Kenikmatan Penduduk Surga
ý Ketika
penduduk surga telah tinggal disana, mereka mendapatkan kenikmatan yang kekal,
seperti:
1.
Mereka menjumpai rasa aman
yang sempurna, sebagaimana yang dijelaskan dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ إِنَّ ٱلۡمُتَّقِينَ
فِي مَقَامٍ أَمِينٖ ﴾ [سورة الدخان: 51]
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa
berada dalam tempat yang aman". (QS
adh-Dhukhaan: 51).
2.
Barangsiapa yang takut kepada Allah, maka
Allah akan menjaganya. Sebagaimana yang tertera dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ
﴾ [سورة الأنعام: 82]
"Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampur adukkan keimanannya dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang
mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk". (QS al-An'aam: 82).
3.
Tidak ada rasa aman sejati melainkan disurga.
Seperti yang tersirat dalam beberapa firman Allah Ta'ala, berikut ini:
"(Dikatakan
kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi
aman". (QS
al-Hijr: 46).
Dalam
firmanNya yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَهُمۡ فِي ٱلۡغُرُفَٰتِ
ءَامِنُونَ ﴾ [سورة سبأ : 37]
"Dan mereka aman sentosa di tempat-tempat
yang tinggi (dalam surga)". (QS Saba': 37).
4.
Mereka aman dari kematian, sakit, penuaan, dan
kesusahan. Allah Azza wa jalla mengatakan dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ لَا يَذُوقُونَ فِيهَا
ٱلۡمَوۡتَ إِلَّا ٱلۡمَوۡتَةَ ٱلۡأُولَىٰۖ وَوَقَىٰهُمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِيمِ ﴾ [سورة الدخان: 56]
"Mereka tidak akan merasakan mati di
dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab
neraka". (QS ad-Dukhaan: 56).
Dalam
ayat lain Allah berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ أَفَمَا نَحۡنُ بِمَيِّتِينَ
٥٨ إِلَّا مَوۡتَتَنَا ٱلۡأُولَىٰ وَمَا نَحۡنُ بِمُعَذَّبِينَ ٥٩ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ
ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ﴾ [سورة الصافات: 58-60]
"Maka apakah kita tidak akan mati?.
Melainkan hanya kematian kita yang pertama saja (di dunia), dan kita tidak akan
disiksa (di akhirat ini)?. Sesungguhnya ini benar-benar kemenangan yang
besar. (QS ash-Shaaffat: 58-60).
Dan sebagaimana yang telah dijelaskan
dalam hadits dimuka, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "(Dan)
terdengarlah seruan, kalian akan sehat tanpa sakit selama-lamanya, kalian akan
hidup kekal tidak mati, kalian akan senantiasa muda tidak pernah tua, akan
selalu mendapat nikmat tidak berputus asa selama-lamanya. Itulah firman Allah
Ta'ala:
"Dan diserukan kepada mereka: "ltulah
surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan." (QS al-A'raaf: 43).[1]
5.
Maka barangsiapa yang masuk surga, ia akan mendapatkan
rasa aman dari segala rasa takut. Dia tidak takut pada kematian, rasa sedih,
sakit, khawatir, letih, lesu, karena semua itu telah sirna. Hal itu,
sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ وَقَالُواْ ٱلۡحَمۡدُ
لِلَّهِ ٱلَّذِيٓ أَذۡهَبَ عَنَّا ٱلۡحَزَنَۖ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٞ شَكُورٌ ٣٤
ٱلَّذِيٓ أَحَلَّنَا دَارَ ٱلۡمُقَامَةِ مِن فَضۡلِهِۦ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٞ
وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوب﴾ [فاطر: 34-35]
"Dan mereka berkata: "Segala puji bagi
Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Rabb Kami
benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam
tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya, didalamnya kami tiada merasa lelah
dan tiada pula merasa lesu". (QS
Faathir: 34-35).
ý Mereka
juga mendapati sungai-sungai yang mengalir dibawahnya serta taman-taman yang
indah. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ إِنَّ ٱلۡمُتَّقِينَ
فِي جَنَّٰتٖ وَعُيُونٍ ﴾ [الذاريات: 15]
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu
berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air". (QS
adz-Dzariyaat: 15).
Seperti apa sungai serta taman yang ada
di dalam surga, Allah Azza wa jalla telah menjelaskan akan hal itu dalam
firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ مَّثَلُ ٱلۡجَنَّةِ
ٱلَّتِي وُعِدَ ٱلۡمُتَّقُونَۖ فِيهَآ أَنۡهَٰرٞ مِّن مَّآءٍ غَيۡرِ ءَاسِنٖ وَأَنۡهَٰرٞ
مِّن لَّبَنٖ لَّمۡ يَتَغَيَّرۡ طَعۡمُهُۥ وَأَنۡهَٰرٞ مِّنۡ خَمۡرٖ لَّذَّةٖ لِّلشَّٰرِبِينَ
وَأَنۡهَٰرٞ مِّنۡ عَسَلٖ مُّصَفّٗىۖ وَلَهُمۡ فِيهَا مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ وَمَغۡفِرَةٞ
مِّن رَّبِّهِمۡۖ كَمَنۡ هُوَ خَٰلِدٞ فِي ٱلنَّارِ وَسُقُواْ مَآءً حَمِيمٗا فَقَطَّعَ
أَمۡعَآءَهُمۡ ﴾ [محمد: 15]
"(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang
dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai
dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang
tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi
peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang murni, dan mereka memperoleh di
dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan
orang yang kekal dalam Jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih
sehingga memotong ususnya". (QS Muhammad: 15).
Sungai yang tidak berubah rasa dan
baunya disebabkan karena lama tersimpan, sungai susu yang tidak berubah rasanya
dengan sebab kemasamannya. Serta sungai dari khamr yang sangat lezat tidak
membikin pening dan mabuk peminumnya. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ لَّا يُصَدَّعُونَ
عَنۡهَا وَلَا يُنزِفُونَ ﴾ [الواقعة: 19]
"Mereka tidak pening karenanya dan tidak
pula mabuk". (QS al-Waaqi'ah: 19).
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan dalam qosidahnya:
Bersama khamr, yang lezat bagi peminumnya tanpa
Cacat, membikin pusing tidak pula
membahayakan
Adapun khamr didunia, itulah kandungannya
Menutupi akal peminumnya serta memabukkan
Namun disana, padanya ada obat bagi peminumnya
Tidak takut akan kehabisan sebelum
meminum
Karena Allah telah menyiapkan bagi kita
Khamr yang lezat disurga nan abadi
Adapun siapa saja yang pernah
menenggak miras didunia lalu meninggal tanpa sempat bertaubat maka manakala
dirinya masuk surga dia tidak akan merasakan lezatnya khamr di akhirat, akan
tetapi ia tetap mendapat nikmat yang banyak kecuali khamr. Hal itu berdasarkan
sebuah hadits, dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwasannya
Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( مَنْ شَرِبَ لْخَمْرَ فِي الدُّنْيَا ثُمَّ لَمْ يَتُبْ
مِنْهَا حُرِمَهَا فِي الْآخِرَةِ )) [ رواه البخاري ومسلم ]
"Barangsiapa yang menenggak khamr didunia
kemudian tidak bertaubat darinya, maka diharamkan baginya diakhirat
kelak".[2]
Sedangkan balasan bagi orang yang
menenggak miras tatkala didunia tanpa dibarengi taubat lalu meninggal adalah
akan diberi minuman dari lumpur yang membinasakan yaitu keringatnya penduduk
neraka. Sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadits, dari Jabir bin
Abdullah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قَال النَّبِىَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ إِنَّ عَلَى اللَّهِ عَزَّوَجَلَّ عَهْدًا
لِمَنْ يَشْرَبُ الْمُسْكِرَ أَنْ يَسْقِيَهُ مِنْ طِينَةِ الْخَبَالِ ). قَالُوا
يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا طِينَةُ الْخَبَالِ قَالَ « عَرَقُ أَهْلِ النَّارِ
أَوْ عُصَارَةُ أَهْلِ النَّارِ )) [رواه
مسلم]
"Setiap
yang memabukkan adalah haram. Sesungguhnya Allah Azza wa jalla menjanjikan bagi
setiap orang yang meminum khamr kelak akan diberi minuman dari Thinatil
Khabaal. Lalu para sahabat bertanya; 'Wahai Rasulallah, apa Thinatil Khabaal
tersebut? Beliau bersabda; 'Keringat penduduk neraka atau perasan dari keringat
penduduk neraka".[3]
Dan sungai penduduk surga akan mengalir
dibawah kamar, taman serta istananya. Allah Azza wa jalla menjelaskan hal
tersebut dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ مَّثَلُ ٱلۡجَنَّةِ
ٱلَّتِي وُعِدَ ٱلۡمُتَّقُونَۖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ أُكُلُهَا دَآئِمٞ
وَظِلُّهَاۚ تِلۡكَ عُقۡبَى ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْۚ وَّعُقۡبَى ٱلۡكَٰفِرِينَ ٱلنَّارُ ﴾ [الرعد: 35]
"Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada
orang-orang yang takwa ialah (seperti taman), mengalir sungai-sungai di
dalamnya, buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah
tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi
orang-orang kafir ialah neraka". (QS ar-Ra'du: 35).
