Menuju Titian Shirat
Manakala Allah Tabaraka wa ta'ala
telah selesai menghitung amalan hamba, begitu pula masing-masing telah menerima
hasilnya. Maka manusia berbondong-bondong menuju Shirat untuk meniti diatasnya
menuju surga, dan di antara mereka ada yang sebelumnya mampir dulu ke nereka
baru masuk ke surga.
Pada saat itu, tidak ada jalan untuk
bisa mencapai surga melainkan harus melewati jembatan yang dibentangkan diatas
gelegak panasnya api neraka, agar semua orang, baik kafir maupun muslim meniti
diatasnya. Dan tidak ada seorangpun di antara mereka, melainkan pasti mendatangi
hal itu, Allah Ta'ala menegaskan akan hal itu dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ وَإِن مِّنكُمۡ إِلَّا وَارِدُهَاۚ كَانَ عَلَىٰ رَبِّكَ
حَتۡمٗا مَّقۡضِيّٗا ٧١ ثُمَّ نُنَجِّي ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّنَذَرُ ٱلظَّٰلِمِينَ
فِيهَا جِثِيّٗا ﴾ [مريم: 72-71]
"Dan tidak ada seorangpun dari padamu,
melainkan mendatangi neraka itu. hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian
yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang
bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan
berlutut". (QS Maryam: 71-72).
Singkat
perjalanan Bani Adam pada saat itu, yaitu melalui beberapa kejadian
diantaranya:
ý Di
tengah jalan menuju Shirat, mereka melewati telaganya Nabi Shalallahu 'alaihi
wa sallam lalu meminum airnya.
Hal itu sebagaimana yang dijelaskan
dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliua berkata:
'Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( تَرِدُ عَلَيَّ أُمَّتِي الْحَوْضَ وَأَنَا أَذُودُ النَّاسَ عَنْهُ
كَمَا يَذُودُ الرَّجُلُ إِبِلَ الرَّجُلِ عَنْ إِبِلِهِ قَالُوا يَا نَبِيَّ
اللهِ أَتَعْرِفُنَا قَالَ نَعَمْ لَكُمْ سِيمَا لَيْسَتْ لِأَحَدٍ غَيْرِكُمْ
تَرِدُونَ عَلَيَّ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوءِ ,وَلَيُصَدَّنَّ
عَنِّي طَائِفَةٌ مِنْكُمْ فَلَا يَصِلُونَ. فَأَقُولُ يَا رَبِّ هَؤُلَاءِ مِنْ
أَصْحَابِي, فَيُجِيبُنِي مَلَكٌ فَيَقُولُ: وَهَلْ تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا
بَعْدَكَ )) [ رواه مسلم ]
"Umatku
datang ke telaga, dan aku memberi mereka satu persatu minum dari airnya,
sebagaimana seseorang memberi minum untanya. Mereka bertanya padaku; 'Wahai
Nabi Allah, apakah engkau pada waktu itu mengenali kami? Ia, jawabku. Kalian
mempunyai tanda yang tidak dimiliki oleh umat lain, aku mengenali kalian,
karena kalian datang dalam keadaan bercahaya bekas air wudhu'. Lalu aku lihat
ada sekelompok orang yang diusir dari telagaku, maka aku katakan; 'Ya Allah,
mereka para sahabatku'. Malaikat berkata padaku; 'Engkau tidak tahu apa yang
mereka ada-adakan setelah kamu meninggal".[1]
Dalam hadits yang lain di katakan, dari
Abu Hurairah, bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( إِنَّ حَوْضِي أَبْعَدُ مِنْ أَيْلَةَ مِنْ عَدَنٍ لَهُوَ أَشَدُّ
بَيَاضًا مِنْ الثَّلْجِ وَأَحْلَى مِنْ الْعَسَلِ بِاللَّبَنِ وَلَآنِيَتُهُ
أَكْثَرُ مِنْ عَدَدِ النُّجُومِ وَإِنِّي لَأَصُدُّ النَّاسَ عَنْهُ كَمَا
يَصُدُّ الرَّجُلُ إِبِلَ النَّاسِ عَنْ حَوْضِهِ . قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ
أَتَعْرِفُنَا يَوْمَئِذٍ . قَالَ نَعَمْ , لَكُمْ سِيمَا لَيْسَتْ لِأَحَدٍ مِنْ
الْأُمَمِ تَرِدُونَ عَلَيَّ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ )) [رواه
مسلم]
"Sesungguhnya
telagaku, lebarnya sepanjang Ailah sampai ke 'Adn. Airnya lebih putih dari
salju, rasanya lebih manis dari madu dan susu, (adapun) bejananya lebih banyak
dari bintang gemintang dilangit. Dan aku memberi minum manusia sebagaimana
seseorang memberi minum untanya dari telaganya.
