Kematian Adalah Sebuah Kepastian
Kematian Adalah Sebuah Kepastian
Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga
tercurah kepada Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah
dengan benar melainkan Allah Ta’alla semata yang tidak ada sekutu bagi -Nya, dan aku juga bersaksai
bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi wa
sallam adalah seorang hamba dan utusan -Nya. Amma ba'du:
Dalam
sebuah ayat didalam al-Qur'an Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
﴿ كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَإِنَّمَا
تُوَفَّوۡنَ أُجُورَكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۖ فَمَن زُحۡزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدۡخِلَ
ٱلۡجَنَّةَ فَقَدۡ فَازَۗ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ
١٨٥ ﴾ [ال عمران : 185]
"Tiap-tiap yang berjiwa
pasti akan merasakan mati. dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan".
(QS al-Imraan: 185).
Al-Hafidh
Ibnu Katsir menjelaskan maksud ayat diatas dalam tafsirnya: "Allah ta'ala
mengkabarkan secara umum bahwa seluruh makhluk yang dikarunia nyawa pasti
dirinya akan merasakan kematian. Ayat ini senada dengan firman -Nya:
﴿ كُلُّ مَنۡ عَلَيۡهَا فَانٖ ٢٦ وَيَبۡقَىٰ وَجۡهُ رَبِّكَ ذُو ٱلۡجَلَٰلِ
وَٱلۡإِكۡرَامِ ٢٧ ﴾ [الرحمن: 26-27]
"Semua yang ada di
bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan
kemuliaan". (QS ar-Rahmaan: 26-27).
Hanya Allah Shubhanhu wa ta’alla semata
Dzat yang Maha Hidup, kekal tidak pernah mati, sedangkan jin dan manusia mereka
semua mengalami kematian. Demikian pula para malaikat dan pembawa Arsy juga
mati, tinggal Allah Yang Maha Esa yang mempunyai kebesaran yang akan tetap
kekal, menjadi Dzat yang akhir seperti halnya menjadi Dzat yang awal.
Dan ayat ini sekaligus sebagai ucapan belasungkawa
bagi seluruh manusia, karena tidak akan ada seorangpun yang tersisa dimuka
bumi, melainkan semua pasti akan mati. Sehingga apabila telah selesai waktunya,
nuthfah pun telah menjadi kosong ditulang rusuk anak Adam sesuai hikmah dan
takdir Allah Shubhanhu wa ta’alla,
maka pada saat itu tamatlah riwayat manusia, dan pada saat itulah kiamat Allah Shubhanhu wa ta’alla akan ditegakkan,
kemudian seluruh makhluk akan dibalas selaras dengan amalannya, baik yang agung
atau sepele, banyak atau sedikit, besar atau kecil. Dan
Allah Shubhanhu
wa ta’alla tidak akan mendzalimi
seorang pun walau hanya seberat biji sawi. Oleh karena itu Allah tabaraka wa
ta'ala berfirman:
﴿ كوَإِنَّمَا تُوَفَّوۡنَ أُجُورَكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۖ ١٨٥ ﴾ [ال عمران : 185]
"Dan sesungguhnya
pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu". (QS al-Imraan: 185). [1]
Pelajaran
yang bisa diambil dari ayat ini:
1.
Bahwa seorang manusia seberapa
panjang umur yang dimilikinya dalam kehidupan ini, tentu kematian pasti sebagai
akhir dari episode hidupnya serta jalan yang akan dilaluinya. Allah Shubhanahu wa ta'ala menegaskan akan hal itu dalam
firman -Nya:
﴿ إِنَّكَ مَيِّتٞ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ ٣٠ ﴾ [الزمر : 30]
"Sesungguhnya kamu
akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)". (QS az-Zumar: 30).