Dalam
ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَٱلسَّٰبِقُونَ
ٱلۡأَوَّلُونَ مِنَ ٱلۡمُهَٰجِرِينَ وَٱلۡأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحۡسَٰنٖ
رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُ وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي تَحۡتَهَا
ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ﴾ [التوبة: 100]
"Orang-orang yang terdahulu lagi yang
pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang
yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun
ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya, mereka kekal di dalamnya. Itulah
kemenangan yang besar". (QS at-Taubah: 100).
Dan
juga dalam ayat yang lain:
قال الله تعالى : ﴿ وَنَزَعۡنَا مَا فِي صُدُورِهِم مِّنۡ غِلّٖ تَجۡرِي
مِن تَحۡتِهِمُ ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ وَقَالُواْ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي هَدَىٰنَا لِهَٰذَا
وَمَا كُنَّا لِنَهۡتَدِيَ لَوۡلَآ أَنۡ هَدَىٰنَا ٱللَّهُۖ لَقَدۡ جَآءَتۡ رُسُلُ
رَبِّنَا بِٱلۡحَقِّۖ وَنُودُوٓاْ أَن تِلۡكُمُ ٱلۡجَنَّةُ أُورِثۡتُمُوهَا بِمَا كُنتُمۡ
تَعۡمَلُونَ﴾ [الأعراف: 43]
"Dan Kami cabut segala macam dendam yang
berada di dalam dada mereka, mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka
berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga)
ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak
memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang Rasul-rasul Rabb kami, membawa
kebenaran." Dan diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang
diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan." (QS
al-A'raaf: 43).
ý Ketika
penduduk surga memasukinya, mereka mendapati pakaian yang telah siap.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ إِنَّ لَكَ أَلَّا
تَجُوعَ فِيهَا وَلَا تَعۡرَىٰ ﴾ [طه: 118]
"Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di
dalamnya dan tidak akan telanjang".
(QS
Thaahaa: 118).
Pakaian
mereka adalah sutera yang halus lagi tebal. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ يَلۡبَسُونَ مِن
سُندُسٖ وَإِسۡتَبۡرَقٖ مُّتَقَٰبِلِينَ ﴾ [الدخان: 53]
"Mereka memakai sutera yang halus dan
sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan". (QS
ad-Dukhaan: 53).
Sundus
adalah sutera yang halus sedangkan istabrak adalah kain sutera yang
tebal, Allah Ta'ala berfirman dalam al-Qur'an:
قال الله تعالى : ﴿ وَيَلۡبَسُونَ ثِيَابًا
خُضۡرٗا مِّن سُندُسٖ وَإِسۡتَبۡرَقٖ مُّتَّكِِٔينَ فِيهَا عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِ ﴾ [لكهف: 31]
"Dan mereka memakai pakaian hijau dari
sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah". (QS al-kahfi: 31).
Dalam
ayat yang lain, Allah Ta'ala berfirman:
"Mereka memakai pakaian sutera halus yang
hijau dan sutera tebal ". (QS al-Insaan: 21).
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan dalam qosidahnya:
Pakain
mereka terbuat dari sutera halus berwarna hijau
Dan sutera
tebal, dua sutera yang telah dikenal
Tidak pernah kotor terkena noda
Karena Allah tidak
menjadikan penghuninya mengeluarkan kotoran
Lebih
tegas lagi apa yang Allah Tabaraka wa ta'ala firmankan dalam ayatNya:
"Dan pakaian mereka adalah
sutera". (QS al-Hajj: 23).
Adapun laki-laki yang memakai sutera
ketika dunia lalu meninggal tanpa di iringi taubat maka diakhirat kelak dia
tidak akan memakainya. Hal itu berdasarkan hadits, dari Anas bin Malik
radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: 'Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( مَنْ لَبِسَ الْحَرِيرَ فِى الدُّنْيَا لَمْ يَلْبَسْهُ فِى
الآخِرَةِ )) [رواه البخاري ومسلم ]
"Barangsiapa yang memakai sutera didunia,
kelak diakhirat ia tidak akan memakainya".[4]
ý
Ketika di dalam mereka juga
mendapatkan perhiasaan. Allah Ta'ala menjelaskan
akn ahl itu dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ جَنَّٰتُ عَدۡنٖ
يَدۡخُلُونَهَا يُحَلَّوۡنَ فِيهَا مِنۡ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٖ وَلُؤۡلُؤٗاۖ﴾ [فاطر: 33]
"(Bagi mereka) surga 'Adn mereka masuk ke
dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas,
dan dengan mutiara". (QS Faathir: 33).
Dalam
ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَحُلُّوٓاْ أَسَاوِرَ
مِن فِضَّةٖ وَسَقَىٰهُمۡ رَبُّهُمۡ شَرَابٗا طَهُورًا ﴾ [الإنسان: 21]
"Dan dipakaikan kepada mereka gelang
terbuat dari perak, dan Rabb mereka memberikan kepada mereka minuman yang
bersih". (QS al-Insaan: 21).
Mereka semua memakai perhiasan yang
sama baik laki maupun perempuan. Hal itu berdasarkan sebuah hadits dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: "Saya pernah mendengar
kekasihku, Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قالَ سَمِعْتُ خَلِيلِى صَلَى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمَ يَقُولُ: (( تَبْلُغُ الْحِلْيَةُ مِنَ الْمُؤْمِنِ حَيْثُ
يَبْلُغُ الْوَضُوءُ )) [ رواه مسلم ]
"Seorang mukmin akan mendapatkan perhiasaan
(kelak disurga) setara dengan tingkat kesempurnaannya di dalam berwudhu".[5]
Betapa
indah apa yang digambarkan Imam Ibnu Qoyim akan hal tersebut dalam rangkaian
bait qosidahnya, beliau berkata:
Perhiasaannya lebih indah dari mutiara dan
ya'qut
Demikian pula gelangnya terbuat
dari emas murni
Jangan mengira itu khusus bagi wanita saja
Akan tetapi, para lelaki juga
mendapatkan ini
Bagi orang yang meninggalkan pakaian didunia ini
Untuk mendapat pakaian disurga abadi
Tidakkah engkau mendengar, kalau perhiasaan
mereka
Sampai batasan wudhu yang berada
dalam timbangan
ý Demikian
pula, disana mereka mendapatkan kasur-kasur serta dipan-dipan yang empuk,
hal itu seperti yang dijelaskan oleh Allah Ta'ala dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ عَلَىٰ سُرُرٖ مَّوۡضُونَةٖ
. مُّتَّكِِٔينَ عَلَيۡهَا مُتَقَٰبِلِينَ ﴾ [الواقعة: 16-15]
"Mereka berada di atas dipan yang bertahta
emas dan permata. Seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan". (QS
al-Waaqi'ah: 15-16).
Dalam
kesempatan yang lain Allah juga berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ مُتَّكِِٔينَ عَلَىٰ
فُرُشِۢ بَطَآئِنُهَا مِنۡ إِسۡتَبۡرَقٖۚ وَجَنَى ٱلۡجَنَّتَيۡنِ دَانٖ ﴾ [الرحمن: 54]
"Mereka bertelekan di atas permadani yang
bagian dalamnya dari sutera. Dan buah-buahan di kedua surga itu dapat (dipetik)
dari dekat". (QS ar-Rahman: 54).
Mereka
berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata, sebagaimana digambarkan
dalam firmanNya:
"Dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk". (QS
al-Waaqi'ah: 34).
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan:
Bertelekan permadani yang dalamnya dari sutera
Jangan disangka betapa
putih kain suteranya
Empuk diatasnya bersenderan
Berdua bersama kekasih
hatinya, nyaman
Sambil bersendau diatas dipan tanpa terlihat
Tetangga, berduaan dalam
kesenangan
Luput dari pandangan setiap orang
Sedangkan keduanya
memakai baju yang sama
ý Juga
mendapati bantal-bantal yang tersusun. Sebagaimanan yang dijelaskan dalam
firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ
أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ
مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ ﴾ [البقرة: 177]
"Dan bantal-bantal sandaran yang
tersusun". (QS al-Ghasyiyah: 15).
Yang
dimaksud dengan Namaariq di dalam ayat adalah bantal untuk bersandar
yang tersusun rapi disamping kiri dan kanannya. Allah Azza wa jalla berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ
أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ
مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ ﴾ [البقرة: 177]
"Dan permadani-permadani yang
terhampar". (QS al-Ghaasyiyah: 16).
