Menengok Keadaan Manusia Dipadang Mahsyar
Keadaan
manusia pada saat itu, sangat beragam jenisnya, sesuai dengan tingkat amalannya
waktu didunia. Diantaranya adalah:
1. Ada
yang berdiri dibawah sinar mentari yang begitu panas, sehingga peluh dan
keringat membasahi tubuhnya.
Hal itu sebagaimana yang telah
dijelaskan dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan dari Sahabat Miqdad bin
Aswad radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Aku pernah mendengar Rasulallahu
Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ الْخَلْقِ حَتَّى
تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيلٍ,- قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ : فَوَ اللهِ
مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيلِ أَمَسَافَةَ الْأَرْضِ أَمْ الْمِيلَ الَّذِي
تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ - قَالَ: فَيَكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ
أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى كَعْبَيْهِ وَمِنْهُمْ
مَنْ يَكُونُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى حَقْوَيْهِ
وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا. قَالَ: وَأَشَارَ رَسُولُ الله
ِr بِيَدِهِ إِلَى فِيهِ )) [رواه مسلم ]
"Matahari akan didekatkan kepada makhluk
kelak pada hari kiamat, sampai ada diantara mereka yang jaraknya sejauh satu
mil -(berkata Sulaim bin Amir, salah seorang perawi hadits ini; 'Demi Allah,
aku tidak tahu apakah yang dimaksud dengan mil itu adalah jarak yang ada
didunia atau yang dimaksud yaitu sejauh mata memandang')-. Rasulallah
meneruskan; 'Adapun keringat mereka maka sesuai dengan amalan yang ia kerjakan
ketika didunia, di antara mereka ada yang sampai lututnya, ada yang sampai
betisnya, ada yang sampai dipinggangnya, bahkan ada yang sampai kemulutnya.
Berkata rawi; 'Dan Rasulallah mengisyaratkan dengan tangan ke mulutnya".[1]
Dalam hadits lain disebutkan, dari
Abu Hurairah radhiyallah 'anhu, bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( يَعْرَقُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَذْهَبَ عَرَقُهُمْ
فِي الْأَرْضِ سَبْعِينَ ذِرَاعًا وَيُلْجِمُهُمْ حَتَّى يَبْلُغَ آذَانَهُمْ)) [ رواه
البخاري و مسلم ]
"Kelak
pada hari kiamat seluruh manusia mengucurkan keringat, sampai-sampai ada yang
keringatnya membasahi bumi tujuh puluh dira', sehingga menutupi mereka sampai
ketelinganya".[2]
2. Di antara
mereka ada yang berdiri dibawah mentari disetrika dengan api neraka.
Hal itu berdasarkan sebuah hadits yang
diriwayatkan dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau bercerita:
"Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( مَا مِنْ صَاحِبِ ذَهَبٍ وَلَا فِضَّةٍ لَا يُؤَدِّي مِنْهَا
حَقَّهَا إِلَّا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ صُفِّحَتْ لَهُ صَفَائِحُ مِنْ
نَارٍ فَأُحْمِيَ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَيُكْوَى بِهَا جَنْبُهُ
وَجَبِينُهُ وَظَهْرُهُ كُلَّمَا بَرَدَتْ أُعِيدَتْ لَهُ فِي يَوْمٍ كَانَ
مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ الْعِبَادِ فَيَرَى
سَبِيلَهُ إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِمَّا إِلَى النَّارِ )) [رواه مسلم ]
"Tidaklah, seorang yang mempunyai harta
emas dan perak yang tidak ia tunaikan kewajibannya (tatkala didunia) melainkan
pada hari kiamat kelak akan dibuatkan baginya seterika dari lempengan neraka
yang dicelup kedalam nereka, lalu diseterikakan kesamping kiri dan kanan, serta
punggungnya. Apabila telah dingin maka dikembalikan lagi seperti semula, pada
suatu hari yang sama dengan Lima puluh ribu tahun lamanya, hal itu dialami
sampai diputuskan perkaranya para hamba (Oleh Allah) sehingga dia dapat melihat
jalannya, apakah ke surga atau ke neraka".[3]
3. Ada yang
menelungkup dibawah injakan kaki binatang sembari digigiti olehnya.
