Shalawat Kepada Nabi, Keutamaan Serta Faidahnya
Shalawat Kepada Nabi, Keutamaan Serta Faidahnya
Segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, kami memuji -Nya,
memohon pertolongan dan ampunan kepada
-Nya, kami berlindung kepada Allah Shubhanahu
wa ta’alla dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami.
Barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa ta’alla beri
petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa
ta’alla sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya
petunjuk.
Aku bersaksi bahwasannya tidak
ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Shubhanahu wa ta’alla semata, tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan
aku bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam Shalallahu
‘alaihi wa sallam adalah
hamba dan rasul -Nya.
Allah ta'ala berfirman:
﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ ١٠٢ ﴾ [ آل عمران: 102]
"Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam". (QS al-Imraan: 102).
﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا ٗا كَثِيرٗا وَنِسَآءٗۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ
ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبٗا ١ ﴾ [النساء: 1]
"Hai sekalian manusia,
bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan
dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama -Nya kamu saling meminta satu
sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu". (QS
an-Nisaa': 1).
﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدٗا ٧٠ يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن
يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا ٧١ ﴾ [الأحزاب: 70-71]
"Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.
Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu
dosa-dosamu. dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul -Nya, maka sesungguhnya ia telah
mendapat kemenangan yang besar".
(QS al-Ahzab: 70-71).
Sesungguhnya
sebenar-benar ucapan adalah kitabullah (al-Qur'an) dan sebaik-baik petunjuk
ialah petunjuk Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam (as-Sunah). Dan seburuk-buruk perkara adalah
yang di ada-adakan dalam agama, dan setiap yang diada-adakan dalam agama adalah
bid'ah, setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka. Amma
Ba'du:
Inilah
jilid ketiga dari kitab saya ad-Durarul Muntaqah yang mencakup dua juz
sekaligus di dalamnya yaitu juz ke enam dan ketujuh. Di mana terkandung pada
tiap juznya lima puluh lima untaian nasehat. Dan isinya masih sama seperti yang
sebelumnya, yang mana aku berpegang teguh untuk tidak menyebut di dalamnya dari
hadits-hadits Nabi melainkan yang telah dinyatakan shahih, supaya para pembaca
budiman merasa tentram dan yakin dengan hal itu, bersamaan dengan itu juga, aku
telah mudahkan bagi para pembaca untuk bisa mengoreksi dan melihat langsung
kepada sumber penukilannya jika memang sekiranya para pembaca suka akan hal
itu.
Disamping
itu, aku juga beri harakat bagi tiap hadits yang aku bawakan, demikian juga
sebagian ucapannya para ulama, agar para pembaca bisa dengan mudah dan benar
membacanya, sebagai tanggapan bagi para pembaca yang mulia.
Kemudian,
aku haturkan rasa terimakasihku kepada para masyayaikh yang telah banyak
membantuku dalam buku ini, diantaranya: Syaikh kami Hamd bin Abdullah
al-Jum'ah, dan Syaikh Ghalib al-Mutahiri…serta banyak lagi selain mereka yang
tidak senang untuk disebut namanya disini.
Akhirnya,
aku memohon kepada Allah ta'ala agar menjadikan buku ini bermanfaat bagi
pengumpulnya, pembaca, penerbit serta yang mendengarnya. Dan supaya menjadikan
amalan ini ikhlas hanya mengharap wajah -Nya
yang Mulia, dan menerimanya, karena sesungguhnya -Dia adalah Dzat yang Maha Pemurah.
Segala
puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, Rabb
semesta alam. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada nabi kita Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam kepada
keluarga serta seluruh sahabatnya.