Ibnul
Qoyim menyatakan dalam bait qasidahnya:
Ini,
walaupun permadani dan sutera
Serta
karpetnya, telah di sifati namun itu tidak mencukupinya
ý Begitu
pula, mereka menjumpai kemah (rumah) yang besar.
Lihatlah
firman Allah Ta'ala berikut ini:
"(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih
bersih, dipingit dalam rumah". (QS ar-Rahman: 72).
Sedangkan rumah yang ada didalam
surga, maka ia terbuat dari mutiara kering yang panjangnya enam puluh mil,
adapun satu mil di sana sama dengan enam ribu jengkal, dan itu diperuntukan
bagi seorang mukmin. Di dalam rumah tersebut dia tinggal bersama para
istri-istrinya, yang masing-masing dari mereka tidak melihat satu dengan yang
lainnya.
Hal itu berdasarkan sebuah hadits
yang telah sampai kepada kita, dan hadits ini shahih dikeluarkan melalui jalur
sahabat Abu Musa al-As'ari, namanya adalah Abdullah bin Qais radhiyallahu
'anhu. Dikatakan bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قَالَ النَّبِىَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( إِنَّ لِلْمُؤْمِنِ فِى الْجَنَّةِ لَخَيْمَةً مِنْ لُؤْلُؤَةٍ
وَاحِدَةٍ مُجَوَّفَةٍ طُولُهَا سِتُّونَ مِيلاً لِلْمُؤْمِنِ فِيهَا أَهْلُونَ
يَطُوفُ عَلَيْهِمُ الْمُؤْمِنُ فَلاَ يَرَى بَعْضُهُمْ بَعْضًا )) [ رواه مسلم ]
"Sesungguhnya seorang mukmin kelak disurga
akan mendapatkan rumah yang terbuat dari mutiara kering, panjangnya enam puluh
mil. Di dalamnya dia bisa menggilir istri-istrinya, namun mereka satu sama lain
tidak bisa saling melihatnya".[6]
وفي لفظ لمسلم: (( طُولُهَا فِى
السَّمَاءِ سِتُّونَ مِيلاً فِى كُلِّ زَاوِيَةٍ مِنْهَا أَهْلٌ لِلْمُؤْمِنِ لاَ
يَرَاهُمُ الآخَرُونَ )) [ رواه مسلم ]
Dalam
riwayat yang lain, dikatakan: "Yang tingginya menjulang kelangit, enam
puluh mil. Dan pada setiap pojok ada istrinya, yang masing-masing mereka tidak
bisa melihat satu sama lain".[7]
وفي لفظ لمسلم أخرى : (( عَرْضُهَا
سِتُّونَ مِيلاً فِى كُلِّ زَاوِيَةٍ مِنْهَا أَهْلٌ مَا يَرَوْنَ الآخَرِينَ
يَطُوفُ عَلَيْهِمُ الْمُؤْمِنُ )) [ رواه مسلم ]
Dalam
salah satu riwayat, dikatakan: "Yang panjangnya rumah tersebut, enam
puluh mil. Dan pada setiap pojok ada istrinya, yang masing-masing mereka tidak
bisa melihat satu sama lain, dan dia bisa menggilir istri-istrinya tersebut".[8]
Sedangkan
Imam Ibnu Qoyim menyatakan dalam bait qasidahnya:
Bagi seorang hamba, kelak disurga ia
mendapat istana
Yang terbuat dari
mutiara, buatan Rahman
Enam pulih mil, menjulang tinggi diangkasa
Pada setiap pojok ada wanita-wanita cantik
Yang menggodanya, namun mereka tidak bisa
melihat satu sama lainnya
Karena begitu luas istana
yang dimilikinya
ý Di
sana mereka juga mendapati ada pasar.
Hal
tersebut seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadits, yang diriwayatkan dari
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمَ : (( إِنَّ فِى الْجَنَّةِ لَسُوقًا يَأْتُونَهَا كُلَّ
جُمُعَةٍ فَتَهُبُّ رِيحُ الشَّمَالِ فَتَحْثُو فِى وُجُوهِهِمْ وَثِيَابِهِمْ
فَيَزْدَادُونَ حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَرْجِعُونَ إِلَى أَهْلِيهِمْ وَقَدِ ازْدَادُوا
حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَقُولُ لَهُمْ أَهْلُوهُمْ وَاللَّهِ لَقَدِ ازْدَدْتُمْ
بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً. فَيَقُولُونَ وَأَنْتُمْ وَاللَّهِ لَقَدِ
ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً )) [ رواه مسلم ]
"Sesungguhnya disurga ada sebuah pasar, yang biasa
dikunjungi oleh penduduknya tiap hari jum'at. Manakala angin dari sebelah
kirinya berhembus menerpa wajah-wajah serta pakaian mereka, maka hal itu,
menjadikan rupa mereka bertambah indah tampan, sehingga tatkala mereka kembali
kerumah, sedangkan mereka telah bertambah bagus dan tampan, keluarganya
menyambut sambil mengatakan; 'Demi Allah, sungguh engkau telah bertambah bagus
dan tampan'. Mereka menjawab; 'Dan kalian, sungguh demi Allah, juga telah
bertambah cantik dan menggairahkan".[9]
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan:
Mereka mendatangi pasar
bukan untuk jual beli
Karena disana mereka bebas
mengambil sesuka hati
Para pedagangnya telah
mendapat keuntungan
Dengan transaksi membeli surga
ridwan
Allah telah menyediakan
pasar tuk saling berkunjung
Bagi penghuninya yang berupa tampan
Didalam surga, demi Allah,
tidak mata
Tidak pula telinga pernah mendengarnya
Apalagi terbetik di dalam
benak khayalnya
Lebih sulit lagi bila digambarkan
dengan untaian kalimat
ý
Lalu mereka menjumpai ada
kamar-kamar yang lebar nan indah. Allah Azza wa jalla
mengatakan dalam firmanNya:
"Dan mereka aman sentosa di kamar-lamar
yang tinggi (dalam syurga)". (QS Saba': 37).
Dalam
ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَنُبَوِّئَنَّهُم مِّنَ ٱلۡجَنَّةِ غُرَفٗا تَجۡرِي مِن
تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ نِعۡمَ أَجۡرُ ٱلۡعَٰمِلِينَ ﴾ [العنكبوت: 58]
"Dan orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal yang saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada
tempat-tempat yang tinggi di dalam surga, yang mengalir sungai-sungai di
bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi
orang-orang yang beramal". (QS al-Ankabuut: 58).
Dan
Allah Ta'ala juga menjelaskan dalam akan hal itu dalam ayatNya yang lain, Allah
berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ لَٰكِنِ ٱلَّذِينَ
ٱتَّقَوۡاْ رَبَّهُمۡ لَهُمۡ غُرَفٞ مِّن فَوۡقِهَا غُرَفٞ مَّبۡنِيَّةٞ تَجۡرِي مِن
تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ وَعۡدَ ٱللَّهِ لَا يُخۡلِفُ ٱللَّهُ ٱلۡمِيعَادَ ﴾ [الزمر: 20]
"Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada
Rabbnya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula
tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah
berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri
janji-Nya". (QS az-Zumar: 20).
Adapun pensifatan yang ada dalam
hadits, di antara salah satunya adalah sebuah hadits dari Abu Sa'id al-Khudri
radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ يَتَرَاءَوْنَ أَهْلَ الْغُرَفِ مِنْ
فَوْقِهِمْ كَمَا يَتَرَاءَوْنَ الْكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ الْغَابِرَ فِي الْأُفُقِ
مِنْ الْمَشْرِقِ أَوْ الْمَغْرِبِ لِتَفَاضُلِ مَا بَيْنَهُمْ قَالُوا يَا
رَسُولَ اللَّهِ تِلْكَ مَنَازِلُ الْأَنْبِيَاءِ لَا يَبْلُغُهَا غَيْرُهُمْ
قَالَ بَلَى وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ رِجَالٌ آمَنُوا بِاللَّهِ وَصَدَّقُوا
الْمُرْسَلِينَ )) [ رواه البخاري ومسلم ]
"Sesungguhnya penduduk surga dapat saling
melihat kamar-kamar tetangganya yang berada dibawahnya, sebagaimana halnya
kalian bisa melihat bintang gemintang yang tersebar di ufuk timur dan barat,
dan itu merupakan keutamaan yang dianugerahkan diantara kalian. Ditanyakan pada
beliau; 'Wahai Rasulallah, itu kan kedudukannya para Nabi, bagaimana mungkin
ada yang dapat mencapai kedudukan mereka? Beliau menjawab: 'Benar, dan demi
Dzat yang jiwaku berada ditanganNya, (mereka itu) ialah orang-orang yang
beriman kepada Allah serta membenarkan para Rasul".[10]
Bangunannya terbuat dari semen emas dan
perak, sedangkan tanahnya terbuat dari misk, adapun kerikilnya, di ambil dari
mutiara dan permata, dan debu yang ada disekelilingnya dari Za'faran, maka
barangsiapa yang memasukinya ia akan mendapati kenikmatan yang sangat banyak,
kekal abadi tidak ada kematian, pakaiannya bersih tak bernoda, kekal dalam rupa
pemuda yang gagah.