Seperti yang telah disebutkan dalam
haditsnya Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: 'Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ : (( مَا مِنْ صَاحِبِ إِبِلٍ وَلَا بَقَرٍ وَلَا غَنَمٍ لَا يُؤَدِّي
مِنْهَا حَقَّهَا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ بُطِحَ لَهَا بِقَاعٍ قَرْقَرٍ
تَطَؤُهُ بِأَخْفَافِهَا وَأَظْلَافِهَا وَتَعَضُّهُ بِأَفْوَاهِهَا كُلَّمَا مَرَّ
عَلَيْهِ أُولَاهَا رُدَّ عَلَيْهِ أُخْرَاهَا فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ
خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ الْعِبَادِ فَيَرَى سَبِيلَهُ
إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِمَّا إِلَى النَّارِ )) [رواه مسلم ]
"Tidaklah, seorang yang mempunyai harta
onta, atau sapi dan kambing yang dia tidak tunaikan kewajibannya (ketika
didunia) melainkan pada hari kiamat kelak mereka semua akan menginjak-injak
mencakar serta menginggitnya, tatkala sembuh yang pertama maka dikembalikan
seperti semula. Pada hari yang sama dengan Lima puluh ribu tahun lamanya, hal
itu sampai diputuskan perkaranya para hamba (oleh Allah) sehingga pada akhirnya
dia melihat jalannya, apakah ke surga atau ke neraka".[4]
4. Dan tidak
sedikit pula yang berada dibawah naungan ar-Rahman Tabaraka wa Ta'ala.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam
sebuah hadits yang masyhur, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya
Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: (( سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا
ظِلُّهُ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ , وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ , وَرَجُلٌ
قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ , وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ
اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ , وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ
مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ , فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهَ , وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ
بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ يَمِينُهُ مَا تُنْفِقُ شِمَالُهُ ,
وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا , فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ )) .. [رواه البخاري ومسلم]
"Ada tujuh golongan yang akan berada
dibawah naungan Allah, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naunganNya.
(mereka adalah) Imam yang adil, pemuda yang gemar ibadah, orang yang hatinya
selalu merindukan masjid, dua orang yang berkumpul karena Allah dan berpisah
karena Allah, dan seorang pria yang diajak zina oleh wanita yang cantik jelita,
lalu mengatakan: 'Sungguh aku takut kepada Allah', orang yang bersedekah
sembunyi-sembunyi, sampai tangan kirinya tidak mengetahuinya apa yang
disedekahkan oleh tangan kanannya, dan orang yang menyebut nama Allah tatkala
sendirian matanya menangis (karena takut)".[5]
5. Di antara
mereka ada yang berada dibawah naungan sedekahnya.
Berdasarkan sebuah hadits, dari Uqbah
bin Amir radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: 'Aku mendengar Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam pernah bersabda:
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: (( كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى
يُفْصَلَ بَيْنَ النَّاسِ أَوْ قَالَ: يُحْكَمَ بَيْنَ النَّاسِ )) [رواه أحمد]
"Tiap
insan akan berada dibawah naungan sedekahnya, sampai dipisah antara sesama
insan. Atau beliau mengatakan; 'Sampai dihukumi manusia".[6]
Setelah berlalu waktu yang begitu
panjang tersebut, yang penuh dengan kegalutan dan kesulitan menunggu dipadang
Mahsyar, maka selanjutnya:
ý Allah Tabaraka wa Ta'ala mengizinkan manusia
untuk mencari Syafa'at.
