah kalian aku beritahu tentang penduguk
surga? Mereka adalah orang yang miskin dan lemah tetapi apabila dia bersumpah
atas nama Allah pasti akan dikabulkan, dan maukah kalian aku beritahu tentang penduduk
neraka? Mereka adalah orang yang keras kepala dan sombong".[39] HR
Bukhari dan Muslim.
Hadits Kelima
Belas
Anjuran untuk
merasa puas dan menjaga kehormatan
عن أبي هريرة t قال: قال رسول الله
r: «انظروا
إلى من هو أسفل منكم, ولا تنظروا إلى من هو فوقكم فهو أجدر, ألا تزدروا نعمة الله عليكم» [
البخاري ومسلم ]
Dari Abu
Hurairah semoga Allah meridhainya, dia berkata: 'Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam telah bersabda: "Lihatlah pada orang yang berada di
bawah kalian dan jangan lah melihat orang yang berada di atas kalian. (karena)
sesungguhnya hal itu lebih membuat kalian tenang,[40] dan
tidak merasa kurang dari nikmat yang Allah berikan". HR Bukhari dan Muslim.
Hadits keenam
Belas
Anjuran
berba'iat kepada Rasulallah r
عن عبادة بن الصامت t قال: (( بايعنا
رسول الله r على السمع والطاعة
في العُسر واليسر والمنشط والمكرهِ وعلى أثرةٍ علينا, وأن لا ننازع الأمر أهلَه إلا أن تروا
كفرًا بواحًا,
عندكم من الله فيه برهان, وعلى أن نقول بالحقِّ أينما كنَّا, لا نخاف في الله لومة لائم)) [رواه البخاري ومسلم]
Dari Ubadah bin Shamit semoga
Allah meridhainya, dia berkata: "Dulu kami berba'iat kepada Rasulallah
Shalallahu 'alaihi wa sallam untuk selalu patuh, dalam keadaan duka [41]
maupun suka [42],
dalam keadaan lapang [43]
maupun sempit [44],
untuk saling mendahulukan diantara kami [45],
untuk tidak membrontak [46] pada
pemimpin kecuali telah jelas dan nampak bahwa dia melakukan kekufuran yang
nyata [47] yang
mana kamu memiliki bukti [48]
dihadapan Allah, dan agar kami selalu berkata dengan benar dimana pun kami berada,
dan agar kami tidak merasa takut kepada celaan orang yang mencela karena
menegakkan agama Allah".[49] HR
Bukhari dan Muslim.
Hadits
Ketujuh Belas
Sunahnya
meminta Izin
عن أبي موسى الأشعريِّ t قال: قال رسول الله
r: «الاستئذان
ثلاثٌ فإن أُذِن لك وإلا فارجع» [ رواه
البخاري ومسلم ].
Dari Abu Musa al-As'ari semoga
Allah meridhainya, dia berkata: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam pernah bersabda: "(Adab) meminta izin itu ada tiga kali [50],
apabila diizinkan (maka) masuklah, namun bila tidak maka kembalilah". HR Bukhari dan Muslim.
Hadits
Kedelapan Belas
Keutamaan
menjaga hak-hak Tetangga
عن أبي هريرة t أن النبي r قال: «والله
لا يؤمن,
والله لا يؤمن,
والله لا يؤمن». قيل: من يا رسول الله. قال: «الذي
لا يأمن جاره بوائقه » [رواه البخاري ومسلم]
Dari Abu Hurairah semoga
Allah meridhainya, bahwasanya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Demi Allah, tidaklah dia dikatakan beriman, sebanyak tiga kali. Maka di
katakan pada beliau: 'Ya Rasulallah, siapakah orangnya? Beliau berkata:
"Seseorang yang tetangganya merasa tidak aman dari kejelekannya".[51] HR
Bukhari dan Muslim.
Hadits
Kesembilan Belas
Indah
dalam berinteraksi dan menghukumi
عن أبي هريرة t أن رسول الله r قال: «مَطْلُ الغنيِّ ظلم, وإذا أُتْبِعَ أحدكم على مليءٍ فليَتْبَعْ» [رواه البخاري ومسلم]
Diriwayatkan dari sahabat Abu
Hurairah semoga Allah meridhainya, bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi
wa sallam bersabda: "Menunda-nunda membanyar hutang dalam keadaan mampu [52] adalah
sebuah kedhaliman, dan apabila ada hutang salah seorang diantara kalian di
alihkan [53] pada
orang lain[54],
maka hendaknya dia mengikuti (permintaannya)".[55] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits
Kedua Puluh
Keutamaan
Bercocok Tanam
عن أنس بن
مالك t أن رسول الله r قال: «ما
من مسلم يغرس غرسًا أو يزرع زرعًا, فيأكل منه طيرٌ أو دابَّة أو إنسان إلا كان له به صدقة »
[رواه البخاري ومسلم].
Dari sahabat Anas bin Malik semoga
Allah meridhainya, bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam
pernah bersabda: "Tidaklah seorang mukmin bercocok tanam atau menanam
pohon, kemudian ada burung yang memakan tanamannya tersebut, atau hewan atau
manusia, melainkan baginya dihitung sebagai sedekah".[56] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits
Kedua Puluh Satu
keutamaan
wara' dan zuhud
عن أبي هريرة t عن النبي r قال: «اشترى
رجل من رجل عقارًا, فوجد الذي اشترى العقار في عقاره جرَّة فيها ذهب, فقال الذي اشترى العقار: خذْ ذهبك أنا اشتريت منك الأرض
ولم أشتر منك الذهب, وقال الذي له الأرض: إنما بعتك الأرض وما
فيها فتحاكما إلى رجل, فقال الذي تحاكما إليه: ألكما ولدٌ, قال أحدهما: نعم. وقال الآخر: لي جارية, قال: أنكح الغلام الجارية وأنفقا على أنفسهما منه
فانصرفا» [رواه البخاري ومسلم].
Diriwayatkan
dari sahabat Abu Hurairah semoga Allah meridhainya, dari Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam, beliau bercerita: "Ada seorang laki-laki yang membeli
sebidang kebun[57] dari
temannya, didalam tanah dari kebun yang dia beli tersebut, dia menemukan sebuah
peti [58]
berisi emas. Kemudian dia datang kepada
temannya tadi lalu berkata padanya: 'Ambillah emasmu ini, aku hanya membeli
tanahnya bukan emas'. Maka si penjual tanah menjawab: "Dan saya menjual
tanah beserta apa yang ada di dalamnya'. Setelah itu mereka berdua pergi kepada
seorang untuk menghakimi mereka. Lalu sang hakim berkata: 'Apakah kalian
mempunyai anak? Berkata salah satu dari mereka berdua: 'Ia. Yang satunya
menimpali:'Aku memiliki anak perempuan'. Maka sang hakim berkata: 'Nikahkan lah
anak kalian berdua kemudian infaqkan harta itu pada mereka'.[59]
Lantas keduanya pun pergi". HR Bukhari dan Muslim.
Hadits
Kedua Puluh Dua
Keutamaan
Lemah Lembut Dan Cela Bagi Pemarah
عن أبي هريرة t أن رسول الله r قال: «ليس
الشديد بالصرعة,
إنما الشديد الذي يملك نفسه عند الغضبِ» [ رواه البخاري ومسلم ]
Dari Abu
Hurairah semoga Allah meridhainya, bahwasannya Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda: "Bukanlah orang yang kuat, orang yang selalu
menang gulat [60],
akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan dirinya ketika
marah". HR Bukhari dan Muslim.
Hadits
Kedua Puluh Tiga
Budi
Pekerti Yang Luhur
عن عبد الله بن عمرو بن العاص –
رضي الله عنهما – قال: لم يكن رسول الله r فاحشًا ولا متفحشًا
كان يقول: « إن من خياركم أحسنكم أخلاقًا »
[ رواه البخاري ومسلم ].
Dari Abdillah
bin 'Amr bin al-'Ash semoga Allah meridhai keduanya, dia berkata:
"Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bukanlah orang yang suka berkata
keji [61]
tidak pula dalam perbuatannya. Dan adalah beliau bersabda: "Sesungguhnya
sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik [62] budi
pekertinya". HR Bukhari dan Muslim.
Hadits
Kedua Puluh Empat
Keutamaan
Berinfak Dengan Harta Yang Paling Istimewa
عن أبي أمامة t قال: قال رسول الله
r: «يا بن آدم إنك إن تبذل الفضل خير
لك, وإن تمسكه شرٌ لك, ولا تلام على كفاف, وابدأ بمن تعول , واليد العليا خير من اليد السفلى» [رواه البخاري ومسلم].
Dari Abu Umamah semoga
Allah meridhainya, dia berkata: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: "Wahai anak Adam, sesungguhnya apabila kamu mengeluarkan
kelebihan hartamu [63],
maka itu adalah baik, dan bila kalian pelit dengannya maka itu merupakan
kejelekan, dan jangan kalian menghardik orang yang meminta-minta[64],
mulailah memberi pada orang yang berada dibawah tanggunganmu[65].
Tangan di atas [66] itu
lebih baik dari pada tangan yang di bawah".[67] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Kedua
Puluh Lima
Keutamaan
Memiliki Sifat Qon'aah
عن أبي هريرة t عن النبي r قال: «ليس
الغني عن كثرة العرض ولكن الغنى غنى النفسِ»
[رواه البخاري ومسلم].
Dari Abu Hurairah semoga
Allah meridhainya, dari Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Orang yang kaya bukanah
yang memiliki banyak harta [68],
akan tetapi orang yang kaya ialah yang kaya hati".[69] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Kedua
Puluh Enam
Haram Boros
Dengan Air, Bersumpah Palsu, Ba'iat Untuk Pemimpin Untuk Tujuan Dunia
عن أبي هريرة t قال: قال رسول الله
r: «ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة, ولا ينظر إليهم, ولا يزكيهم ولهم عذاب أليم, رجل على فضل ماء بالفلاة يمنعه من ابن
السبيل, ورجل بايع رجلاً
بسلعة بعد العصر فحلف بالله لأخذها بكذا وكذا فصدَّقه وهو على غير ذلك, ورجل بايع إمامًا لا يبايعه إلا للدنيا
فإن أعطاه منها وفِّى وإن لم يعطه منها لم يف» [رواه البخاري ومسلم].