Seorang penyair mengatakan:
Setiap anak manusia walau
panjang umurnya
Pasti pada suatu ketika akan
diusung diatas keranda
Ada lagi yang mengatakan:
Kematian adalah pintu yang
tiap orang akan melewatinya
Duhai sekiranya setelah
mati tidak ada lagi kehidupan
Dibawakan oleh Thabarani didalam
Mu'jamul Ausathnya sebuah hadits dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu, yang
menceritakan: 'Bahwa Nabi Muhammad Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « جاء جبريل إلى النبي صلى الله عليه و سلم
فقال يا محمد عش ما شئت فانك ميت واعمل ما شئت فانك مجزي به واحبب من شئت فانك
مفارقه واعلم ان شرف المؤمن قيام الليل وعزه استغناؤه عن الناس » [أخرجه الطبراني]
"(Pada suatu hari) Jibril
datang padaku, sembari berkata: 'Wahai Muhammad, hiduplah semaumu, namun engkau
pasti akan mati. Dan cintailah siapa yang engkau mau, sesungguhnya engkau pasti
akan berpisah dengannya. Dan beramallah semaumu, sesungguhnya engkau pasti akan
menemui balasannya. Ketahuliah mukmin yang paling mulia adalah yang sholat
malam, dan perkara itu banyak ditinggalkan oleh manusia". HR ath-Thabarani dalam Mu'jamul Austah 4/306
no: 4278. Dihasankan oleh al-Albani dalam silsilah ash-Shahihah no: 831.
2.
Sesungguhnya Allah Shubhanhu wa ta’alla tidak
akan mendhalimi seorangpun. Namun, justru -Dia
akan memberi balasan pada mereka serta menambah dengan karunia -Nya. Allah Shubhanhu wa
ta’alla sendiri yang menerangkan akan hal itu dalam
firman -Nya:
﴿ وَنَضَعُ ٱلۡمَوَٰزِينَ ٱلۡقِسۡطَ
لِيَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ فَلَا تُظۡلَمُ نَفۡسٞ شَيۡٔٗاۖ وَإِن كَانَ مِثۡقَالَ
حَبَّةٖ مِّنۡ خَرۡدَلٍ أَتَيۡنَا بِهَاۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَٰسِبِينَ ٤٧ ﴾ [الأنبياء : 47]
"Kami akan memasang
timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka tidaklah dirugikan seseorang barang
sedikitpun. dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami
mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan".
(QS al-Anbiyaa: 47).
Dan dalam ayat lain Allah
ta'ala berfirman:
﴿ وَمَن يَعۡمَلۡ مِنَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ
وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَلَا يَخَافُ ظُلۡمٗا وَلَا هَضۡمٗا ١١٢ ﴾ [ طه: 112]
"Dan
barangsiapa mengerjakan amal-amal yang shaleh dan ia dalam keadaan beriman,
maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak
(pula) akan pengurangan haknya".
(QS Thaahaa: 112).
3.
Kemenangan yang menjadikan
dirinya berhasil selamat dari neraka, serta masuk kedalam surga disebabkan oleh
amal shaleh.
Dijelaskan dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu
'anhuma, beliau berkata: "Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ
النَّارِ وَيَدْخُلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ
بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَلْيَأْتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِى يُحِبُّ أَنْ
يُؤْتَى إِلَيْهِ » [أخرجه البخاري]
"Barangsiapa yang ingin dirinya selamat dari
siksa api neraka, dan dimasukkan ke dalam surga hendaknya mendatangi tujuannya
yaitu beriman kepada Allah dan hari akhir, lalu datang kepada orang lain yang
senang akan hal tersebut". HR Muslim no: 1844.
4.
Ayat mulia diatas menunjukkan betapa
rendahnya dunia, dimana dalam ayat disifati hanya sekedar kesenangan yang
melalaikan yang akan sirna, oleh karena itu siapa saja yang lebih mendahulukan
dunia dari pada akhirat, negeri yang kekal maka dirinya adalah orang yang
merugi dan lemah akal, sehingga Allah Shubhanhu wa ta’alla berfirman
tentang orang seperti ini:
﴿ بَلۡ تُؤۡثِرُونَ ٱلۡحَيَوٰةَ
ٱلدُّنۡيَا ١٦ وَٱلۡأٓخِرَةُ خَيۡرٞ وَأَبۡقَىٰٓ ١٧﴾ [الأعلى : 16-17]
"Tetapi
kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat
adalah lebih baik dan lebih kekal".