Kejadian yang menegangkan tersebut,
tergambar dengan jelas dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ مَاجَ النَّاسُ بَعْضُهُمْ فِي
بَعْضٍ فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ فَيَقُولُ
لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِإِبْرَاهِيمَ فَإِنَّهُ خَلِيلُ الرَّحْمَنِ
فَيَأْتُونَ إِبْرَاهِيمَ فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِمُوسَى
فَإِنَّهُ كَلِيمُ اللَّهِ فَيَأْتُونَ مُوسَى فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ
عَلَيْكُمْ بِعِيسَى فَإِنَّهُ رُوحُ اللهِ وَكَلِمَتُهُ فَيَأْتُونَ عِيسَى
فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِمُحَمَّدٍ r فَيَأْتُونِي فَأَقُولُ أَنَا لَهَا فَأَسْتَأْذِنُ
عَلَى رَبِّي فَيُؤْذَنُ لِي وَيُلْهِمُنِي مَحَامِدَ أَحْمَدُهُ بِهَا لَا
تَحْضُرُنِي الْآنَ فَأَحْمَدُهُ بِتِلْكَ الْمَحَامِدِ وَأَخِرُّ لَهُ سَاجِدًا
فَيَقُولُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ وَقُلْ يُسْمَعْ لَكَ وَسَلْ تُعْطَ
وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ )) ] رواه البخاري ومسلم
[
"Pada hari kiamat kelak manusia
berbondong-bondong mendatangi Adam, lalu memelas kepadanya dengan mengatakan:
'Mintakanlah syafa'at kepada Rabbmu'. Namun beliau beralasan, Itu bukan
bagianku, akan tetapi datanglah kalian kepada Ibrahim, sesungguhnya beliau
adalah kekasih Allah, lanjutnya. Lalu mereka mendatangi Ibrahim, dan beliau
mengatakan; 'Aku tidak sanggup, datanglah kepada Musa, sesungguhnya dia adalah
kalimu Rahman (orang yang diajak bicara oleh Allah), maka mereka mendatangi
Musa, akan tetapi beliau mengatakan: 'Aku tidak mampu', namun pergilah kalian
ke Isa, sesungguhnya dia adalah ruh dan kalimatnya Allah'. Selanjutnya mereka
mendatangi Isa, beliau mengatakan; 'Itu bukan bagianku, akan tetapi pergilah
kalian kepada Muhammad'. Mereka kemudian mendatangiku, maka aku katakan;
'Akulah yang akan maju'. Lalu aku meminta izin kepada Rabbku, dan diizinkan.
Kemudian aku diilhami dengan puji-pujian yang aku haturkan, yang belum aku
ketahui sekarang. Maka aku memuji dengan puji-pujian tersebut sambil sujud'.
Lalu Allah berfirman; 'Wahai Muhammad, angkat kepalamu, katakan maka akan
didengarkan, mintalan pasti akan diberi, berilah syafa'at maka akan dikabulkan".[7]
ý Setelah
Allah Ta'ala Mengizinkan Nabi Muhammad meminta syafa'at serta mengabulkannya,
maka datanglah Allah ke tempat perhimpunan tersebut.
Allah
Ta'ala berfirman:
"Dan datanglah Tuhanmu sedang Malaikat
berbaris-baris". (QS al-Fajr: 22).
Dalam
ayat yang lain Allah juga berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَأَشۡرَقَتِ ٱلۡأَرۡضُ
بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ ٱلۡكِتَٰبُ وَجِاْيٓءَ بِٱلنَّبِيِّۧنَ وَٱلشُّهَدَآءِ
وَقُضِيَ بَيۡنَهُم بِٱلۡحَقِّ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ ٦٩ وَوُفِّيَتۡ كُلُّ نَفۡسٖ
مَّا عَمِلَتۡ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِمَا يَفۡعَلُونَ ﴾ [الزمر: 69-70]
"Dan terang benderanglah bumi (padang
Mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Rabbnya, dan diberikanlah buku (perhitungan
perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah Para Nabi dan saksi-saksi dan
diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.
Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya
dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan". (QS az-Zumar: 69-70).
ý Lalu
di nampakan setiap amalan para hamba, tatkala didunia.
Hal
sebagaimana yang tertera di dalam firman Allah Azza wa jalla:
قال الله تعالى : ﴿ هَٰذَا كِتَٰبُنَا
يَنطِقُ عَلَيۡكُم بِٱلۡحَقِّۚ إِنَّا كُنَّا نَسۡتَنسِخُ مَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ﴾ [الجاثية: 29]
"(Allah
berfirman): "Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan terhadapmu dengan
benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu
kerjakan". (QS
al-jaatsiyah: 29).
Dan
juga firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ وَكُلَّ إِنسَٰنٍ
أَلۡزَمۡنَٰهُ طَٰٓئِرَهُۥ فِي عُنُقِهِۦۖ وَنُخۡرِجُ لَهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ كِتَٰبٗا
يَلۡقَىٰهُ مَنشُورًا ١٣ ٱقۡرَأۡ كِتَٰبَكَ كَفَىٰ بِنَفۡسِكَ ٱلۡيَوۡمَ عَلَيۡكَ حَسِيبٗا ﴾ [الإسراء: 13-14]
"Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami
tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. dan
Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.
"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab
terhadapmu". (QS al-Israa': 13-14).
ý Tatkala
manusia melihat catatan amalannya mereka semua mengakuinya.