Dari Abu Hurairah semoga
Allah meridhainya, dia berkata: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Ada tiga golongan yang tidak diajak bicara oleh Allah
kelak pada hari kiamat, tidak memandang mereka, tidak mensucikan mereka, dan
bagi mereka adzab yang pedih. Yaitu seseorang yang memiliki kelebihan air
dikebunnya [70],
namun ia mencegah musafir untuk ikut mengambilnya, dan seseorang yang menjual [71]
barang setelah ashar, lalu dia bersumpah
akan mengambilkan barangnya dengan ini dan itu, kemudian pembeli percaya,
sedangkan dia berdusta. Dan seseorang yang berjanji setia [72]
kepada pemimpinya untuk tujuan dunia, bila diuntungkan maka dia setia,[73] jika
tidak maka dia ingkar". HR Bukhari
dan Muslim.
Hadits Kedua
Puluh Tujuh
Anjuran Untuk
Segera Menikah
عن ابن مسعود t قال: قال رسول الله r: «يا معشر الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج, فإنه أغض للبصر, وأحصن للفرج, ومن لم يستطع فعليه بالصيام, فإنه له وجاء » [ رواه البخاري ومسلم ]
Dari Ibnu Mas'ud semoga
Allah meridhainya, dia berkata: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Wahai para pemuda, barangsiapa telah mampu [74]
menikah maka menikahlah, sesungguhnya hal itu bisa menundukkan pandangan [75] dan
memelihara kemaluan [76],
jika belum mampu hendaknya dia berpuasa, karena bisa sebagai tameng"[77]. HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Kedua
Puluh Delapan
Wanita Idaman
عن أبي هريرة t أن رسول الله r قال: «تنكح
المرأة لأربع: لمالها, ولحسبها, ولجمالها, ولدينها فاظفر بذات الدين تربت يداك» [ رواه البخاري ومسلم ]
Diriwayatkan dari sahabat Abu
Hurairah semoga Allah meridhainya, bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi
wa sallam bersabda: "Wanita itu dinikahi karena empat perkara, karena
kecantikannya, nasabnya, hartanya, dan karena agamanya, maka pilihlah yang baik
agamanya, dengan itu kamu akan beruntung".[78] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Kedua
Puluh Sembilan
Amalan yang
paling dicintai oleh Allah
عن ابن مسعود t قال: سألت رسول
الله r أيُّ العمل أحبُّ
إلى الله.
قال: «الصلاة على وقتها».
قلت: ثم أيٌّ. قال: «بر الوالدين».
قلت: ثم أي.
قال: «الجهاد في سبيل الله»
[رواه البخاري ومسلم].
Dari Ibnu Mas'ud semoga
Allah meridhainya, dia berkata: "Saya pernah bertanya kepada
Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam, amalan apakah yang paling di cintai
oleh Allah? Maka beliau bersabda: "Shalat tepat waktu", kemudian apa
lagi? Tanya saya. Beliau menjawab: "Berbakti kepada kedua orang tua".
Terus apa lagi? Tanya saya sekali lagi. Beliau berkata: "Jihad di jalan
Allah".[79] HR
Bukhari dan Muslim.
Hadits Ketiga
Puluh
Anjuran Untuk
Bersikap Adil Terhadap Anak-anak
عن النعمان بن بشير –
رضي الله عنهما – أن أباه أتى به رسول الله r فقال: إنِّي نحلْت
ابني هذا غلامًا كان لي, فقال رسول الله r: «أفعلت
هذا بأولادك كلِّهم» قال: لا. قال: «اتقوا
الله,
واعدلوا في أولادكم» فرجع أبي فردَّ تلك الصدقة ) [رواه البخاري ومسلم].
Dari Nu'man
bin Basyir semoga Allah meridhai keduanya, bahwa bapaknya pernah datang
kepada Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam, lalu berkata:
"Sesungguhnya saya telah memberi hadiah [80] pada
anakku ini. Rasulallah bertanya padanya: "Apakah kamu juga memberikan pada
semua anakmu? Tidak, jawab ayahku. Maka
Rasulallah bersabda: "Takutlah kamu kepada Allah, berbuat adillah [81] pada
semua anakmu". Kemudian ayahku pulang dan mengembalikan hadiahnya'. HR Bukhari dan Muslim.
Hadits
Ketiga Puluh Satu
Permisalan
Teman Yang Baik Dan Teman Yang Buruk
عن أبي موسي الأشعري t أن النبي r قال: «إنما
مثل الجليس الصالح وجليس السُّوء كحامل المسك ونافخ الكير, فحامل المسك إما أن يحذيك وإما أن تبتاع
منه وإما أن تجد منه ريحًا طيبة, ونافخ الكير إما أن يحرق ثيابك وإما أن تجد منه ريحًا
منتنة» [رواه البخاري ومسلم].
Dari Abu Musa al-As'ari semoga
Allah meridhainya, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
"Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti panjual
minyak wangi dan pandai besi, adapun penjual minyak wangi mungkin saja dia akan
memberimu hadiah [82](minyak
wanginya) kalau pun tidak kamu bisa membelinya[83],
jika tidak maka kamu akan mendapatkan darinya aroma wanginya. Adapun pandai
besi bisa jadi bajumu akan terbakar olehnya, bila tidak kamu akan mendapati bau
yang tidak sedap".[84] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Ketiga
Puluh Dua
Adab
Bermajelis
عن عبد الله بن عمر بن الخطاب –
رضي الله عنهما – قال: قال رسول الله r: «لا
يقيمنَّ أحدكم الرجل من مجلسه ثم يجلس فيه»
[ رواه
البخاري ومسلم ].
Dari Abdullah
bin Umar semoga Allah meridhai keduanya, dia berkata: "Rasulallah
Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah salah seorang di antara
kalian menyuruh orang lain bangun dari tempat duduknya lalu dia menempati[85]
tempatnya". HR Bukhari dan Muslim.
Hadits
Ketiga Puluh Tiga
Dosa
Besar Bagi Orang Yang Bangga Dengan Perbuatan Maksiat
عن أبي هريرة t قال: سمعت رسول
الله r يقول: «كل
أمتي معافى إلا المجاهرين, وإنَّ من المجاهرة: أن يعمل الرجل بالليل عملاً ثم
يصبحُ وقد ستره الله فيقول: يا فلان عملت البارحة كذا وكذا, وقد بات يستره ربه, ويصبحُ يكشف ستر الله عنه»
[رواه البخاري ومسلم].
Dari Abu Hurairah semoga
Allah meridhainya, dia berkata: "Aku pernah mendengar Rasulallah
Shalalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Semua umatku di ampuni kecuali
orang-orang yang bangga atas dosanya, dan diantara bentuk membanggakan dosa
adalah; seseorang yang melakukan perbuatan dosa diwaktu malam lalu di pagi
harinya, dan Allah telah menutupinya, dia berkata: 'Ya fulan, saya semalam
melakukan ini dan itu. Malam harinya dalam keadaan Allah ditutupi dosanya namun
pada pagi harinya dia sendiri yang membuka aibnya".[86] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits
Ketiga Puluh Empat
Keutamaan
Membaca Al-Qur'an
عن ابن عمر
– رضي الله عنهما –
أن رسول الله r قال: «إنما
مثل صاحب القرآن كمثل الإبل المعقَّلة , وإن عاهد عليها أمسكها, وإن أطلقها ذهبت»
[ رواه
البخاري ومسلم ].
Dari Ibnu Umar semoga Allah
meridhai keduanya, bahwa Rasulallah Shalalahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"sesungguhnya perumpamaan orang yang menghafal al-Qur'an seperti orang
yang memelihara onta yang terikat,[87]
apabila dia mengikatnya, maka akan terjaga, namun bila dia membiarkannya, maka
dia akan hilang". HR Bukhari dan
Muslim.
Hadits Ketiga
Puluh Lima
Anjuran Untuk
Berusaha Dan Bekerja
عن المقدام بن معد يكرب t أن النبي r قال: «ما
أكل أحدٌ طعامًا قطُّ خيرًا من أن يأكل من عمل يده وإن نبي الله داود u كان يأكل من عمل
يده » [ رواه البخاري ومسلم ].
Dari
al-Miqdaam bin Ma'ad Yakrub semoga
Allah meridhainya, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Seseorang itu lebih baik [88]
memakan dari hasil usahanya sendiri, sesungguhnya dahulu Nabi Dawud 'Alaihi
sallam memakan dari hasil jerih payahnya".[89] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Ketiga
Puluh Enam
Larangan
Berlebihan Dalam Mencari Dunia
عن أبي
هريرة t أن رسول الله r قال: «يأتي
على الناس زمان لا يبالي المرء ما أخذ, من الحلال أم من الحرام» [رواه البخاري ومسلم].
Dari Abu Hurairah semoga
Allah meridhainya, dia berkata: "Bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi
wa sallam pernah bersabda: "Akan datang
suatu masa dimana seseorang tidak lagi peduli [90] dari
mana dia mendapatkan harta, apakah dari yang halal atau yang haram". HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Ketiga Puluh Tujuh
Haramnya Jual Beli Dengan
Menyembunyikan Cacat Pada Barang
عن أبي سباع t قال: اشتريت ناقة
من دار واثلة بن الأسقع, فلما خرجت بها أدركني يجرُّ إزاره. فقال: اشتريتَ. قلتُ: نعم. قال: أبين لك ما فيها. قلتُ:
وما فيها.
قال: إنها لسمينة ظاهرة الصحة. قال: أردتَ بها سفرًا أو أردتَ بها لحمًا. قلتُ: أردتُ بها الحجَّ. قال:
فارتجِعْهَا.
فقال صاحبها: ما أردتَ إلى هذا – أصلحك الله –
إلا تُفْسد عليَّ. قال إني سمعتُ رسول الله r يقول: «لا
يحل لأحد بيع شيء إلا بيَّن ما فيه, ولا يحل لمن علم ذلك إلا بينه»
[رواه الحاكم,
وقال صحيح الإسناد].
Dari Abu Siba' semoga Allah
meridhainya, dia bercerita: "Aku pernah membeli seekor unta betina
dari rumahnya Watsilah bin al-Asqa', maka tatkala keluar, aku melihatnya dia
sedang menarik izarnya. Ia lalu bertanya: 'Kamu membelinya? Ia, jawabku. Maukah
aku jelaskan keadaannya?[91] Katanya lagi, apanya?
Jawabku. Dia berkata: 'Sungguh onta ini gemuk lagi sehat tidak terlihat sakit.
Akan kamu jadikan sebagai tunggangan atau akan kamu sembelih? Mau aku gunakan
untuk pergi haji, jawabku. Dia berkata: 'Gunakanlah ia seperti yang kamu mau'.[92] Kemudian pemiliknya
menimpali: 'Tidakkah engkau menginginkan itu –semoga Allah menolongmu- kecuali
nanti pasti akan rusak. Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak boleh bagi seseorang menjual sesuatu
melainkan dia harus menjelaskan barangnya (ada yang cacat atau tidak), dan
tidak boleh bagi orang yang mengetahui barangnya (ada yang cacat) melainkan
harus dijelaskan". HR al-Hakim, beliau berkata Sanadnya shahih.