Para Sahabata bertanya; 'Wahai Rasulallah,
Apakah pada saat itu engkau mengenali kami? Beliau bersabda: 'Ia, kalian
pada waktu itu mempunyai tanda yang tidak dimiliki oleh umat yang lain, kalian
mendatangiku dalam keadaan bercahaya, bekas air wudhu".[2]
ý Dan
Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam mendahului umatnya, menuju telaga tatkala
usai penghisaban, untuk bisa menyambut mereka disana.
Hal itu, sebagaimana dijelaskan dalam
sebuah riwayat dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
'Bahwa Nabi Shalallahu 'alahi wa sallam pernah bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ : (( إِنِّي فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ مَنْ مَرَّ عَلَيَّ شَرِبَ
وَمَنْ شَرِبَ لَمْ يَظْمَأْ أَبَدًا لَيَرِدَنَّ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ
وَيَعْرِفُونِي ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ )) [رواه البخاري ومسلم ]
"Sesungguhnya
aku nanti akan mendahului kalian menuju telaga, maka barangsiapa yang melewati
telagaku maka ia minum darinya, dan siapa yang minum darinya maka ia tidak akan
merasa haus selama-lamanya. Sungguh akan datang sekelompok kaum kepadaku, yang
aku mengetahui mereka sedangkan merekapun mengenaliku, akan tetapi ada yang
menghalangiku dan mereka".[3]
Dalam riwayat lain, yang dikeluarkan
oleh Imam Bukhari dari Abdullah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَم َ: (( أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ لَيُرْفَعَنَّ إِلَيَّ رِجَالٌ
مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لِأُنَاوِلَهُمْ اخْتُلِجُوا دُونِي فَأَقُولُ
أَيْ رَبِّ أَصْحَابِي فيَقُولُ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ )) [ رواه البخاري ]
"Aku
akan mendahului kalian menuju telaga. Sungguh akan datang sekelompok orang
diantara kalian, sampai kiranya aku telah bersiap-siap untuk menyambutnya,
namun mereka diusir (keluar dari telagaku). Maka aku katakan; 'Ya Allah, sahabatku'.
Allah berfirman: 'Kamu tidak mengetahui apa yang mereka lakukan
setelahmu".[4]
Apa
yang dilakukan begitu sampai di jembatan Ash-Shirat
Selanjutnya, ketika mereka telah
sampai dijembatan, maka Allah membagi cahaya bagi masing-masing orang, untuk
menerangi jalan yang akan dilewatinya. Hal itu, seperti yang dijelaskan oleh
Allah Subhanahu wa ta'ala di dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ يَوۡمَ تَرَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ يَسۡعَىٰ نُورُهُم بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَبِأَيۡمَٰنِهِمۖ بُشۡرَىٰكُمُ
ٱلۡيَوۡمَ جَنَّٰتٞ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ ذَٰلِكَ
هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ١٢ يَوۡمَ يَقُولُ ٱلۡمُنَٰفِقُونَ وَٱلۡمُنَٰفِقَٰتُ لِلَّذِينَ
ءَامَنُواْ ٱنظُرُونَا نَقۡتَبِسۡ مِن نُّورِكُمۡ قِيلَ ٱرۡجِعُواْ وَرَآءَكُمۡ فَٱلۡتَمِسُواْ
نُورٗاۖ فَضُرِبَ بَيۡنَهُم بِسُورٖ لَّهُۥ بَابُۢ بَاطِنُهُۥ فِيهِ ٱلرَّحۡمَةُ وَظَٰهِرُهُۥ
مِن قِبَلِهِ ٱلۡعَذَابُ ١٣ يُنَادُونَهُمۡ أَلَمۡ نَكُن مَّعَكُمۡۖ قَالُواْ بَلَىٰ
وَلَٰكِنَّكُمۡ فَتَنتُمۡ أَنفُسَكُمۡ وَتَرَبَّصۡتُمۡ وَٱرۡتَبۡتُمۡ وَغَرَّتۡكُمُ
ٱلۡأَمَانِيُّ حَتَّىٰ جَآءَ أَمۡرُ ٱللَّهِ وَغَرَّكُم بِٱللَّهِ ٱلۡغَرُورُ ﴾ [الحديد: 14-12]
"(Yaitu) pada hari ketika kamu melihat
orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan
dan di sebelah kanan mereka, (Dikatakan kepada meraka): "Pada hari ini ada
berita gembira untukmu, (yaitu) syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar". Pada hari
ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang
yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari
cahayamu". Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang
dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". Lalu diadakan di antara mereka
dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah
luarnya dari situ ada siksa.Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang
mukmin) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan
kamu?" mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu
sendiri dan menunggu (kehancuran Kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh
angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah, dan kamu telah ditipu
terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu". (QS
al-Hadiid: 12-14).