Hal tersebut, sebagaimana digambarkan
dalam sebuah hadits shahih, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau
menceritakan; 'Kami pernah bertanya kepada Rasulallah; 'Wahai Rasulallah,
kabarkan pada kami tentang surga, terbuat dari apa bangunannya? Lalu beliau
bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( لَبِنَةٌ مِنْ ذَهَبٍ وَلَبِنَةٌ مِنْ فِضَّةٍ مِلَاطُهَا الْمِسْكُ
الْأَذْفَرُ حَصْبَاؤُهَا الْيَاقُوتُ وَاللُّؤْلُؤُ وَتُرْبَتُهَا الْوَرْسُ
وَالزَّعْفَرَانُ مَنْ يَدْخُلُهَا يَخْلُدُ لَا يَمُوتُ وَيَنْعَمُ لَا يَبْأَسُ
لَا يَبْلَى شَبَابُهُمْ وَلَا تُخَرَّقُ ثِيَابُهُم )) [رواه أحمد]
"Batu batanya terbuat dari emas dan perak,
sedangkan campurannya dari minyak misk yang sangat wangi, kerikilnya dari
permata dan mutiara, tanahnya dari za'faran hijau. Maka barangsiapa yang masuk
kedalamnya, ia akan kekal abadi tidak akan mati, penuh dengan kenikmatan dan
tidak ada kesulitan, serta senantiasa muda, dan pakaiannya tidak pernah
rusak".[11]
Al-Hafidz
al-Hakami mengatakan dalam untaian bait sya'irnya:
Bangunannya
terbuat dari emas dan perak
Penghuninya tak
pernah sakit lagi bising
Sedangkan debunya dari za'faran
Disana, banyak
kenikmatan yang tak tergambar
Seorang
penyair mengatakan dalam qosidahnya:
Tanah
disana dari emas sedangkan debunya wangi
Bagaikan za'faran yang tumbuh seperti
rerumputan
Sungai
berairkan susu murni mengalir dibawahnya
Serta arak yang mengalir dari hulunya
Duhai
Siapa yang hendak membeli bangunan di And
Tinggi bangunannya, Dibawah naungan kebahagian
Sebagaimana
dijelaskan oleh manusia pilihan
Disana Allah dan Jibril
memanggil dari sisinya
Duhai
Siapa yang ingin membeli rumah di Firdaus
Harganya hanya dua
raka'at dikegelapan malam tanpa terlihat
Atau
memberi seorang miskin yang kelaparan
Tatkala ia menderita kelaparan ditengah
mahalnya harga
Jiwa
ini selalu tamak terhadap dunia, sedangkan ia
Mengetahui kalau keselamatan tatkala
meninggalkannya
Tidak
ada kampung yang ditempati ketika meninggal
Melainkan rumah yang ia bangun sebelum matinya
Bangunannya
terbuat dari amal kebajikan yang ia lakukan
Namun, Bila ia bangun
dengan amal kejelekan, pasti ia kan merugi
Harta
yang kita kumpulkan hanya untuk ahli waris kita
sedangkan rumah tuk kematian roboh, ia
tidak mengetahuinya
ý Lantas
mereka merasakan adanya perubahan dalam fisik, mulai dari segi usia, tubuhnya
meninggi serta besar, warna kulitnya, serta rambutnya. Semuanya berbeda dengan
apa yang pernah dimilikinya tatkala didunia.
Di katakan dalam sebuah hadits, umur
mereka antara kisaran tiga puluh tiga tahun, tingginya enam puluh dira',
sedangkan besarnya tujuh dira', adapun warna kulitnya menjadi putih bersih, dan
rambutnya berkeriting.
Hal
itu berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ جُرْدًا مُرْدًا بِيضًا
جِعَادًا مُكَحَّلِينَ أَبْنَاءَ ثَلَاثٍ وَثَلَاثِينَ عَلَى خَلْقِ آدَمَ
سِتُّونَ ذِرَاعًا فِي عَرْضِ سَبْعِ أَذْرُعٍ )) [ رواه أحمد ]
"Akan masuk penghuni
surga dalam keadaan tanpa berpakaian, belum berjenggot, putih, berkeriting,
serta bercelak mata. Umur mereka antara tiga puluh tiga tahun, sama seperti
penciptaan Adam (dahulu) tingginya enam puluh dira' dan besarnya tujuh
dira".[12]
Berkata Ibnu Qoyim dalam
qasidahnya:
Tingginya, seperti tinggi
bapak mereka, enam puluh
Namun lebarnya, tujuh tidak kurang
Warna kulit mereka, putih
tanpa berjenggot
Keriting rambutnya, dan bercelak matanya
Inilah kesempurnaan dalam
diri seseorang
Dalam potongan rambut
serta matanya
ý Mereka
juga memperoleh bidadari yang cantik jelita.
Allah Ta'ala menjelaskan akan hal itu dalam firmanNya:
"Demikianlah, dan Kami berikan kepada
mereka bidadari". (QS ad-Dukhaan: 54).
Dan bidadari, mereka adalah
perempuan-perempuan yang berkulit putih bersih dan bermata lebar, mereka para
wanita yang berkelopak mata lebar, kulitnya indah berwarna putih, jelita penuh
pesona, dan tidak ada yang tahu hakikat rupanya sekarang melainkan Allah
Tabaraka wa ta'ala. Lebih lanjutnya simak firman Allah Ta'ala yang satu ini:
"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari
yang baik- baik lagi cantik-cantik".
(QS
ar-Rahman: 70).
Di dalam hadits dijelaskan bagaimana
akhlaknya yang begitu mulia dengan wajah yang cantik mempesona.
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan:
Didalamnya ada bidadari yang menundukan
pandangan
Para Bidadari yang cantik lagi baik-baik
Berakhlak mulia, berwajah sedu
Kebaikan dan baik adalah dua
perkara yang bergandengan
Wanit penduduk surga, mereka bagaikan
kaca yang putih bersih, lembut dan terlihat urat-uratnya dari balik kulitnya yang
mulus. Akan tetapi jangan dikira bahwa ini khusus untuk bidadari, akan tetapi,
sifat-sifat ini juga diperoleh oleh para wanita yang beriman ketika didunia.
Allah Subahanhu wa ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَعِندَهُمۡ قَٰصِرَٰتُ
ٱلطَّرۡفِ عِينٞ . كَأَنَّهُنَّ بَيۡضٞ مَّكۡنُونٞ ﴾ [الصفات: 49-48]
"Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang
tidak liar pandangannya dan jelita matanya. Seakan-akan mereka adalah telur
(burung unta) yang tersimpan dengan baik". (QS
ash-Shaffaat: 48-49).
Wanita penduduk surga, mereka
sangatlah cantik, lagi baik, mulus bagaikan permata dan marjan. Allah Ta'ala
menggambarkan akan hal tersebut dalam firmanNya:
"Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan
marjan". (QS ar-Rahman: 58).