Hadits Ketiga Puluh Delapan
Hati-hati Dari Sifat Munafik
عن عمران بن حصين t قال: قال رسول الله
r : «إنَّ
أخوف ما أخاف عليكم كلَّ منافق عليم اللسان»
[ رواه الطبراني في الكبير, والبزار, ورواته محتج بهم في الصحيح, ورواه أحمد من حديث عمر بن الخطاب ].
Dari Imran bin Husain semoga
Allah meridhainya, dia berkata: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam telah bersabda: "Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian
adalah orang munafiq [93] yang pandai bersilat
lidah". HR ath-Thabarani dalam
kitabnya al-kabiir, dan Bazzar dan para perawinya perawi Shahih, dan
diriwayatkan oleh Ahmad dari jalan Umar bin al Khathaab.
Hadits Ketiga Puluh Sembilan
Keutamaan Jihad Dijalan Allah
عن أبي هريرة t قال: سمعت رسول
الله r يقول: «مثل
المجاهد في سبيل الله – والله أعلم بمن يجاهد في سبيله –
كمثل الصائم القائم وتوكَّل الله للمجاهد في سبيله إنْ توفاه أن يدخله الجنة أو
يرجعه سالمًا مع أجرٍ أو غنيمة» [ رواه البخاري ].
Dari Abu Hurairah semoga Allah
meridhainya, dia berkata: "Aku pernah mendengar Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda: "Permisalan orang yang jihad di jalan Allah
-dan wallau 'alam siapa yang tulus berjihad di jalanNya- seperti pahalanya
orang yang puasa dan sholat malam, dan Allah menjamin [94] bagi
orang yang berjihad di jalanNya, yaitu bila dia terbunuh maka Allah akan
menjaminya masuk surga atau Allah akan mengembalikannya kepada keluarganya
dalam keadaan selamat dengan membawa pahala atau harta rampasan perang".
HR Bukhari.
Hadits
Keempat Puluh
Keutamaan
Menempuh Jalan-jalan Kebaikan Dan Agungnya Kenikmatan Surga
عن سهل بن سعد الساعدي t أن رسول الله r قال: «رباط
يومٍ في سبيل الله خير من الدنيا وما عليها, وموضع سوط أحدكم من الجنة خيرٌ من الدنيا
وما عليها,
والروحة يروحها العبد في سبيل الله, أو الغدوة خيرٌ من الدنيا وما عليها»
[ رواه
البخاري ].
Dari
Sahl bin Sa'ad as-Sa'idi semoga Allah meridhainya, bahwa Rasulallah
Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Melakukan Ribath [95] satu
hari dijalan Allah itu lebih baik dari dunia dan seisinya. Dan tempat menaruh
pecut [96]
salah seorang diantara dalam surga itu lebih baik dari dunia dan seisinya. Dan
perginya [97]
seorang hamba untuk berjihad dijalan Allah pada waktu sore atau siang [98] hari
juga lebih baik dari dunia dan seisinya". HR Bukhari.
DAFTAR ISI
1. Kata pengantar Penulis
2. Pengantar dari Syaikh Abdul Aziz bin Baz wakil Rektor Universitas Islam
Madinah
3. Hadits pertama: Keutamaan ilmu
4. Hadits kedua: Keutamaan ilmu dan Wara'
5. Hadits ketiga: Amal jariyah yang pahalanya terus mengalir
6. Hadits keempat: Keutamaan bermajelis dengan para ulama
7. Hadits kelima: Ancaman bagi orang yang berdusta atas nama Rasulallah
8. Hadits keenam: Menjaga hak-hak sesama
9. Hadits ketujuh: Tanda-tanda terjadinya fitnah
10. Hadits kedelapan: Keutamaan menyeru kepada petunjuk dan ancaman bagi
juru kesesatan
11. Hadits kesembilan: Agungnya kehormatan seorang muslim
12. Hadits kesepuluh: Tujuh golongan yang berada dibawah naungan Allah Azza
wa jalla
13. Hadits kesebelas: Balasan bagi orang yang dhalim
14. Hadits kedua belas: Tentang iri yang terpuji
15. Hadits ketiga belas: Mengingat tiga generasi terbaik umat ini
16. Hadits keempat belas: Tanda-tanda penghuni surga dan neraka
17. Hadits kelima belas: Keutamaan qana'ah dan menjaga diri dari yang haram
18. Hadits keenam belas: Syari'at berbai'at
19. Hadits ketujuh belas: Disyari'atkannya meminta izin
20. Hadits kedelapan belas: Anjuran menjaga hak-hak tetannga
21. Hadits kesembilan belas: Indah dalam berinterkasi dan menghukumi
22. Hadits kedua puluh: Keutamaan bercocok tanam
23. Hadits kedua puluh satu: Keutamaan wara' dan zuhud
24. Hadits kedua puluh dua: keutamaan sifat lemah lembut dan celaan bagi
pemarah
25. Hadits kedua puluh tiga: Budi pekerti yang baik
26. Hadits kedua puluh empat: Keutamaan berinfak dari harta yang paling di
cintai
27. Hadits kedua puluh lima: Keutamaan rasa puas
28. Hadits kedua puluh enam: Haramnya menahan kelebihan air dan sumpah palsu
untuk menjual dagangannya, serta membai'at pemimpin untuk tujuan dunia
29. Hadits kedua puluh tujuh: Anjuran untuk segera menikah bagi para pemuda
30. Hadits kedua puluh delapan: Kriteria wanita idaman
31. Hadits kedua puluh sembilan: Amalan yang paling di cintai Allah
32. Hadits ketiga puluh: Wajibnya berbuat adil terhadap anak
33. Hadits ketiga puluh satu: Perumpamaan teman baik dan buruk
34. Hadits ketiga puluh dua: Adab bermajelis
35. Hadits ketiga puluh tiga: Ancaman bagi orang yang terang-terang berbuat
dosa
36. Hadits ketiga puluh empat: Perumpamaan para penghafal al-Qur'an
37. Hadits ketiga puluh lima: Anjuran untuk bekerja dan berusaha
38. Hadits ketiga puluh enam: Ancaman berlebihan dalam mencari harta
39. Hadits ketiga puluh tujuh: Haramnya menjual dagangan yang cacat kecuali
dengan menjelaskan sisi cacatnya
40. Hadits ketiga puluh delapan: Anjuran agar hati-hati dari orang munafik
41. Hadits ketiga puluh sembilan: Keutamaan berjihad di jalan Allah
42. Hadits keempat puluh: Keutamaan jalan-jalan kebaikan dan agungnya nikmat
surga
43. Daftar isi
[1]. Yang
dimaksud dengan aL-Fiqh Adalah ilmu pengetahuan yang membahas segala sesuatu
dengan sedetal-detailnya.
[2]. Al-Mubalah Adalah sikap peduli dan
waspada sedangkan lawan katanya adalah lalai. Hadist ini
menunjukkan bawa menuntut ilmu itu adalah sebuah kewajiban, karena seseorang
yang mempelajari hukum-hukum ibadah maka dia akan beribadah kepada Allah di
atas ilmu dan petunjuk, sehingga dia akan di selalu di atas kebaikan dari
Rabbnya.
[3]. Al-Wara'
Adalah berusaha mencari yang paling
benar kemudian mengambilnya dengan yakin, sebagaimana dia selalu menghindari
perkara yang masih di ragukan, lalu berusaha menjaga keutuhan agamanya, dan
membersihkannya dari sampah-sampah yang mengotori dan mencemarinya.
[4]. Hadist ini
menunjukkan bahwasanya ketiga amalan ini memiliki keistimewaan dan lebih unggul
di bandingkan dengan amalan yang lain, yaitu dengan terus
mengalirnya pahala untuk pelakunya pada masa hidupnya sampai ketika telah
meninggal dunia.
[7]. Artinya:
'Amalannya yang shaleh mengingatkan kalian dengan hari yang telah d janjikan
Allah Azza wa jalla', yang di maksud di sini yaitu: Bahwasannya teman duduk
yang baik itu apabila ada orang yang melihat mereka, akan mengingat dirinya
kepada Allah yang kemudian membuahkan ketaatan, dan semua itu tidak terjadi
kecuali karena keshalihan dan keutamaan mereka.
Dan apabila ada yang melihat
amalan-amakan mereka dengan sikapnya yang seolah tidak butuh kepada dunia lagi,
hal itu akan mengingatkan pada kampung akherat.
Hadits
ini menunjukkan bahwa orang-orang yang ta'at kepada Allah secara ikhlas, mereka
akan menyuruh manusia untuk berbuat baik dan melarang mereka dari kemungkaran,
karena Allah telah memakaikan mereka pakaian kehormatan, ketenangan dan
kewibawaan
[9]. Maksud
'Hendaknya dia mengambil tempat duduknya di dalam neraka'. Yaitu untuk tinggal
di dalamnya, ini adalah sebuah upaya pemeliharaan dan penjagaan sunnah
Rasulallah agar tidak ada celah masuk selain perkataan beliau. Dan di dalam
hadits ini menunjukan atas haramnya berbohong, dan keharaman itu akan berlipat
lagi manakala kebohongan itu di sandarkan kepada Nabi Shalallahu 'alaihi wa
sallam.
[10].اYang
dimaksud dengan sabdanya: 'Bukan termasuk dari kami', adalah bukan termasuk
orang yang mengikuti jalan kami secara sempurna.
[11]. Maksud dari
perkataanya: 'Orang yang tidak menghormati orang yang lebih
tua', yaitu tidak menunaikan haknya dengan memuliakan dan menghormati mereka.
[12]. Arti dari sabdanya: 'Tidak
menyayangi yang lebih kecil', ialah berlaku lemah lembut kepada yang lebih
kecil yaitu dengan membimbing dan mengajarinya, karena menghormati orang yang
lebih besar, dan menyayangi orang yang lebih kecil, kemudian memerintahkan pada
suatu kebaikan serta mencegah dari kejelekan termasuk sunnah para Nabi dan
Rasul, sehingga barangsiapa yang enggan mengikuti petunjuk mereka maka mereka
di katakan tidak termasuk meniti jalan para Nabi dan Rasul secara sempurna. Dan
di dalam hadits ini menunjukkan atas keutamaan orang yang berbudi pekerti yang
luhur seperti berakhlak yang mulia dan agung, serta adanya ancaman bagi yang
berpaling dari itu semuanya.