Allah
Azza wa jalla menjelaskan hal itu dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ وَوُضِعَ ٱلۡكِتَٰبُ
فَتَرَى ٱلۡمُجۡرِمِينَ مُشۡفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَٰوَيۡلَتَنَا مَالِ
هَٰذَا ٱلۡكِتَٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةٗ وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحۡصَىٰهَاۚ وَوَجَدُواْ
مَا عَمِلُواْ حَاضِرٗاۗ وَلَا يَظۡلِمُ رَبُّكَ أَحَدٗا ﴾ [الكهف: 49]
"Dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan
melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di
dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang
tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia
mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada
(tertulis). dan Rabbmu tidak Menganiaya seorang pun". (QS
al-Kahfi: 49).
ý Namun
ketika mereka semua sudah mengakuinya, mereka berbalik mengingkarinya.
Allah
Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ إِلَىٰ رَبِّكَ يَوۡمَئِذٍ
ٱلۡمُسۡتَقَرُّ ١٢ يُنَبَّؤُاْ ٱلۡإِنسَٰنُ يَوۡمَئِذِۢ بِمَا قَدَّمَ وَأَخَّرَ ١٣
بَلِ ٱلۡإِنسَٰنُ عَلَىٰ نَفۡسِهِۦ بَصِيرَةٞ ١٤ وَلَوۡ أَلۡقَىٰ مَعَاذِيرَهُۥ ﴾ [القيامة: 12-15]
"Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu
tempat kembali. Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah
dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas
dirinya sendiri. Meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya". (QS al-Qiyaamah: 12-15)
ý Bila
keadaannya seperti itu, maka Allah menghadirkan bukti yang akan bersaksi atas
perbuatannya.
Apabila manusia sudah mengakui
perbuatannya tatkala didunia, kemudian mereka mengelak maka Allah menghadirkan
bukti konkrit dengan mendatangkan saksi-saksi, diantara saksi-saksi tersebut
yaitu:
a.
Angggota Badan
Ia dihadirkan sebagai saksi atas
perbuatan yang pernah dilakukannya ketika didunia, hal itu, sebagaimana yang
termaktub dalam firman Allah Azza wa jalla:
قال الله تعالى : ﴿ ٱلۡيَوۡمَ نَخۡتِمُ
عَلَىٰٓ أَفۡوَٰهِهِمۡ وَتُكَلِّمُنَآ أَيۡدِيهِمۡ وَتَشۡهَدُ أَرۡجُلُهُم بِمَا كَانُواْ
يَكۡسِبُونَ ﴾ [سورة يس:
65]
"Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan
berkatalah kepada Kami tangan mereka dan kaki mereka memberi kesaksian terhadap
apa yang dahulu mereka usahakan". (QS Yaasiin: 65).
Dalam
ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ حَتَّىٰٓ إِذَا مَا
جَآءُوهَا شَهِدَ عَلَيۡهِمۡ سَمۡعُهُمۡ وَأَبۡصَٰرُهُمۡ وَجُلُودُهُم بِمَا كَانُواْ
يَعۡمَلُونَ ﴾ [سورة فصلت:
20]
"Sehingga apabila mereka sampai ke neraka,
pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang
apa yang telah mereka kerjakan". (QS Fushshilat: 20)
b.
Para malaikat yang kita
telah diperintahkan untuk mengimani adanya, dengan masing-masing tugas yang
mereka pikul. Seperti halnya:
Yang
pertama: Malaikat yang ditugaskan
untuk mencatat semua ucapan kita. Hal
itu seperti yang tertera dalam firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ إِذۡ يَتَلَقَّى
ٱلۡمُتَلَقِّيَانِ عَنِ ٱلۡيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ قَعِيدٞ ١٧ مَّا يَلۡفِظُ مِن
قَوۡلٍ إِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيبٌ عَتِيد ﴾ [سورة ق :17-18]
"(Yaitu)
ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah
kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang
diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat pengawas yang selalu
hadir". (QS
Qaaf: 17-18).
Kedua:
Para Malaikat yang ditugasi untuk mencatat segala perbuatan kita. Allah Azza wa
jalla berfirman menegaskan hal tersebut dalam ayatNya:
"Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat
(pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS al-Infithaar: 11-12).