Berkata
Imam Ibnu Qoyim:
Baunya bagaikan minyak misk, tubuhnya mempesona
Adapun warnanya bagaikan mutiara dan
permata
Dalam hadits dari Abu Sa'id al-Khudri
radhiyallahu 'anhu disebutkan, bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda tatkala menafsirkan firman Allah Ta'ala: "Seakan-akan bidadari
itu permata yakut dan marjan". Beliau bersabda:
قالَ رسولُ الله ِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ في تفسيرِ قولِهِ: (( كأنَّهُنَّ اليَاقُوتُ والمَرْجَان)) قالَ : (( ينظرُ
إلى وجهِهِ في خدِهِا أصفى مِنَ المرآة ِ وإنَّ أدْنَى لؤلؤةٍ عليها لتضيءُ ما
بينَ المشرق ِ والمغرب ِ وإنَّهُ ليكونَ عليها سبعونَ حُلَّة ً ينفذُها بصرُهُ حتى
يَرَى مُخَّ ساقِهِا مِنْ وراءِ ذلك )) [ رواه الحاكم، وقال صحيح ولم يخرجاه ]
"Apabila dilihat wajahnya mulai dari
pipinya maka ia lebih bersih dari pada kaca. Dan sesungguhnya permata yang
paling rendah adalah yang cahayanya mampu menerangi belahan timur dan barat,
dan sungguh mereka akan memakai tujuh puluh perhiasan, yang mampu menembus
pandangannya, sampai kiranya ia bisa melihat otot betis dari balik
kulitnya".[13]
Berkata
Ibnu Qoyim dalam qasidahnya:
Keduanya kan saling melihat kekasihnya
Bersama dengan keinginan,
melihat wajah bersinar
Yang memancarkan keindahan pemiliknya
Aura tubuhnya tergambar jelas dalam mata
Padanya, tersampir tujuh puluh perhiasan
Menggambarkan susunan otak dari
balik tengkuknya
Namun itu semua tergambar dari balik tubuhnya
Jelas bagaikan minuman dari balik gelas kaca
Dalam hadits lain dinyatakan, yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ تَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ
لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَالَّتِى تَلِيهَا عَلَى أَضْوَإِ كَوْكَبٍ دُرِّىٍّ فِى
السَّمَاءِ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ اثْنَتَانِ يُرَى مُخُّ
سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ وَمَا فِى الْجَنَّةِ أَعْزَبُ )) [ رواه
البخاري ومسلم ]
"Sesungguhnya kelompok pertama yang akan
masuk surga, wajahnya bagaikan bulan di malam purnama, sedangkan yang
berikutnya, bagaikan cahaya bintang yang terang di langit, dan bagi tiap orang
diantara mereka akan mendapat dua istri yang masing-masing otot betisnya bisa
terlihat dari balik dagingnya. Dan tidak ada penduduk surga yang
membujang".[14]
Kalau sekiranya wanita penduduk surga
keluar, turun kemuka bumi ini tentulah cahaya mereka akan menyinari antara
langit dan bumi, ruang bumi ini akan dipenuhi dengan bau wanginya. Sungguh
setengah bagian kepalanya mereka itu lebih baik dari dunia dan seisinya. Yang
menyaksikan hal ini adalah sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari
dalam shahihnya, dari Anas bin Malik radhiyallah 'anhu, bahwasannya Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( لَوْ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ اطَّلَعَتْ إِلَى
الْأَرْضِ لَأَضَاءَتْ مَا بَيْنَهُمَا وَلَمَلَأَتْ مَا بَيْنَهُمَا رِيحًا
وَلَنَصِيفُهَا يَعْنِي الْخِمَارَ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا )) [ رواه
البخاري ]
"Kalaulah sekiranya salah seorang wanita
dari kalangan penduduk surga menampakkan dirinya kedunia ini, tentulah
cahayanya akan memenuhi langit dan bumi, ruangan keduanya akan penuh dengan bau
harumnya. Dan setengah bagian (yaitu) tutup kepalanya itu lebih baik dari dunia
dan seisinya".[15]
Imam
Ibnu Qoyim menyatakan dalam bait qasidahnya:
Separuh jilbab yang mereka kenakan
Tak sebanding dengan seluruh harta yang
ada didunia
Wanita yang ada disurga, baik dari
kalangan bidadari maupun para wanita yang beriman. Mereka semua suci tidak
pernah lagi mengalami menstruasi dan nifas, tidak pula buang air kecil maupun besar,
demikian pula tidak mengeluarkan ludah serta segala kotoran yang ada didunia.
Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَلَهُمۡ فِيهَآ
أَزۡوَٰجٞ مُّطَهَّرَةٞۖ وَهُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ﴾ [البقرة: 25]
"Dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri
yang suci dan mereka kekal di dalamnya".
(QS
al-Baqarah: 25).
Amirul mukminin Ali bin Thalib dan
Ibnu Mas'du radhiyallahu 'anhuma, keduanya pernah berkata: "Sungguh wanita
penghuni surga, mereka tidak lagi haid, meludah serta yang lainnya".
Ibnu
Qoyim mengatakan:
Tidak lagi haid tidak pula buang air kecil
Bersih dari segala
kekurangan seperti wanita dunia
Berbicara hakikat bidadari tidak
pernah habis, kata-kata tercekat tidak mampu lagi mensifatinya. Sebagaimana yang
dikatakan oleh salah seorang penyair:
Bicaranya, membuai bagaikan hipnotis
Membuat tergila-gila,
mampu membunuh jiwa
Jika lama berbicara dengannya, tak membikin
bosan
Bila ia berbicara,
lawannya tak ingin menyetopnya
Berkata
Ibnu Qoyim:
Ucapannya membuai akal, yang berirama
Lebih indah dari suara gitar dan gendang
Para bidadari akan berdendang
melantunkan nyanyian menyambut para suaminya. Suaranya begitu merdu, menelusup
keruang hati, menyejukkan jiwa.
Semoga Allah menjadikan kaum mukminin
yang telah meninggalkan nyanyian ketika didunia, diakhirat kelak mendapatkan
itu semua, karena barangsiapa yang senang mendengarkan nyanyian tatkala didunia
ini, lalu mati tanpa diakhiri dengan taubat, dia tidak akan bisa mendengarkan
nyanyian bidadari di surga. Walaupun ketika dia masuk surga akan mendapatkan
berbagai kenikmatan kecuali nyanyian tersebut, karena disebutkan dalam pepatah;
'Siapa yang terburu-buru pada sesuatu sebelum waktunya maka pada akhirnya dia
terhalangi untuk mendapatkannya'.
Berkata
seorang penyair dalam bait syairnya:
Siapa yang tergesa-gesa untuk mendapatkan
sebelum saatnya
Maka ia tercegah untuk bisa
meraihnya
Ibnu
Qoyim juga mengatakan:
Berkata Ibnu Abbas, meriwayatkan sampai pada
Rabb kita
Semerbak angin yang
menggetarkan seluruh tubuhnya
Karena Terbuai
bersama nyanyian, yang terdengar
Oleh seorang, bagaikan
nyanyian merdu berirama
Duhai orang yang ingin mendengarkan musik,
jangan engkau tukar
Dengan buaian suara gitar
dan gendang
Bersihkan
dari itu semua, jika engkau ingin
Mendengarkan nyanyian
bidadari
Jangan engkau ganti yang berharga dengan
rendahan
Sehingga engkau dilarang
untuk mendengarkan diakhirat kelak
Inilah wanita yang ada disurga kelak,
adapun engkau wahai para pecinta wanita, rayuan dan godaan mereka, janganlah
mengecoh langkah kalian, kalaupun kita semua mendapati kekeliruan maka
dengarkanlah firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ قَالَ لَا تَثۡرِيبَ
عَلَيۡكُمُ ٱلۡيَوۡمَۖ يَغۡفِرُ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ وَهُوَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ ﴾ [يوسف: 92]
"Dia (Yusuf) berkata: "Pada hari ini
tak ada cercaan terhadap kamu, Mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia
adalah Maha Penyayang diantara Para Penyayang". (QS
Yusuf: 92).
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan dalam bait qasidahnya:
Duhai orang yang membiarkan hawa nafsunya
Engkau biarkan dirimu telanjang
dihadapan orang
Jangan engkau tukar rupa menawan dengan penyakit
Yang nampak setelah memakan barang haram
Jelek perbuatannya dalam pandangan manusia
Bagaikan setan yang berwujud insan
Tercibir karena memilih yang jelek lagi hina
Mereka zuhud dari keluasan ar-Rahman
Rupanya menipu yang dibuat-buat
Bila ia tinggalkan tentu mata enggan tuk
melihat
Tabiatnya diciptakan tuk meninggalkannya
Untuk menafkahi keluarga agar
tidak meminta-minta
Duhai para calon peminang bidadari,
jika kalian mengharap diterima lamarannya, maka hadirkan maharnya sekarang ini.
Berkata Imam Ibnu Qoyim dalam qasidah Mimiyahnya:
Duhai para peminang
bidadari, jika engkau benar
Inilah waktunya engkau mendapatkan mahar
Jauhi
segala kotoran yang merusak kesucian cintanya
Agar engkau bisa mendapatkannya, penuh dengan
kesenangan
Dan
juga dalam Nuniyahnya:
Duhai para peminang bidadari, dan para pencari
Surga nan kekal lagi abadi
Sekiranya engkau tau apa syarat dan keinginan
mereka
Tentu engkau akan keluarkan semua hartamu
Atau engkau tau dimana rumahnya
Tentu engkau akan segera mendatangi rumahnya
Sedangkan
mahar wanita surga adalah amal sholeh. seorang penyair mengatakan:
Duhai lelaki, Pinanglah seorang wanita, yang
Tidak menginginkan maharmu melainkan amal sholeh
Kisahkan
padaku, tentang cinta pertamamu yang penuh mabuk kepayang
Kecintaan pada wanita, bagaikan pedagang yang beruntung
Beramallah, gandeng selalu amalmu jangan
terputus
Pada waktunya engkau akan
menuainya
ý Mereka
juga mendapatkan makan dan minum yang lezat.
Allah
Azza wa jalla berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ مُتَّكِِٔينَ فِيهَا
يَدۡعُونَ فِيهَا بِفَٰكِهَةٖ كَثِيرَةٖ وَشَرَابٖ﴾ [ص: 51]
"Di dalamnya mereka bertelekan (diatas
dipan-dipan) sambil memakan buah-buahan yang banyak dan minuman di dalam surga
itu". (QS
Shaad: 51).