[13]. Fitnah yaitu
segala sesuatu yang menyelisihi agama sehingga agama sangat menentang dan memeranginya
[16]. Yang dimaksud dengan sunnah yaitu
sebuah cara atau jalan yang ditempuh seseorang yang berilmu kemudian
orang-orang muslim mengikutinya akan tetapi sunnah yang satu ini menyelisihi
syari'at yang mulia.
[17]. Mungkar
adalah lawan kata dari kebaikan, dan yang dimaksud di sini adalah apabila Allah
telah mewafatkan orang-orang yang mengingkari kemungkaran tersebut, maka akan ada
orang yang berkata kepadanya; 'Ini adalah sebuah kemungkaran'. Karena kecintaan
mereka dan sudah sangat kecanduan terhadapnya, juga kebodohan yang ada pada
mereka dari kebenaran.
[18]. Yaitu
banyaknya para Qari yang membaca al Qur'an akan tetapi tidak di taddaburi dan
tidak pula untuk di amalkan akan tetapi dia membacanya karena ingin mendapatkan
yang lain dari tujuan dunia.
[22]. Arti perkataanya: 'Mencari dunia dengan
amalan akherat', dan mana hal tersebut yang di sebutkan dalam hadits ini adalah
suatu yang masih sangat aneh di masa para sahabat -semoga Allah meridhai mereka
semua-, maka mereka begitu mendengar langsung menanyakannya: 'Kapan terjadinya
hal itu? Maka beliau mengabarkan dengan ilham dari Allah tentang tanda-tanda
yang menunjukkan akan terjadinya semua hal yang aneh pada masa itu.
Dan betul hal itu telah terjadi pada
saat ini yang mana sebuah hal yang baru dalam agama atau bid'ah di jadikan pegangan
dalam sebuah amalan, sebagai ganti dari sunnah, bahkan yang lebih aneh mereka
mengingkari orang yang ingin merubah bid'ah itu, hal itu karena adanya
kelemahan dalam memegang amanah, dan banyaknya orang yang berlomba mengajak
manusia meninggikan bangunan, dan sedikitnya orang yang faham tentang agama,
banyaknya qori yang menyimpang, didukung pula banyak orang yang mencari dunia
dan membanggakannya namun atas nama sedang mendalami agama, sebagaimana
kenyataan yang ada pada saat sekarang ini, hanya kepada Allah kita berlindung,
dan hanya kepadaNya kami mengadu, Allah lah Dzat yang mampu mencukupi kami dan
sebaik-baik tempat bersandar.
Hadits ini menunjukkan bahwasanya ada
kelemahan hati dalam beragama, dan sedikitnya orang yang mau berpegang teguh
dengannya, serta banyaknya orang yang keluar dari agamanya, yaitu ketika
terjadi fitnah tersebut pada masanya.
[29]. Kekufuran yang dimaksud disini
adalah sesuatu yang membuat darah seorang muslim menjadi halal atau boleh di
tumpahkan.
Hadits ini
menunjukan dahwa darah dan kehormatan seorang muslim itu di sisi Allah sangat
di hargai dan dihormati , sehingga tidak bolah ada yang menumpahkan darah
mereka dan menodai kehormatannya kecuali dengan sesuatu yang telah di izinkan
oleh pembuat syari'at yaitu dengan
menegakkan had atau qishos, atau hukuman dan ta'dzir (isolir, seperti
penjara), maka barangsiapa menukar dari perkara yang hak ini, wajib bagi orang
yang bertanggung jawab untuk memberi hukuman, isolir sesuai dengan
kesalahannya.
[31]. Imam yang adil adalah orang yang
bersikap tengah-tengah terhadap dirinya serta orang yang di pimpinnya.
[32]. Pemuda yang Tumbuh di
atas fitrah hingga menjadi besar sehingga terjaga selalu dalam taat kepada
Allah Ta'ala.
[34]. Kedua matanya meleleh artinya
menangis karena disebabkan rasa takut dan ta'dhimnya terhadap Allah.
Hadits ini
menunjukkan atas besarnya anugerah Allah dan betapa Maha Pemurah Dia,
bahwasannya Allah mencintai orang yang berbuat keta'atan dari kalangan para
hamba-hambaNya, yang kemudian Allah menyalamatkan mereka dari adzab dan huru
hara yang terjadi pada hari kiamat kelak. Dan tujuh golongan yang di sebut
tersebut akan mendapatkan keridhaanNya dengan sebab amalan-amalan mereka yang
terpuji , sehingga Allah
mengkhususkan mereka dengan menaunginya di bawah naunganNya pada hari yang mana
matahari didekatkan sampai jarak antara matahari dan manusia hanya satu mil
saja, sehingga dikarenakan begitu
panasnya sampai mereka bercucuran keringatnya sampai ada diantara mereka yang
tenggelam oleh keringatnya sendiri.
[35]. Perbuatan dhalim yang membuat
kegelapan pada hari kiamat itu terbagi menjadi dua; Mendhalimi diri sendiri
dengan melalaikan dirinya dari kewajiban-kewajiban Sang penciptanya serta
kewajiban yang lainnya, yang kedua kedhaliman terhadap orang lain yaitu seperti
dengan mengambil hartanya, atau menumpahkan darahnya, atau menodai
kehormatannya, menipu, lain sebagainya dari hak-hak orang lain yang wajib di
jaga serta di perhatikan. Kesimpulannya bahwa perbuatan dhalim adalah suatu
yang di haramkan sebagaimana yang tertera dalam hadits qudsi, dimana Allah
Ta'ala berfirman: "Wahai hambaku
sesungguhnya telah Aku haramkan atas diriKu perbuatan dhalim, dan Aku jadikan
hal itu juga haram bagi kalian maka jangan lah kalian saling berbuat
dhalim".
Seorang
penyair mengatakan:
Sungguh kedhaliman adalah racun
Ketika berbuat aniaya,
dialah orang yang dhalim
Kelak pada hari kiamat akan bertanggung jawab
Disisi Allah, telah
terkumpul orang yang didhalimi
Ia akan sadar, pada hari pembalasan
Kelak disisi raja
diraja, Allah Ta'ala
[36]. Hasad adalah menginginkan hilangnya
sebuah nikmat yang ada pada saudaramu seiman, dan perbuatan ini adalah sebuah
keharaman dengan nash al-Qur'an dan sunnah, adapun yang di maksud dalam hadits
ini adalah ghibthah yaitu kamu berangan angan dan menginginkan untuk
dirimu memperoleh seperti apa yang diberikan Allah pada orang lain dari harta,
keturunan, kedudukan, kehormatan, atau ilmu, yang mana akan kamu manfaatkan
nikmat tersebut untuk keta'atan dan
berbuat kebaikan serta perkara terpuji lainnya yang di anjurkan.
[37]. Generasi yang di maksud di sini
adalah suatu generasi dari umat manusia. Terkadang di kategorikan dalam masa
sebanyak seratus tahun dari sebuah generasi.
Dan orang yang ada pada generasi pertama
adalah orang -orang yang paling dekat dengan Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam yang selalu menyertai beliau, sehingga dengan begitu mereka sanggup
berpegang teguh dengan ajaran-ajaran beliau, oleh karenanya budi pekerti mereka
begitu mulia, sifat-sifat yang mereka miliki begitu tinggi, dan perangai mereka begitu santun, Allah
Ta'ala menjelaskan hal itu dalam sebuah firmanNya:
قال الله تعالى: }
أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ
رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ{
[سورة الفتح: 29]
"Adalah mereka keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka". (QS al-Fath: 29).
Senantiasa
mereka berada dalam keadaan yang demikian itu, berpegang teguh di atas metode
Nubuwah hingga datang generasi sesudahnya, orang-orang yang meninggalkan
shalat, mengikuti hawa nafsu, yang akan melemparkan mereka pada kesesatan,
adapun orang yang senang bersaksi namun
tidak layak menjadi saksi, yang dhahir
bahwasanya mereka telah terlebih dahulu dicap pernah melakukan
persaksian yang bathil, dalam persengketaan yang terjadi diantara mereka dan
penentangan seperti Jahiliyyah dan mereka tidak peduli dengan hal tersebut.
Mereka berani berkhianat atas janji dan tanggungan mereka dalam jual beli dan transaksi. Mereka
bernadzar untuk mengerjakan kebaikan namun tidak memenuhinya kecuali sesuai
dengan kemauan dan kepongahan mereka.
[38]. Adapun nampaknya kegemukan di
kalangan mereka karena mereka selalu sibuk dengan pertumbuhan badan-badan
mereka dan membuatnya gemuk dengan segala macam makanan, mereka tidak lagi
peduli dengan keta'an dan menunaikan kewajiban, dan mereka akan di datangkan
pada hari kiamat dalam keadaan gemuk, tinggi, besar, banyak makan dan minum,
akan tetapi di sisi Allah tidak ada nilainya walaupun hanya satu sayap nyamuk.
[39]. Yang keras maksudnya yaitu keras
kepala lagi kasar, suka berbangga diri dan sombong, suka menipu atau
sifat-sifat yang semacam itu. Manusia yang ada saling berbeda-beda dalam hal
jasmani dan rohani mereka, ada yang kuat dan ada pula yang lemah, pribadi dan
nurani mereka ada yang bersih juga ada yang kotor. Dan Allah telah menjadikan
surga sebagai tempatnya orang-orang mukmin yang kuat keimanannya, saling
berkasih sayang di antara mereka dan berlaku keras terhadap orang-orang kafir,
bersikap tawadhu karena Allah, tidak karena merasa hina atau kehinaan.
Kemudian Allah jadikan neraka sebagai
tempatnya orang-orang kafir yang sombong yaitu orang-orang yang apabila mereka
mendengar seruan Allah mereka memalingkan muka-muka mereka dan engkau lihat
mereka sangat sombong dan bangga diri, apabila mereka mengetahui kebenaran akan
tetapi mereka tidak merasa butuh padanya maka mereka berkata kepada orang
mukmin: 'Kalau seandainya itu sebuah kebaikan sungguh kami akan terlebih dahulu
mendahului kalian kepadanya'.
Dan bukanlah yang di maksud dalam hadits
dengan orang yang lemah adalah lemah badan dan akalnya atau orang yang gila,
serta yang memiliki cacat dan pandir, atau orang yang tidak tahu tentang agama
dan dirinya. Akan tetapi yang di maksud adalah bahwasanya dia tidak
menyombongkan diri di hadapan orang yang telah di muliakan Allah dengan ilmu,
kekuatan fisik, harta, kedudukan dan kehormtan, akan tetapi dia tetap
menunaikan kewajiban-kewajibannya kepada Allah, menjauhi segala yang di
haramkan Allah, dan menjaga sunnah Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam
serta selalu berusaha mengikuti petunjuk beliau, dan berlomba-lomba dalam
keutamaan dan kemuliaan, Allah Ta'ala berfirman dalam ayatNya:
قال الله تعالى: }وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ
وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ{ [سورة المنافقون: 8]
"Padahal
kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin,
tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui". (QS al-Munaafiquun: 8).