Dalam sebuah hadits, hal itu juga
diterangkan lebih gamblang lagi. Sebagaimana riwayat yang dikeluarkan oleh
ath-Thabarani dan Hakim, dari Sahabat Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu,
bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( فَيُعْطِيهِمْ نُورَهُمْ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ ، فَمِنْهُمْ
مَنْ يُعْطَى نُورَهُ مِثْلَ الْجَبَلِ الْعَظِيمِ يَسْعَى بَيْنَ يَدَيْهِ ،
وَمِنْهُمْ مَنْ يُعْطَى نُورَهُ أَصْغَرَ مِنْ ذَلِكَ ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُعْطَى
نُورًا مِثْلَ النَّخْلَةِ بِيَمِينِهِ ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُعْطَى نُورًا أَصْغَرَ
مِنْ ذَلِكَ ، حَتَّى يَكُونَ رَجُلا يُعْطَى نُورَهُ عَلَى إِبْهَامِ قَدَمِهِ
يُضِئُ مَرَّةً وَيَفِيءُ مَرَّةً ، فَإِذَا أَضَاءَ قَدَّمَ قَدَمَهُ فَمَشَى,
وَإِذَا طُفِئَ قَامَ". قَالَ: "وَالرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ أَمَامَهُمْ
حَتَّى يَمُرَّ فِي النَّارِ فَيَبْقَى أَثَرُهُ كَحَدِّ السَّيْفِ دَحْضُ
مَزِلَّةٍ". قَالَ:"وَيَقُولُ: مُرُّوا فَيَمُرُّونَ عَلَى قَدْرِ نُورِهِم ْ مِنْهُمْ
مَنْ يَمُرُّ كَطَرْفِ الْعَيْنِ ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ كَالْبَرْقِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ كَالسَّحَابِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ كَانْقِضَاضِ
الْكَوْكَبِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ
كَالرِّيحِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ كَشَدِّ الْفَرَسِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ كَشَدِّ الرَّجُلِ ، حَتَّى
يَمُرَّ الَّذِي أُعْطِيَ نُورَهُ عَلَى إِبْهَامِ قَدَمَيْهِ يَحْبُو عَلَى
وَجْهِهِ وَيَدَيْهِ وَرِجْلَيْهِ تَخِرُّ رِجْلُ, وَتَعْلَقُ رِجْلٌ, وَيُصِيبُ
جَوَانُبَهُ النَّارُ فَلا يَزَالُ كَذَلِكَ حَتَّى يَخْلُصَ، فَإِذَا خَلَصَ
وَقَفَ عَلَيْهَا. ثُمَّ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ لَقَدْ أَعْطَانِي اللَّهُ مَا
لَمْ يُعْطِ أَحَدًا أَنْ نَجَّانِي مِنْهَا بَعْدَ إِذْ رَأَيْتُهَا )) [رواه
الطبراني، والحاكم وصححه الألباني ]
"Lalu selanjutnya, mereka diberi cahaya
selaras dengan amal sholeh yang pernah dikerjakannya. Di antara mereka, ada
yang diberi cahaya tak ubahnya seperti gunung besar, yang berada didepannya.