(QS al-A'laa: 16-17).
Dalam ayat lain Allah Shubhanhu wa ta’alla juga menjelaskan:
﴿ وَمَآ أُوتِيتُم مِّن شَيۡءٖ فَمَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا
وَزِينَتُهَاۚ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ خَيۡرٞ وَأَبۡقَىٰٓۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ ٦٠ ﴾ [القصص: 60]
"Dan
apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi
dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih
kekal. maka apakah kamu tidak memahaminya?". (QS al-Qashash: 60).
Dalam sebuah hadits riwayat
Muslim dijelaskan bahwa Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِى الآخِرَةِ
إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ - وَأَشَارَ يَحْيَى
بِالسَّبَّابَةِ - فِى الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ » [أخرجه مسلم]
"Demi Allah, tidaklah dunia ini dibanding
akhirat kecuali semisal jari telunjuk kalian yang dimasukkan kedalam –beliau
mengisyaratkan dengan telunjuknya- laut, lihatlah berapa yang kembali".
HR Muslim no: 2858. Dari sahabat Mustaurid radhiyallahu 'anhu.
Dan Abu Qatadah menafsirkan
firman Allah ta'ala:
﴿ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ ١٨٥ ﴾ [ال عمران : 185]
"Kehidupan
dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan". (QS al-Imraan: 185).
Beliau mengatakan:
"Kehidupan dunia tidak lain hanyalah perhiasan yang akan ditinggalkan,
demi Allah Shubhanhu wa ta’alla yang tidak ada ilah yang
berhak disembah dengan benar kecuali -Dia, perkara itu banyak
melalaikan penghuninya, maka ambillah perhiasan ini untuk ketaatan kepada –Nya bila kalian sanggup, karena
tidak ada daya melainkan dari Allah azza wajalla".
5.
Bahwa kemenangan hakiki ialah
ketika bisa masuk ke dalam surga dan selamat dari api neraka. Allah Shubhanahu wa ta'ala menjelaskan perbedaan
penduduk neraka dan surga dalam firman -Nya:
﴿ لَا يَسۡتَوِيٓ أَصۡحَٰبُ
ٱلنَّارِ وَأَصۡحَٰبُ ٱلۡجَنَّةِۚ أَصۡحَٰبُ ٱلۡجَنَّةِ هُمُ ٱلۡفَآئِزُونَ ٢٠﴾ [الحشر: 20]
"Tidaklah
sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga, penghuni surga
itulah orang-orang yang beruntung".
(QS al-Hasyr: 20).
Dalam ayat lain Allah ta'ala berfirman:
﴿ مَّن يُصۡرَفۡ عَنۡهُ يَوۡمَئِذٖ فَقَدۡ رَحِمَهُۥۚ وَذَٰلِكَ
ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡمُبِينُ ١٦ ﴾ [الأنعام: 16]
"Barang
siapa yang dijauhkan azab dari padanya pada hari itu, Maka sungguh Allah telah
memberikan rahmat kepadanya. dan itulah keberuntungan yang nyata". (QS al-An'aam: 16).
Dan surgalah keberuntungan
yang sejati, Allah ta'ala berfirman:
﴿ لِّيُدۡخِلَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا وَيُكَفِّرَ
عَنۡهُمۡ سَئَِّاتِهِمۡۚ وَكَانَ ذَٰلِكَ عِندَ ٱللَّهِ فَوۡزًا عَظِيمٗا ٥ ﴾ [الفتح: 5]
"Supaya
Dia memasukkan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan supaya Dia
menutupi kesalahan-kesalahan mereka. dan yang demikian itu adalah keberuntungan
yang besar di sisi Allah". (QS
al-Fath: 5).
6.
Didalam ayat Allah ta'ala
mengkabarkan, -Dia adalah Maha Benar, bahwa
kematian adalah hak atas tiap jiwa, maka percaya hal itu serta banyak
mengingatnya merupakan tradisi orang cerdas dikalangan orang-orang beriman.