[40]. Maksud sabda beliau
adalah merasa Lebih tenang, nyaman dan cukup. Hadits ini menunjukkan atas wajibnya berpegang dengan budi pekerti yang
utama dan mulia, karena hal itu termasuk
sifat yang dimiliki oleh para ahli iman yang mana apabila ada salah satu
di antara mereka di beri nikmat oleh Allah, maka mereka melihat orang yang
berada di bawah mereka sehingga mereka bisa bersyukur atas nikmat yang ada pada
pibadi masing-masing mereka, dan apabila ada yang tertimpa musibah, maka mereka
melihat pada orang yang lebih besar musibahnya sehingga menjadikan mereka bisa
bersabar. Allah Ta'ala telah menyebut sifat mereka serta memujinya, karena
tidak ada keinginan yang mereka tuju melainkan hanya untuk mendapatkan
keridhaan Allah pada setiap waktu dan tempat, mereka begitu menghayati firman
Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : }نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ
لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَةُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا
يَجْمَعُون{ .[سورة الزخرف: 32].
"Kami telah menentukan
antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah
meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar
sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu
lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (QS az-Zukhruf: 32)
Seorang penyair mengatakan:
Barangsiapa ingin mencari
kemulian hidup
Dia akan sedih tatkala
tidak memperolehnya
Jika engkau mau hidup bahagia,
apa adanya
Maka ridhoilah nikmat
yang kamu dapat
Ini apabila dalam urusan dunia adapun
dalan urusan akhirat maka selayaknya bagi seorang mukmin untuk melihat kepada
orang yang berada di atasnya, sehingga dirinya bisa terpacu untuk mengejarnya,
hal itu sebagaimana firmannya Allah Ta'ala:
قال الله تعالى: }سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ{ [سورة الحديد:
21] .
"Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari
Tuhanmu". (QS al-Hadiid: 21).
[44]. Al-Makrah artinya benci adapun
maksudnya adalah ketika jiwa sedang benci akan tetapi dipaksa untuk
melakukannya.
[45]. Saling mendahulukan maksudnya Yaitu
lebih mendahulukan kebutuhan saudara yang lain dari pada dirinya sendiri
sebagaimana yang di gambarkan Allah dalam firmanNya:
قال الله تعالى :} وَيُؤْثِرُونَ
عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ{
[سورة الحشر: 9].
"Dan mereka mengutamakan
(orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam
kesusahan". (QS
al-Hasyr: 9).
[46]. Mencabut
ketaatan artinya saling menarik, dan saling membantah sedangkan yang di maksud
adalah berpaling dari pemerintah dan berusaha menggulingkan kepemimpinannya.
[49]. Celaan orang
yang mencela maksudnya yaitu orang yang perpaling, suka mengkritik, dan suka
mencela.
Didalam
hadits ini menunjukkan atas di syari'atkannya membai'at atau berjanji setia
kepada seorang pemimpin muslim, yaitu dengan memenuhi janji kepada mereka
dengan ta'at dan menyerahkan urusan kepadanya, selama hal itu bukan perbuatan
kekufuran yang keluar dari agama. Dan di dalam hadits ini juga menunjukkan
anjuran selalu memaafkan pada sisi-sisi
yang ada pada pemerintah dengan menasehati mereka dan juga selain mereka, dan
selalu mengarahkan di setiap waktu dan tempat.
[50]. Yang dimaksud dengan isti'dzan ialah
meminta untuk di beri kesempatan untuk masuk ketempat orang lain, dan Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam telah mengajari kita tata cara meminta izin, yaitu
dengan mengucapkan salam, dan berkata bolehkah saya masuk? Itu dilakukan sampai
tiga kali, dan kalau di beri izin masuk maka boleh baginya untuk masuk, akan
tetapi apabila tidak maka dia harus pulang, sebagaimana firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : }وَإِنْ قِيلَ لَكُمُ ارْجِعُوا فَارْجِعُوا هُوَ أَزْكَى
لَكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ{ [النور: 28].
"Dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali
(saja)lah, Maka hendaklah kamu kembali. itu bersih bagimu dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan"(QS
an Nuur:28).
Dan hal
itu di kecualikan pada beberapa tempat seperti taman, toko buku atau
perpustakaan dan yang semisal dengan itu. Dan pada kesimpulannya bahwa meminta
izin termasuk perkara agama yang di anjurkan dan termasuk adab yang di ajarkan
dalam agama Islam. Dalam hadits ini juga menunjukkan di syari'atkannya meminta
izin terlebih dahulu apabila ingin masuk ketempat orang lain, dan pulang
apabila tidak mendapatkan izin dari pemilik rumah.
[51]. Yang dimaksud dengan Bawaaiqohu
adalah kejahatannya, atau kejelekannya, tipu daya serta khianatnya.
Di dalam agama Islam, seorang
tetangga itu atas tetangganya mempunyai hak-hak yang sangat banyak dan agung,
dahulu kebiasan orang Arab adalah begitu menghormati tetangganya serta
memuliakan hak-hak mereka, kemudian datang agama Islam memperkokoh dan
menganjurkan hal tersebut.
Adapun tetangga itu terbagi
menjadi tiga macam:
Yang pertama: Tetangga
seorang muslim dan masih mempunyai hubungan kerabat, maka dia memiliki tiga
hak, hak sebagai tetangga, seorang muslim dan kekerabatan
Yang kedua: Tetangga seorang muslim, maka dia memiliki dua hak, sebagai tetangga
dan sesama muslim.
Yang ketiga: Adalah
tetangga namun kafir, maka dia juga memiliki hak, yaitu sebagai tetangga.
Dan hak tetangga yang
paling agung ialah dengan memuliakan, menjaga keluarganya, membantu
kebutuhannya, tidak menyakitinya, berbuat baik kepadanya, mengajak pada
perbuatan baik serta mencegahnya dari perbuatan mungkar. Dan Nabi Shalallahu 'alaihi
wa sallam telah bersabda: "Senantiasa Jibril mewasiatkan kepadaku (akan
hak-hak) tetangga, sampai aku menyangka bahwa tetanggaku akan mewarisiku".
[52]. Maksud mathlu adalah
mengingkari janji serta menunda untuk membayar hutang sedangkan dia dalam keadaan
berkecukupan.
[53]. Artinya disuruh mengikuti, sedangkan
maksudnya adalah jika hutangnya dialihkan pada orang lain dan dia diminta untuk
meminta pada orang lain tersebut, maka ikuti
permintaannya sampai terbayar hutangnya.
[54]. Yaitu orang yang berkecukupan, kaya.
[55]. Maknanya ialah hendaknya dia
menerima permintaan tahwil (pemindahan hutangnya) pada orang lain yang
telah ditunjuk olehnya.
Dalam hadits ini
menunjukkan bagaimana indahnya muamalah antara (debitor) pemberi pinjaman dan
orang yang berhutang, antara orang yang meminta dan yang dimintai.
Dalam hadits juga menunjukan haramnya
menunda-nunda membayar hutang ketika ditagih oleh yang punya hak, bila dirinya
mampu untuk membayarnya, serta wajibnya diatas persetujuan pemilik hak apabila
ingin mentahwil (mengalihkan hutangnya) dengan syarat orang yang
ditunjuk adalah kaya dan mampu, dan jika tidak maka dia punya hak untuk
menolaknya, kecuali kalau dia memang rela dengannya. Dan sebaik-baik manusia
adalah yang paling bersabar dan selalu menepati janjinya.
[56]. Hadits ini menunjukkan atas
keutamaan bercocok tanam, dan sebaik-baik kebajikan adalah yang bisa kontinyu,
dan sebaik-baik sedekah adalah yang manfaatnya bisa mengalir terus menerus, dan
setiap keadaan menentukan kemurniaan ke Islaman seseorang, untuk bisa di petik
dari perbuatan baiknya.
[58]. Jarrah artinya adalah gentong atau
sebuah wadah yang berbentuk bulat tengahnya lebar tapi mulutnya kecil, yang
terbuat dari tanah, tembaga, atau kaca.
[59]. Di dalam hadits ini menunjukkan
betapa jujurnya si pembeli dan penjual, serta zuhudnya mereka derdua. Dan
betapa wara'nya sang hakim dalam menghukumi keduanya. Hal ini semua menunjukan
pada sebuah budi pekerti yang luhur serta adab mulia yang tinggi.
Dan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
mengisahkan kisah tersebut tidak lain agar kita bisa mengambil pelajaran dan
mencontoh akhlaknya. Allah Azza wa jalla berfirman :
قال الله تعالى: }يأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا
مَعَ الصَّادِقِينَ{ [سورة التوبة: 119].
"
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar". (QS at-Taubah: 119).
[60]. Maksudnya
ialah kuat dalam mengalahkan lawannya, dan yang di maksud di dalam hadits ini bukanlah pujian padanya, walaupun ada sisi pujiannya
kalau berada pada tempatnya.
Akan tetapi yang di maksud adalah dia
bisa menguasai jiwanya di saat dia sanggat marah, dan bisa berhias dengan sifat
lembut dan pemaaf.
Dan hadits ini juga menunjukan atas
terpujinya sifat lemah lembut dan tercelanya sifat pemarah, karena hal itu bisa
mengantarkan seseorang kepada kebinasaan. Dan dalam sebuah riwayat dikisahkan
ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam,
lalu meminta wasiat. Maka beliau bersabda: "Jangan marah". Orang
tersebut mengulanginya berkali-kali, dan beliau tetap bersabda: "Jangan
marah". HR Bukhari.
Sebagaimana
juga ada sebuah riwayat yang mengatakan: "Bahwa seorang muslim yang
bersikap lemah lembut akan mendapatkan derajatnya seperti orang yang selalu
berpuasa di siang hari dan shalat di malam hari".
Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam adalah manusia pilihan Allah di antara para
hambaNya, oleh karenanya, perbuatan beliau adalah benar,
perkataannya jujur, adil di dalam menghukumi, seluruh sifat-sifat beliau berada
pada tingkat sempurna dan lurus. Dan cukup bagi kita apa yang telah di sifati
padanya, oleh seorang wanita yang jujur, yaitu 'Aisyah ummul mukminin semoga
Allah meridhainya, yang mana beliau pernah berkata: "Bahwasannya
akhlak beliau adalah al-Qur'an".
Dalam sebuah haditsnya Rasulallah
Shalallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:
"Orang
yang paling dekat dengan mejelisku pada hari kiamat kelak adalah orang yang
paling baik akhlaknya". Dalam sebuah ayatNya Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : }لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ{ [سورة الأحزاب: 21].