Diantaranya juga ada yang diberi cahaya, namun lebih kecil dari yang pertama.
Diantara mereka ada yang dikasih cahaya seperti pohon kurma disebelah kanannya,
ada pula yang dikasih lebih kecil dari pohon kurma. Sampai kiranya ada
seseorang yang dikasih cahaya sebesar jari jempol kaki, yang terkadang terang
dan redup, tatkala terang ia berjalan dan bila redup ia pun berdiri menunggu. Sedangkan
Allah Azza wa jalla berada didepan mereka, melewati neraka sehingga menyisakan
jejaknya, tajam bagaikan mata pedang dan sangat licin. Setelah itu Allah
berkata; 'Lewatlah kalian'. Maka mereka semua melintasi sambil menggunakan
cahayanya masing-masing.
Sehingga ada diantara mereka, yang melintasinya
cepat bagaikan kedipan mata, ada yang secepat halilintar, ada pula yang
bagaikan awan, ada lagi yang seperti meteor, diantara mereka juga ada yang
melintasi seperti angin, ada pula yang cepat bagaikan kuda, ada yang seperti
larinya orang. Sampai ketika tiba gilirannya orang yang dikasih cahaya sejempol
tadi melintasi shirat maka ia
merangkak dengan wajah dan tangannya menyeret kakinya, dan terjuntai,
sehingga kiri kanannya terbakar api.
Demikian seterusnya, hingga sampai ditepian, maka
tatkala sampai ditepian ia berdiri membalikkan badan sambil berkata; 'Segala
puji bagi Allah, yang telah menganugerahi hambaNya, yang tidak pernah diberikan
kepada seorangpun, ketika menyelamatkan diriku darinya".[5]
ý Setelah
pembagian cahaya selesai, baru mereka diizinkan untuk meniti jembatan tersebut.
Senada dengan itu adalah haditsnya Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( يُضْرَبُ الصِّرَاطُ بَيْنَ ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ فَأَكُونُ أَنَا
وَأُمَّتِي أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُهَا وَلَا يَتَكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ إِلَّا
الرُّسُلُ وَدَعْوَى الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ وَفِي
جَهَنَّمَ كَلَالِيبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ تَخْطَفُ النَّاسَ
بِأَعْمَالِهِمْ فَمِنْهُمْ الْمُوثَقُ بِعَمَلِهِ وَمِنْهُمْ الْمُجَازَى )) [ رواه
البخاري ]
"Shirat
dibentangkan dipunggung neraka Jahanam, maka aku dan umatku adalah orang
pertama yang dibolehkan untuk menitinya. Tidak ada sepatah katapun yang keluar
dari mereka melainkan para Rasul, sedangkan do'anya para Rasul pada saat itu
adalah; Ya Allah, selamatkan, selamatkan'. Sedangkan dari dalam Jahanam api
menyambar-yambar seperti duri Sa'dan, yang merenggut manusia sesuai dengan
amalannya, maka di antara mereka ada tegar dengan amalannya dan ada pula yang
lolos".[6]
ý Diantara
kaum muslimin yang melewati Shirat terbagi menjadi tiga, ada yang mulus,
selamat, dan ada yang selamat namun gosong oleh api neraka.
Seperti yang dijelaskan dalam haditsnya
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( ثُمَّ يُضْرَبُ الْجِسْرُ عَلَى جَهَنَّمَ فَيَمُرُّ
الْمُؤْمِنُونَ فَنَاجٍ مُسَلَّمٌ وَمَخْدُوشٌ مُرْسَلٌ وَمَكْدُوسٌ فِى نَارِ
جَهَنَّمَ )) [ رواه مسلم ]
"Kemudian
titian dibentangkan diatas neraka Jahanam, lalu orang-orang beriman
melewatinya, maka ada yang selamat tanpa cacat, namun ada yang terkoyak-koyak
oleh api neraka, dan ada pula yang jatuh kedalam neraka Jahanam".[7]
Seorang
penyair Arab mengatakan:
Dibentangkan
titian di atas neraka Jahanam
Maka ada yang terpeleset
jatuh, terkoyak api dan selamat tanpa cacat
Golongan
pertama: Yaitu orang yang selamat
tanpa cacat. Mereka adalah orang-orang yang tidak tersambar api neraka, tidak
pula terkena lidah api dikarenakan amalnya yang cepat.