Dalam
ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ يَدۡعُونَ فِيهَا
بِكُلِّ فَٰكِهَةٍ ءَامِنِينَ ﴾ [الدخان: 55]
"Di dalamnya mereka meminta segala macam
buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran)". (QS
ad-Dukhaan: 55).
Maksudnya, mereka merasa aman dari kekhawatiran
akan kehabisan atau terhenti dan terlarang. Allah Ta'ala menjelaskan dalam
firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ وَفَٰكِهَةٖ كَثِيرَةٖ
. لَّا مَقۡطُوعَةٖ وَلَا مَمۡنُوعَةٖ ﴾ [الواقعة: 33-32]
"Dan buah-buahan yang banyak. Yang tidak
berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya". (QS al-Waaqi'ah: 32-33).
Dalam
ayat yang lain Allah Azza wa jalla berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ مَّثَلُ ٱلۡجَنَّةِ
ٱلَّتِي وُعِدَ ٱلۡمُتَّقُونَۖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ أُكُلُهَا دَآئِمٞ
وَظِلُّهَاۚ تِلۡكَ عُقۡبَى ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْۚ وَّعُقۡبَى ٱلۡكَٰفِرِينَ ٱلنَّارُ
﴾ [الرعد: 35]
"Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada
orang-orang yang takwa ialah (seperti taman), mengalir sungai-sungai di
dalamnya, buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah
tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi
orang-orang kafir ialah neraka". (QS ar-Ra'd: 35).
Allah
Ta'ala juga menjelaskan:
"Dan mereka memperoleh di dalamnya segala
macam buah-buahan..". (QS Muhammad: 15).
Dan
juga firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ كُلَّمَا رُزِقُواْ
مِنۡهَا مِن ثَمَرَةٖ رِّزۡقٗا قَالُواْ هَٰذَا ٱلَّذِي رُزِقۡنَا مِن قَبۡلُۖ وَأُتُواْ
بِهِۦ مُتَشَٰبِهٗاۖ﴾ [البقرة: 25]
"Setiap mereka diberi rezki buah-buahan
dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan
kepada kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa..". (QS al-Baqarah: 25).
Berkata Ibnu Abbas tatkala menafsirkan
makna ayat diatas; 'Maksudnya yaitu sama dalam masalah rupa serta jenisnya
namun beda dalam rasa'.
Disana juga ada buah-buahan yang tidak
asing lagi namanya serta familiar ditelinga kita. Seperti yang digambarkan oleh
Allah Ta'ala di dalam firmanNya:
"Di dalam kedua surga itu (ada macam-macam)
buah-buahan dan kurma serta delima".
(QS
ar-Rahman: 68).
Dalam
kesempatan yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَفَٰكِهَةٖ مِّمَّا
يَتَخَيَّرُونَ . وَلَحۡمِ طَيۡرٖ مِّمَّا يَشۡتَهُونَ ﴾ [الواقعة: 21-20]
"Dan buah-buahan dari apa yang mereka
pilih. Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan". (QS
al-Waaqi'ah: 20-21).
Imam
Ibnu Qoyim menyatakan dalam qasidahnya:
Makanannya, semua yang mereka inginkan
Daging burung yang lezat lagi
berdaging
Buah-buahan melimpah, sekehendak hati yang diinginkan
Duhai orang yang telah sempurna keimanannya
Bagimu,
daging, khamr, dan wanita serta buah-buahan
Indah bersama bidadari dengan segala kesenangannya
Buah-buahan surga nan banyak tersebut
bisa dinikmati dan dipetik sambil berdiri, atau duduk atau sembari
tidur-tiduran dengan bertelekan. Seperti yang disebutkan dalam firman Allah
Azza wa jalla:
"Buah-buahannya
sangatlah dekat". (QS al-Haaqah: 23).
Dan
dalam firmanNya:
"Dan buahnya dimudahkan untuk memetiknya
semudah-mudahnya". (QS al-Insaan: 14).
Demikian
pula dalam firmanNya:
"Dan buah-buahan di kedua surga itu dapat
(dipetik) dari dekat". (QS ar-Rahman: 54).
Satu ekor burung yang ada di akhirat
bagaikan seekor unta di dunia. Hal itu seperti yang telah dijelaskan dalam
sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam. Diriwayatkan dari Hudzaifah
radhiyallahu 'anhu, dia bercerita; 'Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah
bersabda:
قالَ رسولُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( إنَّ في الجنَّة ِ طيراً أمثالَ البخاتي فقال أبو بكر ٍ إنَّها
لناعمة ٌ يا رسولَ الله ِ فقالَ أنعمُ منها مَنْ يأكلُها وأنتَ ممنْ يأكلُها يا
أبا بكر )) [ رواه الحاكم ]
"Sesungguhnya
didalam surga ada seekor burung semisal al-Bukhati. Abu bakar bertanya; 'Wahai
Rasulallah, apakah ia unta muda? Beliau menjawab: 'Benar, dan akan ada yang
memakannya, dan engkau, Wahai Abu Bakar salah seorang yang ikut
memakannya".[16]
Al-Bukht
adalah unta muda yang banyak dagingnya. Seperti yang di katakan dalam sebuah
syair:
Tak
ada kehidupan hakikki melainkan hidup dengan kemulian
Orang yang mujur bukan Laila bukan pula Ummu
Salim
Namun, itulah keutamaan Allah yang Ia kehendaki
Berharaplah, duhai para
pengetuk pintuNya
Penghuni surga memakan makanan serta
minuman yang ada didalamnya, namun mereka tidak pernah kencing, membuang air
besar tidak pula mengeluarkan ingus, hanya saja yang mereka keluarkan adalah
keringat yang wangi bagaikan minyak misk, mereka bernafas dengan ucapan tasbih
seperti jiwa bernafas.
Dari
Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ : (( يَأْكُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ فِيهَا وَيَشْرَبُونَ وَلاَ
يَتَغَوَّطُونَ وَلاَ يَمْتَخِطُونَ وَلاَ يَبُولُونَ وَلَكِنْ طَعَامُهُمْ ذَاكَ
جُشَاءٌ كَرَشْحِ الْمِسْكِ يُلْهَمُونَ التَّسْبِيحَ وَالْحَمْدَ كَمَا
يُلْهَمُونَ النَّفَسَ )) قَالَ وَفِى حَدِيثِ حَجَّاجٍ « طَعَامُهُمْ ذَلِكَ » [ رواه
مسلم ]
"Penghuni
surga memakan serta minuman didalamnya, namun mereka tidak pernah kencing, dan
buang air besar tidak pula mengeluarkan ingus namun mereka mengeluarkan
keringat yang wangi bagaikan minyak misk, mereka bernafas dengan ucapan tasbih
dan tahmid bagaikan jiwa bernafas. Dalam salah satu riwayat Hajjaj dikatakan:
'Dan itulah makanannya".[17]
Berkata
Imam Ibnu Qoyim dalam lantunan qasidahnya:
Inilah, hasil makanan yang mereka makan
Keringat yang mengalir di tubuh
Wangi, bagaikan misk yang tak tercampuri
Dengan warna-warni yang mengotori
Terulang
dengan perut yang kembali lapar
Rindu pada makanan yang tak pernah habis
Ia tak
buang air kecil tidak pula besar
Tidak juga mengeluarkan ingus, seperti insan
Ia
bersendawa, yang wangi bagaikan misk
Yang menjadikan ramping, penuh pesona
Adapun bejana yang mereka gunakan
untuk menyantap makanan serta minuman maka terbuat dari emas dan perak yang
bening. Hal itu sebagaimana yang Allah
Azza wa jalla firmankan:
قال الله تعالى : ﴿ يُطَافُ عَلَيۡهِم
بِصِحَافٖ مِّن ذَهَبٖ وَأَكۡوَابٖۖ وَفِيهَا مَا تَشۡتَهِيهِ ٱلۡأَنفُسُ وَتَلَذُّ
ٱلۡأَعۡيُنُۖ وَأَنتُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ﴾ [الزخرف: 71]
"Diedarkan kepada mereka piring-piring dari
emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini
oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya". (QS az-Zukhruf: 71).
Dalam
kesempatan lain, Allah juga berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَيُطَافُ عَلَيۡهِم
بَِٔانِيَةٖ
مِّن فِضَّةٖ وَأَكۡوَابٖ كَانَتۡ قَوَارِيرَا۠ ١٥ قَوَارِيرَاْ مِن فِضَّةٖ قَدَّرُوهَا
تَقۡدِيرٗا ﴾ [سورة الإنسان : 15 - 16]
"Dan diedarkan kepada
mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca.
(Yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan
sebaik-baiknya". (QS al-Insaan: 15-16).