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu". (QS al-Ahzaab: 21).
Dalam ayat
yang lain Allah juga berfirman, menganjurkan agar kita mengikuti beliau
Shalallahu 'alaihi wa sallam:
قال الله تعالى: }قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي
يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ{ [آل عمران: 31].
"Katakanlah:
"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu".(QS 'alii Imraan:31).
Di dalam hadits ini menunjukaan atas
agungnya budi pekerti yang baik, yaitu berakhlak dengan adab-adab yang ada di
dalam al-Qur'an.
[67]. Tangan di bawah maksudnya adalah
orang yang menerima atau meminta.
Ajaran Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
serta petunjuknya seluruhnya mengandung kebaikan serta barokah. Di di
dalamnya terkandung, adanya jaminan untuk kebaikan dunia dan akhirat, maka bagi
orang yang telah Allah karuniakan padanya kelebihan rizki, Nabi menganjurkan
padanya agar dia mau berinfak dengan kelebihan harta dari kebutuhan orang
yangberada dibawah tanggungannya, untuk diserahkan pada orang yang fakir dan
miskin sert orang yang lemah, orang yang tidak memiliki apa-apa, para janda,
anak korban brokem home, dan anak-anak yatim yang tidak bisa bekerja.
Maka mereka dengan infak seperti ini
sangat membutuhkannya sedangkan orang-orang kaya dengan infak semacam ini akan
memperoleh kemenangan, pengorbanannya bisa terus merambat, seperti dengan
membagun masjid, sekolahan, jalan, lembaga-lembaga sosial, serta untuk
mempersiapkan kekuatan menghadapi musuh-musuh Islam atau amalan kebaikan
lainnya yang kebaikannya bisa kembali kepada Islam dan kaum muslimin. Semoga
Allah memberi taufik pada orang-orang kaya yang beramal kebajikan seperti ini,
Amiin.
Dan hadits ini menunjukkan
di syari'atkannya mencurahkan kelebihan harta tanpa paksaan dan benci, pujian
bagi orang yang melakukan kebaikan seperti ini dan di bencinya orang yang
kikir, celaan bagi orang yang meminta-minta, karena
supaya orang mau bersungguh-sungguh di dalam usahanya apabila dirinya memiliki
kekuatan dan kemampuan.
[69]. Yang
dimaksud dengan kaya hati yaitu merasa cukup dan tidak rakus, karena dirinya
telah merasa puas. Dan qona'ah (rasa puas) adalah perbendaharaan yang tidak
ada batasnya.
Bukan sesuatu yang
asing lagi karena sudah menjadi rahasia umum bahwa
orang yang memiliki harta yang banyak biasanya dirinya tidak memiliki perasaan
puas serta menjaga diri, engkau lihat, dia akan selalu merasa kurang dan
berusaha untuk bisa lebih banyak lagi mengumpulkan harta, bahkan dia tidak lagi
peduli dari mana dia mendapatkannya, dia melihat apabila memiliki uang seribu
rasanya sedikit, akan tetapi kalau melihat ditangan orang uang seratus dia
lihat itu sangat banyak, dia berfikir bahwa hartanya akan berkurang apabila di
infakkan walaupun hanya sedikit.
Adapun orang
yang kaya hati, dia akan selalu dalam keadaan tenang tidak pernah merasakan
kecemasan, karena pandangan-pandangan hasad telah didahului oleh sebab, dia
akan selalu puas dengan sedikitnya harta yang diperoleh dari usaha yang halal,
mau berinfak dan mau memberi, dia akan berbuat baik dengan berinfak sambil
meyakini bahwa hartanya tidak akan berkurangan, dia melakukan amalan-amalan
yang berbarokah ini karena merealisasikan firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى: }مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ
مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيم{ [البقرة: 261].
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan
oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus
biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan
Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui". (QS al-Baqarah: 261).
Dan dalam hadits ini menunjukkan atas
keutamaan qona'ah (merasa puas) dan menerima apa adanya, serta menjaga diri
dari sesuatu yang di haramkan, dan sudah merasa cukup dan rela walaupun hanya
dengan sedikit.
[70]. Air yang lebih yaitu yang melebihi
kebutuhan. Sedangkan makna falah adalah tanah yang terpisah dari bangunan.
[71]. Menjual sesuatu kepada seorang dengan
saling tawar menawar dalam masalah harga namun dengan cara yang curang.
Ketiga kelompok tersebut akan mendapat kemurkaan Allah
serta mendapat adzabNya, karena kejahatan yang mereka lakukan adalah kejahatan
yang paling besar, musibah yang ada pada mereka adalah sebesar-besar musibah,
dan semua itu terjadi karena kerakusan dan kecemasan akan dunia.
Dalam hadits ini menunjukkan
akan haramnya menahan kelebihan air dari para musafir dan orang yang sangat
membutuhkan, dan sangat di tegaskan dalam hadits ini atas haramnya sumpah palsu
setelah shalat ashar, sebagaimana hal itu juga di haramkan pada setiap waktu.
Hadits ini juga menjelaskan tentang haramnya menipu kaum muslimin, dan yang
terakhir adalah menjelaskan atas haramnya berbai'at kepada seorang pemimpin
dengan tujuan dunia.
Nabi Shalllahu 'alaihi wa sallam
menganjurkan bagi para pemuda untuk segera menikah dengan hikmah agar bisa
memperbanyak anak keturuan, dan dengan menikah juga bisa menjaga kehormatannya,
menjaga kemuliaan, terjatuh dalam kekejian dan kejahatan yang di
sebabkan oleh banyaknya kerusakan moral yang menanggalkan agama dan akhlak.
[78]. Makna taribat
yadak secara bahasa yaitu tanganmu penuh dengan
debu dia adalah sebuah ungkapan yang artinya adalah beruntung tanganmu.
Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan di dalam hadits ini tentang kriteria
seorang wanita yang mau di nikahi, karena setiap orang pasti memiliki
kecondongan untuk memilih salah satu dari sifat tersebut.
Adapun yang di anjurkan untuk dinikahi adalah wanita
yang memiliki agama, karena apabila dia berada di sisinya dia akan membuatnya
senang dan apabiala dia tidak ada disisinya maka wanita itu akan menjaga harta
dan kehormatannya, dan jika dia di beri sesuatu dia akan mensyukurinya, bila
dia kurang pada suatu hal maka wanita itu akan memaafkananya, dan bila dia
dalam kesempitan pada sebuah perkara maka wanita itu akan membuatnya agar
bersabar.
Wanita
shalihah adalah perhiasan dunia, adapun wanita yang kaya raya terkadang dia
berangan-angan atas suamianya agar menjadi fakir kemudian dia akan menghinanya
dan menyakitinya ,dan wanita yang memiliki kedudukan yang tinggi bisa jadi dia
berani melawan suaminya dan mengucapkan perkataan yang di bencinya dan dia akan
berusaha agar dirinya yang mengatur dan menguasai rumah tangga, suami dan
hartanya.
Adapun
wanita yang cantik jelita pada umumnya dia akan sombong dengan kecantikannya,
memoles kecantikannya sehingga orang lain ikut serta menikmati kecantikannya
bersama suaminya, kadang dia perpura-pura menampakan pada dirinya lemah dengan
maksud agar suaminya membencinya kemudian menceraikannya, atau terkadang dia
berpura-pura dalam berhias dan bersolek dihadapan suaminya karena memiliki tipu
daya yang di sembunyikannya agar dia bisa melegalkan perbuatan sufur, bersolek,
tabarruj, sedikitnya rasa malu. Maka barang siapa yang tidak memiliki rasa malu
maka dia akan kehilangan amanah atas dirinya ,dan tidak ada iman padanya.
Dan
sungguh suatu kebaikan apabila terkumpul pada diri seorang wanita semua
kriteria seperti yang disebutkan dalam hadits di atas atau setidaknya memiliki
salah satunya yang dibarengi dengan memiliki agama yang bagus.
[79]. Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan dalam hadits ini tentang amalan-amalan
yang paling di cintai oleh Allah Azza wa jalla, dalam sabdanya beliau lebih
mendahulukan shalat karena merupakan penghubung antara hamba dan Rabbnya, dan
ke Islaman seseorang tidak akan sah tanpanya, dan juga, Allah tidak akan
menerima amal apapun apabila tidak ada shalat, dan shalat adalah rukun yang
paling penting setelah mengucapkan dua kalimat syahadat. Allah Ta'ala berfirman:
قال
الله تعالى :}فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا
الزَّكَاةَ فَخَلُّوا سَبِيلَهُمْ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ{ [سورة التوبة: 5].
"Jika mereka bertaubat
dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka berilah kebebasan kepada
mereka untuk berjalan.Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS at-Taubah: 5).
Sesudah
itu beliau menjadikan amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah berbakti
kepada kedua orang tua, yang mana amalan tersebut merupakan kewajiban yang harus
di lakukan, dan kewajiban yang ada di antara halah dan mubah, bukan di antara
haram dan makruh.
Dan
hukuman bagi orang yang melalaikannya akan memperoleh hukuman yang besar, dan
perbuatan yang paling jahat, karena begitu agungnya hak kedua orang tua,
sehingga Allah menggandengkannya dengan tauhid dan beribadah semata hanya
kepadaNya dengan hak mereka berdua. Dan Allah Ta'ala juga memperingatkan dari
amalan yang paling ringan yang tidak boleh di lakukan kepada kedua orang tua,
hal itu sebagaimana firmanNya:
قال الله تعالى: }وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا
أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا
قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا
جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّي ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي
صَغِيرًا{ [سورة الإسراء: 23- 24].
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya
kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau
Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS al-Israa': 23-24).
Kemudian
yang ketiga adalah berjihad dijalan Allah, jihad adalah perkara satu perkara
yang disyari'atkan untuk bisa menegakkan agama, meninggikan kalimat Alllah
serta menolong agamaNya. kalau seandainya tidak ada jihad maka tidak ada
agama. Adapun jihad itu mempunyai tiga
tingkatan:
Yang pertama: Berjihad atas diri sendiri untuk menerima kalam Allah Azza wa jalla,
dengan mengamalkannya, dan berjalan di atas petunjuk Rasulallah dan mengikuti
beliau.
Kedua:
Berjihad melawan setan yang ada pada dirinya sendiri, yaitu denganmengikis
semua yang ada pada hatinya dari kerancuan dan keragu-raguan yang datang
menghantam agama dan imannya.