Shalawat
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa
sallam Shalallahu
‘alaihi wa sallam , Keutamaan Serta Faidahnya
Segala
puji hanya bagi Allah ta'ala. Shalawat serta salam kepada Rasulallah Shalallahu
‘alaihi wa sallam . Aku bersaksi bahwasannya tidak ada ilah yang
berhak untuk di ibadahi dengan benar melainkan Allah Shubhanhu wa
ta’alla semata, tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan aku bersaksi bahwasnnya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan rasul -Nya. Amma ba'du:
Sesungguhnya
Allah Shubhanahu wa
ta'ala mengutus nabi kita Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rahmat bagi seluruh alam, dan juru
selamat bagi siapa saja yang beriman dengannya dari kalangan para ahli tauhid,
sebagai pemimpin bagi kalangan orang-orang yang bertakwa, hujah atas para
makhluk semuanya, serta pemberi syafa'at pada hari kiamat, yang Allah ta'ala utus dirinya tatkala kosong dari para
rasul, maka dengannya Allah Shubhanahu wa ta'ala
memberi petunjuk kepada jalan yang lurus
serta penjelas jalan tersebut bagi umat manusia. Kemudian Allah Shubhanahu wa ta'ala
mewajibkan bagi para hamba -Nya
untuk mentaatinya, tunduk kepadanya serta menjaga dan menunaikan hak-haknya,
salah satunya yaitu dengan bershalawat dan mengucapkan salam penghormatan
kepadanya.
Berkata
sebagian para ulama: 'Termasuk diantara kekhususan yang dimilik oleh Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam,
bahwasannya tidak ada didalam al-Qur'an tidak pula pada selainya yang mana
Allah ta'ala berdo'a kepadanya, maka ini termasuk kekhususan yang Allah Shubhanahu wa ta'ala khusus
berikan kepadanya dari seluruh kalangan para nabi'.[1] Lebih jelasnya yaitu dalam sebuah firman -Nya:
﴿ إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ
يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ
وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا ٥٦﴾ [الأحزاب
:
56]
"Sesungguhnya Allah dan
malaikat-malaikat -Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya". (QS al-Ahzab: 56).
Di
riwayatkan oleh imam Bukhari di dalam kitab shahihnya dari haditsnya Abu
Aliyah, beliau mengatakan: '(Maksud) shalawatnya Allah Shubhanahu wa ta'ala ialah
pujian untuknya di sisi para malaikat, sedangkan maksud shalawatnya para
malaikat ialah do'a untuknya'. Sedangkan Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma
menyatakan: '(Maksud) para malaikat bershalawat ialah memintakan berkah
kepadanya'. Demikian riwayat yang ada didalam shahih Bukhari secara mu'alaq
(tanpa disebut sanadnya) dari keduanya.[2]
Adapun
Ibnu Katsir mengatakan di dalam tafsirnya: 'Maksud dari ayat ini ialah,
bahwasannya Allah tabaraka wa ta'ala mengabarkan kepada para hamba -Nya tentang kedudukan hamba sekaligus
nabi -Nya di sisi -Nya dihadapan penduduk langit, di mana Allah Shubhanahu wa ta'ala
memujinya di hadapan para malaikat terdekat -Nya. Dan bahwasannya para malaikat juga ikut
mendo'akan keberkahan kepadanya, kemudian Allah ta'ala memerintahkan untuk para
penduduk bumi yang berada dibawah supaya bershalawat dan menghaturkan salam
penghormatan kepadanya, agar terkumpul pada Nabi pujian dari penduduk langit
yang berada di atas dan penduduk bumi yang ada di bawah seluruhnya'. [3]
Ada
banyak sekali hadits-hadits yang menjelaskan akan keutamaan bershalawat kepada
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa
sallam. Di antaranya apa yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad di dalam
Musnadnya dari haditsnya Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ
صَلَوَاتٍ وَحَطَّ عَنْهُ عَشْرَ خَطِيئَاتٍ »
[ أخرجه أحمد ]
"Barangsiapa yang
bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sebanyak
sepuluh kali, serta menghapus sepuluh kejelekannya". HR Ahmad 19/57
no: 11998.