Dijelaskan dari Abu Hurairah dan
Hudzaifah radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( يَجْمَعُ اللهُ النَّاسَ وَتُرْسَلُ الْأَمَانَةُ وَالرَّحِمُ
فَتَقُومَانِ جَنَبَتَيْ الصِّرَاطِ يَمِينًا وَشِمَالًا فَيَمُرُّ أَوَّلُكُمْ
كَالْبَرْقِ ثُمَّ كَمَرِّ الرِّيحِ ثُمَّ كَمَرِّ الطَّيْرِ وَشَدِّ الرِّجَالِ
تَجْرِي بِهِمْ أَعْمَالُهُمْ وَنَبِيُّكُمْ قَائِمٌ عَلَى الصِّرَاطِ يَقُولُ
رَبِّ سَلِّمْ سَلِّمْ حَتَّى تَعْجِزَ أَعْمَالُ الْعِبَادِ حَتَّى يَجِيءَ
الرَّجُلُ فَلَا يَسْتَطِيعُ السَّيْرَ إِلَّا زَحْفًا. قَالَ: وَفِي حَافَتَيْ
الصِّرَاطِ كَلَالِيبُ مُعَلَّقَةٌ مَأْمُورَةٌ بِأَخْذِ مَنْ أُمِرَتْ بِهِ
فَمَخْدُوشٌ نَاجٍ وَمَكْدُوسٌ فِي النَّارِ )) [رواه مسلم]
"Kelak
pada hari kiamat, Allah akan mengumpulkan manusia dan mengutus amanah dan rahim
yang akan berdiri disisi kiri dan kanan Shirat. Lalu melewati orang pertama
dari kalian yang bagaikan buraq kemudian seperti angin, lalu bagaikan hujan dan
mereka melesat sesuai dengan amalannya. Sedangkan Nabi kalian berdiri disamping
Shirat sambil berdo'a; Ya Allah, selamatkan dirinya'. Sampai akhirnya amalan
hamba tidak sanggup lagi membantunya. Kemudian didatangkan seseorang yang tidak
mampu melewati melainkan sambil merangkak.
Beliau
melanjutkan; 'Sedangkan di sisi kiri kanan Shirat ada lidah-lidah api yang
tergantung yang siap diperintah untuk menyambar. Maka ada yang terkoyak-koyak
namun selamat dan ada pula yang terjerumus kedalam neraka".[8]
Golongan
kedua: Selamat namun terkoyak
api, mereka adalah orang-orang yang tersambar api neraka dan terkoyak oleh
lidah api dikarenakan lambatnya dia beramal ketika didunia.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda;
قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ)) [رواه مسلم]
Dan sebagaimana telah di jelaskan oleh
hadits terdahulu yang mengatakan: 'Kemudian didatangkan seseorang yang tidak
mampu melewati melainkan sambil merangkak. Sedangkan di sisi kiri kanan Shirat
ada lidah-lidah api yang tergantung, yang siap diperintah untuk menyambar. Maka
ada yang terkoyak-koyak namun selamat".[10]
Dalam hadits lain dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu
'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( آخِرُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ رَجُلٌ فَهُوَ يَمْشِى
مَرَّةً وَيَكْبُو مَرَّةً وَتَسْفَعُهُ النَّارُ مَرَّةً فَإِذَا مَا جَاوَزَهَا
الْتَفَتَ إِلَيْهَا فَقَالَ تَبَارَكَ الَّذِى نَجَّانِى مِنْكِ لَقَدْ
أَعْطَانِىَ اللَّهُ شَيْئًا مَا أَعْطَاهُ أَحَدًا مِنَ الأَوَّلِينَ
وَالآخِرِينَ )) [ رواه مسلم ]
"Orang
terakhir yang masuk surga adalah seseorang yang terkadang bisa berjalan dan
terkadang tergelincir, sehingga api terkadang menghanguskannya. Maka ketika
dirinya mampu melintasinya, ia berpaling kebelakang seraya mengatakan; 'Semoga
orang yang telah menyelamatkanku darimu diberkahi, sungguh Allah telah
memberiku sesuatu yang tidak pernah diberikan kepada seorangpun dari kalangan
pertama maupun yang paling akhir".[11]
Golongan
ketiga: Orang yang terjerumus
kedalam neraka, mereka adalah orang-orang yang tidak mempunyai amalan yang
dapat membantu dirinya, sehingga mereka tergelincir masuk kedalam neraka. Hal
tersebut, sebagaimana yang diterangkan dalam hadits terdahulu, di mana Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda; 'Sedangkan di sisi kiri dan kanan Shirat
ada lidah-lidah api yang tergantung, yang siap diperintah untuk menyambar. Maka
ada yang terkoyak-koyak namun selamat tapi ada pula yang terperosok masuk ke
dalam neraka".[12]
ý Manakala
shirat telah mereka lewati, kemudian Allah membiarkan mereka berkumpul pada
suatu tempat, yang berada diantara surga dan neraka, yang bernama Qontharah,
menunggu izin masuk surga.
Diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri
radhiyallahu 'anhu, yang menjelaskan akan hal terebut, bahwa Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( إِذَا خَلَصَ الْمُؤْمِنُونَ مِنْ النَّارِ حُبِسُوا
بِقَنْطَرَةٍ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَيَتَقَاصُّونَ مَظَالِمَ كَانَتْ
بَيْنَهُمْ فِي الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا نُقُّوا وَهُذِّبُوا أُذِنَ لَهُمْ
بِدُخُولِ الْجَنَّةِ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَأَحَدُهُمْ
بِمَسْكَنِهِ فِي الْجَنَّةِ أَدَلُّ بِمَنْزِلِهِ كَانَ فِي الدُّنْيَا )) [ رواه
البخاري ]
"Ketika
orang-orang beriman telah mampu melewati neraka, mereka tertahan di Qinthoroh,
sebuah tempat antara surga dan neraka. Mereka lalu diadili, akibat kedhaliman
yang pernah mereka lakukan ketika didunia, sampai bersih dan suci, baru setelah
itu mereka diizinkan masuk surga. Maka demi Dzat yang jiwa Muhammad berada
ditanganNya, sungguh salah seorang diantara kalian lebih paham dengan rumahnya
yang ada disurga dari pada rumahnya sendiri ketika didunia".[13]
ý Namun
ketika mereka telah mendapat izin masuk, mereka mendapati pintunya tertutup,
lalu merekapun sibuk meminta kepada para Nabi syafa'at agar memohon kepada
Allah agar dibuka pintu surga.
Hal itu sebagaimana yang dikisahkan
dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau
berkata; 'Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ : (( يَجْمَعُ اللهُ النَّاسَ فَيَقُومُ الْمُؤْمِنُونَ حَتَّى تُزْلَفَ
لَهُمْ الْجَنَّةُ فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ يَا أَبَانَا اسْتَفْتِحْ لَنَا
الْجَنَّةَ فَيَقُولُ وَهَلْ أَخْرَجَكُمْ مِنْ الْجَنَّةِ إِلَّا خَطِيئَةُ
أَبِيكُمْ آدَمَ عَلَيْهِ الْسَّلاَمُ لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ اذْهَبُوا إِلَى
ابْنِي إِبْرَاهِيمَ خَلِيلِ اللهِ عَلَيْهِ الْسَّلاَمُ قَالَ فَيَقُولُ
إِبْرَاهِيمُ لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ إِلَى مُوسَى الَّذِي كَلَّمَهُ اللهُ
تَكْلِيمًا فَيَأْتُونَ مُوسَى فَيَقُولُ لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ اذْهَبُوا إِلَى
عِيسَى كَلِمَةِ اللهِ وَرُوحِهِ فَيَقُولُ عِيسَى لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ
فَيَأْتُونَ مُحَمَّدًا r فَيَقُومُ فَيُؤْذَنُ لَهُ )) [ رواه
مسلم ]
"Kelak
Allah akan mengumpulkan manusia, maka orang-orang beriman berdiri menunggu
sehingga mereka berkumpul didekat surga. Akhirnya mereka mendatangi Adam
sembari mengatakan; 'Wahai bapak kami, mintakan kepada Allah agar pintu surga
dibuka untuk kami'. Beliau menjawab; 'Tidaklah kalian dikeluarkan dari surga
melainkan kesalahan bapakmu Adam, aku tidak pantas untuk itu, pergilah kalian
kepada anakku Ibrahim, kekasih Allah 'alihi sallam'.