Maka barangsiapa yang makan atau minum
dengan menggunakan piring yang terbuat dari emas tatkala didunia, lalu
meninggal tanpa bertaubat, kelak diakhirat ia tidak bisa menggunakannya. Hal
itu, berdasarkan sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: « لَا تَشْرَبُوا فِي
آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَا تَأْكُلُوا فِي صِحَافِهَا فَإِنَّهَا
لَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَلَنَا فِي الْآخِرَة رواه » [ رواه البخاري ]
"Janganlah kalian makan dengan bejana emas
dan perak, tidak pula menyantap makanan dengan menggunakan piring dari
keduanya. Sesungguhnya itu untuk mereka (orang kafir) yang ada didunia,
sedangkan bagi kita adalah kelak diakhirat".[18]
ý Mereka
juga mendapatkan pelayan yang masih muda, dan siap melayani kebutuhannya.
Allah Azza wa jalla menjelaskan akan hal
tersebut dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ يَطُوفُ عَلَيۡهِمۡ وِلۡدَٰنٞ مُّخَلَّدُونَ ١٧ بِأَكۡوَابٖ
وَأَبَارِيقَ وَكَأۡسٖ مِّن مَّعِينٖ ١٨ لَّا يُصَدَّعُونَ عَنۡهَا وَلَا يُنزِفُونَ
١٩ وَفَٰكِهَةٖ مِّمَّا يَتَخَيَّرُونَ ٢٠ وَلَحۡمِ طَيۡرٖ مِّمَّا يَشۡتَهُونَ﴾ [سورة الواقعة:
17-21]
"Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda
yang tetap muda. Dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air
yang mengalir. Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk. Dan
buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung dari apa yang mereka
inginkan". (QS al-Waaqi'ah: 17-21).
Dalam
ayat yang lain Allah berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَيَطُوفُ عَلَيۡهِمۡ
وِلۡدَٰنٞ مُّخَلَّدُونَ إِذَا رَأَيۡتَهُمۡ حَسِبۡتَهُمۡ لُؤۡلُؤٗا مَّنثُورٗا ﴾ [الإنسان
:19 ]
"Dan mereka dikelilingi oleh
pelayan-pelayan muda yang tetap muda, apabila kamu melihat mereka, kamu akan
mengira mereka, mutiara yang bertaburan". (QS
al-Insaan: 19).
Allah
Ta'ala juga berfirman yang kaitannya sama dengan diatas:
قال الله تعالى : ﴿ وَيَطُوفُ عَلَيۡهِمۡ
غِلۡمَانٞ لَّهُمۡ كَأَنَّهُمۡ لُؤۡلُؤٞ مَّكۡنُون ﴾ [سورة الطور
: 24]
"Dan berkeliling di sekitar mereka
anak-anak muda untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang
tersimpan". (QS ath-Thuur: 24).
ý
Tidak ada kesibukkan bagi
penduduk surga melainkan hanya untuk bersenang-senang dengan makanan dan minum
serta berhubungan badan bersama istri-istrinya.
Allah Tabaraka wa ta'ala mengatakan dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ مُتَّكِِٔينَ فِيهَا
يَدۡعُونَ فِيهَا بِفَٰكِهَةٖ كَثِيرَةٖ وَشَرَابٖ ٥١ ۞وَعِندَهُمۡ قَٰصِرَٰتُ ٱلطَّرۡفِ
أَتۡرَابٌ ٥٢ هَٰذَا مَا تُوعَدُونَ لِيَوۡمِ ٱلۡحِسَابِ ٥٣ إِنَّ هَٰذَا لَرِزۡقُنَا
مَا لَهُۥ مِن نَّفَادٍ ﴾ [سورة ص :
51 - 54]
"Di dalam surga mereka bertelekan (diatas
dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman. Dan pada sisi
mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya.
Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari berhisab. Sesungguhnya ini adalah
benar-benar rezki dari Kami yang tiada habis-habisnya". (QS
Shaad: 51-54).
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan dalam bait qasidahnya:
Wanita, khamr, daging serta buah, disana
Bersama segala keindahan nan abadi
Dan sebagaimana hadits yang terdahulu,
Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( يَأْكُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ فِيهَا وَيَشْرَبُونَ وَلاَ
يَتَغَوَّطُونَ وَلاَ يَمْتَخِطُونَ وَلاَ يَبُولُونَ وَلَكِنْ طَعَامُهُمْ ذَاكَ
جُشَاءٌ كَرَشْحِ الْمِسْكِ يُلْهَمُونَ التَّسْبِيحَ وَالْحَمْدَ كَمَا
يُلْهَمُونَ النَّفَسَ )) ، قَالَ وَفِى حَدِيثِ حَجَّاجٍ «طَعَامُهُمْ ذَلِكَ » [رواه
مسلم].
"Penghuni
surga memakan serta minuman didalamnya, namun mereka tidak pernah kencing, dan
buang air besar tidak pula mengeluarkan ingus hanya saja mereka mengeluarkan
keringat yang wangi bagaikan minyak misk, mereka bernafas dengan ucapan tasbih
dan tahmid bagaikan jiwa bernafas. Dalam salah satu riwayat Hajjaj dikatakan:
'Dan itulah makanannya".[19]
Allah
Subhanahu wa ta'ala juga berfirman akan hal itu:
قال الله تعالى : ﴿ إِنَّ أَصۡحَٰبَ
ٱلۡجَنَّةِ ٱلۡيَوۡمَ فِي شُغُلٖ فَٰكِهُونَ ٥٥ هُمۡ وَأَزۡوَٰجُهُمۡ فِي ظِلَٰلٍ عَلَى
ٱلۡأَرَآئِكِ مُتَّكُِٔونَ ٥٦ لَهُمۡ فِيهَا فَٰكِهَةٞ وَلَهُم مَّا يَدَّعُونَ ﴾ [سورة يس
: 55-57]
"Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu
bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan isteri-isteri mereka
berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. di surga itu
mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta". (QS
Yaasin: 55-57).
Abdullah bin Abbas pernah ditanya
tentang kesibukan para penghuni surga, manakala mereka sudah tidak dibebani
kewajiban apapun oleh Allah Ta'ala, dimana beban taklif sudah diangkat olehNya,
maka beliau menjawab dengan jawaban yang membikin kita semua tergiur, beliau
mengatakan: "Kesibukan penduduk surga hanya makan dan minum serta merobek
keperawanan istri-istrinya ditepi pantai yang mengalir dibawahnya".[20]
Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam
pernah ditanya oleh para sahabatnya; 'Apakah penduduk surga menyentuh
(berjima') dengan istri-istrinya? Beliau bersabda:
أَنَّ ِالنَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ سُئِلَ: (( هَلْ يَمَسُّ أَهْلُ الْجَنَّةِ أَزْوَاجَهُمْ ؟ قَالَ :
نَعَمْ ، بِذَكَرٍ لاَ يَمَلُّ ، فَرْجٍ
لاَ يُحْفَى ، وَشَهْوَةٍ لاَ تَنْقَطِعُ )
[ رواه أبو نعيم ]
'Ia,
dengan keperkasaan yang tidak pernah bosan, dan kemaluan yang selalu perawan
serta syahwat yang selalu bergejolak tak pernah usai".[21]
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan:
Di beritakan pada kita, kalau kesibukan mereka
Telah datang di Yaasin, tanpa penjelas
Sibuk,
bagaikan pengantin baru, tatkala
Selesai bersua bersama saudaranya dipasar
Yang telah menyibukannya, dan hartanya
Senantiasa muda,
dan yang penting
Telah
pergi, penyakit dan tiap kesulitan
Penduduk surga akan memperoleh di
taman-taman surga rumah yan mengalir dibawahnya sungai serta diisi oleh para
bidadari yang cantik, ia bebas masuk kedalamnya lalu menggaulinya sesenang
hatinya.
Diriwayatkan dari Abu Musa al-As'ari
radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قَالَ النَّبِىَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( إِنَّ لِلْمُؤْمِنِ فِى الْجَنَّةِ لَخَيْمَةً مِنْ لُؤْلُؤَةٍ
وَاحِدَةٍ مُجَوَّفَةٍ طُولُهَا سِتُّونَ مِيلاً لِلْمُؤْمِنِ فِيهَا أَهْلُونَ
يَطُوفُ عَلَيْهِمُ الْمُؤْمِنُ فَلاَ يَرَى بَعْضُهُمْ بَعْضًا )) [ رواه مسلم ]
"Sesungguhnya bagi seorang mukmin disurga
kelak akan mendapat rumah yang terbuat dari mutiara kering, yang panjangnya
enam puluh mil. Dan di dalamnya ada sitri-istrinya yang menunggu, ia bisa
menggilirnya, dan mereka tidak bisa melihat satu sama yang lainnya".[22]
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan:
Istananya menyatu bersama
taman- taman surga
Berada di tepi sungai yang
mengalir dibawahnya
Tinggi diangkasa, menjulang
sejauh enam puluh mil
Yang pada
tiap pojoknya ada bidadari nan jelita
Melambai mesra, namun tak
terlihat
Yang lainnya, karena luasnya tempat disana
Allah bagikan untuk mu, duhai
Hati yang merindu dan berharap
dengannya
ý Mereka
berubah menjadi lebih bagus, elok dan tampan yang tidak bisa disifati dengan
untaian kata-kata.