Yang
ketiga: Berjihad melawan musuh-musuh
agama Allah Ta'ala dengan hati, lisan, tulisan, harta, dan pedang, sebagaimana
firman Allah ta'ala:
قال الله تعالى: }وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ
الدِّينُ لِلَّهِ{ [ سورة البقرة: 193 ].
"Dan
perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan
itu hanya semata-mata untuk Allah". (QS al Baqarah:193).
Dan juga firmanNya:
قال الله تعالى: }وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ
اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ
إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ
الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ فَأَقِيمُوا
الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ فَنِعْمَ
الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ{. [سورة الحج: 78].
"Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan
Jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak
menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang
tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari
dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi
atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka
dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah.
Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik
penolong". (QS al-Hajj: 78).
Dan masuk
pula dalam masalah ini adalah berjihad kepada orang yang enggan beramar ma'ruf
dan nahi munkar sesuai dengan ketiga tingkatan di atas
Di
dalam hadits ini, mengkisahkan bahwa Basyir, ayahnya Nu'man menghendaki untuk
mengkhususkan anaknya yang bernama Nu'man dengan pemberian selain saudaranya.
Dan dia ingin supaya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam menjadi sebagai
saksi akan maksudnya tersebut, akan tetapi tatkala sebuah keadilan itu adalah
suatu kewajibkan bagi seorang ayah terhadap anak-anaknya, maka Rasulallah
enggan merealisasikan keinginan Basyir bin Sa'ad tersebut, bahkan beliau
memasukkan perbuatannya tersebut termasuk sebuah dosa, sehingga beliau
memperingatkan dengan sabdanya: "Bertakwalah
kalian, dan berbuat adillah terhadap anak-anak kalian"
Dalam
hadits ini menunjukkan wajibnya berbuat adil dan sama rata terhadap semua
anak-anaknya, dan tidak ada keadilan yang lebih baik dan lebih sempurna dari
pada pembagian Allah Ta'ala atas seseorang yang masih mempunyai hubungan rahim
dalam kitabNnya yang agung. Allah tidak
membiarkan seorang pun bergerak dengan masalah ini dengan akal dan pendapatnya
sebagaimana yang di lakukan oleh sebagian orang yang tidak berhak dan
tidak memiliki tempat dalam masalah keadilan ini, yaitu hanya dengan memberi
anak laki-laki dan meninggalkan anak perempuan. Maka ini adalah sebuah kedhaliman
yang harus di hilangkan, di larang dan di batalkan. Kemudian ganti dengan hukum
Allah Ta'ala yang Maha Adil. Termasuk keputuanNya adalah memberikan setiap
orang yang memiliki hak sesuai dengan haknya, Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى :}
فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا { [سورة النساء: 11].
"Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana".
(QS an-Nisaa': 11).
Kami
berlindung kepada Allah dari perbuatan melampaui batas dan perbuatan keji,
serta su'ul khatimah.
[84]. Ini
adalah sebuah pengajaran yang sangat bermanfaat dan permisalan yang luar biasa,
di mana Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam memisalkan seorang teman yang shalih
dengan teman jelek, adapun temanmu yang shaleh akan memberimu ilmu atau
pelajaran yang bermanfaat, perkataan yang jujur, membuatmu dahaga akan ilmu
agama dan dunia, mengajakmu kepada kebaikan, melarangmu dari kemunkaran,
mengajarimu untuk instropeksi diri, sehingga
akan menyibukkan dirimu dengan kebaikan dan akan memalingkan mu dari
mencari aib orang lain.
Dan begitu
juga apabila kamu mengingatkannya dan menasehatinya dia akan berterimakasih
kepadamu, apabila kamu menghadiri majelisnya dia akan menghormatimu, apabila
kamu tidak ada di sisinya dia akan menyebutmu dengan kebaikan, apabila kamu
mengundangnya untuk kebaikan dia akan memenuhi undanganmu, dan apabila kamu
membutuhkannya maka dia akan berusaha membantumu menyelesaikan urusanmu walaupun
hal itu adalah berat,
Secara global teman yang shalih adalah
bagaikan seorang guru, pendidik dan orang yang bisa di mintai bantuan kapan
saja, karena nasehatnya, kebijaksanaannya, dan ucapannya adalah berfaidah, dia
selalu mengajakmu kepada kebaikan dan keutamaan dengan perkataannya dan
perbuatannya, maka bersungguh-sungguhlah kamu dalam menghadiri majlisnya,
karena mereka termasuk kaum yang tidak ada kerugian apabila bermajelis dengan
mereka.
Dan adapun teman yang buruk dia tidak
akan mengajakmu kepada kebaikan, tidak melarangmu dari kejelekan, dan kalaupun
dia melakukannya tentu karena memiliki maksud tertentu, bahkan dia akan
berusaha menyesatkanmu, dan apabila kamu mengarahkannya kepada kebaikan dia
akan berusaha memuaskanmu dengan kemarahan Allah, dan mengganti kemuliaanmu
dengan kemaksiatan kepada Allah, dia tidak berusaha membantu kesulitanmu,
memaksa agar kamu condong kepada dia dan kemauannya, serta gagasannya yang
menyimpang, untuk membela perbuatanya yang mungkar dan meremehkan. Maka hati-hati lah kamu dari
duduk-duduk dengannya, karena sesungguhnya dia adalah termasuk kaum yang celaka
yang tidak layak duduk-duduk bersama mereka.
[85]. Dalam
sebuah majelis kadang terkumpul dalamnya anak-anak dan orang dewasa, orang yang
berilmu dan orang yang bodoh, antara si kaya dan si miskin, pemimpin dan yang
di pimpin. Maka dalam hal ini, hendaknya setiap pribadi mengetahui hak-haknya
masing-masing, orang yang berilmu, pemimpin, dan orang tua, mereka semua
memiliki hak untuk di hargai dan di hormati.
Adapun
anak kecil, orang bodoh, mereka juga memiliki hak untuk di kasihi dan di
sayangi dengan lemah lembut, maka bagi orang yang berilmu, pemimpin atau orang
tua apabila mereka di dahului oleh orang yang berada di bawah mereka dalam sebuah
majlis hendaknya mereka mengalah dan duduk di tempat yang ada, dalam rangka
tawadhu' karena Allah dan mencontoh Rasulallah, serta mengasihi orang yang
dibawah mereka, dan bagi anak kecil dan orang bodoh hendaknya dia menghormati
hak-hak ulama, pemimpin ,dan orang yang
lebih tua darinya dan memberikan kepada mereka tempat duduk yang layak bagi
mereka.
Dan
untuk semua orang yang ada dimajelis agar melapangkan dan melebarkan untuk
orang yang masuk belakangan apabila majelis dalam keadaan penuh, agar dadanya
tenang karena mendapatkan bagiannya.
Dan bagi orang yang baru datang maka
harus diperhatikan bahwa orang yang sudah duduk memiliki hak apabila dia
mengetahuai kedatangannya agar dia memuliakannya dan memeluknya, dan apabila
ada orang datang sedangkan dia duduk hendaknya dia berdiri dan memberikan
tempat duduknya kepada orang yang baru datang.
Berkata Ibnu Abbas semoga Allah
meridhai keduanya: "Teman duduk itu mempunyai tiga hak, yaitu saya akan
memperhatikannya ketika ia datang ,akan aku luaskan apabila dia duduk, dan akan
saya perhatikan apabila dia berbicara".
Dan ketika Sa'ad bin Mu'adz datang
kepada Rasulallah Shalalahu 'alaihi wa sallam dan di sisi beliau ada orang
Yahudi, orang-orang muhajirin dan anshaar beliau berkata: "Berdirilah
kalian kepada tuan kalian"
Sedangkan berdiri untuk mengagungkan
orang yang baru datang maka itu adalah perkara yang di haramkan dan itu sama
seperti perbuatannya orang yang bodoh
dan lemah akal yang dilakukan kepada tokoh-tokoh mereka, apabiala mereka
berdiri maka manusia pun berdiri dan apabila mereka duduk manusiapun duduk, dan
orang akan bergerak apabila mereka bergerak, dan itu mereka lakukan puluhan
kali dalam waktu itu, jika tokohnya sedang bertemu dengan para pembesar, biasanya
mereka lakukan dalam sekolah-sekolah atau yang lainnya. Maka kami memohon
kepada Allah keselamatan,taufiq dan hidayahnya.
[86]. Ketahuilah
berbuat sesuatu yang di larang adalah suatu bentuk kemaksiatan kepada Allah dan
kedhaliman pada diri sendiri, adapun orang yang menampakkan perbuatan
dosanya dia akan membuat dosa itu
menjadi besar, sehingga dia berbuat kajahatan kepada manusia.
Dan orang yang menampakkan perbuatan
dosanya maka dia telah mengumpulkan empat kejahatan sekaligus, sebagaimana Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam menghitung orang yang melakukan perbuatan dosa
kemudian menceritakannya sama dengan melakukan dosa di depan manusia, yang mana
dalam kisahnya tersebut seakan-akan dia melegalkan dosa tersebut dan lalai atas
banyaknya kejelekan dimuka bumi ini, dan tidak ada lagi kepedulian untuk
menjaga batasan-batasan Allah, melanggar keharamanNya.
Adapun orang yang sembunyi-sembunyi
dalam berbuat maksiat, maka hal tersebut menunjukkan bahwa pelakunya masih
memiliki rasa malu, sedangkan orang yang mencari pujian dalam perbuatan
maksiatnya maka hal itu menunjukkan bahwa dia sudah tidak punya lagi rasa malu,
dan telah datang sebuah hadits yang shahih, di mana Nabi Shalallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
قال النبي :r«إذا لم تتسح فاصنع ما شئت».
"Apabila kamu tidak mempunyai rasa malu maka
berbuatlah sesukamu"
Maka
barangsiapa sudah tidak lagi punya rasa malu kepada Allah, tidak pula kepada
manusia, maka hendaknya dia dinasehati, diberi hukuman, dan ajari dengan adab.
Rasulallah 'alaihi wa sallam bersabda:
قال النبي :r«والذي نفسي بيده لتأمرن بالمعروف ولتنهون عن المنكر
ولتأخذن على يد السفيه ولتأطرنه على الحق أطرًا أو ليضربن الله قلوب بعضكم على بعض
ويلعنكم كما لعنهم».
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya,
sungguh kalian akan meninggalkan memerintahkan kepada kebaikan dan melarang
dari kemungkaran, dan kalian akan berjanji setia kepada orang yang bodoh, dan
kalian akan terlempar jauh dari kebenaran, dan Allah akan mencerai beraikan
hati-hati kalian dan kemudian kalian saling melaknat satu sama lain".
Dan Sabda
Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam ini menafsirkan ayat Allah Ta'ala:
قال الله تعالى: } لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ
بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا
عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (78) كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا
كَانُوا يَفْعَلُونَ { [سورة المائدة: 78- 79].
"Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani
Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan
mereka durhaka dan selalu melampaui batas.
Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan
Munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang selalu mereka
perbuat itu".
(QS al-Maaidah: 78-79).
Dan Allah
Ta'ala juga berfirman:
قال الله تعالى :} وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ{ [سورة الأنفال: 25].
"Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang
tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah
bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya". (QS al-Anfaal: 25).
Maka wajib bagi orang yang berbuat
maksiat untuk menyembunyikan
perbuatannya, lalu hendaknya dia bertaubat kepada Allah secara sembunyi
pula dan bagi orang yang melakukan secara terang-terangan hendaknya dia
bertaubat secara terbuka pula. Karena barangsiapa yang bertaubat kepada Allah
maka Allah akan mengampuninya.
[87]. Mu'alaqah
maknanya ialah mengikatnya. Sedangkan makna al-Iqal adalah sebuah
tali yang di gunakan untuk mengikat unta peliharaannya.
Adapun yang di maksud dalam hadits ialah
bahwa orang yang mengikat hafalan al-Qur'annya dengan terus membacanya maka dia akan menjadi orang yang terus
bisa menghafalnya dan selalu mengingatnya, dan apabila dia lalai dari
membacanya dan sibuk dengan yang lainya maka dia akan melupakannya, sedangkan
orang yang lupa dan lalai dari al Qur'an maka akan berkonsekuwensi untuk
berlawanan dengannya bahkan mungkin menentangnya, dan jauh dari berhukum dan
beramal dengannya.
Al-Qur'an adalah firman Allah, taliNya yang
kuat, maka barang siapa yang berpegang teguh dengannya maka dia akan selamat,d an
barang siapa yang melalaikannya maka dia akan binasa dan tersesat.
Kita memohon kepada Allah Ta'ala agar di
beri kemudahan dalam membaca al-Qur'an serta mengamalkannya sampai kita bertemu
dengannya, sesungguhnya Allah Maha Pemurah dan Maha Memberi, amiin.
Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam dalam
hadits ini mengabarkan bahwa sebaik-baik makanan yang di dapat seseorang adalah
hasil dari usaha tangannya sendiri dengan rizki yang halal, hal itu bisa dengan berdagang, produksi, bertani, membuka
perusahaan, atau menjadi kuli. Dan semua itu merupakan perbuatan yang terpuji
dan dianjurkan, karena dengan bekerja seseorang akan terjaga kemuliaan dan
kehormatannya, seorang pekerja yang bertakwa dia akan di cintai oleh Allah dan
juga manusia, adapun pengecut, yang suka menganggur, tidak sengan bekerja,
malas, maka dia akan di benci oleh siapapun orangnya. Dan Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قال النبي :r«لأن يحتطب أحدكم حزمة على ظهره خير له من أن يسأل أحدًا
فيعطيه أو يمنعه».
"Sungguh
apabila seseorang itu menaruh di atas punggungnya seikat kayu bakar itu lebih
baik dari pada dia meminta seseorang kemudian di beri atau di tolak".
Seorang
penyair mengatakan:
Tanggalkanlah
olehmu sifat rendah
Dan janganlah kamu jadi orang yang suka santai dan suka tidur
Karena kebebasan dan
kehormatan tidaklah di dapat hanya dengan tidur
Karena
sesungguhnya keinginanmu tidak akan mendatangimu hanya karena angan-angan
Dan kamu tidak sampai kepada
ketinggian tanpa kemulian
Di dalam
hadits ini Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
menjelaskan kepada kita dengan sesuatu yang akan terjadi dimasa yang
akan datang, dan ini termasuk dalam kawasan ilmunya Allah, yang menunjukan pada
kita akan kebenaran kenabian Beliau, tingginya kedudukan beliau serta risalah
yang dibawanya.
Sedangkan
zaman yang di isyaratkan oleh Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam, bisa
jadi maknanya pada zaman yang penuh dengan kesulitan, paceklik, sehingga
memaksa manusia untuk tidak bisa berhati-hati untuk mencari usaha yang halal
serta sesuap nasi yang halal.
Atau
kemungkinan yang lain, pada suatu zaman yang di situ manusia saling
berlomba-lomba, saling membanggakan dengan harta benda yang dimilikinya
dikarenakan sedikitnya iman dan beragama, sehingga menjadikan setiap orang
melihat orang yang berada di atasnya, kemudian setelah itu dia berusaha
mengerahkan semua kemampuannya untuk mendapatkan dan menyamainya dengan segala
cara yang ia dapati.
Dan makna
yang kedua inilah yang paling sesuai dengan maksud hadits, untuk memperoleh
sebagian harta, baik dalam transaksi jual beli, seperti jual beli tanpa ada
barang atau tanpa dipegang terlebih dahulu, tidak pula dihitung. Atau dengan
cara menampilkan barang yang lebih bagus dan menyembunyikan yang jelek dibawah
supaya harganya bisa terkerek naik.
Demikian
pula masuk dalam hal ini adalah muamalah yang ada pada Bank-bank dengan para
pemilik uang, yang mana mereka menitipkan uang pada bank, lantas mereka
meminjam dari bank dengan cara kontan. Sedangkan pihak bank memberi pinjaman
dengan bunga tertentu selama satu tahun, selagi uang masih ditangan peminjam.
Yang demikian itu dengan cara pihak bank memegang akta rumah atau yang lainnya
sebagai barang jaminan.
Begitulah, akhirnya si
miskin menyerahkannya, bila ada kesempatan orang yang mau melakukan transaksi
seperti ini. kalaulah sekiranya bukan bencana yang sudah membudi daya
ditengah-tengah masyarakat, maka sudah cukup sebagai penafsiran kandungan
hadits ini wallahu 'alam.
Seperti
inilah muamalah orang-orang yang jujur, memenuhi janji dan amanah. Mereka
selalu berhenti, dan berusaha untuk tidak menerjang batasan-batasan Allah,
apabila mereka mengalami perselisihan dalam masalah dunia, maka mereka tidak
memandang seperti pandangan orang yang tidak memiliki ilmu dan wara'. Yang
menyangka bahwa orang yang menjelaskan cacatnya sebuah barang dagangan akan
membikinnya menjadi rugi.
Adapu
seorang mukmin yang merasa takut kepada Allah, maka dia akan selalu berusaha
jangan sampai ada kekurangan dalam masalah agamanya. Walaupun yang demikian itu
akan mengantarkan dirinya pada kekurangan dari sisi dunia, karena penipuan
adalah sesuatu yang telah di haramkan, sebagaimana telah datang dalam sebuah
hadits shahih yang menjelaskan hal itu, Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قال
النبي r : «من غشنا فليس منا».
"Barang siapa yang menipu maka dia bukan termasuk dari
kami"
Dan di dalam hadits ini menunjukkan akan
di haramkannya menjual barang dagangan yang memiliki kecacatan apabila tidak di
jelaskan sisi cacatnya, sebagaimana hadits ini juga menunjukkan bahwa apabila
dia mengetahui cacatnya kemudian dia tidak menjelaskannya kepada pembeli maka
dia juga berdosa, walaupun barang itu bukan miliknya, dari sini di fahami
bahwasanya dia boleh mengembalikan barang kepada penjual apabila nampak jelas
kecacatannya -waallahu a'laam-.
[93]. Orang
munafiq yang terpelajar adalah penyakit bagi agama dan lingkungan, karena
dengan kepandaian ilmu dan kepiawaiannya dia akan mampu merubah dan merancukan
kebenaran dan membalik kenyataan.
Sedangkan
di dalam al-Qura'an Allah telah menjelaskan dan membeberkan sifst-sifat orang
munafiq, sehingga tak ada lagi penghalang dalam hal ini, Allah berfirman:
قال الله تعالى : }وَإِذَا
رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ
كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ
الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ{ [سورة
المنافقون: 4].
"Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka
menjadikan kamu kagum. dan jika mereka berkata kamu mendengarkan Perkataan
mereka. mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar,mereka mengira bahwa
tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. mereka Itulah musuh
(yang sebenarnya) Maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan
mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?". (QS
al-Munaafiquun: 4).
Serta ayat sebelum dan sesudahnya, demikian juga dalam
awal-awal surat al-Baqarah, mulai dari firmanNya:
قال الله تعالى: } وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن
يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِينَ ٨ يُخَٰدِعُونَ
ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَمَا يَخۡدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُونَ
٩ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٞ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضٗاۖ وَلَهُمۡ
عَذَابٌ أَلِيمُۢ بِمَا كَانُواْ يَكۡذِبُونَ ١٠ وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ لَا تُفۡسِدُواْ
فِي ٱلۡأَرۡضِ قَالُوٓاْ إِنَّمَا نَحۡنُ مُصۡلِحُونَ { [سورة البقرة 8-11].
"Di
antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari
kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya
menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada
penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya, dan bagi mereka siksa yang pedih,
disebabkan mereka berdusta. Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah
kamu membuat kerusakan di muka bumi". mereka menjawab: "Sesungguhnya
kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." (QS al-Baqarah: 8-11).
Dan
juga firmanNya dalam surat at-Taubah 73, dan ayat yang lainnya. Maka bagi siapa
saja yang memperhatikan ayat-ayat di atas, akan jelas baginya bahwa kebanyakan
orang yang mengaku Islam, yang menyeru
pada perbaikan atas nama politik dan budaya. Maka kemulian hanya bagi orang
yang berbicara kebenaran diatas ilmu dan petunjuk.
[94]. Mewakilkan maknanya yaitu membiayai
orang yang akan pergi berjihad, dan jihad adalah termasuk syari'at yang agung,
dan sudah lewat penjelasannya akan hal ini pada bab yang ke 29. Dan hadits ini menunjukkan atas keutamaan jihad yang
ikhlas di jalan Allah, dan kedudukannya yang tinggi pada agama Islam.
[95]. Maksudnya ialah melakukan penjagaan
diperbatasan negeri Islam dan kafir untuk menjaga dan melindungi kaum
muslimin.
Dalam
hadits ini Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan tentang keutamaan
menjaga perbatasan kaum muslimin dijalan Allah yang dinyatakan sebagai amalan
yang lebih utama dari dunia dan isinya, dari nikmat dan kesenangannya. sebagaimana
juga dalam hadits ini beliau mengabarkan bahwa tempatnya tongkat penduduk surga
itu lebih baik dari pada dunia dan seisinya.
Ini
akhir dari catatan kaki, wallau 'alam, dan segala puji bagi Allah atas segala
limpahan nikmatNya, sehingga bisa sempurna amalan ini.
Post a Comment