Rasulallah
meneruskan; 'Maka Ibrahim mengatakan; 'Aku tidak pantas untuk itu, namun
datanglah kepada Musa yang telah Allah ajak bicara langsung'. Lalu mereka
mendatangi Musa, dan beliau mengatakan; 'Aku tidak layak untuk itu, tapi
pergilah kalian kepada Isa, ia adalah kalimat dan ruhNya. Namun Isa juga mengatakan
Aku tidak layak untuk itu, namun datanglah kalian kepada Muhammad, maka aku pun
berdiri dan diizinkan untuk itu".[14]
ý Pintu
surga pun dibuka, mereka terpukau melihat keindahannya.
Seperti yang dikisahkan dalam haditsnya
Abu Sa'id al-Khudri yang terdahulu, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: 'Sampai ketika mereka telah bersih dan suci, lalu mereka diizinkan
untuk masuk surga. Maka demi Dzat yang jiwa Muhammad berada ditanganNya,
sungguh salah seorang diantara kalian lebih paham dengan rumahnya yang ada
disurga dari pada rumahnya sendiri ketika didunia".[15]
ý Setelah
memasuki surga, terdengar suara panggilan, mengabarkan pada mereka akan
kehidupan yang tiada kematian setelahnya, sehat tanpa dihampiri penyakit,
senantiasa muda tidak pernah tua, bergelimang dengan kenikmatan.
Hal
itu tergambar jelas dalam firman Allah Azza wa jalla, seperti diantaranya:
قال الله تعالى : ﴿ لَا يَذُوقُونَ فِيهَا
ٱلۡمَوۡتَ إِلَّا ٱلۡمَوۡتَةَ ٱلۡأُولَىٰۖ وَوَقَىٰهُمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِيمِ ﴾ [سورة الدخان: 56]
"Mereka tidak akan merasakan mati di
dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab
neraka". (QS adh-Dukhaan: 56).
Dan
firman Allah Ta'ala yang lainnya:
قال الله تعالى : ﴿ أَفَمَا نَحۡنُ بِمَيِّتِينَ ٥٨ إِلَّا مَوۡتَتَنَا
ٱلۡأُولَىٰ وَمَا نَحۡنُ بِمُعَذَّبِينَ ٥٩ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ
﴾ [سورة الصافات : 58-60]
"Maka apakah kita tidak akan mati?.
Melainkan hanya kematian kita yang pertama saja (di dunia), dan kita tidak akan
disiksa (di akhirat ini)?. Sesungguhnya ini benar-benar kemenangan yang
besar. (QS ash-Shaaffat: 58-60).
Dalam hadits disebutkan, dari Abu Sa'id
al-Khudri dan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قالَ رسولَ الله ِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( يُنَادِى مُنَادٍ إِنَّ لَكُمْ أَنْ تَصِحُّوا فَلاَ تَسْقَمُوا
أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَحْيَوْا فَلاَ تَمُوتُوا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ
أَنْ تَشِبُّوا فَلاَ تَهْرَمُوا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَنْعَمُوا فَلاَ
تَبْتَئِسُوا أَبَدًا. فَذَلِكَ قَوْلُهُ عَزَّ وَجَلَّ : ﴿وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ
أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ ﴾)) [ رواه
مسلم ]
"(Dan) terdengarlah seruan, kalian akan
sehat tanpa sakit selama-lamanya, kalian akan hidup terus tanpa meninggal,
kalian akan senantiasa muda tidak pernah tua, akan selalu mendapat nikmat tidak
berputus asa selama-lamanya.
Itulah firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿وَنُودُوا أَنْ
تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ ﴾ [الأعراف : 43]
"Dan diserukan kepada
mereka: "ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu
kamu kerjakan." (QS al-A'raaf: 43).[16]
Post a Comment