Hal itu berdasarkan haditsnya Anas bin
Malik yang terdahulu, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمَ : (( إِنَّ فِى الْجَنَّةِ لَسُوقًا يَأْتُونَهَا كُلَّ
جُمُعَةٍ فَتَهُبُّ رِيحُ الشَّمَالِ فَتَحْثُو فِى وُجُوهِهِمْ وَثِيَابِهِمْ
فَيَزْدَادُونَ حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَرْجِعُونَ إِلَى أَهْلِيهِمْ وَقَدِ
ازْدَادُوا حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَقُولُ لَهُمْ أَهْلُوهُمْ وَاللَّهِ لَقَدِ
ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً. فَيَقُولُونَ وَأَنْتُمْ وَاللَّهِ
لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً )) [ رواه مسلم ]
"Sesungguhnya disurga ada sebuah pasar, yang biasa
dikunjungi oleh penduduknya tiap hari jum'at. Manakala angin dari sebelah
kirinya berhembus menerpa wajah-wajah serta pakaian mereka, maka hal itu,
menjadikan rupa mereka bertambah indah tampan, sehingga tatkala mereka kembali
kerumah, sedangkan mereka telah bertambah bagus dan tampan, keluarganya
menyambut sambil mengatakan; 'Demi Allah, sungguh engkau telah bertambah bagus
dan tampan'. Mereka menjawab; 'Dan kalian, sungguh demi Allah, juga bertambah
cantik dan menggairahkan".[23]
ý Dan
yang paling utama dari sekian banyak kenikmatan yang diperoleh, yaitu bisa
melihat wajah Rabbnya Yang Maha Mulia tanpa terhalangi.
Dalam sebuah ayat, dengan
tegas Allah menjelaskan akan hal tersebut:
قال الله تعالى: ﴿ وُجُوهٞ يَوۡمَئِذٖ
نَّاضِرَةٌ . إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٞ ﴾ [سورة القيامة : 22-23]
"Wajah-wajah
(orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka
melihat". (QS al-Qiyamah: 22-23).
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan:
Mereka melihat Rabb berada diatasnya
Dengan mata telanjang,
tak ada samar
Al-Qahthani
juga mengatakan dalam rangkaian bait qasidahnya:
Pada hari itu Allah akan
kita lihat, seperti kita melihat
Bulan di malam purnama nan terang
Dalam
sebuah hadits dijelaskan:
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله ُ عَنْهُ أَنَّ نَاسًا قَالُوا: (( يَا
رَسُولَ اللَّهِ هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ . فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ r: هَلْ تُضَارُّونَ فِى رُؤْيَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ
الْبَدْرِ. قَالُوا لاَ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ : هَلْ تُضَارُّونَ فِى
الشَّمْسِ لَيْسَ دُونَهَا سَحَابٌ . قَالُوا لاَ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ :
فَإِنَّكُمْ تَرَوْنَهُ كَذَلِكَ )) [رواه البخاري و مسلم]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa para
sahabat pernah bertanya kepada Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam; 'Wahai
Rasulallah, apakah kita bisa melihat Rabb kami esok pada hari kiamat? Beliau
justru melontarkan pertanyaan balik: 'Apakah kalian merasa kesulitan untuk
melihat bulan pada malam purnama? Mereka menjawa; 'Tidak, Wahai Rasullah'.
Beliau bertanya kembali; 'Apakah kalian merasa kesulitan untuk bisa melihat
matahari pada siang hari yang cerah? Tidak wahai Rasulallah, jawab mereka.
Beliau lalu bersabda: 'Sesungguhnya kalian akan melihat Rabbmu, sama seperti
melihat keduanya (tanpa kerepotan)".[24]
Berkata
al-Hafidh al-Hakami dalam qasidahnya:
Sungguh Allah pasti akan dilihat dengan mata
telanjang
Di Surga
Firdaus, tanpa ada yang memungkiri
Semua menyaksikan dengan kebenaran mata
Sama
seperti berita dalam al-Qur'an
Dan perkataan sayidul Anam
Tanpa ada keraguan
lagi kebimbangan
Melihat Rabb tanpa terhalangi
Bagaikan melihat
mentari diterik tak berawan
Maka siapapun orangnya yang beriman,
yang menginginkan bisa meraih kenikmatan surga yang tiada batas tersebut,
hendaknya beramal sholeh karena itulah kuncinya.
Dalam sebuah hadits dijelaskan, dari
Usamah bin Zaid radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
قالَ رسولَ الله ِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( ألا مُشَمِّرٌ إلى الجنَّةِ فإنَّ الجنَّة َ لا حظرَ لها هيَ وربِّ
الكعبةِ نورٌ يتلألأ ورَيْحَانَة ٌ تَهتزُّ وقَصْرٌ مشِيدٌ وثمرة ٌ نضيجة ٌ وزوجة
ٌ حسناءُ جميلة ٌ وحُلَلٌ كثيرة ٌ في دار ٍ سليمةٍ وفاكهةٍ وخَضْرَةٍ وحَبْرَةٍ
ونَعْمَةٍ ومَحَلَةٍ عَالِيةٍ بَهِّيةٍ . قالوا: نعمْ يا رسولَ اللهِ نحنُ
المُشَمِّرُون. فقالَ: قولُوا إنْ شاءَ الله! فقالَ القومُ: إنْ شاءَ الله)) [
رواهُ البزارُ وبنُ ماجه ]
"Wahai para pendaki surga, ketahuilah
sesungguhnya surga itu tidak pernah terbayang dalam benak, demi Rabb pemilik
Ka'bah, dia adalah cahaya yang terang, baunya semerbak, (didalamnya) ada istana
megah, buah-buahan siap panen, istri yang cantik lagi jelita, serta pakaian
yang banyak, di kampung keselamatan, nan banyak buahnya, hijau, penuh suka
cita, kenikmatan, dan tempat yang tinggi. Para sahabat: 'Benar wahai
Rasulalllah, kami adalah para pendaki surga'. Rasulallah mengatakan: 'Katakan
Insya Allah'. Berkata para Sahabat; 'Insya Allah'.[25]
Inilah, sebagian gambaran nikmat yang
ada di dalam surga, di mana ada begitu banyak nikmat-nikmat tersebut yang tak
tergambar baik dari al-Qur'an maupun Sunnah. Hal tersebut, sebagaimana yang
Allah Subhanahu wa ta'ala firmankan:
قال الله تعالى : ﴿ فَلَا تَعۡلَمُ نَفۡسٞ
مَّآ أُخۡفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعۡيُنٖ جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴾ [السجدة: 17]
"Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat
yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang
mereka kerjakan". (QS as-Sajdah: 17).
Yang menegaskan pada kita akan hal
tersebut, adalah sebuah hadits Qudsi yang di riwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, bahwa Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, menukil
dari Rabbnya:
قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي
الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى
قَلْبِ بَشَرٍ ))
قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ اقْرَءُوا إِنْ
شِئْتُمْ قوله تعالى : ﴿ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ
مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ ﴾ [ سورة السجدة : 17]
[ رواه البخاري ومسلم ]
"Allah Tabaraka wa ta'ala berfirman; 'Aku
telah persiapkan bagi para hambaKu yang sholeh (surga) yang tidak pernah
dilihat oleh mata, tidak pula pernah terdengar oleh pendengaran, dan tidak
pernah terlintas dibenak seseorang'.
Abu
Hurairah mengatakan; 'Jika kalian ingin bacalah firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ فَلَا تَعۡلَمُ نَفۡسٞ
مَّآ أُخۡفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعۡيُنٖ جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴾ [السجدة: 17]
"Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat
yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang
mereka kerjakan". (QS as-Sajdah: 17).[26]
Demikian juga sebuah hadits, yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قَالَ النَّبِىَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يَنْعَمُ لاَ يَبْأَسُ لاَ تَبْلَى
ثِيَابُهُ وَلاَ يَفْنَى شَبَابُهُ )) [ رواه
مسلم ]
"Barangsiapa yang masuk surga, ia akan
memperoleh kenikmatan yang tak ada hentinya, pakaiannya tidak pernah kotor, dan
senantiasa awet muda".[27]
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan:
Surga, sungguh ia tak pernah terlihat oleh mata
Tidak pula, terdengar oleh dua
telinga
Apalagi terbetik dalam khayal manusia
Tentu lebih sulit lagi merangkainya dengan
kata-kata
Al-Hafidh
al-Hakami mengatakan:
Kampung yang tak pernah terlihat mata
Tidak pula terdengar oleh telinga
Bangunannya dari emas dan perak
Penghuninya tak pernah
sakit lagi bising
Sedangkan debunya dari za'faran
Dan masih banyak
kenikmatan yang lainnya
Post a Comment