Karena akan mengantarkan mereka untuk mempersiapkan diri, tidak tertipu dengan
kemilaunya dunia serta berlepas dari perbuatan dosa dan maksiat.
Diriwayatkan dalam sebuah
hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « فأكثروا من ذكر هادم اللذات الموت » [أخرجه الترمذي]
"Perbanyaklah kalian mengingat pemutus
kenikmatan yaitu kematian". HR at-Tirmidzi no: 2307. Beliau mengatakan
hadits hasan shahih gharib. Dan dinilai shahih oleh al-Albani didalam shahih
sunan Tirmidzi 2/266 no: 1877.
Dalam riwayat Ibnu Majah
dibawakan sebuah hadits dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, beliau
menceritakan:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « جاء رجل من الأنصار فسلم على رسول الله
صلى الله عليه و سلم ثم قال : يا رسول الله أي المؤمنين أفضل ؟ قال : أحسنهم خلقا قال : فأي المؤمنين
أكيس ؟ قال : أكثرهم للموت ذكرا و أحسنهم له
استعدادا قبل أن ينزل بهم أولئك من الأكياس » [أخرجه ابن ماجه]
"Pernah ada seorang sahabat dari kalangan
Anshar datang kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam
lalu mengucapkan salam pada beliau dan berkata: 'Ya Rasulallah, orang mukmin
seperti apakah yang paling afdhal? Beliau menjawab: 'Yang paling baik
akhlaknya'. Dia lalu bertanya kembali: 'Lantas siapa mukmin yang paling cerdas?
Nabi bersabda: 'Orang yang paling banyak mengingat kematian, lalu berusaha
sebaik mungkin untuk mempersiapkannya, maka merekalah orang-orang yang cerdas". HR Ibnu Majah no:
4259. Dihasankan oleh al-Albani dalam silsilah ash-Shahihah no: 1384.
7.
Dalam penggalan firman Allah
diatas, tepatnya yang berbunyi:
﴿ وَإِنَّمَا تُوَفَّوۡنَ أُجُورَكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۖ ١٨٥ ﴾ [ال عمران : 185]
"Dan
sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu". (QS al-Imraan: 185).
Sebagai hiburan bagi
orang-orang yang beriman atas musibah yang mereka alami ketika didunia, serta
bagi orang yang sabar ketika melakukan kebaikkan, menahan jiwa, sabar atas
gangguan yang menimpa, serta ridho atas ketentuan dan takdir, maka pembalasan
terbesar hanyalah akan dirasakan kelak pada hari kiamat.
Didalam ayat ini juga sebagai
peringatan bagi orang kafir, orang dhalim dan ahli maksiat atas perbuatan
mereka, karena sesungguhnya balasan yang sejati ada pada hari kiamat, Allah
ta'ala berfirman:
﴿ ذَرۡهُمۡ يَأۡكُلُواْ وَيَتَمَتَّعُواْ وَيُلۡهِهِمُ ٱلۡأَمَلُۖ فَسَوۡفَ
يَعۡلَمُونَ ٣ ﴾ [الحجر: 3]
"Biarkanlah
mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh
angan-angan (kosong), Maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan
mereka)". (QS al-Hijr: 3).
Dalam kesempatan lain Allah
azza wa jalla berfirman:
﴿ وَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱللَّهَ
غَٰفِلًا عَمَّا يَعۡمَلُ ٱلظَّٰلِمُونَۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمۡ لِيَوۡمٖ تَشۡخَصُ فِيهِ ٱلۡأَبۡصَٰرُ
٤٢﴾ [ إبراهيم: 42]
"Dan
janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang
diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh
kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka)
terbelalak". (QS Ibrahim: 42).
Akhirnya
kita tutup dengan memuji Allah Shubhanhu wa ta’alla, Rabb semesta alam. Shalawat
serta salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Nabi kita Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam,
dan merambah kepada keluarga beliau serta seluruh sahabatnya.
Post a Comment