Ketiga: Para Malaikat yang bertugas mencatat sholat
lima waktu yang dihadirinya. Berdasarkan sebuah hadits shahih yang diriwayatkan
dari Abu Hurairah radhiyallah 'anhu, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
pernah bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( الْمَلَائِكَةُ يَتَعَاقَبُونَ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ
وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ
الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ
وَهُوَ أَعْلَمُ فَيَقُولُ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ
يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ يُصَلُّونَ ))
[ رواه البخاري ]
"(Ada para malaikat yang bergantian tugas),
yaitu malaikat malam dengan malaikat siang. Mereka biasanya berkumpul pada
waktu sholat shubuh dan sholat ashar, kemudian para malaikat malam naik
kelangit menghadap Allah, lalu Allah bertanya pada mereka. Sedangkan Dia Maha
Mengetahui, Allah bertanya bagaimana keadaan para hambaKu ketika kamu
tinggalkan. Mereka menjawab; 'Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sholat dan
kami jumpai mereka pun sedang sholat".[8]
Keempat: Para malaikat yang ikut hadir pada waktu sholat
jum'at untuk mencatat amal kebajikan. Hal itu berdasarkan haditsnya Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( إِذَا كَانَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ كَانَ عَلَى كُلِّ بَابٍ مِنْ
أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ الْمَلَائِكَةُ يَكْتُبُونَ الْأَوَّلَ فَالْأَوَّلَ
فَإِذَا جَلَسَ الْإِمَامُ طَوَوْا الصُّحُفَ وَجَاءُوا يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ ))
[ رواه البخاري ]
"Apabila hari jum'at, adalah para Malaikat
berada pada tiap pintu masjid untuk mencatat siapa orangnya yang datang paling
awal, dan jika imam naik mimbar maka mereka semua menutup buku catatannya guna
ikut mendengarkan khutbah".[9]
Kelima: Para Malaikat yang bertugas menjaga serta
melindungi dirinya. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah Ta'ala dalam
firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٞ
مِّنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ يَحۡفَظُونَهُۥ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۗ ﴾ [سورة الرعد : 11]
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang
selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah..". (QS ar-Ra'd: 11).
c.
Bumi di mana ia dulu berpijak.
Berdasarkan
firman Allah Ta'ala:
"Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.
karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu)
kepadanya". (QS az-Zalzalah: 4-5).
ý Manakala
Allah Ta'ala telah menetapkan amal perbuatan insan dengan menghadirkan
saksi-saksi sebagi penguat, maka amal perbuatan mulai dihisab. Lalu
dibentangkan timbangan guna menimbang amalan para hamba.
Hal
itu berdasarkan firman Allah Azza wa jalla:
قال الله تعالى : ﴿ وَنَضَعُ ٱلۡمَوَٰزِينَ
ٱلۡقِسۡطَ لِيَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ فَلَا تُظۡلَمُ نَفۡسٞ شَيۡٔٗاۖ وَإِن كَانَ مِثۡقَالَ
حَبَّةٖ مِّنۡ خَرۡدَلٍ أَتَيۡنَا بِهَاۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَٰسِبِينَ ﴾ [سورة الأنبياء : 47]
"Kami akan memasang timbangan yang tepat
pada hari kiamat, Maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika
(amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya.
Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan". (QS al-Anbiya': 47).
Al-Hafidh
al-Hakami mengatakan dalam bait syairnya:
Timbangan
adalah benar adanya, tak ada kedhaliman
Tiada ditimbang dari hamba
kecuali amalannya
Orang
yang berhasil, dialah yang kebajikannya lebih banyak
Sedangkan yang buruk tenggelam bersama kejelekannya
ý Barangsiapa
yang lebih banyak kebajikan dari amal jeleknya maka dia selamat.
Allah
Ta'ala berfirman akan hal itu dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ وَٱلۡوَزۡنُ يَوۡمَئِذٍ
ٱلۡحَقُّۚ فَمَن ثَقُلَتۡ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ٨ وَمَنۡ
خَفَّتۡ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُم بِمَا كَانُواْ
بَِٔايَٰتِنَا يَظۡلِمُونَ ﴾ [سورة الأعراف: 8-9]
"Timbangan pada hari itu ialah kebenaran
(keadilan), Maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah
orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka
itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu
mengingkari ayat-ayat Kami". (QS al-A'raf: 8-9).
ý Kemudian
diberikan ijazah keberhasilannya, yaitu sebuah kitab yang diterima dari sebelah
kanan, serta pengumuman kesuksesannya.