Di
dalam Sunan Abu Dawud, beliau meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم: «لا تجعلوا بيوتكم قبورا ولا تجعلوا قبري
عيدا وصلوا علي فإن صلاتكم تبلغني حيث كنتم »
[ أخرجه أبو داود ]
"Jangan jadikan
rumah-rumah kalian seperti kuburan, dan jangan jadikan oleh kalian kuburanku
sebagai tempat perayaan, (namun) bershalawatlah kalian kepadaku, sesungguhnya
shalawat kalian akan sampai kepadaku dimanapun kalian berada". HR Abu
Dawud no: 2042. dinyatakan Shahih oleh al-Albani dalam shahih at-Tirmidzi no:
1796.
Sedangkan
imam at-Timidzi didalam Sunannya meriwayatkan dari haditsnya Ubai bin Ka'ab
radhiyallahu 'anhu, ia menceritakan: 'Aku pernah bertanya kepada Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam: 'Ya
Rasulallah, saya senang memperbanyak shalawat kepadamu, berapa seharusnya aku
bershalawat kepadamu? Beliau menjawab: 'Sesuka hatimu'. Bagaimana kalau
seperempat, tanyaku lagi. Beliau berkata: 'Kalau kamu suka, tapi kalau engkau
tambah tentu itu lebih baik bagimu'. Aku tanya kembali: 'Setengah? Kalau kamu
senang, namun, jika engkau tambah itu lebih baik bagimu. Jawab beliau. Aku
katakan kembali: 'Bagiamana kalau seperdua? Jika kamu mau, tapi bila engkau
tambah tentu itu lebih baik bagimu. Kata beliau kembali. Kemudian aku katakan
kepada beliau: 'Saya akan jadikan untukmu seluruh shawalatku'. Beliau
mengatakan: 'Jika benar, keinginanmu itu sudah cukup, dan dengan sebab itu
engkau akan diampuni dosa-dosamu'. HR at-Tirmidzi no: 2457. beliau mengatakan:
Hadits Hasan Shahih.
Imam
Ibnu Qoyim menjelaskan makna hadits di atas, dengan perkataannya: 'Guru kami
pernah di tanya (maksudnya Syaikhul Islam) tentang makna hadits ini, lalu
beliau mengatakan: 'Adalah kebiasaan Ubai bin Ka'ab mempunyai do'a yang biasa
di gunakan untuk mendo'akan dirinya. Lalu dia bertanya kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, apakah
boleh menjadikan seperempat do'anya tersebut digunakan untuk bershalawat
kepadanya. Maka beliau mengatakan, bila engkau mau, namun kalau sekiranya
ditambah tentu itu lebih baik bagimu. Bagaimana kalau setengah, kalau ditambah
lagi tentu lebih baik lagi untukmu. Dan dia masih tetap menawar sampai akhirnya
beliau mengatakan, akan aku jadikan seluruhnya untuk bershalawat kepadamu,
maksudnya akan aku jadikan do'a ku
seluruhnya untuk bershalawat kepadamu. Mendengar hal tersebut maka Nabi
mengatakan: 'Jika benar sekiranya demikian, maka sudah cukup apa yang menjadi
keinginanmu, dan akan diampuni dosa-dosamu. Karena barangsiapa yang bershalawat kepada Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam satu shalawat saja, maka Allah azza wa jalla
akan bershalawat atasnya sebanyak sepuluh kali. Sehingga kalau Allah Shubhanahu wa ta'ala saja
telah bershalawat kepadanya maka keinginannya sudah tercukupi dan akan akan
diampuni dosa-dosanya". Ibnu Qoyim mengatakan: 'Kurang lebih demikian
makna ucapannya'. [4]
Berikut
beberapa faidah tentang keutamaan shalawat kepada Nabi:
·
Dalam rangka memenuhi perintah Allah
azza wa jalla.
·
Meneladani perbuatan Allah tabaraka
wa ta'ala tatkala bershalawat kepada Nabi -Nya.
Walaupun jelas jauh berbeda antara shalawat kita dengan shalawatnya Allah ta'ala.