Dalam
surat al-Haaqah, secara panjang lebar Allah menjelaskan hal tersebut. Allah
Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ فَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ
كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ فَيَقُولُ هَآؤُمُ ٱقۡرَءُواْ كِتَٰبِيَهۡ ١٩ إِنِّي ظَنَنتُ
أَنِّي مُلَٰقٍ حِسَابِيَهۡ ٢٠ فَهُوَ فِي عِيشَةٖ رَّاضِيَةٖ ٢١ فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٖ
٢٢ قُطُوفُهَا دَانِيَةٞ ٢٣ كُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ هَنِيَٓٔۢا بِمَآ أَسۡلَفۡتُمۡ فِي
ٱلۡأَيَّامِ ٱلۡخَالِيَةِ ﴾ [سورة الحاقة : 19-24]
"Adapun orang-orang yang diberikan
kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, Maka Dia berkata: "Ambillah,
bacalah kitabku (ini)". Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku
akan menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang
diridhai. Dalam syurga yang tinggi. Buah-buahannya dekat. (Kepada mereka
dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah
kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu". (QS
al-Haaqqah: 19-24).
Dalam
ayat yang lain Allah Azza wa jalla berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ $¨Br'sù ô`tB ÎAré& ¼çmt7»tGÏ. ¾ÏmÏYÏJuÎ/ . t$öq|¡sù
Ü=y$ptä $\/$|¡Ïm
#ZÅ¡o
. Ü=Î=s)Ztur
#n<Î) ¾Ï&Î#÷dr& #Yrçô£tB ﴾ [الإنشقاق: 7-9]
"Adapun orang yang diberikan kitabnya dari
sebelah kanannya. Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah. Dan
dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan
gembira". (QS al-Insyqaaq: 7-9).
ý Siapa
yang ringan timbangan kebaikannya, maka dialah orang yang merugi dan gagal.
Allah
Tabaraka wa ta'ala berfirman menggambarkan akan hal itu:
قال الله تعالى : ﴿ وَمَنۡ خَفَّتۡ مَوَٰزِينُهُۥ
فَأُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُم بِمَا كَانُواْ بَِٔايَٰتِنَا يَظۡلِمُونَ ﴾ [الأعراف: 9]
"Dan siapa yang ringan timbangan
kebaikannya, Maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan
mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami". (QS al-A'raaf: 9).
ý Maka
dilemparkan ijazah kegagalannya, sambil diterima kitabnya dari sebelah kiri,
lantas diumumkan dihadapan khalayak.
Hal
itu sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah Ta'ala di dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ وَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ
كِتَٰبَهُۥ بِشِمَالِهِۦ فَيَقُولُ يَٰلَيۡتَنِي لَمۡ أُوتَ كِتَٰبِيَهۡ ٢٥ وَلَمۡ
أَدۡرِ مَا حِسَابِيَهۡ ٢٦ يَٰلَيۡتَهَا كَانَتِ ٱلۡقَاضِيَةَ ٢٧ مَآ أَغۡنَىٰ عَنِّي
مَالِيَهۡۜ ٢٨ هَلَكَ عَنِّي سُلۡطَٰنِيَهۡ ٢٩ خُذُوهُ فَغُلُّوهُ ٣٠ ثُمَّ ٱلۡجَحِيمَ
صَلُّوهُ ٣١ ثُمَّ فِي سِلۡسِلَةٖ ذَرۡعُهَا سَبۡعُونَ ذِرَاعٗا فَٱسۡلُكُوهُ﴾ [الحاقة: 32-25]
"Adapun orang yang diberikan kepadanya
kitabnya dari sebelah kirinya, Maka Dia berkata: "Wahai alangkah baiknya
jika kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui
apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan
segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah
hilang kekuasaanku daripadaku. "(Allah berfirman): "Peganglah dia
lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api
neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya
tujuh puluh hasta". (QS al-Haaqqah: 25-32).
Dalam
ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ وَرَآءَ
ظَهۡرِهِۦ ١٠ فَسَوۡفَ يَدۡعُواْ ثُبُورٗا ١١ وَيَصۡلَىٰ سَعِيرًا ١٢ إِنَّهُۥ كَانَ
فِيٓ أَهۡلِهِۦ مَسۡرُورًا ١٣ إِنَّهُۥ ظَنَّ أَن لَّن يَحُورَ ١٤ بَلَىٰٓۚ إِنَّ رَبَّهُۥ
كَانَ بِهِۦ بَصِيرٗا ١٥ ﴾
[الانشقاق: ١٠، ١٥]
"Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya
dari belakang. Maka dia akan berteriak: "Celakalah aku". Dan dia akan
masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). Sesungguhnya dia dahulu (di
dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). Sesungguhnya dia
menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya). (Bukan
demikian), yang benar, sesungguhnya Rabbnya selalu melihatnya". (QS al-Insyiqaaq: 10-15).
Post a Comment