Karena maksud shalawat kita kepadanya ialah do'a serta permohonan berkah
sedangkan shalawatnya Allah azza wa jalla adalah pujian dan pemuliaan.
·
Bahwasannya dengan bershalawat akan
mengangkat derajat dan menghapus kejelekan, sebagaimana telah lewat keterangannya
di dalam hadits-hadits yang lalu.
·
Bahwasannya di harapkan dengan sebab
itu akan terkabulkan do'anya orang yang sedang berdo'a, apabila di tutup dengan
membaca shalawat. Di mana do'anya akan
terangkat naik dengan sebab itu sampai kepada Rabb seluruh makhluk. Di
riwayatkan oleh Dailami di dalam kitabnya Musnad Firdausnya dari haditsnya
Anas, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « كل دعاء محجوب حتى يصلي على النبي » [أخرجه الديلمي ]
"Setiap do'a terhalangi sampai sekiranya ia mau bershalawat
kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam ". HR Dailami no: 4754. Dan
dinyatakan hasan oleh al-Albani dalam Silsilahnya 5/57 no: 2035.
·
Bisa sebagai penutup kesedihan
seorang hamba. Seperti yang diterangkan didalam hadits Ubai yang telah lalu,
tatkala dirinya mengatakan kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, akan saya jadikan seluruhnya untuk
bershalawat kepadamu. Maka beliau mengatakan: 'Jika benar, maka itu sudah mampu
mencukupi keinginanmu, dan akan diampuni dosa-dosamu'. Dan kisah dalam masalah
ini sangatlah banyak. Di kisahkan bahwa ada salah seorang yang sedang banyak
sekali di rundung masalah bersama rekan kerjanya, sedangkan dalam rumah
tangganya juga tidak jauh berbeda, penuh dengan gundah dan kesedihan. Maka
dirinya dikasih tahu supaya memperbanyak bershalawat kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, akhirnya
dirinya mengikuti saran tersebut dan terus menekuninya. Kemudian tidak selang
beberapa lama keadaan hidupnya berubah yang tadi selalu dirundung kesedihan
menjadi bahagia dan dalam kesenangan.
·
Bahwa shalawat kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam termasuk diantara hak-hak yang harus
ditunaikan oleh umatnya sebagai timbal balik balasan atas kebaikan yang sangat
agung yang mereka peroleh dengan sebab beliau.
Adapun lafad shalawat tersebut, maka hal itu
juga sangat beragam, sedangkan pada kesempatan kali ini, saya cukupkan hanya
membawakan dua saja, yaitu:
Pertama: Sebagaimana hadits yang dikeluarkan oleh Imam
Bukhari dan Muslim didalam kitabnya, dari haditsnya Abdurahman bin Abu Laila,
dia menceritakan: 'Aku pernah bertemu dengan Ka'ab bin Ujrah radhiyallahu 'anhu,
lalu beliau mengatakan: 'Maukah engkau aku beri hadiah sebuah kalimat yang
pernah aku dengar langsung dari Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam . Aku jawab: 'Tentu, berikan hadiah tersebut
padaku'. Dia mengatakan: 'Kami pernah bertanya kepada Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam , kami
katakan pada beliau; 'Ya Rasulallah, bagaimana kami bershalawat kepada ahli
bait. Karena Allah Shubhanahu wa
ta'ala telah mengajari kami bagaimana cara bershalawat
kepadamu? Maka beliau menjawab:
قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم: « اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ
مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ » [أخرجه البخاري ومسلم ]
"Ucapakanlah: 'Ya
Allah, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad, dan kepada keluarga Nabi
Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan shalawat kepada Nabi Ibrahim dan
kepada keluarga Nabi Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Agung.
Dan limpahkanlah keberkahan kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa
sallam dan kepada keluarga Nabi
Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada Nabi Ibrahim
dan kepada keluarha Nabi Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha
Agung". HR Bukhari no: 3370 dan Muslim no: 406.
Kedua:
Masih sama dari riwayatnya Bukhari dan Muslim didalam kitab shahihnya, dari
haditsnya Abu Humaid as-Sa'idi radhiyallahu 'anhu, bahwasannya mereka
mengatakan: 'Ya Rasulallah, bagaimana kami harus bershalawat atasmu? Maka
beliau menjawab: 'Ucapkanlah:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ
وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ
حَمِيدٌ مَجِيدٌ » [ أخرجه البخاري ومسلم ]
"Ya Allah,
limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad, dan kepada istri-istri dan
keturunannya, sebagaimana Engkau telah melimpahkan shalawat kepada keluarga
Nabi Ibrahim. Dan limpahkanlah keberkahan kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi
wa sallam dan kepada istri-istri dan
keturunanya, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada keluarga
Nabi Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung". HR
Bukhari no: 3369 dan Muslim no: 407.
Sedangkan
tempat-tempat yang dianjurkan untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam , maka itu juga sangat banyak sekali, dan saya
sebutkan di sini beberapa, diantaranya:
1.
Setelah tasyahud pada tiap sholat.
Dan membaca shalawat merupakan rukun sholat setelah tasyahud akhir menurut
sebagian para ulama.
2.
Di dalam tasyahud awal dan di
penghujung do'a qunut witir.
3.
Dalam sholat jenazah setelah takbir
kedua.
4.
Tatkala hendak masuk dan akan keluar
dari masjid.
5.
Ketika ada suatu kaum sedang
berkumpul, dan di baca sebelum mereka berpisah, berdasarkan dengan sebuah
hadits.
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: «
ما جلس قوم مجلسا لم يذكروا الله فيه ولم
يصلوا على نبيهم إلا كان عليهم ترة فإن شاء عذبهم وإن شاء غفر لهم » [ أخرجه الترمذي ]
"Tidaklah suatu kelompok bermajelis (berkumpul), lalu mereka
sama sekali tidak menyebut Allah di dalamnya, serta tidak memberi shalawat
kepada Nabi mereka, melainkan atas mereka kerugian dan penyesalan, dan jika
sekiranya Allah menghendaki akan mengadzab mereka dan jika menghendaki
mengampuni mereka". HR at-Tirmidzi no: 3380, Beliau menyatakan hadits
ini hasan shahih.
1.
Tatkala sedang dalam keadaan sedih
dan ditimpa musibah serta memohon ampunan ketika berdo'a.
2.
Manakala akan membuka khutbah ketika
akan mengajar atau yang lainnya, di ucapkan bersamaan dengan pujian kepada
Allah ta'ala dan manakala usai dalam khutbahnya tersebut.
3.
Dipermulaan siang (pagi hari) dan di
sore hari di ucapkan bersamaan dengan dzikir pagi dan petang.
4.
Tatkala di sebut beliau Shalallahu ‘alaihi wa sallam, seperti
yang telah diterangkan di dalam sebuah hadits:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « الْبَخِيلُ الَّذِي مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ
يُصَلِّ عَلَيَّ » [ أخرجه الترمذي ]
"Orang yang bakhil ialah orang yang disebutkan namaku disisinya
lalu dirinya tidak mengucapkan shalawat atasku". HR at-Tirmidzi no:
3546. Beliau mengatakan: Hadits hasan shahih gharib.
Dan
tempat-tempat yang lainnya, yang masih banyak lagi. Akhirnya saya ucapkan segala puji hanya bagi
Allah Shubhanahu
wa ta'ala, Rabb semesta alam. Semoga shalawat serta salam
selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam, kepada keluarga beliau dan para sahabatnya
[1] . Lihat Khutbahnya as-Sakhawi didalam kitabnya
al-Qaulul Badi' hal: 5 dengan sedikit perubahan. Dan kitab Mursyidul Mukhtar
ila khasaisil Mukhtar karya Muhammad bin Thulun hal: 397. dan dinukil dari
kitab Jala'ul Afham fii Fadhli shalati wa salaam ala Khairil Anam hal: 5.
Post a Comment